Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

TERAPI MODALITAS PSIKOGERIATRIK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners Angkatan XV


Departemen Keperawatan Gerontik

DISUSUN OLEH :
YATNA, S.Kep
NPM : 4012200030

STIKES BINA PUTERA BANJAR


PROGRAM PROFESI NERS
2020
TERAPI MODALITAS PADA LANSIA

A. Pengertian Terapi Modalitas


Terapi modalitas adalah suatu kegiatan dalam memberikan asuhan
keperawatan baik di institusi pelayanan maupun di masyarakat yang
bermanfaat bagi kesehata lansia dan berdampak terapeutik. Pencapaian
tujuan terapi modalitas tergantung pada keadaan kesehatan klien dan tingkat
dukungan yang tersedia. Terapi yang dilakukan untuk mengisi waktu luang
bagi lansia.
B. Tujuan Terapi Modalitas
1. Mengisi waktu luang bagi lansia
2. Meningkatkan kesehatan lansia
3. Meningkatkan produktifitas lansia
4. Meningkatkan interaksi sosialantara lansia
C. Tujuan Yang Spesifik Dari terapi Modalitas Menurut “Gostetamy 1973”
1. Menimbulkan kesadaran terhadap salah satuperilaku klien
2. Mengurangi gejala
3. Memperlambat kemunduran
4. Membantu adaptasi dengan situasi yang sekarang
5. Membantu keluarga dan orang-orang yang berarti
6. Mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri
7. Meningkatkan aktifitas
8. Meningkatkan kemandirian

D. LINGKUP TERAPI MODALITAS

1. Terapi lingkungan (berkebun, bermain dengan binatang, rekreasi)


2. Terapi keluarga (rekreasi, )
3. Terapi modifikasi perilaku (mendengarkan musik)
4. Terapi rehabilitasi (Okupasi “keterampilan/kejuruan, kegiatan fisik”)
5. Psikoanalisa psikoterapi (kegiatan keagamaan)
6. Terapi psikodarma (drama, cerita “pengalaman pribadi (life review
terapi)”)
7. Terapi aktivitas kelompok (cerdas cermat, mengisi TTS, prakarya)

E. JENIS KEGIATAN TERAPI MODALITAS LANSIA


1. PSIKODRAMA
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih
sesuai dengan  masalah lansia.
2. TERAPI BERKEBUN
Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan
waktu luang.
3. TERAPI OKUPASI.
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan
produktivitas dengan membuat atau menghasilakan karya dari bahan yang
telah disediakan.
4. TERAPI KOGNITIF.
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan cerdas
cermat, mengisi TTS, dan lain-lain.
5. REKREASI.
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa
bosan, dan melihat pemandangan.
6. TERAPI KEAGAMAAN.
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan
meningkatkan rasa nyaman. Seperti mengadakan pengajian, kebaktian, dan
lain-lain.
7. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) (Terdiri atas 7-10 orang.
Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar
pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya terlaksananya
terapi ini dibutuhkan leader, co-leader, dan fasilitator. Misalnya cerdas
cermat, tebak gambar, dan lain-lain.
Terapi kelompok dapat lebih praktis dan diterima dibandingkan terapi
individual bagi mereka yang mengalami distress psikologis dan dengan
keterbatasan pendapatan. Perasaan terasing dan tidak berguna berkurang
dengan saling berbagi masalah yang umum dihadapi. Terapi kelompok
digunakan untuk mengurangi kecemasan terkait stres terapi jangka pendek
penyakit tertentu, reaksi berduka, dan resolusi konflik. Dengan dipandu
oleh pemimpin kelompok (yang mungkin seorang professional kesehatan
jiwa), sekelompok individu yang mengalami masalah emosional yang
serupa bertemu untuk saling mendiskusikan masalah mereka.
Implementasi :
 Pemimpin kelompok harus menentukan ketepatan kelompok untuk
masing-masing anggota yang bermasalah.
 Idealnya, kelompok terapi harus terdiri dari sekitar 8 sampai 12
anggota.
 Pertemuan harus dilakukan antara satu kali seminggu sampai satu kali
sehari selama 1 sampai 1 ½ jam. Pertemuan kelompok dapat
berlangsung selama beberapa bulan sampai bertahun-tahun,
bergantung pada kebutuhan anggota.
 Peran pemimpin kelompok adalah memberikan bimbingan dan
klarifikasi mengenai topik yang sedang dibahas.
 Ketika kelompok tersebut mengalami kemajuan, pemimpin kelompok
terapi. Anggota kelompok dapat melakukan sebaian fungsi
kepemimpinan ketika kelompok terapi berkembang dan hanya
membutuhkan sedikit bantuan.

