Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut American Heart Association, pada tahun 2004 hampir seribu kematian di
Amerika berkaitan dengan kardiovskular, sebanyak 35% dari semua kematian di Amerika
Serikat di tahun tersebut. Penting bagi tenaga kesehatan dan orang awam untuk mempelajari
konsep penyakit kardiovaskular, tindakan pencegahan, dan menjaga kesehatan jantung.
Sistem kardiovaskular dimulai dari jantung, sebuah pompa berotot yang berdenyut secara
ritmis dan berulang 60 sampai 100 kali per menit. Setiap denyut menyebabkan darah
mengalir dari jantung ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri atas arteri,
arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena.
Sistem pernapasan berperan penting untuk mengatur pertukaran oksigen dan karbon
dioksida antara udara dan darah. Oksigen diperlukan oleh semua sel untuk menghasilkan
sumber energi, adenosin trifosfat (ATP). Karbon dioksida dihasilkan oleh sel-sel yang secara
metabolis aktif dan membentuk asam yang harus dibuang dari tubuh. Untuk melakukan
pertukaran gas, sistem kardiovaskular dan sistem respirasi harus bekerja sama. Sistem
kardiovaskular bertanggungjawab untuk perfusi darah melalui paru. Sistem pernapasan
melakukan dua fungsi terpisah: ventilasi dan respirasi.
Untuk kelangsungan hidupnya manusia butuh bernafas. Sistem pernafasan sangat penting
dimana terjadi pertukaran gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Bernafas adalah
peergerakan udara dari atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke
luar tubuh. Sistem respirasi berperan untuk menukar udara dari luar ke permukaan dalam
paru-paru. Setelah udara masuk dalam sistem pernapasan, akan dilakukan penyaringan,
penghangatan dan pelembapan udara.
Salah satu organ yang sangat membutuhkan oksigen dan tidak peka terhadap
kekurangannya adalah otak. Tidak adanya oksigen dalam 3 menit akan mengakibatkan
seseorang kehilangan kesadaran. Lima menit tidak mendapatkan oksigen sel otak akan rusak
secara ireversibel (tidak bisa kembali atau diperbaiki).
Sistem hematologi terdiri dari semua sel-sel darah, sumsum tulang tempat sel –sel
tumbuh matang, dan jaringan lomfoid tempat sel darah disimpan jika tidak bersirkulasi.
Sistem hematologi dirancang untuk membawa oksigen dan nutrisi, mengangkut hormon,
membuang produk sampah, dan menghantar sel-sel untuk mencegah infeksi, menghentikan
perdarahan, dan memfasilitasi proses penyembuhan. Darah juga memungkinkan tubuh
memberi makan dan menyembuhkan dirinya serta menghubungkan antara bagian-bagian
tubuh. (Elizabeth J. Corwin 2009)
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana anatomi dan fisiologi pada sistem respirasi?
Bagaimana anatomi dan fisiologi pada sistem kardiovakular?
Bagaimana anatomi dan fisiologi pada sistem hematologi?

1.3 Tujuan
Tujuan dari paper ini dibuat ini adalah untuk mendeskripsikan anatomi dan fisioligi sistem
respirasi, sistem kardiovaskular, dan sistem hematologi. melalui makalah ini, diharapkan
pembaca dapat lebih memahami pembahasan ketiga sistem diatas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Respirasi


Sistem respirasi membawa oksigen melalui jalan napas paru ke alveoli, yang kemudian
oksigen akan mengalami difusi ke darah untuk ditransportasikan ke seluruh tubuh. Proses ini
sangat penting sehingga kesulitan dalam bernapas dirasakan sebagai kondisi yang
mengancam jiwa.
Sistem pernapasan juga memiliki esensial:
 Mengeluarkan karbon dioksida CO2, suatu produk sampah metabolime yang
ditransportasikan dari jaringan ke paru
 Menyari dan melembapkan udara yang masuk ke paru
 Menangkap partikel dalam mukus jalan napas dan mengeluarkan melalui mulut untuk
dibuang dengan cara batuk atau ditelan
 Mencegah masuknya patogen secara inhalasi dengan mengaktifkan sistem imun

A. Struktur pernapasan
1. Saluran pernapasan atas
Struktur saluran napas atas. Udara memasuki tubuh melalui nares atau mulut dan di
saring dan dilembabkan pada waktu melewati saluran ini menuju ke alveoli. Epiglotis
mengarahkan udara ke trakea selama beberapa
1. Rongga hidung
Hidung terbentuk dari tulang dan kartilago (tulang rawan), tulang nasal membentuk septum
nasi/jembatan hidung dan sisa hidung lainnya tersusun oleh tulang rawan dan jaringan
pengikat. Tiap lubang hidung pada wajah (nostril atau nares) bersambung ke suatu ruangan
(vestibulum). Vestibulum pada bagian depan dilapisi oleh kulit dan rambut yang akan
menyaring objek asing dan mencegah agar tidak terinhalasi. Vestibulum posterior dilapisi
oleh membran mukosa yang terdiri atas sel epitel kolumner dan sel goblet dan menyekresi
mukus. Membran mukosa meluas sepanjang saluran napas dan silia (tonjolan menyerupai
rambut) mengeluarkan mukus ke fairng untuk di elminasi dengan cara batuk atau ditelan.
Pada sisi vestibulum terdapat turbinatus/konka, tonjolan yang dilapisi membran mukosa
yang mengandung suplai darah dari arteri karotis interna dan eksterna. Struktur ini
menghangatkan dan melembapkan udara yang diinspirasikan. (Joyce. M Black, 2014)

2. Faring
Faring terbagi menjadi 3 yaitu:
 Nasofaring terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle. Pada
bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan dengan
tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba eustachius bermuara pada nasofaring dan berfungsi
menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani. Apabila tidak sama,
telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba auditory yang
menghubungkan nasifaring dengan telinga bagian tengah.
 Orofaring. Merupakan bagian tengah faring antaa palatum lunak dan tulang hiodi. Pada
bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan
bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan
belakang lidah. Refleks menelan datangnya dari orofaring menimbulkan dua perubahan
makanan terdorong masuk ke saluran cerna (esofagus).
 Laringofaring. Terletak di belakang laring. Laringofaring merupakan posis terendah dari
farings. Pada bagian bawah laringofaring sistem respirasi menjadi terpisaj dari sistem
digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam laring dan makanan lewat posterior ke dalam
esofagus melalui epiglotis yang fleksibel.

3. Laring
Laring menghubungkan faring dan trakea. Laring yang dikenal sebagai kotak suara
mempunyai bentuk seperti tabung pendek dengan bagian besar di atas dan menyempit ke
bawah.
Laring adalah suatu katup yang rumit pada persimpangan antara lintasan makanan dan
lintasan udara. Laring terletak dibawah lidah saat menelan dan karenanya mencegah makanan
masuk ke saluran napas lainnya. Fungsi utama pada laring adalah untuk melinguni jalan
napas atau jalan udara dari faring ke saluran napas lainnya. (Koes Irianto, 2014)
Gambar: Sistem pernapasan atas

2. Saluran pernapasan bawah


A. Trakea
Trakea atau batang tenggorok adalah tabung berbentuk pipa seperti huruf C yang
dibentuk oleh tulang rawan yang disempurnakan oleh selaput terletak di are avertebratae
servikalis VI sampai tepi bawah kartilago krikoidea vertebrata torakalis V. Panjangnya
sekitar 13 cm dan diameter 2,5 cm, dilapisi oleh otot polos, mempunyai dinding fibrioelastis
yang tertanam dalam balok-balok hialin yang mempertahankan trakea tetap terbuka.
Pada ujung bawah trakea, setinggi angulus sterni tepi bawah trakea vertebrae toraakalis
IV, trakea bercabang dua menjadi bronkus kiri dan bronkus kanan. Trakea di bentuk oleh
tulang-tulang rawan yang berbentuk cincinyaang terdiri dari 15-20 cincin. Diameter trakea
tidak sama pada seluruh bagian. Pada daerah servikal agak sempit, bagian pertengahan sedikit
melebar, dan mengecil lagi dekat percadangan bronkus. Bagian dalam trakea terdapat septum
yang disebut karina, terletak agak ke kiri dari bidang median. Bagian dalam dari trakea
terdapat sel-sel bersilia, berguna untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama udara
ke jalan pernapasan.
Hubungan trakea dengan alat di sekitarnya :
1. Sebelah kanan terdapat N.vagus dekstra, A.anonima, dan V.azigos
2. Sebelah kiri terdapat aorta dan nervus rekuren sinistra
3. Bagian depan menyilang V.anonima sinistra, dan fleksus kardiakus profundus.
4. Bagiaan belakang terdapat esofagus, pada sisi trakea berjalan cabang-cabang N.vagus dan
trunkus simpatikus ke arah pleksus kardiakus.

