Disusun oleh : Nama : Gina Antini NIM : 1708212 Program Studi : Diploma III Keperawatan
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN KAMPUS DAERAH DI SUMEDANG 2020 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan stuktur dan juga fungsi tubuh sebagai hasil dari proses pematangan. Proses ini merupakan adanya proses perubahan sel-sel tubuh, jaringan, organ-organ, dan juga sistem organ. Sehingga bagian-bagian tersebut dapat memenuhi fungsinya. Tahapan ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan (Ari, 2014). Pertumbuhan dan perkembangan akan mengalami peningkatan yang sangat pesat pada usia dini yaitu usia 0-3 tahun. Pada masa ini pula sering disebut sebagai “ Golden Age “ . Perkembangan yang terjadi dalam kurun waktu 4 tahun pertama sama besarnya dengan perkembanganyang terjadi pada kurun waktu 14 tahun berikutnya. Itulah sebabnya kenapa pada masa ini disebut dengan golden age karena setelah melewati masa ini, berapun kapabilitas kecerdasan yang dicapai oleh masing-masing individu tidak akan mengalami peningkatan lagi (Uce, 2017). Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang ada 2 yaitu genetik dan lingkungan. Genetik adalah modal dasar untuk mencapai hasil akhir dari tumbuh kembang anak, yang termasuk kedalam faktor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, dan suku bangsa. Sedangkan faktor lingkungan adalah faktor lingkungan yang tidak memadai seperti asupan gizi, infeksi penyakit, kekerasan pada anak dan sebagainya (Ari, 2014). Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan anak dilakukan dengan pemeriksaan perkembangan secara berkala, apakah perkembangan balita sesui dengan umurnya atau telah terjadi penyimpangan. Terdapat tiga parameter yang dipakai untuk menilai perkembangan anak diantaranya yaitu perkembangan kognititif (gerakan motorik halus, gerakan motorik kasar), bahasa, kepribadian (Ari, 2014). Depatemen kesehatan dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009 yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan semua orang untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu salah satunya dari status gizi anak. Sebab anak merupakan generasi penerus bangsa ( Novitasari, 2016 ). Menciptakan tumbuh kembang anak yang baik memerlukan nutrisi yang adekuat. Kualitas maupun kuantitas makanan yang kurang baik akan menyebabkan gizi kurang. Gizi berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak (Gunawan et al., 2011). Saat ini salah satu masalah gizi pada anak yang sedang dihadapi adalah masalah pertumbuhan balita yaitu Berat Badan di Bawah Garis Berah ( BGM). BGM merupakan hasil penimbangan dimana hasil berat badan anak dibawah garis merah pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS). Tidak semua anak dengan BGM dapat menggambarkan gizi buruk pada balita, hal ini masih harus di lihat dari hasil tinggi badan anak tersebut. Apabila tinggi badan sesuai dengan dengan umur maka keadaan ini dapat menjadi titik waspada untuk orang tua agar tidak terlanjur menjadi lebih buruk lagi (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017). Dampak dari kekurangan gizi dapat mempengaruhi banyak organ dan sistem. Khusus pada perkembangan dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi otak. Apabila terjadi kekurangan gizi pada usia dibawah 2 tahun maka akan menyebabkan sel otak berkurang 15% - 20%, sehingga kelak di kemudian hari mempunyai kualitas otak sekitar 80% - 85% (Gunawan et al., 2011). Selain itu dampak dari kurang gizi yang lebih parah bisa menyebabkan kematian pada anak balita. Penyebab utama kematian pada anak balita yaitu sebesar 54% adalah anak balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah. Indonesia peringkat kelima di Dunia dengan anak balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dengan jumlah anak balita yang berat badan di Bawah Garis Merah mencapai 7,7 juta anak balita (Novitasari et al., 2016) Beberapa penelitian menunjukan bahwa jumlah balita dibawah garis merah cukup tinggi, seperti hasil penelitian Novitasari (2016) terdapat 30,2 %, Alamsyah & Rohmady ( 2015) 3,79 %, dan (Natalia, n.d.) 