Pertimbangan khusus :

Terapi kelompok memberikan lansia kesempatan untuk mendiskusikan


bagaimana penyakit atau kematian pasangan memengaruhi hidup mereka
dan memberikan kesempatan pada mereka untuk saling membantu
dengan berbagi pemecahan masalah yang berhasil digunakan. Bentuk
terapi kesehatan jiwa ini berbeda psikoterapi yaitu kelompok yang terdiri
atas teman sebaya atau anggota keluarga yang mempunyai pengalaman
yang sama dan professional kesehatan jiwa dapat terlibat didalam
kelompok sebagai fasilitator untuk memantau dan memfokuskan diskusi.
Pertemuan kelompok biasanya dilakukan di tempat ibadah, pusat lansia,
rumah sakit, sekolah, dan tempat umum lainnya. Kelompok tersebut
dapat bebas biaya atau memerlukan biaya tertentu.

8. TERAPI MUSIK.
Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan gairah
hidup dan dapat mengenang masa lalu.Terapi musik menggunakan daya
tarik universal bunyi ritmik untuk mengkomunikasikan, mengeksplorasi,
dan menyembuhkan. Terapi musik dapat berupa menciptakan musik,
bernyanyi, bergerak mengikuti musik atau hanya mendengarkan. Terapi
musik dapat bermanfaat bagi pasien yang menderita ketidakmampuan
perkembangan, gangguan kesehatan jiwa demensia adiksi terhadap zat,
dan nyeri kronis.
Music juga telah berhasil digunakan untuk berkomunikasi dengan pasien
yang menderita Alzheimer dan korban yang mengalami cedera kepala
ketika pendekatan lainnya gagal. Pada sebuah penelitian mengenai efek
music pada pasien yang menderita Alzheimer, mereka yang mendengar
music band besar selama satu hari lebih waspada dan bahagia serta
mempunyai ingatan jangka panjang yang lebih banyak dibandingkan pada
kelompok pengendali. Selama sakit, music dapat mengorientasikan
kembali pasien yang konfusi. Pada tahap lanjut penyakit, music
memberikan kenyamanan psikologis.

            Implementasi :

 Atur sebuah lingkungan yang nyaman.


 Pilih musik yang tepat untuk pasien dan tujuan sesi. Musik tersebut
harus bermakna untuk peserta.
 Jika sesi yang Anda lakukan akan meliputi pembuatan musik,
kumpulkan instrument yang tepat untuk kelompok tersebut.
 Untuk sesi yang mencakup bernyanyi, pilih musik yang diketahui 
oleh anggota kelompok tersebut. Berikan syair lagu tersebut, baik
dengan menulisnya atau dengan menulisnya atau dengan
mengulanginya ke kelompok.
 Perkenalkan peserta satu sama lain. Jelaskan tujuan sesi dan dorong
setiap orang untuk berpartisipasi sebisa yang dapat mereka lakukan.
 Ketika kelompok sudah siap, mulai musik dan posisi diri Anda
sehingga Anda mengharap ke kelompok.
 Jika kelompok akan mendengarkan musik, perhatikan reaksi peserta.
Jika mereka membuat musik berkelilinglah di antara anggota
kelompok dan berilah dukungan individual.
 Dorong peserta untuk membahas perasaan yang mereka alami ketika
mendengarkan musik. Beri pujian atas upaya mereka.
 Setelah sesi selesai, dokumentasikan aktivitas dan respons kelompok.
Pertimbangan khusus :
Musik khususnya efektif sebagai metode terapi kenangan untuk lansia.
Pada banyak pasien, musik yang mereka nikmati dimasa muda mereka
tidak lagi menjadi dari bagian hidup mereka selama puluhan tahun.
9. TERAPI HEWAN PELIHARAAN.
Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari
sepinya dengan bermain bersama binatang. Hewan peliharaan dapat
melawan kesepian pada pasien lansia dan membantu menjembatani jarak
antara pasien dan pemberi perawatan kesehatan. Umumnya digunakan di
fasilitas perawatan jangka panjang, terapi hewan peliharaan membantu
pasien lansia mengatasi apatis dan depresi   sert memperbaiki interaksi
dengan orang lain.
Jika disbanding dengan orang yang tidak mempunyai hewan peliharaan,
lansia yang tinggal dikomunitas yang mempunyai hewan peliharaan  telah
terbukti memiliki tingkat aktivitas harian yang lebih baik, toleransi
terhadap latihan yang lebih baik dan kadar kolesterol serum yang lebih
rendah. Selain itu, mereka jarang masuk ke sistem perawatan kesehatan.
Mereka juga menunjukkan penurunan stres dan kesepian, peningkatan
status emosional, dan kemampuan koping yang lebih baik.