Fungsi Trakea. Mukosa trakea terdiri dari epitel keras seperti laminayang berisi jaringan
serabut-serabut elastis. Jaringan mukosa ini berisi glandula mukosa yang sampai ke
permukaan epitel menyambung ke pembuluh darah bagian luar. Submukosa trakea
menjadikan dinding trakea kaku dan melindungi serta mencegah trakea mengempis.
Kartilago antara trakea dan esofagus lapisannya berubah menjadi elastis pada saat proses
menelan sehingga membuka jalan makanan dan makanan masuk ke lambung. Rangsangan
saraf simpatis memperlebar diameter trakea dan mengubah besar volume saat terjadinya
proses pernapasan.(Joyce M. Black, 2014)

B. Bronkus dan bronkiolus


Bronkus utama kanan lebih pendek dan lebih luas, berjalan lebih vertical ke bawah di
bandingkan bronkus utama kiri. Dengan demikian, benda asing lebih mudah masuk ke
bronkus kanan di bandingkan bronkus kiri. Bronki segmental dan subsegmental adalah
subdivisi dari bronki utama dan menyebar menyerupai pohon terbalik menuju ke masing-
masing paru. Kartilago menyelubungi jalan nafas di bronki tetapi pada bronkioli (jalan napas
terakhir sebelum sampai ke alveoli) kartilago menghilang sehingga bronkioli dapat
mengalami kolaps dan mengandung udara selama ekshalasi aktif.
Bronkus terminalis adalah saluran udara terakhir pada sistem konduksi. Area pada hidung
sampai ke bronkiolus tidak mengalami pertukaran gas dan berfungsi sebagai ruang rugi
anatomic (anatomic dead space). Kekurangan pertukaran gas berarti bahwa udara yang
pertama keluar dari mulut selama ekshalasi mencerminkan udara ruangan, tetapi udara
terakhir yang keluar (udara tidak akhir) mencerminkan udara alveolar.
(Joyce M. Black, 2014)
Bronkus terbagi menjadi 2 bagian:
1. Bronkus primer
Yaitu saluran yang berasal dari percabangan trakea ( saluran utama pernafasan).
percabangan ini dimulai dari titik hilum (ujung tulang dada). Bronkus primer berjumlah 2, ke
kiri dan ke kanan. Sacara umum struktur bronkus primer serupa dengan struktur trakea.
Bronkus primer berada di dalam rongga dada.
Panjangnya sekitar 2,5 cm masuk ke hilus pulmonalis pru kanan, mempercabangkan bronkus
lubaris superior, pada waktu masuk ke hilus bercabang tiga menjadi bronkus lobaris medius,
bronkus lobari inferior, dan bronkus lobaris superior, diatasnya terdapat V. azigos, di
bawahnya A. pulmonalis dekstra.
2. Bronkus sekunder
Merupakan saluran yang berasal dari percabangan bronkus primer. Bronkus sekunder
menjadi cabang utama pada tiap-tiap lobus paru-paru. Bronkus ini memiliki ukuran yag lebih
kecil disbanding dengan bronkus primer dan lebih tipis lapisan selnya Bronkus primer kanan
membentuk percabangan sebanyak 3 bronkus sekunder sementara bronkus primer sebelah
kiri hanya membentuk 2 bronkus sekunde perbedaan jumlah bronkus ini sesuai dengan
jumlah lobus paru-paru . jumlah paru-paru sebelah kanan adalah sebanyak 3 lobus, sementara
paru-paru kiri hanya 2 lobus (ruang). Hal ini di karenakan paru-paru sebelah kiri berbagai
ruang dengan jantung.
Lebih sempit dan lebih panjang serta lebih horizontal di bandingkan bronkus dekstra,
panjangnya sekitar 5 cm, berjalan ke bawah aorta dan di depan esophagus, masuk ke hilus
pumonalis kiri, bercabang menjadi dua (bronkus lobaris superior dan bronkus lobaris
inferior).(Elizabeth j. Corwin, 2009).
C. Paru-paru
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung dalam rongga dada dan dilindungi secara
melingkar oleh rongga yang dibentuk oleh rongga rangka iga. Dasar masing-masing paru
terletak pada diafragma dibawahnya; apeks (ujung atas) terletak setingkat klavikula, Pada
permukaan medial masing-masing paru terdapat suatu bentukan yang disebut hilus, tempat
bronkus primaries dan arteri dan vena pulmonalis memasuki paru.
Membran pleura adalah suatu membrane serosa pada rongga toraks.Pleura
parietal melapisi rongga toraks, dan Pleura viseral terdapat pada permukaan paru-paru. Di
antara membran pleura tersebut terdapat cairan serosa, yang mencegah friksi dan menjaga
kedua membrane tetap bersama selama pernapasan.

D. Alveoli
Unit fungsional paru-paru adalah suuatu kantung udara yang disebutalveoli. Suatu sel
pipih alveolar tipe 1 yang menyusun dinding alveoli adalah selapis epitel gepeng. Dalam
ruang di antara sebaran alveoli terdapat jaringan ikat elastic, yang penting untuk ekshalasi.
Dalam alveoli terdapat magrofag yang memfagosit patogen atau benda lain yang mungkin
tidak tersapu keluar oleh epitel bersilia dalam pohon bronchial. Ada juta-juta alveoli dalam
masing-masing alveolus dikeliling oleh suatu janinan kapiler pulmonal. Ingat bahwa kapiler
juga tersusun atas selapis epitel gepeng, sehingga hanya ada dua kapiler pulmonal, yang
difusi gas secara efisien

Masing-masing alveolus dilapisi lapisan tipis cairan jaringan, yang sangat penting untuk
difusi gas, karena suatu gas harus melarut dalam cairan agar dapat memasuki atau
meninggalkan sel (Prinsip cacing tana-seekor cacing tanah bernapas melalui kulit yang lebab,
dan akan mati lemas jika kulitnya mongering). Meskipun cairan jaringan ini dibutuhkan,
cairan ini tetap saja menjadi suatu kemungkinan masalah jika membuat dinding-dinding
alveolus saling melekat secara internal karena ada tegang permukaan air. Inilah yang terjadi
dalam alveoli, dan infeksi akan menjadi sangat sulit. (nikma)

E. Alveoulus
Unit fungsional paru adalah alveoli (jamak, alveoli). Ada lebih dari seribu alveoli pada
masing-masing paru. Alveoli adalah kantong kecil yang berisi udara, tempat oksigen dan
karbon dioksida dan gas-gas lain yang berdifusi. Jumlah alveoli pada masing-masing paru
sangat banyak untuk menjamintersedia area yang cukup untuk difusi gas. Jika aliran udara
masuk ke dalam alveoli terhambat, alveoli akan kolaps dan tidak mampu melakukan
pertukaran gas. Jika lairan udara ke beberapa alveoli mengalami sumbatan, pertukaran gas
munggkin mengalami gangguan yang akibat lanjutnya, individu mengalami hipoksia atau
tidak sadar, bahkan kematia. (elizabeth)
Gambar: Sistem Pernapasan Bawah

B. Mekanisme Pernapasan
 INSPIRASI
Inspirasi adalah proses aktif kontraksi otot-otot inspirasi yang menaikkan volume intratoraks.
Selama bernapas tenang tekanan intrapleura kira-kira 2,5 mmHg (relatif terhadap atmosfer).
Pada permulaan inspirasi menurun sampai -6 mmHg dan paru di tarik kea rah posisi yang
lebih mengembang, di jalan udara menjadi sedikit negatif dan udara mengalir ke paru. Akhir
inspirasi rekoil menarik dada kembali ke posisi ekspirasi karena tekanan rekoil paru dan
dinding dada seimbang. Tekanan dalam jalan pernapasan seimbang menjadi sedikit positif,
udara mengalir keluar dari paru.
Pada saat inspirasi, pengaliran udara ke rongga pleura dan paru berhenti sebentar ketika
tekanan dalam paru bersamaan bergerak mengelilingi atmosfer. Pada waktu penguapan
pernapasan, volume sebuah paru berkurang karena naiknya tekanan udara untuk memperoleh
dorongan keluar pada sistem pernapasan.
 EKSPIRASI
Pernapasan tenang bersifat pasif-tidak ada otot-otot yang menurunkan volume untuk toraks
berkontraksi-permulaan ekspirasi kontraksi ini menimbulkan kerja yang menahan kekuatan
rekoil dan melambatkan ekspirasi. Inspirasi yang kuat berusaha mengurangi tekanan
intrapleura sampai serendah 30 mmHg, ini menimbulkan pengembangan paru dengan derajat
yang lebih besar. Bila ventilasi meningkat, luasnya deflasi paru meningkat dengan kontraksi
otot-otot pernapasan, yang menurunkan volume intratoraks.
Tekanan intrapleura adalah tekanan ukuran dalam antara lapisan pleura dan lapisan pleura
dalam. Pleura parietal dan pleura visceral dipisahkan oleh selpaut tipis pleura yang berisi zat
dan gas.
 VOLUME DAN KAPASITAS PARU
Metode yang sederhana untuk meneliti ventilasi paru adalah dengan merekam volume
pergerakan udara yang masuk dan keluar paru. Alat yang di gunakan di namakan spirometri
atau spirogram yang dapat memperlihatkan perubahan dalam volume paru pada berbagai
keadaan pernapasan.