33,3%. Menurur penelitian Gunawan et al (2011) , menyatakan bahwa dari 31 anak balita yang mengalami gizi buruk terdapat 2 balita dengan perkembangan yang tidak sesui dengan usianya. Menurut Solihin & Anwar, (2013) faktor yang berkaitan dengan perkembangan kognitif anak balita adalah status gizi balita. Menurut Dinkes Jawa barat (2017) jumlah anak balita dengan BGM di Provinsi Jawa Barat sebanyak 23,481 atau 1,8% balita dari jumlah balita yang ditimbang di laporkan oleh 24 kabupaten/kota. Di kabupaten sumedang terdapat 0,50% anak balita dengan berat badan BGM. Sedangkan menurut data polindes desa Sukajaya, di desa Sukajaya sendiri ada 8 orang anak dengan berat badan BGM. Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik ingin melakukan penelian ini. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana gambaran perkembangan anak dengan berat badan dibawah garis merah. 1.2 Perumusan Masalah Penelitian Saat ini salah satu masalah gizi pada anak yang sedang dihadapi adalah masalah pertumbuhan balita yaitu Berat Badan di Bawah Garis Berah ( BGM). BGM merupakan hasil penimbangan dimana hasil berat badan anak dibawah garis merah pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS). Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran perkembangan anak dengan berat badan di bawah garis merah “. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi mengenai gambaran tingkat perkembangan anak balita dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Praktis Manfaat penelitian bagi penulis adalah pengalaman untuk melakukan suatu penelitian. 1.4.2 Manfaat Pengembangan 1.4.2.1 Manfaat penelitian bagi petugas puskesmas adalah untuk memperoleh data mengenai gambaran perkembangan anak dengan berat badan BGM. Yang dapat digunakan untuk pencegahan anak BGM. 1.4.2.2 Manfaat untuk peneliti lain adalah sebagai reverensi atau sumber bacaan dalam melakukan penelitian anak balita di bawah garis merah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Perkembangan
2.1.1Definisi Perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan stuktur dan juga fungsi tubuh sebagai hasil dari proses pematangan. Proses ini merupakan adanya proses perubahan sel-sel tubuh, jaringan, organ-organ, dan juga sistem organ. Sehingga bagian bagian tersebut dapat memenuhi fungsinya. Tahapan ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan. (Ari,2014) 2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Faktor yang mempengaruhi perkembangan ada dua yaitu faktor Genetik dan faktor lingkungan, faktor genetik adalah modal dasal untuk mencapai hasil akhir dari proses tumbuh kembang anak. Hal-hal yang termasuk faktor genetik anatara lain berbagai faktor bawaan dari orang tua. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan anatara lain asupan gizi, infeksi penyait, ras/suku bangsa, perawatan kesehatan, cuaca, sanitasi, kedaan rumah, dll. 2.1.3 Perkembangan Balita 2.1.3.1 Perkembangan Kognitif Perkembangan kognitif anak meliputi semua aspek perkembangan pada anak yang ada kaitannya dengan proses bagaimana anak belajar dan memikirkan lingkungan. Kognisi meliputi mengenal, melihat, mengamati, memperhatikan, membayangkan, memperkirakan, menduga, dan menilai. 2.1.3.2 Perkembangan psikososial anak Perkembangan psikosisial tau perkembangan jiwa manusia yang di pengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi delapan tahap 1. Trust >< Mistrust (usia 0-1 tahun) Tahap yang pertama yaitu tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokus ini terletak pada panca indra, sehingga mereka membutuhkan pelukan dan sentuhan. 2. Otonomi/Mandiri>< Malu/Ragu-ragu (usia 2-3 tahun) Tahap ini bisa dikatakan sebagai tahap pemberontakan pada anak atau masa nakalnya. Namun, kenakalan itu tidak bisa di cegah begitu saja kerena pada tahap ini anak sedang mengembangkan kemampuan motorik(fisik), pada saat ini anak sangan terpengaruhi oleh orang-orang disekitarnya (orang tua atau saudaranya). 3. Inisiatif >< Rasa Bersalah (usia 4-5 tahun) Pada tahap ini anak akan bertanya akan segala hal, sehingga anak berkesan cerewet, pada tahap ini juga anak mengalami pengembangan inisiatif/ide sampai pada hal yang berbau fantasi. 