Implementasi
 Pilih hewan peliharaan yang berprilaku baik dan memiliki peragai
yang baik. Hewan peliharaan yang telah mengikuti pelatihan kepatuan
yang merupakan pilihan ideal.
 Pastikan hewan peliharaan telah dibersihkan oleh dokter hewan dan
imunisasinya telah diperbarui.
 Pastikan jika hewan peliharaan dipilih sebagai maskot untuk fasilitas,
minta orang yang bertanggung jawab membuat jadwal untuk penghuni
yang tertarik merawat hewan peliharaan tersebut .
 Delta Society organisasi hewan peliharaan nasional, mempunyai
cabang sebagaian di kota besar. Hewan dan pemiliknya harus
menjalani pengujian yang ketat sebelum diberikan sertifikat sebagai
tim terapi hewan peliharaan yang dapat berkunjung ke fasilitas. Tidak
ada biaya yang dikenakan untuk terapi hewan peliharaan melalui
organisasi ini.
 Biarkan pasien bermain bersama dan memeluk hewan peliharaan
tersebut. Dorongan pasien untuk bicara dengan hewan peliharaan
tersebut dan bercerita mengenai hewan peliharaan yang pernah ia
miliki. Berikan sebanyak mungkin waktu yang dibutuhkan pasien
dengan hewan peliharaan jika mungkin.
Pertimbangan khusus :
Pastikan lingkungan layak untuk terapi hewan peliharaan. Fasilitas harus
mempunyai area tempat hewan peliharaan dapat beristirahat dan dijauhkan
dari pasien yang alergi terhadap hewan, tidak tertarik dengan hewan
peliharaan, atau  takut terhadap hewan peliharaan.
10. TERAPI LIFE-REVIEW.
Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan
menceritakan pengalaman hidupnya. Life-review berkaitan dengan
peninjauan memori yang jauh tersimpan, pengungkapan perasaan yang
terkait memori tersebut, pengakuan konflik-konflik, dan pelepasan sudut
pandang yang membatasi diri. Selama periode krisis dan transisi, meninjau
hidup terjadi secara alami pada banyak orang.

Meninjau hidup dengan efektif dapat memecahkan, setidaknya sebagaian,


beberapa konflik-konflik pada masa lalu yang menyimpan hal-hal penting
untuk masa sekarang dan masa yang akan sekarang dan masa yang akan
datang. Pada lansia yang sangat tua, terapi ini kemungkinan akan banyak
merubah pandangan mengenai apa yang telah terjadi bukan apa yang akan
terjadi.

Terapi ini tidak hanya bermanfaat lansia, tetapi juga untuk dewasa muda.
Anak-anak dapat ikut bersama  lansia dan mendengar mengenai sejarah
dari lansia yang dulu berada di sana dan ikut mengalami peristiwa sejarah.
Implementasi :