 VOLUME PARU
Ada empat volume paru bila semua di jumlahkan sama dengan volume maksimal paru yang
mengembang, masing-masing volume itu adalah:
1. Volume tidal: merupakan volume udara yang di inspirasikan dan di ekspirasikan di setiap
pernapasan normal, jumlahnya kira-kira 500 ml.
2. Volume cadangan inspirasi: merupakan volume tambahan yang di inspirasikan di atas
volume tidal normal, biasanya 3000ml
3. Volume cadangan ekspirasi: merupakan jumlah udara yang masih dapat di keluarkan dengan
ekspirasi tidal yang normal, jumlahnya lebih kurang 1100ml
4. Volume sisa: volume udara yang masih tersisa di dalam paru setelah kebanyakan ekspirasi
kuat, volume ini rata-rata 1200ml.

Ventilasi paru normal hamper sepenuhnya di lakukan oleh otot-otot inspirasi, pada
waktu otot inspirasi berelaksasi sifatnya elastis, paru dan toraks menyempit secara pasif. Bila
semua otot berelaksasi kembali ke suatu keadaan istirahat. Volume udara di dalam paru pada
tingkat yang sama dengan kapasitas sisa fungsional kira-kira 2300ml.

 Volume sisa
Udara yang tidak bisa di keluarkan dari paru bahkan dengan ekspirasi yang kuat pun
tidak bisa di keluarkan, fungsinya menyediakan udara dalam alveolus untuk menyelarasikan
darah di antara dua siklus pernapasan. Seandainya tidak ada udara sisa, kosentrasi oksigen
dan karbondioksida di dalam darah akan naik dan turun secara jelas.

 CARA KERJA PERNAPASAN


Jika kita bernapas dengan kuat maka paru akan mengembang dengan kapasitas
maksimum, permukaan dada mengeluarkan tekanan yang berbeda. Oleh karena kekuatan
yang lebih dari kekuatan elastic akan membesar menyebabkan volume akan meninggi. Alat
untuk mengukur muatan pernapasan, persediaan pengeluaran dan persediaan pemasukan
sangat penting.
a. Pernapasan luar : kecenderungan kekuatan tekanan molekul gas meningkat sampai pada
ketidakseimbangan menjadi tidak stabil, ketika ketidakkeseimbangan molekul gas dalam
ruang difusi luar tidak sampai ke seluruh molekul gas. Kembalinya tekanan sementara akan
mengganggu keseimbangan kekuatan tekanan meningkatnya akan bertambah besar pada
pengahancuran molekul tekanan akan berkurang akibat pergerakan moleku gas.
b. Pernapasan dalam: normal cairan intertisial dari PO2 adalah 40 mmHg dan PCO2 40 mmHg.
Sebagai hasil, oksigen (O2) disebarkan keluar pembuluh kapiler dan karbondioksida (CO2)
diterima oleh pembuluh kapiler sampai tekanan bagian kapiler sama dengan bagian membran.
Darah vena keluar dari kapiler akan di transfor ke sirkulasi paru ketika pernapasan luar
memindahkan kelebihan CO2 dari kapiler bersama oksigen. O2 dan CO2 dapat larut dalam
plasma darah, ini merupakan fungsi utama untuk membran sel. Kelebihan O2 dan CO2 di
edarkan dalam sel-sel darah merah ketika molekul-moleku gas tersusun untuk dapat di
edarkan ke seluruh tubuh. Hal yang terpenting untuk reaksi adalah keteraturan oksigen dan
karbondioksida plasma berkonsentrasi tinggi. Molekul-molekul berpindah ke sel darah merah
ketika berkonsentrasi sel darah merah plasma rendah dan melepaskan persediaan
cadangannya.

 PRINSIP FISIS PERTUKARAN GAS


Setelah udara alveolus ditukar dengan udara segar, langkah selanjutnya dalam proses
respirasi adalah difusi oksigen dari alveolus ke dalam darah paru dan difusi karbondioksida
dalam arah berlawanan dari darah paru ke dalam alveolus. Semua yang di pertimbangkan
dalam fisiologis pernapasan merupakan molekul sederhana yang bebas bergerak di antara
satu dengan yang lain, di namakan proses difusi dari gas-gas yang larut dalam cairan dan
jaringan tubuh. Untuk terjadinya difusi harus ada sumber energi yang di selenggarakan oleh
gerakan kinetic molekul itu sendiri, sehingga semua molekul pada keadaan apapun secara
terus menerus mengalami beberapa jenis gerakan, untuk molekul bebas secara fisik tidak
melekat satu sama lain, berarti gerakan linear molekul pada kecepatan tinggi sampai beradu
dengan molekul lain dengan cara ini molekul bergerak cepat di antara satu dengan yang lain.
 DIFUSI GAS MELALUI JARINGAN
Yang penting dalam gas-gas pernapasan/respirasi adalah daya larut yang sangat tinggi dalam
lemak, akibatnya juga sangat larut dalam membrane sel. Gas ini berdifusi melalui membran
sel dengan rintangan. Pembatas utama gerakan gas di dalam jaringan adalah kecepatan difusi
melalui cairan jaringan bukan melalui membran sel. Oleh karena itu difusi gas melalui
jaringan termasuk melalui membran paru hamper sama dengan difusi gas melalui air,
terutama yang harus diperhatikan dalam karbondioksida berdifusi 20 kali kecepatan oksigen.

 Transpor gas antara paru dan jaringan


Selisih tekanan parsial O2 dan CO2 merupakan kunci dari pergerakan gas O2 yang mengalir
dari alveoli masuk ke dalam jaringan melalui darah. Sedangkan CO2 mengalir dari jaringan
ke alveoli melalui pembuluh darah. Akan tetapi jumlah ke dua gas yang di transpor ke
jaringan dan dari jaringan secara keseluruhan tidak cukup bila seandainya O2 tidak larut
dalam darah bergabung dengan protein pembawa O2 (hemoglobin).
Demikian juga CO2 yang larut masuk ke dalam serangkaian reaksi kimia reversibel yang
mengubah menjadi senyawa lain, adanya hemoglobin menaikkan kapasitas pengangkutan
O2 dalam darah sampai 70 kali dan reaksi CO2 menaikkan kadar CO2 dalam darah menjadi 17
kali (Syaifuddin, 2014)

2.2 Sistem Kardiovaskular


Sistem kardiovaskular berawal jantung yang berdenyut secara ritmis sebanyak 60-100x/menit
saat istirahat dan 120-160x/menit saat olahraga. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir
dari jantung ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan yang tertutup yang terdiri dari arteri,
arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Komponen sistem kardiovaskular merupakan sistem transpir tertutup yang terdiri atas
beberapa komponen berikut:
1. Jantung sebagai pemompa darah
2. Komponen darah sebagai pembawa materi oksigen dan nutrien
3. Pembuluh darah sebagai media atau jalan dari komponen.
Ketiga komponen tersebut harus memiliki fungsi yang baik agar seluruh tubuh dapat
menerima pasokan oksigen dan nutrisi yang adekuat.