2.1.3.3 perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa anak terkait dengan kognisi. Apa yang di nyatakan anak adalah hasil dari menganal, melihat, membayangkan, dan merasakan. Untuk berbicara anak butuh berfikir. Organ bicara (mulut, langit-langit, lidah, gusi dan gerakanya) harus bisa digerakan dengan baik (matang). Kemampuan bahasa anak berkembang seiring berjalannya waktu (Ari, 2014). 2.2 Konsep BGM 2.2.1 Pengertian BGM BGM merupakan hasil penimbangan dimana hasil berat badan anak dibawah garis merah pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS). Tidak semua anak dengan BGM dapat menggambarkan gizi buruk pada balita, hal ini masih harus di lihat dari hasil tinggi badan anak tersebut. Apabila tinggi badan sesuai dengan dengan umur maka keadaan ini dapat menjadi titik waspada untuk orang tua agar tidak terlanjur menjadi lebih buruk lagi (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2017) 2.3 Balita Usia dibawah 5 tahun merupakan bagian yang sangat pentimg, usia tersebut merupakan landasan yang akan membentuk masa depan kesehatan, kebahagiaan, dan hasil pembelajaran anak sekolah, keluarga, masyarakat dan kkehidupan secara umum. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah rangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif dan mendalam mengenai suatu peristiwa, aktifitas, dan program, baik pada tingkat individu, kelompok, organisasi atau lembanga (Rahardjo, 2017). Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan perkembangan anak dengan berat badan di bawah garis merah. 3.2 Subjek Penelitian Partisipan dalam penelitian ini adalah 8 orang anak usia Balita (1-5 tahun) dengan berat badan di bawah garis merah. Dengan kriteria subyek : anak dengan berat badan di bawah garis merah, mudah di kaji dengan baik, bersedia menjadi partisipan dengan menandatangani informed consent. 3.3 FokusStudi Fokus studi dalam penelitian ini adalah gambaran perkembangan anak dengan berat badan dibawah Garis Merah. 3.4 Definisi Operasional Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan stuktur dan juga fungsi tubuh sebagai hasil dari proses pematangan. Proses ini merupakan adanya proses perubahan sel-sel tubuh, jaringan, organ-organ, dan juga sistem organ. Sehingga bagian bagian tersebut dapat memenuhi fungsinya. Tahapan ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan. (Ari,2014) Terdapat tiga parameter yang dipakai untuk menilai perkembangan anak diantaranya yaitu : 1. Perkembangan kognitif (Gerakan motorik halus yaitu menggambar, memegang suatu benda, dll dan Gerakan motorik kasar yaitu pergerakan dan sikap tubuh) 2. Bahasa( kemampuan mengikuti perintah, merespon suara, berbicara spontan) 3. Kepribadian ( berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungannya) (Ari,2014). Bawah Garis Merah (BGM ) adalah keadaan dimana anak balita mengalami gangguan pertumbuhan yang diakibatkan oleh kekurangan gizi sehingga pada saat di timbang berat badan balita di Bawah Garis Merah ( BGM ) pada buku KMS ( Novitasari, 2016 ). Anak BGM ditentukan oleh kader berdasarkan hasil monev BB yang ditulis pada KMS anak balita. 3.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yaitu di salah satu dusun yang merupakan angka tertinggi dengan anak BGM dari satu desa yang ada di daerah Sumedang . Pada bulan Februari sampai Mei 2020. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian menggunakan Lembar Observasi kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) usia toddler dilengkapi dengan alat permainan edukatif yaitu pensil, kertas, bola sebesar bola tennis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biscuit kecil berukuran 0,5-1 cm. 3.7 Pengumpulan data 3.7.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan dilakukan adalah mengobservasi tingkat perkembangan anak dan mengisi/menceklis lembar observasi Kuesioner Prakrining Perkembangan (KPSP). 