 Berikan kesempatan bagi pasien untuk untuk memberikan iktisar


peristiwa-peristiwa di dalam kehidupannya.
 Dorong pencarian makna, pemecahan masalah, dan kepuasan
emosional.
 Fasilitas ekspresi dengan membagi beberapa pengalaman hidup Anda
sendiri.
 Fasilitas hubungan antara harapan pada masa lalu, peristiwa saat ini,
dan pengharapan pada masa yang akan datang.
Pertimbangan khusus :
Lansia yang terganggu secara psikologis dapat menolak atau tidak mampu
untuk mengenang hidup dengan lancer. Ia mungkin perlu bantuan dalam
mengungkapkan pengalaman hidupnya.
11. TERAPI DANSA
Dikenal juga sebagai terapi gerakan dansa, terapi dansa memanfaatkan
hubungan langsung antara gerakan tubuh dan pikiran. Aspek khusus terapi
dansa, seperti musik, irama, dan gerakan yang singkron, mengubah status
alam perasaan, menyadarkan kembali ingatan dan perasaan yang lalu dan
mengurangi isolasi. Pada kelompok lansia lainnya, tetapi dansa digunakan
untuk mempertahankan fungsi fisik, meningkatkan nilai diri, membina
hubungan, dan membantu mereka meningkatkan ketakutan dan
kesedihannya. Bermacam gangguan dan ketidakmampuan dapat ditangani
dengan menggunakan terapi dansa. Biasanya, pasien yang akan ditangani
mempunyai masalah sosial, emosional, kognitif atau fisik. Terapi dansa
bahkan digunakan sebagai metode pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan diantara pasien yang sehat. Selain itu, terapi ini digunakan untuk
mengurangi stress oleh pemberi perawatan dan pasien yang menderita
kanker, AIDS, dan penyakit Alzheimer. Teapi dansa meningkatkan,
fleksibilitas, menguatkan otot, memperbaiki fungsi kardiovaskular, dan
meningkatkan fungsi paru. Selain itu, terapi dansa memberi sentuhan,
sosialisasi, dan rasa keterkaitan.
Rutinitas dansa  berkisar dari hanya bertepuk tangan dan melambaikan
tangan sampai sesi aerobik yang rumit. Musik harus sesuai dengan
kelompak lansia, baik kecepatannya maupun penampilan estetisnya. Music
rock and roll dengan gerakan cepat mungkin kurang disenangi kelompok
lansia yang tangkas dibandingkan polka cepat. Gunakan musik yang cepat
untuk menstimulasi kelompok tersebut, dan music yang lambat untuk efek
menenangkan.
Implementasi :
 Atur ruangan untuk mengakmodasi gerakan bebas peserta.
 Atur kursi disekitar pinggiran bagi mereka yang tidak dapat berdiri
atau menjadi lelah selama sesi terapi.
 Kaji kelompk apakah ada faktor-faktor resiko. Faktor-faktor resiko
untuk pertimbangan mencakup status kardiovaskular yang buruk,
riwayat penyakit paru obstruktif, atau masalah otot degeneratif.
 Jelaskan tujuan sesi tersebut, dan dorong setiap lansia untuk
berpartisipasi sampai tahapan mereka mampu melakukannya.
 Ketika kelompok lansia telah siap, mulai musik dan posisikan diri
Anda agar menghadap kearah kelompok.
 Jika rutinitas terstruktur digunakan, peragakan gerakan yang Anda
minta lakukan dan dorong kelompok untuk meniru gerakan Anda.
 Jika anda meminta ekspresi yang bebas, beredarlah ke dalam
kelompok dengan memberikan dorongan dan motivasi kepada mereka
yang  ragu-ragu.
 Puji upaya peserta dan dorong mereka untuk mendiskusikan perasaan
yang mereka alami selama berdansa.
 Setelah sesi terapi, dokumentasikan tipe aktivitas dan respons
kelompok.

Pertimbangan Khusus :
Karena berdansa merupakan aktivitas aerobik, perhatikan apakah ada
tanda-tanda gaangguan kardiovaskular , seperti pusing, kemerahan,
keringat yang banyak, dan disorientasi. Gerakan yang sangat cepat dapat
menyebabkan pusing. Bantu lansia yang pusing untuk duduk jika perlu dan
periksa tanda-tanda vitalnya.
12. TERAPI  YOGA
Di antara praktik kesehatan yang dikenal baik oleh lansia, yoga(berarti
“persatuan” dalam bahasa Sansekerta) adalah integrasi energy fisik, mental
dan spiritual untuk meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan. Tujuan
pernafasan dalam yoga adalah membuat proses selembut dan selentur
mungkin. Asumsinya adalah irama pikiran tercermin pada irama
pernafasan. Dengan mempertahankan pernafasan stabil dan berirama,
pikiran akan tetap tenang dan terfokus.
Di antara manfaat yoga dan diperhitungkan adalah perbaikan kesehatan,
vitalitas, dan kedamaian pemikiran individu. Yoga berhasil digunakan
untuk merdakan stres dan kecemasan, menurunkan tekanan darah,
meredakan nyeri, memperbaiki keterampilan motorik, mengobati adiksi,
meningkatkan persepsi pendengaran dan penglihatan, serta memperbaiki
fungsi metabolic dan respiratorik. Yoga juga efektif dalam mengobati
gangguan metabolic dan penyakit paru. Selain itu, yoga dapat
meningkatkan kapasitas paru dan menurunkan frekuensi pernafasn. Yoga
telah dipercaya dapat menurunkan kolesterol serum dan meningkatkan
kadar histamine untuk melawan alergi. Kemampuannya membantu
pengguna mengatur aliran darah sedang diteliti pada terpi kanker. Para
ilmuan sangat ingin membuktikan apakah pembatasan aliran darah ke
daerah tumor akan memperlambat pertumbuhan tumor.
Implementasi :
 Berikan lingkungan yang pribadi dan tenang, yang bebas dari
ketegangan.
 Partisipasi harus memiliki ruangan yang cukup untuk bergerak tanpa
menyentuh atau mendistraksi anggota lainnya.
 Masing-masing partisipan akan membutuhkan selimut kecil atau
handuk besar untuk digunakan pada beberapa postur.
 Jelaskan tujuan sesi tersebut dan uraikan rencana latihan serta
manfaatnya.
 Jawab setiap pertanyaan, dan ingatkan pasien bahwa mereka tidak
perlu melakukan postur yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
 Ketika kelompok siap, bicara kepada mereka melalui posisi atau
teknik pernapasan, yang ditunjukkan satu persatu.
 Ketika mereka semua telah dalam posisi atau mulai pola pernapasan,
berkeliling di antara murid untuk menyesuaikan teknik mereka, sesuai
kebutuhan.
 Berikan pujian untuk semua upaya mereka.
 Setelah Anda memimpin mereka selama semua latihan yang
direncanakan, tutup sesi dengan meminta mereka bernapas dalam dan
lambat.
 Dokumentasikan sesi, teknik yang digunakan, dan respons pasien.
Pertimbangan Khusus :