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardio


Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terdiri di rongga dada, di
bawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum. Jantung terdapat di dalam
sebuah kantong longgar berisi cairan yang disebut perikardium. Keempat ruang jantung
tersebut adalah atrium dan kanan. Atrium terletak di atas ventrikel dan saling berdampingan.
Atrium dan ventrikel dipisahkan satu dari yang lain oleh katup satu arah. Sisi kiri dan kanan
jantung dipisahkan oleh dinding jaringan yang disebut septum. (Elizabeth J. Corwin 2009).
Lapisan jantung tersusun oleh tiga lapisan jaringan endokardium, miokadium, dan
epikardium. Endokardium (bagian dalam) tersusun atas jaringan endotelial yang melapisi
ruang jantung bagian dalam dan katup jantung.

Letak dan Posisi Jantung


Gambar 1 : letak dan posisi jantung pada thorack

Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada
diaphragm thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus. Pada tepi kanan
cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral
sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1
cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis
costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-
kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.

Ruang Jantung
Gambar 2. Ruang Jantung

Ruang dalam jantung dibagi menjadi 4, yaitu :


1. Atrium Kanan (Serambi Kanan)
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan
sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan.
Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava
superior, vena kava inverior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat
katup - katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan
katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan
akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi
sistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif
kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel
selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya
atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan
curah ventrikel.
2. Ventrikel Kanan ( Bilik Kanan)
Pada kontraksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar
untuk dapat memompa darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar maupun
sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan
kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteria
pulmonalis. Sirkulasi paruh merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan
resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel kanan, dibandingkan tekanan
tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja
ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnaya, tebal dinding ventrikel
kanan hanya 1/3 dari dinding ventrikel kiri. Untuk menghadapi tekanan paru yang meningkat
secara perlahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif maka sel otot ventrikel
kanan mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi
peningkatn resistensi pulmonar, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus
resistensi paru yang meningkat secara akut (seperti pada emboli paru masif) maka
kemampuan pemompaan venrikel kanan tidak cukup kuat sehingga dapat tejadi kematian.
3. Atrium Kiri (Serambi Kiri)
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis.
Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan
tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam pembuluh paru-paru.
Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri
memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam
ventrikel kiri melalui katup mitralis.
4. Ventrikel Kiri (Bilik Kiri)
Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulsi
sistemik, dan mempertahankan aliran darah kejaringan perifer. Ventrikel kiri mempunyai
otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah
pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua
ventrikel (septum interventrikularis) juga membantu memperkuat tekanan ynang ditimbulkan
oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri
meningkat sekitar lima kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan ; bila ada hubungan
abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum interventrikularis pasca
– infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut.
Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke
dalam aorta.

Katub Jantung

Gambar: Katub pada Jantung

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atria ke ventrikel ke
arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-
katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena
perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan
mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya,
sementara gradient tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup, seperti anda
mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient
ke arah belakang dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya : yaitu,
katup jantung bukan seperti pintu ayun ditempat minuman

Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui
bilik - bilik jantung. Ada 2 jenis katup : katup antrioventrikularis (AV), yang memisahkan
atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan
aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup - katup ini membuka dan menutup secara pasif,
menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.
Gambar . Katup Jantung

1. Katup Atrioventrikularis (AV)


Katup atrioventrikularis terdiri dari katup trikuspidalis dan katub mitralis. Daun-
daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara
atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan
atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun
katup dari kedua katup ini tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang
disebutkordatendinae. Kordatendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot
pada dinding ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel
untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila kordatendinae atau otot
papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke dalam
atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi.

Gambar: Pencegahan pembalikan katup AV, pembalikan katup AV dicegah oleh ketegangan pada
daun katup yang timbulkan oleh korda tendine sewatktu otot papilaris berkontraksi

2. Katup Semilunaris
Kedua katup semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris
yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak
antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkankatup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan
dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau
arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di
atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang
disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut.
Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada
waktu katup aorta terbuka.

Lapisan Jantung

a. Epikardium
Epicardium adalah lapisan paling luar dari jantung,tersusun dari lapisan sel-sel
mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epicardium terdapat pericardium.
Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan
selaput yang membungkus jantung dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam
cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara
pericardium dan epicardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yang
dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium. Epikardium berupa membrana serosa yang
padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang berbentuk
lembaran, terutama dibagian provundal. Epikardium melekat erat pada miokardium,
membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada
jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium terutama pada tempat
masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis perikardium juga berupa membran serosa
yaitu suatu membran yang terdiri dari jaringan ikat yang mengandung jala serabut elastis,
kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh mesothelium. Epikardium tersusun atas
lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita masih
hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang
terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri
coronaria.
b. Miokardium
Lapisan otot jantung menerima darah dari arteri koronaria, arteri koronaria kiri
bercabang menjadi arteri desenden anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria
kanan memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikal kanan dan permukaan diafragma
ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus kemudian bersikulasi
langsung ke dalam paru-paru. Miokardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri
dari otot-otot jantung yang berkontraksi untuk memompa darah, otot-otot jantung ini
membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :

1. Bundalan otot atria,susunanya sangat tipis,kurang teratur serabut-serabutnya, dan disusun


dalam dua lapisan. Lapisan luar mencakup kedua atria serabut luar dan paling nyata. Di
bagian depan atria, beberapa serabut masuk kedalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam
terdiri dari serabut-serabut berbentuk lingkaran. Ini terdapat dibagian kiri atau kanan dan
basis cordis yang membentuk serambi atau aurikula cordis
2. Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai dari cincin atrio
ventrikuler sampai di apek jantung.
3. Bundalan otot atrio ventrikuler, yang merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik
jantung(atrium dan ventrikal).

c. Endokardium
Merupakan lapisan terakhir atau lapisan paling dalam pada jantung. Endocardium
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.
Lapisan endokardium atrium jantung lebih tebal dibanding ventrikel jantung. Sebaliknya
untuk lapisan miokardium, ventrikel jantung memiliki lapisan miokardium lebih tebal
dibanding atrium jantung. Dan lapisan miokardium ventrikel kiri jantung lebih tebal
dibanding ventrikel kanan. Pada lapisan endokardium ventrikel terdapat serabut Purkinje
yang menjadi salah satu penggerak sistem impuls konduksi jantung, yang membuat jantung
bisa berdetak. Dinding dalam atrium (endokardium)diliputi oleh membrane yang mengilat
dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang licin (endokardium)kecuali aurikula
dan bagian depan sinus vena kava.di bagian ini terdapatbundelan otot parallel yang berjalan
ke depan Krista. Ke arah aurikula dari ujung bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan
endokardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula vena kava inverior yang berjalan di
depan muara vena inverior menuju ke sebelah tepid an disebut vossa ovalis. Diantara atrium
kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular.

Siklus Jantung
Satu siklus jantung sama dengan satu kali denyut jantung. Siklus jantung terdiri atas dua
bagian: sistolik ventrikel (kontraksi) dan diastolik ventrikel (relaksasi). Siklus jantung secara
normal dimulai dengan depolarisasi spontan oleh selpacemaker nodus SA dan diakhiri
pengisian ventrikel yang relaksasi.
 Sistolik Atrium
Depolarisasi nodus SA menyebar melalui atrium menggunakan jaras internodus dan
interatrium.Depolarisasi sel atrium gelombang P pada EKG) menyebabkan masuknya ion
kalsium yang kemudian diikuti kontraksi dan dihasilkannya tekanan (sebuah gelombang jejak
tekanan vena). Kontraksi atrium menyebabkan sebagian kecil darah masuk ke ventrikel,yang
disebut “tendangan atrium”.
 Sistolik Ventrikel
Setelah terlambatnya rangsangan di nodus AV, gelombang depolarisasi memaasuki ventrikel
dan disebarkan dengan cepat oleh cabang berkas dan serabut purkinje (kompleks QRS pada
EKG). Bersamaan dengan depolarisasi, ion kalsium masuk dan menginisiasi kontraksi
ventrikel. Pada fase kontraksi isovolemik,terjadi kontraksi ventrikel, penupan katup AV
sehingga terjadi tekanan didalam venrikel. Ketika katup AV menutup terdengar bunyi jantung
satu ( S1 ).Oleh karena katup aorta dan pulmonal masih masih tertutup,tidak ad darahnyang
meninggalkan ventrikel. Fase ejeksi dimulai ketika tekanan dalam ventrikel melebihi tekanan
dalam aorta dalam pulmonal.Katup semilunaris membuka dan ventrikel memompa darah ke
dalam sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal.

