Anda di halaman 1dari 5

INJEKSI INTRAMUSKULAR

( Kebutuhan Dasar Manusia )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


OT.02.02/1/ 9924/2018 01 1/6

Ditetapkan Oleh :
Direktur
Poltekkes Kemenkes Pontianak
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 28 September 2018

Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si


NIP. 197112311992031010
PENGERTIAN Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke jaringan oto
dengan menggunakan spuit. Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh yang
berotot besar,agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya pada bagian
bokong,dan kaki bagian atas,atau pada lengan bagian atas.

TUJUAN 1. Tersedianya pedoman untuk mahasiswa sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
pemberian injeksi Intravena.
2. upaya obat cepat diabsorbsi karena didalam otot terdapat banyak suplai darah
3. untuk memasukkan obat dalam jumlah besar
4. mencegah atau mengurangi iritasi

INDIKASI 1. pada pasien yang tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral
2. pasien tidak sadar
3. tidak ada alergi terhadap obat
4. pasien membutuhkan jumlah obat yang besar sehingga tidak memungkinkan melalui injeksi
SC.

KONTRAINDIK 1. alergi
ASI 2. infeksi
3. lesi kulit
4. jaringan parut
5. benjolan tulang
6. terdapat syaraf besar dibawahnya

LOKASI 1. Paha (vastus lateralis )


INJEKSI
2. Ventrogluteal

3. Dorsogluteal (Lokasi ini dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-anak diatas usia 3
tahun, lokasi ini tidak boleh digunakan pada anak dibawah 3 tahun karena kelompok usia ini
otot dorsogluteal belum berkembang.)

4. Rectus femoris (pada sepertiga tengah paha bagian depan.


5. Otot Deltoid di lengan atas

PERSIAPAN 1) Bak spuit


ALAT 2) Spuit Disposable (ukuran disesuaikan kebutuhan)
3) Alkohol swap dan plester
4) Pengalas
5) Bengkok
6) Jarum steril 1 (21-23G & panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G & panjang 1 inci buat
anak-anak)
7) Tempat sampah (infeksius dan non infeksius) dan safety Box
8) Sarung tangan bersih
9) Daftar Pemberian Obat di rekam Medis
10) Obat yang sesuai (Obat-obat yang akan diberikan. (pastikan apakah termasuk
golongan obat high alert atau tidak).
11) Baki obat
12) Bengkok
PENILAIAN YA TIDAK
PROSEDUR TAHAP PRA INTERAKSI
KERJA 1. Pastikan dan cek program pemberian obat suntik di daftar pemberian
(KALIMAT obat
KERJA) 2. Cek alat-alat dan obat yang akan digunakan
3. Jelaskan prosedur yg akan dilakukan.
4. Lakukan Hand Hygiene sebelum kontak dengan pasien
5. Siapkan therapy/obat yang akan diberikan dan Verifikasi program
dengan prinsip 6 benar
6. Cek dan yakinkan kondisi obat dalam keadaan baik yang meliputi :
kemasan obat tidak rusak, tidak kadaluarsa, warna obat tidak berubah.
7. Siapkan/masukkan
obat dalam spuit disposable. Untuk
obat-obat yang termasuk kategori
high alert dilakukan oleh 2
orang perawat. 1 orang yang
menyiapkan
obat kedalam
spuit, 1 orang
mengobservasi.
1 Obat cair dalam
kemasan ampul
2 Lapisi leher
ampul obat
dengan kasa lalu patahkan. Perhatikan tanda
pada leher ampul untuk mempermudah saat
mematahkan ampul.
3 Masukkan obat kedalam spuit, dengan cara letakkan ampul yang
telah terbuka di atas meja, buka tutup jarum spuit, masukkan ke
dalam ampul, lalu hisap/tarik obat yang ada di dalam ampul sampai
habis (sesuai dosis)
4 Keluarkan/bebaskan udara yang ada di dalam spuit. Saat
mengeluarkan udara, spuit diarahkan ke atas dalam keadaan sudah
tertutup.

A. Obat cair dalam kemasan vial


1. Buka tutup vial dengan tetap mempertahankan sterilitas.
2. Desinfektan karet penutup vial dengan menggunakan
alkohol swap.
3. Masukkan obat dari vial kedalam spuit sesuai dengan
kebutuhan (dosis)
4. Keluarkan/bebaskan udara yang ada di dalam spuit. Saat
mengeluarkan udara, spuit diarahkan ke atas dalam keadaan
sudah tertutup.