 Beberapa aspek yoga yang lebih khusus dapat menyebabkan cedera


otak jika tidak dilakukan dengan tepat.
 Terdapat teknik yoga yang memenuhi kebutuhan semua orang tanpa
memperhatikan kondisi fisiknya.
13. TERAPI OKSIGEN.
Pasien membutuhkan terapi oksigen ketika mengalami hipoksemia yang
disebabkan oleh kedaruratan pernafasan atau jantung atau peningkatn
fungsi metabolik. Pada kedaruratan pernapasan, pemberian oksigen
memungkinkan pasien mengurangi ventilasinya. Ketika penyakit, seperti
atelektasis atau sindrom distress pernapasan dewasa, kerusakan difusi, atau
ketika volume paru berkurang akibat hipoventilasi, prosedur ini
menaikkan kadar oksigen alveolar. Ketika kebutuhan metabolik tinggi
seperti pada kasus trauma massif, luka bakar, atau demam tinggi
pemberian oksigen menyuplai tubuh dengan cukup oksigen memenuhi
kebutuhan selular. Keadekuatan terapi oksigen ditentukan oleh analisis gas
darah arteri (AGD), pemantauan oksimetri, dan pemeriksaan klinis.
Penyakit pasien, kondisi fisik, dan usia akan menentukan metode
pemberian yang paling tepat.
Peralatan :
 Sumber oksigen (unit di dinding, silinder, tabungan cairan, atau
konselator).
 Meteran aliran.
 Adapter jika memakaiunit di dinding, atau pengukur penurun tekanan
jika menggunakan silinder.
 Air steril yang diuapkan.
 Tanda HATI-HATI OKSIGEN.
 sistem pemberian oksigen yang tepat (kanula hidung, masker
sederhana, masker rebreather parsial, atau
masker nonrebreatheruntuk aliran rendah atau berbagai konsentrasi
oksigenmasker Venturi, masker aerosol, kolartrakeostomi, slang T,
tenda atau tudung aliran tinggi dan konsentrasi oksigen yang spesifik).
 Slang penghubung diameter kecil dan diameter besar.
 Lapisan kassa dan plester (untuk masker oksigen).
 Adapter pancaran udara untuk masker enturi (jika menambah
kelembapan).
 Pilihan: penganalisa untuk oksigen dan adapter humidifikasi steril,
monitor oksigen nadi, mesin Bipap (dapat digunakan untuk pasien
dengan masalah paru kronis).
Implementasi :
 Periksa port saluran keluar oksigen untuk memastikan aliran. Pencet
slang dekat percabangannya untuk memastikan bahwa alarm yang
dapat didengar akan berbunyi jika aliran oksigen berhenti.
 Kaji kondisis pasien. Pada keadaan darurat, pastikan bahwa jalan
nafas pasien terbuka sebelum memberikan oksigen.
 Periksa kamar pasien untuk memastikan kamarnya aman untuk
pemberian oksigen. Jika mungkin, ganti elektronik dengan alat yang
nonelektronikdan ditempatkan tanda DILARANG MEROKOK di
kamar pasien. Oksigen mendukung terjadinya kebakaran dan percikan
api yang terkecil pun dapat menyebabkan api.
Tempatkan tanda HATI-HATI OKSIGEN di tempat tidur pasien dan
pintu masuk kamar pasien.
 Bantu dalam memasang alat penghantar oksigen pada pasien. Pastikan
alat ini terpasang dengan baik dan stabil.
 Pantau respons pasien terhadap terapi oksigen. Periksa nilai gas darah
arteri pasien selama penyesuaian awal terhadap aliran oksigen. Ketika
pasien distabilisasi, Anda dapat menggunakan oksimetri nadi. Periksa
pasien dengan sering apakah ada tanda-tanda hipoksia, seperti
penurunan tingkat kesadaran, peningkatan frekuensi jantung, aritmia,
kegelisahan, perspirasi, dispnea, penggunaan otot tambahan, terus
menguap atau nafas cuping hidung, sianosis, dan kulit dingin serta
lembab.