Frekuensi Denyut Jantung


Frekuensi denyut jantung normal 60-100 kali per menit. sinus takikardiajika lebih dari 100
kali; sinus bradikardia jika kurang dari 60 kali per menit. (sinus berarti implus yang
ditimbulkan oleh nodus SA, pacemaker normal di jantung.) Denyut jantung intrinsik adalah
90 kali per menit. pada saat istirahat, denyut jantung 70 kali per menit menunjukkan adanya
dominasi system saraf parasimpatis. Variasi denyut jantung dap di akibatkan oleh latihan
fisik, hormone, suhu tubuh, tekanan darah, kecemasan, stress, dan nyeri. (Joys M. Black,
2014)

Dua Sirkulasi Sistem Kardiovaskular


 Sirkulasi sistemik
Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Darah di atrium kiri mengalir ke dalam
ventrikel kiri melewati katup atrioventrikel (AV), yang terletak di taut atrium dan ventrikel
kiri. Katup ini disebut katup mitral. Semua katup jantung membuka jika tekanan dalam
ruang jantung atau pembuluh yang berada di atasnya lebih besar dari tekanan di dalam ruang
atau pembuluh yang ada di bawah.
Aliran keluar darah dari ventrikel kiri adalah menuju ke sebuah arteri besar berotot, yang
disebut aorta. Darah mengalir dari ventrikel kiri ke aorta melalui katup aorta. Darah di aorta
di salurkan ke seluruh sirkulasi sistemik, melalui arteri, arteriol, dan kapiler, yang kemudian
menyatu kembali untuk membentuk vena. Vena dari bagian bawah tubuh mengembalikan
darah ke vena terbesar, vena kava inverior. Vena dari bagian atas tubuh mengembalikan
darah ke vena kava superior. Kedua vena kava bermuara di atrium kanan.
 Sirkulasi paru
Darah di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainnya, yang
disebut katup tricuspid. Darah keluar dari ventrikel kanan dan mengalir melewati katup
keempat, katup pulmonalis, ke dalam arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang-cabang
menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir ke paru kanan dan
kiri, berturut-turut. Di paru, arteri pulmonalis bercabang berkali-kali menjadi arteriol dan
kemudian kapiler. Masing-masing kapiler memperfusi alveolus alveolus yang merupakan unit
pernapasan. Semua kapiler menyatu kembali untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena.
Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis besar. Darah mengalir di dalam vena
pulmonalis kembali ke atrium kiri untuk menyelesaikan siklus aliran darah.

 Fungsi Sirkulasi Sistemik dan Paru


Sewaktu darah mengaliri setiap sel tubuh di dalam sirkulasi sistemik, karbon dioksida dan
produk sisa sel lainnya di serap oleh darah, sedangkan oksigen dan zat gizi di salurkan dari
darah ke sel. Pada sirkulasi paru, terjadi hal yang sebaliknya; karbon dioksida dikeluarkan
dari darah dan oksigen diserap. Melalui siklus darah yang kontinu mengelilingi sirkulasi
sistemik dan paru, suplai oksigen dan pengeluaran zat sisa dapat berlangsung untuk semua
sel.

B. Sistem Vaskular
Sistem vaskular adalah jaringan luas pembuluh yang dilalui oleh darah yang bersirkulasi
didalm tubuh. Fungsi utama sistem kardiovaskular se bagai penyampaian nutrien ke jaringan
ddan pembuangan zat sisa metabolik yang dilaksanakan oleh kapiler. Darah yang
meninggalkan ventrikel didistribusikan elalui arter dan arteriol, dalam cabang-cabang yang
secara prograsif mengecil ke kapiler. Darah yang meninggalkan kapiler mengikuti venula dan
vena yang secara progresif membesar pada perjalanannya kembali ke atrium.
o Struktur Umum Pembuluh Darah
Pembagian anatomis pembuluh darah menjadi arteri, arteriol, kapiler, venule, dan vena
didasarkan pada adanya tiga lapisan histologist
1. Tunika intima (lapisan terdalam) terdiri atas sel endotel yang memisahkan darah dari rongga
ekstravaskular. Ketatnya tautan antara sel endotel bervariasi antara jaringan. Sebagai contoh,
tautan yang sangat ketat pada kapiler serebral membatasi pergerakan beberapa obat ke sel-sel
otak (sawar darah otak). Sebaliknya, sel endotel yang berlubang dan tautan yang relatif
longgar pada hati dan limpa memungkinkan transit yang mudah antara darah dan rongga
jaringan pada organ-organ tersebut. Endotel memiliki protein permukaan, atau molekul
adhesi,yang memfasilitasi pelekatan sel darah putih dan pergerakannya dari sirkulasi ke
jaringan. Endotel menghasilkan substansi-substansi seperti faktor perelaksasi yang berasal
dari endotel ( EDRE, atau oksida nitrat), memungkinkan nitrogliserin, friksi, dan stress
menyebabkan vasodilatasi. Kerusakan terhadap endotel memungkinkan darah memasuki
lapisan tengah pembuluh darah, membentuk aneurisma.
2. Tunika media (lapisan tengah) terdiri atas jaringan ikat elastis dan sel otot polos. Terutama
pada aorta dan arteri besar, jaringan elastis berkontribusi terhadap bentuk dari tekanan pulsus
arteri. Kontraksi otot polos meregulasi diameter pembuluh dan menyebabkan perubahan
aliran darah dan tekanan darah. Otot polos secara normal berkontraksi parsial karena aktivitas
saraf simpatis (juga dikenal sebagai tonus simpatis). Kontraksi otot polos dapat juga
diregulasi oleh hormon yang bersirkulasi dan (pada pembuluh yang lebih kecil ) oleh faktor
metabolik jaringan.
3. Tunika adventitia (lapisan terluar) terdiri atas lapisan jaringan ikat yang relatif tipis yang
memberikan bentuk kepada pembuluh darah. Lapisan ini juga mengandung vasa vasorum,
arteri dan vena kecil yang menyediakan nutrien kepada sel-sel pembuluh darah.

o Aliran Darah Arteri Koroner


Dua arteri besar, yang disebut arteri koroner kiri dan kanan, merupakan cabang dari aorta
setelah aorta keluar dari ventrikel kiri dan menyuplai darah ke jantung. Arteri koroner kiri
membentuk cabang menjadi arteri desendens anterior dan arteri sirkumfleks. Arteri
desendens anterior kiri menurun ke bagian anterior alur septum antara ventrikel kanan dan
kiri dan kembali bercabang beberapa kali untuk memperdarahi bagian anterior septum dan
massa otot anterior ventrikel kiri.
Arteri sirkumfleks kiri melintang di bagian antara atrium kiri dan ventrikel kiri dan
memperdarahi dinding lateral ventrikel kiri.
Arteri koroner kanan melintang di alur antara atrium kanan dan ventrikel kiri dan bercabang
untuk memperdarahi bagian posterior jantung, termasuk septum interventrikel posterior. Pada
sebagian besar orang, arteri koroner kanan memperdarahi bagian perlistrikan jantung yang
penting: nodus sinoatrium (SA) dan nodus atrioventrikel (AV).

2.3 Sistem Hematologi


Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum
tulang dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berada dengan organ lain karena
berbentuk cairan.
Darah merupakan medium transpor tubuh, volume darah manusia sekitar 7 % - 10 % berat
badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak
sama, tergantung pada usia , pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah
terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut.
1. Plasma darah, bagian cairan darah yang sebagai besar terdiri atas air, elektrolit dan protein
darah.
2. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-komponen berikut in.
 Eritrosit : sel darah merah (SDM- red blood cell)
 Leukosit : sel darah putih (SDM- white blood cell)
 Trombosit : Butir pembeku darah – platelet

A. Komposisi Darah
Darah terdiri dari sekitar 45% komponen sel dan 55% plasma. Komponen sel
tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit). Sel darah merah berjumlah 99% dari total komponen sel; sisanya 1% sel darah
putih dan platelet. Plasma terdiri dari air 90% dan 10% sisanya dari protein plasma, elektrolit,
gas terlarut, berbagai produk sampah metabolisme, nutrient, vitamin, dan kolestrol. Protein
plasma terdiri dari albumin, globulin, dan fibrinogen. Albumin merupakan protein plasma
yang paling banyak dan membantu mempertahankan tekanan tekanan osmotik plasma dan
volume darah. Globulin mengikat hormon yang tidak larut dan sisa plasma lainnya agar
dapat larut. Proses ini memungkinkan zat-zat penting terangkut di dalam darah dari tempat
asalnya di buat ke tempat zat-zat tersebut bekerja. Sebagai contoh, zat-zat yang dibawa
berikatan dengan protein plasma termasuk hormone tiroid, besi, fosfolid, bilirubin, hormone
steroid, dan kolesterol. Protein globulin lainnya, imunoglobulin adalah antibody yang ada di
dalam darah untuk melawan infeksi. Fibrinogen merupakan komponen penting dalam proses
pembekuan darah.