3.7.2 Langkah Pengumpulan Data 1. Mengurus izin penelitian dengan membawa surat dari Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang untuk ditujukan kepada tempat penelitian 2. Mengurus perijinan dengan pemerintahan setempat 3. Menjelaskan maksud, tujuan, dan waktu penelitian pada pemerintahan setempat sertam partisispan dan meminta persetujuan untuk melibatkan subyek dalam penelitian. 4. Meminta partisispan untuk menandatangani lembar informed consent sebagai bukti persetujuan penelitian mewakili subjek 5. Melakukan pendekatan dengan partisipan 6. Melakukan observasi perkembangan anak. 7. Melakukan pengolahan data. 8. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian dalam bentuk narasi. 3.8 Pengolahan dan Analisis Data Analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menyiapkan dan mengorganisasikan data yaitu data transkrip untuk analisis, selanjutnya mereduksi data tersebut melalui proses pengodean dan peringkasan kode menjadi tema, dan proses terakhir menyajikan data dalam bentuk bagan, tabel, dan pembahasan. Pengolahan data dalam penelitian kualitatif yaitu dengan : 1. Mengelolah dan mempersiapkan data untuk dilakukan analisis. Langkah ini melibatkan transkrip wawancara, men-scanning materi, mengetik data lapangan, atau memilah dan menyusun data tersebut kedalam jenis-jenisnya. 2. Membaca keseluruhan data. Yang pertama yaitu membangun informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara keseluruhan. 3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding merupakan proses mengolah materi atau informasi menjadi segmen-segmen tulisan. 4. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan tema- tema yang anak dianalisis. 5. Tunjukan bagaimana deskripsi dan dan tema-tema ini yang akan disajikan kembali dalam narasi atau laporan kualitatif. 6. Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasi atau memaknai data (Creswell, 2014). 3.9 Penyajian Data Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian, maka data/ hasil penelitian akan disajikan secara mendalam mengenai suatu kasus dalam bentuk narasi. 3.10 Etika Penetilitian 1. Justice (keadilan) Yaitu partisipan mendapat hak untuk di perlakukan adil pada saat sebelum, selama dan setelah mereka berpartisipasi dalam penelitian. 2. Beneficence (berbuat baik) Yaitu peneliti melakukan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian. 3. Nonmaleficence (tidak merugikan) Yaitu penelitian ini tidak membahayakan bagi peneliti dan juga partisipan. Dalam hal ini peneliti berusaha melindungi partisipan dari bahaya dan ketidaknyamanan. 4. Human dignity (menghormati harkat martabat manusia) Yaitu partisipan memiliki hak untuk mengetahui informasi mengenai jalannya penelitian serta bebas untuk menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam penelitian. 5. Confidential(kerahasiaan) Yaitu peneliti memberitahukan kepada partisipan bahwa identitasnya akan terjamin kerahasiaannya. Semua jenis data yang didapatkan hanya akan digunakan untuk kepentingan analisa sampai dengan penyusunan hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, D., & Rohmady, R. (n.d.). Faktor Resiko Kejadian Balita Dengan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) di Desa Pancaroba Kecamatan Ambawang Kabupaten Kubu Raya Tahun 2015. 12. Gunawan, G., Fadlyana, E., & Rusmil, K. (2011). Hubungan Status Gizi dan Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun. Sari Pediatri, 13(2), 5. Natalia, L. (n.d.). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bawah Garis Merah (Bgm) Pada Balita Di Uptd Puskesmas Sumberjaya Kabupaten Majalengka Tahun 2017. 12. Novitasari, N., Destriatania, S., & Febry, F. F. (2016). Determinants Occurrence of Toddlers Below the Red Line in Health Center of Awal Terusan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(1), 58005. Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2017) Profil kesehatan jabar 2017.WwwDiskes.Jabarprov.Go.Id. Solihin, R. D. M., & Anwar, F. (2013). Kaitan Antara Status Gizi, Perkembangan Kognitif, Dan Perkembangan Motorik Pada Anak Usia Prasekolah. 36, 11. Rahardjo. 2017. Studi kasus dalam penelitian kualitatif.pdf. (n.d.). Uce, L. (2017). Masa Efektif Merancang Kualitas Anak. 16. Sulistiyawati, Ari. 2014. deteksi Tumbuh Kembang Anak. Selemba Medika. jakarta.