Poin penting karena beberapa lansia tidak menjadi sianosis ketika


mengalami hipoksia, Anda perlu untuk mengevaluasi tanda-tanda
lainnya.

 Ketika memantau respons pasien terhadap perubahan aliran oksigen,


periksa monitor oksimetri nadi atau ukur nilai AGD 20 sampai 30
menit setelah penyesuaian aliran. Pada keadaan ini, pantau pasien
dengan ketat apakah ada respons yang merugikan terhadap aliran
oksigen.
 Observasi integritas kulit pasien untuk mencegah kerusakan kulit pada
titik-titik penekanan akibat alat penghantar oksigen. Lap uap atau
perspirasi dari wajah pasien dan masker jika perlu.
 Jika pasien akan mendapatkan oksigen pada konsentrasi di atas 60%
selama lebih dari 24 jam, perhatikan dengan cermat apakah ada tanda-
tanda toksisitas terhadap oksigen. Ingatkan pasien untuk batuk dan
bernafas dalam mencegah atelektasis. Selain itu untuk mencegah
kerusakan paru yang serius, ukur nilai AGD secara berulang untuk
menentukan apakah konsentrasi oksigen yang tinggi masih diperlukan.
 Jangan memberikan oksigen lebih dari 2 L/menit melalui kanula
hidung untuk pasien yang menderitapenyakit paru kronis kecuali Anda
mempunyai instruksi khusus untuk melakukannya. Hal ini
dikarenakan beberapa pasien yang menderita penyakit paru kronis
menjadi bergantung pada keadaan hiperkapnia dan hipoksia untuk
merangsang pernafasan mereka; sehingga, oksigen tambahan dapat
menyebabkan mereka berhenti bernafas. Akan tetapi, terapi oksigen
jangka panjang selama 12 sampai 17 jam sehari dapat membantu
pasien yang menderita penyakit paru kronis tidur lebih baik, bertahan
hidup lebih lama, dan mengalami penurunan ansiden penurunan
hipertensi paru.
Komplikasi :

Konsentrasi oksigen yang tinggi selama periode lama dapat menyebabkan


kerusakan pada jalan napas dan paru. Henti napas merupakan komplikasi
yang mungkin terjadi jika konsentrasi oksigen terlalu tinggi untuk pasien
yang menderita penyakit paru obstruktif kronis.

14. TERAPI TROMBOLITIK


Obat-obatan trombolitik memberikan koreksi masalah trombik akut dan
ekstensif dengan cepat. Obat trombolitik diberikan I.V. awal pada infark
miokart akut untuk mencegah pembentukan thrombus primer atau
sekunder dalam pembuluh darah di sekitar daerah yang nekrotik, sehingga
meminimalkan kerusakan miokart. Tujuannya adalah (sebagai skema di
American Heart Association algoritma untuk nyeri dada iskemik)
menghantarkan agnes fibrinolitik dalam 30 menit kedatangan di unit gawat
darurat. Obat trombolitik juga digunakan untuk mengobati stroke.
Poin penting Pasien yang berusia 75 tahun dan lebih beresiko tinggi
mengalami hemoragik karena mereka lebih cenderung menderita
penyakit serebrovaskular sebelumnya.
Implementasi :
 Setelah pemasangan kateter I.V., agnes trombolitik diinfudkan sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
 Untuk melarutkan trombus dalam kateter arterivenosa, dokter
menginfuskan jumlah obat yang diinginkan ke dalam kateter sampai
trombus larut.