a) Cairan Darah ( Plasma Darah)


Yang dimaksud dengan “cairan darah”, ialah darah tanpa sel-sel darahnya. Warna cairan
darah atau plasma darah kekuning- kuningan, kira-kira 90 persen terdiri dari air. Bagian
lainya ialah zat-zat yang larut di dalamnya, sebagian bersifat organik dan sebagian bersifat
anorganik. bagian-bagian ini merupakan merupakan bagian permanen (tetap) dari cairan
darah. kecuali itu , masih ada zat-zat yang diangkut oleh cairan darah, yaitu zat-zat makanan,
gas oksigen (02), gas karbon dioksida (C02), dan yang lain-lain berada untuk sementara
waktu.
Komposisi kimia plasma darah: H20 (90%), garam organik (<1%), protein (7%), dan
bahan lainya (2%). berat jenis (1.026), viskositas (1.7-2), tekanan osmotic 25 mmHg ( pada
370C 7.6 Atm, pH (7.35-7.45). plasma merupakan darah yang dudah diambil benda-benda
darahnya (eritrosit, lekosit, dan platelet). plasma yang sudah tidak mengandung faktor-faktor
pembentukan darah disebut serum.
Peran plasma dalam transpor berbagai zat dilaksanakan dalam tiga cara,yaitu: (1)
Transpor zat dala betuk kompleks multi molekul, misalnya transport trigliserida dan kolestrol
dalam partikel lipoprotein, (2) transport oleh protein plasma, misalnya albumin mentranspor
asam lemak bebas, bilirubin, asam urat, logam( Cu, Zn, Ca). Obat-obatan ( aspirin, penisilin,
sulfonamide), hormone steroid, dan tiroksin. Seruloplasmin mentranspor Fe dan transferin
mentranspot Fe, (3) Tranpor dalam bentuk larutan, misal ion-ion ( K, Ca, Na), Urea, glukosa,
laktat, insulin, dan glukagen.
Protein plasma dikelompokkan tiga bagian, yaitu:
o Albumin:
(1) Suatu rantai tunggal protein yang terdiri atas 610 asam amino;
(2) merupakan lebih dari 50 persen protein plasma;
(3) Selain berperan dalam proses transport, juga penting dalam mempertahankan tekanan
osmotic koloid intravaskuler;
(4) Hipoalbumineemia dapat disebabkan karena:
(1)KKP (kurang kalori protein),
(2)gangguan fungsi hepar (albumin disintesis di hepar), dan
(3) gangguan fungsi ginjal ( terjadi eksresi albumin ke urine).

o Globulin:
(A) Terdiri atas ratusan protei yang secara elektroforesis terbagi dalam:
(1) α1 –Globulin (glikoprotein, lipoprotein),
(2) α2-Globulin (seruloplasmi, glikoprotein, lipoprotein),
(3) β-Globulin (transferin ,lipoprotein), dan
(4) ¥-Globulin (imonoglobulin); (B) selain berperan dalam proses transpor, globulin juga
penting dalam pertahanan tubuh (Ig);
(C) peningkatan y-globulin dapat terjadi karena adanya infeksi atau tumor sel plasma
(mieloma);
(D) Hipo ¥-globulinenemia atau α¥-globulinemia dapat terjadi karena KKP, penyakit genetic,
infeksi HIV (virus HIV merusak limfosit,radiasi).

o Fibrinogen:
(1) Merupakan kompleks 6 ranati polipeptida (2 rantai (A),2 rantai b (B) dan 2 rantai y -
>a(A) 2 b (B) 2 Y 2); (2) Berperan dalam proses pembekuan darah.

 Hemoglobin
Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di dalam sel darah
merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-parubke seluruh tubuh, pada
mamalia dan hewan lainnya.Hemoglobin juga pengusung karbon dioksida kembali menuju
paru-paru untuk dihembuskan keluar tubuh. Molekul hemoglobin terdiri dari globin,
apoprotein,dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi
pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut
hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan
talasemia. (Koes Irianto, 2014)
 Viskositas---berarti pengentalan atau tahanan terhadap aliran darah. Darah lebih kental sekitar
3-5 kali dibanding air Viskositas darah meningkat dengan adanya sel-sel darah dan protein
plasma, dan kekentalan ini berpengaruh pada tekanan darah nomal.

b) Sel darah merah


Sel darah merah disebut juga eritrosit, sel darah merah terbentuk cakram bikonkaf,
yang berarti bagian tepinya. Sel darah merah merupakan satu-satunya sel pada tubuh manusia
yang tidak memiliki nukleus. Nukleus sel darah merah mengalami disintegrasi semelama
pematangan sel darah merah dan menjadi tidak dibutuhkan dalam menjalankan fungsinya.
 Karakteristik Sel Darah Merah
Sel darah merah bertukaran kecil, berbentuk diskusi bikonkav (dua sisi)
seperti donat tanpa lubang di tengahnya. Area permukaan sel darah merah yang tinggi
memungkinkan untuk proses difusi cepat oksigen dan karbon dioksida, sementara ukuran
yang kecil (berdiameter 7n um) dan relatif fleksibel memungkinkan SDM untuk menyelip
masuk ke dalam pembuluh kapiler bahkan yang berukuran terkecil tanpa kerusakan. Dalam
sampel darah, persentase darah yang di ambil adalah SDM disebut hematokrit,, yang
biasanya memiliki perkiraan rentang dari 52% bergantung usia dan jenis kelamin.

 Lama Hidup
Eritrosit hidup selama 74-154 hari. Pada usia ini sistem enzim mereka gagal.
Membran sel berarti berfungsi dengan adekuat, dan sel ini dihancurkan oleh sel sistem
retikulo endotelial.

 Jumlah Eritrosit
Jumlah normal pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100 cc darah.
Normal Hb wanita 11,5 mg% dan Hb laki-laki 13,0 mg%.

 Sifat-sifat Sel Darah Merah


Sel darah merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin
yang terdapat di dalam sel seperti berikut ini.
1. Normositik  sel yang ukurannya normal.
2. Normokromil  sel dengan jumlah hemoglobin yang normal.
3. Mikrositik  sel yang ukurannya terlalu kecil.
4. Makrositik  sel yang ukurannya terlalu besar.
5. Hipokromik  sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu sedikit.
6. Hiperkromik  sel yang jumlah hemoglobinnya terlalu banyak.

Dalam keadaan normal, bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah, sifat ini
memungkinkan sel tersebut masuk ke mikrosirkulasi kapiler tanpa kerusakan. Apabila sel
darah merah sulit berubah bentuknya (kaku), maka sel tersebut tidak dapat bertahan selama
pendarahannya dalam sirkulasi.

 Antigen Sel Darah Merah


Sel darah merah memiliki bermacam-macam antigen spesifik yang terdapat di membran
selnya dan tidak ditemukan di sel lain. Antigen-antigen itu adalah A, B, O dan Rh.

o Antigen A,B, Dan O


Seseorang memiliki dua alel (gen) yang masing-masing mengode antigen A atau B atau tidak
memiliki keduanya yang diberi nama O. Antigen A dan B bersifat ko-dominan, orang yang
memiliki antigen A dan B akan memiliki golong darah AB, sedangkan orang yang memiliki
dua antigen A (AA) atau satu A dan satu O (AO) akan memiliki darah A. Orang yang
memiliki dua antigen B (BB) atau satu B dan satu O (BO) akan memiliki darah B. Orang
yang tidak memiliki kedua antigen (OO) akan memiliki darah O.

o Antigen Rh
Antigen Rh merupakan kelompok antigen utama lainnya pada sel darah merah yang juga
diwariskan sebagai gen-gen dari masing-masing orang tua. Antigen Rh utama disebut faktor
Rh (Rh +), orang yang memiliki antigen Rh dianggap Rh positif (Rh+). Sedangkan orang
yang tidak memiliki antigen Rh dianggap Rh negatif (Rh-).