B. Obat serbuk dalam kemasan vial


1. Buka tutup vial dengan tetap mempertahankan sterilitas.
2. Desinfektan karet penutup vial dengan menggunakan alkohol
swap.
3. Larutkan serbuk obat dengan cara masukkan cairan pelarut
kedalam vial sesuai dengan kebutuhan.
4. Kocok obat yang ada di vial hingga semua serbuk larut.
Masukkan obat dari vial ke dalam spuit sesuai dengan
kebutuhan (dosis)
5. Keluarkan/bebaskan udara yang ada di dalam spuit. Saat
mengeluarkan udara, spuit diarahkan ke atas dalam keadaan
sudah tertutup.
6. Bila obat tidak habis digunakan, maka tuliskan pada vial
nama pasien dan jumlah pelarut yang digunakan untuk
melarutkan obat, misal : 1 cc = 20 mg. (sisa obat diberikan
maksimal dalam waktu 24 jam)

8. Berikan/tempelkan etiket pada spuit yang sudah terisi obat.


9. Tuliskan pada etiket nama pasien, nama obat dan cara pemberiannya.
10. Bawa obat yang sudah disiapkan menggunakan bak spuit.
11. Hampiri pasien, ucapkan salam dan perkenalkan kepada pasien dan
atau keluarga.
12. Lakukan identifikasi dengan cara : minta pasien untuk menyebutkan
nama dan tanggal lahir sementara perawat mecocokkan identitas yang
disebutkan pasien dengan identitas yang ada pada gelang identitas
pasien.
13. Jelaskan tindakan dan tujuan pemberian obat.
14. Pasang sampiran/gorden.
15. Nilai denyut nadi dan tekanan darah sebelum obat diberikan.
16. Berikan obat sesuai dengan rute/cara.

Tahap Kerja
17. Menentukan lokasi penyuntikan dengan benar (palpasi lokasi injeksi
terhadap adanya edema, massa, nyeri tekan. Hindari lokasi jaringan
parut, memar, abrasi atau infeksi
18. atur posisi pasien senyaman mungkin untuk memudahkan tindakan :
1) Duduk/tidur telentang untuk penyuntikan daerah muskulus vastus
lateralis.
2) Duduk/miring untuk penyuntikan daerah muskulus deltoid
3) Tidur terlentang/tengkurap/miring untuk otot Dorsogluteal.
4) Tidur terlentang/miring dengan pinggul dan lutut fleksi untuk
muskulus ventrogluteal
19. Desinfektan dengan menggunakan kapas alkohol dengan sirkulen dari
daerah dalam keluar atau dari atas kebawah sekali usap
20. Lakukan cubitan atau peregangan menggunakan tangan non dominan
agar oto lebih tebal dan memudahkan penusukkan.
21. Lakukan penusukan dengan jarum dalam posisi tegak lurus dengan
sudut 90º, jarum masuk 2/3
22. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi dengan cara tangan non
dominan menahan barell dan tangan dominan menarik plunger
23. apabila tidak ada darah yang masuk kedalam spuit, masukkan obat
secara perlahan sampai habis
24. Tarik/angkat jarum dengan cepat dengan posisi jarum tegak lurus
(90°) dengan dengan cepat supaya nyeri dapat diminimalisir melalui
sudut yang sama pada saat penusukan sambil menekan daerah
tusukan dengan kapas alkohol sambil dilakukan pijatan kemudian
berikan plester bila perlu
25. Membuang spuit ke dalam bengkok atau ke safety box (jarum jangan
dilepas dari spuit)
26. Rapihkan pasien dan berikan posisi yang nyaman.
27. Lakukan handhygine
28. Kaji respon pasien setelah dilakukan tindakan.
29. Berikan reinforcement positif kepada pasien.
30. Anjurkan pasien untuk memberitahu kepada perawat bila ada tanda-
tanda alergi.
31. Berpamitan dengan klien
32. Bersihkan dan rapihkan alat-alat setelah digunakan.
33. Lakukan handhygine
34. Buang sampah sesuai dengan jenisnya (infeksius / non infeksius)
35. Monitor reaksi obat setelah 5-15 menit obat diberikan. Bila timbul
reaksi, penatalaksanaan sesuai dengan SPO.
36. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien pada rekam medik
pasien. Untuk obat-obat High Alert pada lembar pemberian obat
diparaf oleh 2 perawat.

REFERENSI 1. Perry, Anne Griffin dkk : Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar. Edisi 5. EGC.
Jakarta. 2005
2. Kozier, Erb, dkk. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Edisi 7. EGC.Jakarta.
2011
Keterangan :
Ya ( Nilai 1 ) Tidak ( Nilai 0 )
PENILAIAN PENGUJI

Jumlah item X bobot nilai Pontianak,………………….


------------------------------ X 100
Total Skor

=
(…………………………..)
Nilai Batas Lulus ( NBL ) = 75

Anda mungkin juga menyukai