Komplikasi :
Bahaya utama terapi trombolitik adalah perdarahan, lisis lambat, dan
okulasi berulang. Ketika miokardium mengalami reperfusi, dapat juga
terjadi aritmia.
Diagnosis keperawatan utama dan kriteria hasil :
1. Ansietas yang berhubungan dengan kemungkinan komplikasi
berat.
Kriteria hasil tindakan: pasien akan menunjukkan penurunan tanda-
tanda fisik rasa takut.
2. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan aritmia
reperfusi.
Kriteria hasil tindakan: pasien akan mencapai atau mempertahankan
curah jantung yang adekuat.
3. Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan
kemungkinan perdarahan.
Kriteria hasil tindakan: pasien tidak menunjukkan tanda atau gejala
perdarahan.
Intervensi keperawatan :
1. Sebelum terapi
a. Sebelum diberikan terapi trombolitik, ambil sampel serum untuk
pemeriksaan golongan darah dan pencocokan silang serta untuk
menentukan waktu protrombin dan waktu tromboplastin parsial.
b. Dapatkan elektrokardiogram (EKG) dasar, dan dapatkan hasil
elektrolit, gas darah arteri, nitrogen urea darah, kreatinin, serta
kadar enzim jantung.
c. Periksa temuan berikutnya terhadap nilai dasar secara teratur
selama terapi.
d. Mulai pemasangan jalur I.V yang adekuat (biasanya minimal 4)
dan kateter urin menetap.
e. Sebelum memulai terapi trombolitik, lakukan MRI atau CT Scan
otak untuk memastikan bahwa perubahan status mental
merupakan akibat oklusi dan bukan hemoragi serebral.
2. Selama terapi
a. Pada awal terapi, perhatikan apakah ada tanda-tanda
hipersensitivitas: hipotensi, napas pendek, mengo, merasa sesak
dan tekanan pada dada, serta angiodema. Pertahankan alat
resusitasi darurat selalu tersedia.
b. Selama terapi, pantau EKG secara continue dan bandingkan
dengan pembacaan dasar untuk mendeteksi kemungkinan aritmia.
Informasikan dokter jika terdapat abnormalitas, dan bersiap untuk
memberikan lidokain atau prokainamid, sesuai program.
c. Dengan cermat kaji pasien apakah ada tanda-tanda perdarahan.
Pantau setiap 15 menit selama satu jam pertama, setiap 30 menit
setiap 7 jam berikutnya, dan kemudian setiap 8 jam setelahnya.
Jika Anda mendeteksi perdarahan, hentikan terapi dan hubungi
dokter. Pastikan packed red blood cell, darah lengkap, dan asam
aminokaproat siap tersedia untuk mengatasi kemungkinan
hemoragi.
d. Periksa tanda-tanda vital pasien dengan sering, dan pantau nadi,
warna, serta fungsi sensorik pada ekstremitas setiap jam.
e. Karena pasien cenderung mengalami memar selama terapi,
tengani pasien dengan lembut dan seminimal mungkin.
Pertahankan prosedur invasive dan pungsi vena dilakukan
seminimal mungkin, gunakan manset tekanan darah manual, serta
beri bantalan pada sisi pengaman tempat tidur untuk mencegah
cedera.
3. Setelah terapi.
a. Programkan pemberian antikoagulan untuk mencegah
kekambuhan thrombosis.

Penyuluhan pasien

 Jelaskan prosedur kepada pasien dan jelaskan manfaat dan risikonya.


 Instruksikan pasien untuk segera melapor jika ada perdarahan, seperti
dari tempat pungsi vena atau gusi atau dalam feses.

15. TERAPI AROMA.


Terapi aroma berhubungan dengan inhalasi atau pemakaian minyak alami
yang diuapkan dari berbagai tanaman. Mereka yang menggunakan terapi
aroma mengatakan terapi aroma efektif dalam menurunkan stress,
mencegah penyakit, dan bahkan mengobati penyakit tertentu – baik fisik
maupun psikologis.
Terapi aroma sangat populer di Eropa, minyak alami dapat
dihirup, dimasase ke kulit, atau dimasukkan kedalam air mandi untuk
menciptakan sensasi menyenangkan, meningkatkan relaksasi. Terapi
aroma dapat digunakan baik sendiri atau dengan terapi lain, seperti masase
atau terapi herbal untuk mengobati infeksi bakteri atau virus, kecemasan,
nyeri, masalah otot, arthritis, herpes simpleks, herpes zoster, masalah kulit,
sakit kepala, dan dyspepsia. (lihat efek terapeutik minyak alami).
Terapi aroma dapat dipakai sendiri atau diberikan oleh terapis
aroma yang terlatih. Walaupun tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan
terapi aroma mencegah atau menyembuhkan penyakit, perawat yang
dilatih terapi aroma dapat menganjurkan minyak khusus sebagai tambahan
terapi konvensional, mengajarkan pasien bagaimana menggunakan minyak
tersebut, dan memberikan perawatan.
Implementasi :
 Selain minyak alami yang tepat, terapi aroma memerlukan peralatan
lain, yang bergantung pada cara minyak diberikan (sebagai contoh,
masase, inhalasi, mandi, atau difusi).
 Masase membutuhkan minyak perantara dan untuk masase seluruh
tubuh, perlu meja masase. Masase mencakup mengencerkan minyak
alami dengan minyak perantara yang sesuai dan mengoleskannya ke
bagian tubuh yang tampak atau ke seluruh tubuh dengan
menggunakan teknik masase.
 Inhalasi membutuhkan semangkuk air hangat dan sebuah handuk
besar. Dengan handuk yang mengandung beberapa tetes minyak
alami. Pasien menghirup uap air selama beberapa menit.
 Untuk mandi, pasien membutuhkan bak mandi yang diisi dengan air
hangat. Pasien menambahkan beberapa tetes minyak alami ke
permukaan air hangat dan kemudian berendam ke dalam bak mandi
selama 10 sampai 20 menit, dengan menghirup uap air saat ia
berendam.
 Difusi membutuhkan micromist atau alat difusi lilin atau cincin
keramik yang dapat diletakkan di lampu pijar. Metode ini mencakup
memberikan beberapa tetes minyak alami pada alat difusi dan
menyalakan sumber panas untuk mendifusikan partikel-partikel mikro
minyak ke udara. Terapi rata-rata membutuhkan waktu 30 menit.