o Penghancuran Sel Darah Merah


Proses penghancuran eritrosit terjadi karena proses penuaan (senescence) dan proses
patologis (hemolisis)
Hemolisis yang terjadi pada eritrosit akan mengakibatkan terurainya komponen-komponen
hemoglobin menjadi dua komponen sebagai berikut.
1. Komponen protein, yaitu hemoglobin yang akan dikembalikan ke pool protein dan dapat
digunakan kembali.
2. Komponen heme akan dipecah menjadi dua, yaitu :
 Besi yang akan dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang;
 Bilirubin yang akan diekskresikan melalui hati dan empedu.

c) Sel Darah Putih


Sel darah putih juga di kenal dengan nama leukosit.Ada lima macam sel darah
ptih; semuanya memiliki ukuran yang lebih besar dari pada sel darah merah dan memiliki
nukleus ketika matang. Nukleus dapat berupa suatu bentuk tunggal ataupun muncul dalam
beberapa lobus. Dengan pewarnaan khusus untuk pemeriksaan mikroskopik, akan muncul
gambaran khusus untuk setiap sel darah putih (lihat Gbr. 11.2 dan 11-3).
Hitung sel darah putih normal( merupakan bagian hitung darah lengkap) adalah 5000---
10.000 per mm3. perhatikan bahwa jumlah tersebut terbilang kecil bila disbanding hitung sel
darah merah normal. sebagian besar sel darah putih tidak terdapat di dalam pembuluh darah,
tetapi berfungsi dalam cairan jaringan. (Valerie C. Scanion, 2007)

 Jenis Sel Darah Putih


Limfosit B dibentuk di dalam sumsum tulang kemudian bersikulasi dalam darah sampai
menjumpai antigen yang telah diprogram untuk mengenali antigen tersebut. Pada tahap ini,
limfosit B mengalami permatangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan
antibodi (akan dibahas lebih lanjut).
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan berkembang selama migrasi menuju ke
timus.Setelah meninggalkan timus, sel-sel ini bersirkulasi dalam darah atau disimpan dalam
jaringan limfatik sampai bertemu dengan antigen-antigen yang mereka telah diprogram untuk
mengenalinya. Setelah di rangsang oleh antigen, sel-sel ini menghasilkan zat kimia yang
menghancurhan mikroorganisme dan member informasih sel-sel darah putih lainnya bahwa
telah terjadi infeksi (Akaan di bahas lebih lanjut).

Monosit dibentuk di sumsum tulang, dan masuk ke dalam sirkulasi dalam bentuk imatur. Di
area terjadinya cedera atau infeksi, monosit meningalkan darah dan mengalami proses
pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke jaringan.

Makrofag dapat tetap tersimpan di dalam jaringan, atau digunakan dalam reaksi peradangan
segera setelah sel ini matang.
Neutrofil, basofil, dan eosinofil adalah sel-sel darah putih berraunular yang membantu
respons peradangan. Makrofag, neutrofil, basofil, dan eosinofil berfungsih sebagai fagosit,
yaitu sel yang mencerna dan menghancurkan mikroorganisme dan sel debris yang
berakumulasi. Meskipun fungsi basofil belum jelas, basofil bekerja seperti sel mast yang
mengeluarkan peptide vasoaktif, yang menstimulasi respons inflamasi. (Elizabeth j. Corwin,
2009)
 Struktur Leukosit
Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu
(pseudopodia), Mempunyai bermacam-macam inti sel, sehingga ia dapat dibedakan menurut
inti selnya serta warnanya bening (tidak berwarna).
Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis-jenis golongan dari
golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B; monosit dan
makrofag; serta golongan yang bergranula yaitu : eosinofil, basofil, dan neutrofil.

d) Trombosit
Nama yang umum untuk platelet adalah trombosit, yang bukan merupakan sel lengkap,
melainkan fragmen atau pecahan sel. Hitung normal trombosit (bagian dalam hitung darah
lengkap) adalah 150.000-300.000/mm3 (batas alasnya bisa meningkat menjadi
500.000). Trombositopenia adalah istilah untuk hitung trombosit yang rendah.
Trombosit dibutuhkan untuk memelihara hemostasis, yang berarti mencegah kehilangan
darah. Ada tiga mekanisme yang terjadi, dan trombositterkait dalam setiap mekanismenya.
1. Spasme vaskuler-ketika pembuluh darah besar, seperti arteri atau vena cedera berat, otot
polos dinding pembuluh darah tersebut akan berkontraksi sebagai respons terhadp kerusakan
yang terjadi (disebut respons miogenik). Trombosit yang terdapat gdi daerah yang mengalami
kerusakan akan melepaskan serotonin, yang akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah. Diameter pembuluh darah tersebut akan segera mengecil, dan lubang kecil tersebut
akan segera tertutup oleh gumpalan darah. Jika pembuluh darah tidak mengecil terlebih
dahulu, bekuan darah yang terbentukakan segera tersapu oleh dorongan akibat tekanan darah.
2. Sumbat trombosit- ketika suatu kapiler mengalami ruptur, kerusakan yang terjadi terlau
kecil untuk memulai pembentukan bekuan darah. Namun, pemukaan luka yang kasar akan
menyebabkan trombosit lengket dan melekat satu sama lain. Trombosit tersebut akan
membentuk suatu sawar mekanis atau dinding untuk menutup kerusakan yang terjadi pada
kapiler. Kerusakan kapiler cukup sering terjadi dan pembentukan sumbat trombosit sekecil
apapun sangat dibutuhkan untuk menutup kerusakan tersebut. Apakah sumbat trombosit
cukup elektif untuk luka yang terjadi pada pembuluh darah yang lebi besar ? jawabannya
adalah tidak, karrena sumbat sumbat trombosit tersebut akan tersapau ole aliran darah secepat
pembentukannya. Apakah spasme vaskuler cukup evektif pada kerusakan kapiler? Sekali
lagi, jawabannya adalah tidak memiliki otot polos sehingga kapiler tidak bisa berkonstruksi
sama sekali.
3. Pembekuan kimiawi- rangsangan untuk pembekuan yang kasar pada pembuluh darah, atau
kerusakan pada pembuluh darah, yang juga menciptakan permukaan yang kasar. Semakin
cepat pembekuan darah yang terjadi, dan biasanya dimulai dalam 15 sampai 20 detik.
Mekanisme pembekuan merupakan suatu rangkaian reaksi yang melibatkan zat kimia yang
dalam keadaan normal beredasar dalam darah, dan zat-zat lain dilepaskan ketika pembuluh
darah rusak.
Zat kimia yang turut bereaksi dalam pembekuan darah meliputi faktor trambosit, zat kimia
yang dilepaskan oleh jaringan yang rusak, ion kalsium, dan protein plasma protrombin,
fibrinogen, faktor 8, dan zat lain yang disintesis oleh hati. (Faktor 7, 9, 10). Sebagian besar
sumber vitamin K kita diproduksi oleh bakteri yang hidup di dalam kolon; vitamin akan
diabsorpsi ketika kolon mengabsorpsi air.

B. Karakteristik Darah
Darah memiliki karakter fisik khusus:
 Jumlah---seseoarang memiliki empat sampai enam liter darah dalam tubuhnya, yang
bergantung pada ukuran tubunya. sekitar 38% sampai 48% total volume darah dalam tubuh
manusia tersusun berbagai sel darah, yang juga disebut “elemen penyusun”. sisanya, yaitu
sekitar 52% sampai 62%, merupakan plasma, bagian cair darah (Gbr.11-1).
 Warna---Anda mungkin berkata pada diri anda, “tentu, warnanya merah!” warna merah
disinggung di sini meskipun sebenarnya warna merahnya bervariasi. Darah arteri tampak
merah terang karena mengandung kadar oksigen tinggi. Darah vena telah memindahkan
kandungan oksigennya ke jaringan sehingga memili warna yang lebih gelap. hal ini bisa
sangat penting dalam pengkajian sumber perdarahan. jika warna darah merah terang,
kemungkinan darah berasal dari arteri yang terobek, dan jika warna darah merah gelap,
kemungkinan darah tersebut merupakan darah vena.
 pH---kisaran pH normal darah adalah 7,35 sampai 7,45, yang cenderung agak basa.Darah
vena biasanya memiliki pH yang lebih rendah dari pada darh arteri karena mengandung
karbon dioksida dalam jumlah lebih besar.
 VISKOSITAS---berarti pengentalan atau tahanan terhadap aliran darah. Darah lebih kental
sekitar 3-5 kali dibanding air Viskositas darah meningkat dengan adanya sel-sel darah dan
protein plasma, dan kekentalan ini berpengaruh pada tekanan darah nomal.

LIMPA
 Limpa adalah organ kecil yang terletak di rongga abdomen kiri atas. Organ ini di anggap
sebagai organ limfoid sekunder, berlawanan dengan sumsum tulang dan timus sebagai organ
limfoid primer. Seperti semua organ limfoid, limpa terlibat dalam pembentukan atau
penyimpanan darah.
 Limpa adalah tempat hematopoiesis di dalam janin. Setelah lahir, limpa mengandung makrofag
jaringan dan agrerat limfosit. Limpa diperdarahi dengan baik oleh sel pembuluh darah yang
merupakan cabang arteri splenika (lienalis), yang merupakan cabang dari aorta abdominalis.
Susunan vascular limpa yang rumit mengandung mikroorganisme, sel-sel mati, dan sisa
debris lainnya yang telah dihancurkan makrofag dan limfosit. Setelah mengalir melalui
jaringan kapiler limpa, pembuluh darah menyatu kembali menjadi venula dan darah di alirkan
ke hati melalui sistem aliran darah porta hepatika.

KELENJAR LIMFE
o Kelenjar limfe adalah kapsul kecil jaringan limfoid yang terdapat di seluruh sistem limfatik,
dekat vena limfatik. Limfe yang mengalir dalam pembuluh limfe di saring oleh nodus-nodus
ini.
o Kelenjar limfe mengandung banyak limfosit, monosit, dan makrofag. Sel-sel ini berproliferasi
di kelenjar tersebut dan sebagian di bebaskan ke sirkulasi selama infeksi atau peradangan.
Sel-sel darah putih yang ada di limfe menangkap dan memfagositosis mikroorganismeyang di
bawa aliran limfe sehingga limfe di bersihkan sebelum kembali ke sirkulasi. Kelenjar limfe
yang terdekat dengan area infeksi akan terpajan mikroorganisme dalam jumlah terbesar. Hal
ini menyebabkan makrofag dan limfosit berproliferasi sehingga kelenjar membesar. Kelenjar
menjadi rentan sewaktu bertempur melawan infeksi.
HEMOSTASIS
o Tubuh manusia sering mengalami robekan kapiler halus dan kadang-kadang memutus
pembuluh darah yang lebih besar. Tubuh mampu menghentikan perdarahan dari pembuluh
halus tetapi tidak mampu untuk mengendalikan perdarahan dari pembuluh darah besar tanpa
bantuan eksternal.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH
Hitung Darah Lengkap dengan Diferensial dan Hitung Trombosit
Darah sering diperiksa untuk mengetahui keadekuatan jumlah sel dan fungsinya,
Pemeriksaan yang paling sering dilakukan adalah hitung darah lengkap, yang memberi
informasi jumlah, konstraksi, dan karakter fisik sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit yangh ada di dalam sampel darah vena. Hitung darah lengkap diferensial
bergantung usia dan pada tingkat yang lebih rendah, bergantung jenis kelamin. Latihan atau
olahraga, status reproduksi, dan berbagai jenis obat dapatmenyebabkan deviasi hasil
pemeriksaan. Hitung darah lengkap diferensial digunakan sebagai bagian dari pemeriksaan
fisik, untuk penapisan kondisi spesifik, dan untuk menentukan kesehatan praopratif. Hitung
darah lengkap juga digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan terapi.
Nilai Normal Pemeriksaan Laboratorium Darah dan Urine
Beberapa nilai normal pada pemeriksaan laboratorium darah:
Glukosa puasa : 60-100 mg per 100 ml
2 Jam PP : Kurang dari 120 mg per 100ml
Kolesterol : 150-200 mg per 100 ml
Trigliserida : 74-172 mg per 100ml
Protein total : 6,6-8,0 g per 100 ml
Albumin : 3,7-5,0 g per 100ml
Globulin : 1,5-3,0 g per 100 ml
Bilirubin total : 0,2-1,2 mg per 100 ml
Direct : 0,1-0,4 mg per 100 ml
Indirect : 0,2-0,8 mg per 100 ml
Fosfatase alkali : 60-170 UI per liter
SGOT : 0-18 UI Per liter
SGPT : 0-22 UI per liter
Ureum : 20-40 mg per 100 ml
Kreatinin : 0,5-1,5 mg per 100 ml
Asam urat : 3,0-6,0 mg per 100 ml
Laju endap darah pria : < 10 mm per jam
(Watergen) wanita : < 15 mm per jam
Hemoglobin pria : P < 12-16 g per dl
Hemoglobin wanita : < 12-12-14 g per dl
Leukosit : 5000-10.000 per (symbol)
Eritrosit pria : 4,5-5,5 juta per (symbol)
Eritrosit wanita : 4,0-5,0 juta per (symbol)

Beberapa nilai normal pada pemeriksaan laboratorium urine:


Warna urine : Kuning jernih
Berat jenis : 1,016-1,022
pH :-
Protein :-
Reduksi :-
Lekosit : 0-5 per LPB
Eritrosit : 0-1 per LPB

Beberapa nilai normal pada pemeriksaan laboratorium urine:


Warna urine : Kuning jernih
Berat jenis : 1,016-1,022
pH : 4,5-8
Protein :-
Reduksi :-
Lekosit : 0-5 per LPB
Eritrosit : 0-1 per LPB

Catatan:
a.I : Antara lain
BB : Berat Badan
Dl : desiliter
g : gram
hal : halaman
kg : kilogram
I : Liter
LPB : Lapangan Penglihatan Besar
mg : milligram
UI : Unit Internasional

BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
 Sistem respirasi membawa oksigen melalui jalan napas paru ke alveoli, yang kemudian
oksigen akan mengalami difusi ke darah untuk ditransportasikan ke seluruh tubuh. Proses ini
sangat penting sehingga kesulitan dalam bernapas dirasakan sebagai kondisi yang
mengancam jiwa.
Sistem pernapasan terbagi menjadi dua bagian sistem pernapasan atas terdiri dari hidung,
faring, laring dan dan sistem pernapasan bawah terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, paru
dan alveolus.

 Sistem kardiovaskular berawal jantung yang berdenyut secara ritmis sebanyak 60-100x/menit
saat istirahat dan 120-160x/menit saat olahraga. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir
dari jantung ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan yang tertutup yang terdiri dari arteri,
arteriol, dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena
Komponen sistem kardiovaskular merupakan sistem transpir tertutup yang terdiri atas
beberapa komponen berikut:
1. Jantung sebagai pemompa darah
2. Komponen darah sebagai pembawa materi oksigen dan nutrien
3. Pembuluh darah sebagai media atau jalan dari komponen.
Ketiga komponen tersebut harus memiliki fungsi yang baik agar seluruh tubuh dapat
menerima pasokan oksigen dan nutrisi yang adekuat.

 Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang
dan nodus limpa. Darah adalah organ khusus yang berada dengan organ lain karena
berbentuk cairan.
Darah merupakan medium transpor tubuh, volume darah manusia sekitar 7 % - 10 % berat
badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak
sama, tergantung pada usia , pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah
terdiri atas 2 komponen utama, yaitu sebagai berikut.
3. Plasma darah, bagian cairan darah yang sebagai besar terdiri atas air, elektrolit dan protein
darah.
4. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-komponen berikut in.
 Eritrosit : sel darah merah (SDM- red blood cell)
 Leukosit : sel darah putih (SDM- white blood cell)
 Trombosit : Butir pembeku darah – platelet

Daftar Pustaka
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 2. Singapura: Elseiver
Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 3. Singapura: Elseiver
Syaifuddin. 2010. Anatomi Fisiologii Untuk Keperawatan dan Kebidanan Edisi 4.Jakarta:
EGC
Corwin, Elizabeth, J. 2008. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Irianto, Koes. 2014. Anatomi dan Fisiologi (edisi revisi). Bandung: Alfabeta
Scanion & Sanders. 2007. Buku Ajar Anatomi & Fisiologi, Ed. 3. Jakarta: EGC
Laurale, Sherwood.2001. Edisi 2 fisiologi Manusia Dari Sel ke system. Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
http://fraxawant.wordpress.com/2008/07/16/anatomi-fisiolgi-sistem-cardivasculer/
https://www.scribd.com/doc/53490282/Makalah-Anatomi-Sistem-Kardiovaskuler
https://www.scribd.com/doc/268812015/Anatomi-Dan-Fisiologi-Sistem-Hematologi

Anda mungkin juga menyukai