Pertimbangan khusus :

 Minyak sitrus tidak boleh dipakai sebelum dijemur di bawah sinar


matahari. Anjurkan pasien untuk menghindari mengoleskan minyak
kayu manis atau cengkeh pada kulit. Hati-hati terhadap minyak
tertentu seperti kemangi, adas, daun jeruk, rosmeri, dan verbena dapat
menyebabkan iritasi jika pasien memiliki kulit sensitif.
 Metode pemakaian yang berbeda membutuhkan tindakan
kewaspadaan keamanan khusus. Ketika menggunakan terapi inhalasi,
pasien harus menjaga wajahnya cukup jauh dari permukaan air untuk
menghindari cedera luka bakar. Ketika menggunakan metode difusi, ia
setidaknya harus 1 m jauhnya dari alat.
 Terapi aroma dikontraindikasikan selama kehamilan karena
mengandung risiko tosik pada ibu dan janin. Terapi aroma harus
digunakan dengan hati-hati pada bayi dan anak-anak di bawah usia 5
tahun karena banyak minyak alami bersifat toksik bagi pasien dalam
usia ini.
 Peringatan pasien untuk menjaga minyak alami jauh dari mata dan
membran mukosa untuk menghindari iritasi. Jika terjadi kontak,
pasien harus membasuh dengan banyak air, jika pembasuhan tidak
meredakan nyeri, ia harus mencari bantuan medis.
Efek terapeutik minyak alami :

Daftar di bawah ini mencantumkan beberapa minyak alami yang populer


dan indikasi tradisional yang akan digunakan para praktisi.

Minyak alami Penggunaan teraupetik tradisional

Kamomil   Efek antiinflamasi, antijamur, dan antibakteri

(anthemis nobilis)   Meredakan stress fisik dan mental

  Menyeimbangkan tubuh dan pikiran


Eukaliptus   Efek antivirus dan ekspektoran

(Eucalyptus radiata)   Meredakan mual dan mabuk karena pergerakan

  Mengilangkan sinus

  Menenangkan usus yang mudah terangsang

  Efek stimulant
Geranium   Efek antivirus dan antijamur

(Pelargonium x asperum)   Merangsang metabolisme di kulit

  Meningkatkan regenerasi sel

  Meningkatkan sirkulasi

  Meredakan nyeri

  Memperbaiki fungsi organ-organ vital


Lavender   Mengobati luka bakar, sengatan serangga, dan cedera
minor
(Lavandula angustifolia)   Meredakan sakit perut dan kolik

  Meredakan sakit gigi dan nyeri karena tumbuh gigi

  Efek antiinflamasi dan antibakteri

  Meredakan stress fisik atau mental


Peppermint   Efek antivirus dan antibakteri

(Mentha piperita)   Efek decongestan dan ekspektoran

  Meredakan mual dan mabuk karena pergerakan

  Menenangkan usus yang mudah terangsang

  Efek stimulant
Rosmeri   Efek antibakteri, antijamur, dan antivirus

(Rosmarinus officinalis)   Memulihkan energy dan meredakan stress

  Memperbaiki regenerasi stress


Daun teh   Efek antiinflamasi, antibakteri, dan antivirus

(Melanieuca alternifolia)   Mengobati luka bakar, sengatan serangga, dan cedera


minor

  Memberikan ketenangan dan sedasi


DAFTAR PUSTAKA

Jaime L. Stockslager, Lia Schaeffer. 2007. Askep Geriatrik. Edisi 2. Jakarta :


EGC.

Surini Pudjiastuti, Sri, SMPh, S.Pd. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta : EGC.

Maryam, R.Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai