Anda di halaman 1dari 52

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S
DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERNAFASAN : PPOK
Disusun Oleh :
Kelompok 4

Siti zulaikhah (201404019) Nur fauziah (201404091)

Siti sholeha (201404061) Nurike suryani (201404108)

Dessie azahri (201404079) Irwan fitriansah (201404135)


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Tn.S
dengan gangguan sistem pernafasan : PPOK sebagai salah satu tugas
semester IV pada mata kuliah Blok Pernafasan.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini yaitu:
H. Giyatmo S Kep Ners, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Gombong
Herniyatun,M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua prodi S1 Keperawatan
Safrudin AMS, M.Kep selaku koordinator Blok Pernafasan
Ibu dan ayah tersayang yang selalu memberikan dukungan moril maupun
materil serta doa yang tulus sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
1 • PENGERTIAN 7 • FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI

2 • KONSEP DASAR 8 • GANGGUAN

3 • ETIOLOGI 9 • PENCEGAHAN

4 • TANDA & GEJALA 10 • PENGOBATAN

5 • MANFAAT 11 • KOMPLIKASI

6 • MACAM-MACAM
BAB 1
BACK
 Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh.
Kekurangan Oz kurang dari 5 menit akan menyebabkan kerusakan
sel-sel otak.
 Oksigen juga digunakan tubuh untuk mempertahankan
kelangsungan metabolisme sel tubuh. Oksigen akan digunakan
dalam metabolisme sel membentuk ATP ( adenin trifosfat ) yang
merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara
optimal.

BACK
• Trauma
• Penyakit akut paru
• Menurunnya kapasitas peningkatan Oz
• Menurunnya konsentrasi Oz yang masuk

BACK
• Warna kulit abnormal ( pucat, kehitam-hitaman )
• Kelelahan
• Nafas pendek dan cepat
• Depresi
• Sesak di dada
• Susah bernafas
• Pola nafas tidak teratur

BACK
• Menyelamatkan nyawa
• Menurunkan kerja jantung
• Menurunkan kerja paru-paru
• Mempertahankan Oz yang adekuat

BACK
BACK
 Factor fisiologi
 Contoh = menurunnya konsentrasi Oz yang masuk
 Alergi pada jalan nafas
 Seperti alergi debu.
 Lingkungan.
 Seperti tempat kerja, ketinggian tempat
 Hormon dan obat

BACK
BACK
 Menjaga kondisi tubuh
 Mengurangi aktifitas yang memicu sesak nafas

BACK
 Pemberian Oz sesuai kebutuhan
 Digunakannya alat bantu pernafasan

BACK
BACK
BAB II
ANALISA KASUS

• Kasus
• Tn.S 56 Th masuk 3 Maret 2013 $ Diagnosa PPOK, jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam pekerjaan Tani, Pendidikan SD. Alamat Sendang Kulon. Alasan
di rawat Sesak napas Keluhan utama : Sesak dan batuk Riwayat keluhan
utama: riawayat penyakit dahulu: Sesak napas sejak 5tahun yang lalu. Riwayat
penyakit sekarang : Sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien sesak
terus-menerus akhirnya keluarga membawa ke Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Soetomo Surabaya. Riwayat kesehatan keluarga tidak ada keluarga yang
menderita penyakit seperti ini. Riwayat kesehatan lain : Pasien pernah
merokok, dan berhenti sejak sakit kurang lebih 5 tahun yang lalu.
• Observasi dan Pemeriksaan Fisik CM, GCS : 456, Keadaan umum : lemah
Tanda-tanda vital : S= 37 oC, T= 130/80mmHg, Nadi= 104x/m, RR= 28x/m.
Pernafasan melalui : hidung + terpasang 02 kanule ( 2 liter/menit ).
Trachea tidak ada pembengkokan Cyanosis (-), dyspnea (+), batuk lendir
putih, darah( )Whezeeng (+) / (+), Ronchi (+) / (+) dada simetris. Eliminasi
urin : 400-500cc/hari, warna kuning, jernih, khas amoniak. Ekstremitas atas
tangan kiri terpasang infus RL 7 Tetes/menit. Spiritual Klien
mengharapkan dengan perawatan yang diberikan bisa sembuh dan
yakin dengan pertolongan Tuhan bisa sembuh, persepsi penyakitnya
sebagai cobaan dalam hidup. Tetapi pasien tidak dapat melakukan
sholat di RS. Pemeriksaan Lab AGD : - PH : 7,359 ( 7,35-7,45 ), PCO2 : 46,0
( 35-45 ), PO2 : 115,0 ( 80-104 ), HCO3 : 25, Sputum : BTA (-)
• Therapi. Infus RL : Dex.5% 1:1/ 24 jam ( 7 tts/menit ), Aminophylin 1 amp
/ 24 jam, - Tarbutalin 4x0,025 mg, Ciprofloxasin 2x500 mg, Nebulezer 4x (
Atroven : Agua ) = 1:1, Oksigen 2 liter / menit Diet TKTP
B.IDENTIFIKASI KATA SULIT

• PPOK adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkhitis kronis
bronkiektasis, enfisema dan asma (Brunner & Suddart)
• Dispneau adalah susah bernafas
• Syanosis adalah kebiruan
• Wheezing adalah bunyi ngik terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi
karena penyempitan bronkus eksudat yang lengket pada pasien asma
bronkitis
• Ronchi adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang
penuh cairan atau mukus terdengar saat inspirasi atau ekspirasi
C.IDENTIFIKASI MASALAH

• Apa pengertian dari PPOK?


• Bagaimana penyebab dari PPOK ?
• Apa saja manifestasi klinis dari PPOK ?
• Sebutkan klasifikasi dari PPOK ?
• Apa komplikasi yang terjadi pada penyakit PPOK ?
• Bagaimana patofisiologi dari PPOK ?
• Penatalaksanaan apa yang bisa dilakukan pada penyakit PPOK?
D.BRAINSTORMING

• PPOK adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang


disebabkan oleh enfisema / bronkitis kronis
• PPOK ( Penyakit Paru Obstruksi Kronis) adalah klasifikasi luas dari gangguan,
yang mencangkup bronkitis kronis, bronkiestasis, emfisema, dan asma. PPOK
merupakan kondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas
dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-
paru.(Brunner&Suddarth,2001)
• Penyakit paru obstruktif kronis merupakan sejumlah gangguan yang
mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru. (Arif
Muttaqin,2008).
1. Penyebab PPOK adalah :
• Merokok
• Polusi udara
• Pemajanan di tempat kerja (thd batu bara, kapas, padi padian )
• Infeksi paru berulang
1. Manifestasi klinis PPOK adalah
• Batuk
• Sesak napas
• Mengi atau wheeze
• Ekspirasi yang memanjang
• Penggunaan otot bantu pernapasan
• Suara napas melemah
• Klasifikasi PPOK
Bronkitis kronik
Bronkitis merupakan definisi klinis batuk-batuk hampir setiap hari disertai
pengeluaran dahak, sekurang-kuranganya 3 bulan dalam satu tahun dan
terjadi paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut.
Emfisema paru
Emfisema paru merupakan suatu definisi anatomik, yaitu suatu perubahan
anatomik paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal saluran
udara bagian distal bronkus terminalis, yang disertai kerusakan dinding alveolus
• Emfisema Centriolobular Merupakan tipe yang sering muncul,
menghasilkan kerusakanbronchiolus, biasanya pada region paru atas.
Inflamasi berkembang pada bronchiolus tetapi biasanya kantung
alveolar tetap bersisa
• Emfisema Panlobular (Panacinar) Merusak ruang udara pada seluruh
asinus dan biasanya termasuk pada paru bagian bawah. Bentuk ini
bersama disebut centriacinar emfisema, timbul sangat sering pada
seorang perokok.
• Emfisema Paraseptal Merusak alveoli pada lobus bagian bawah yang
mengakibatkan isolasi dari blebs sepanjang perifer paru. Paraseptal
emfisema dipercaya sebagai sebab dari pneumothorax spontan.
Panacinar timbul pada orang tua dan klien dengan defisiensi enzim
alpha-antitripsin. Pada keadaan lanjut, terjadi peningkatan dyspnea
dan infeksi pulmoner, seringkali timbul Cor Pulmonal (CHF bagian kanan)
timbul.
• Asma
• Asma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensitivitas
cabang cabang trakeobronkial terhadap pelbagai jenis rangsangan.
Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran-saluran napas
secara periodic dan reversible akibat bronkospasme.
1. Komplikasi PPOK
• Acute respiratory failure (ARF)
terjadi ketika ventilasi dan oksigenasi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
tubuh saat tidur .
• Cor Pulmonare /dekompensasi ventrikel kanan
Merupakan pembesaran ventrikel kanan yang disebabkan oleh over loading
akibat dari penyakit pulmo.terjadi sebagai mekanisme kompensasi sekunder
bagi paru-paru yang rusak bagi penderita PPOK
• Pneumothoraks
Merupakan akumulasi udara dalam rngga pleural
• Giant Bullae
kelaina yang timbul karena udara terperangkap di parenkim paru-
paru.Sehingga alveoli menjadi tempat menangkapnya udara untuk pertukaran
gas menjadi benar-benar efektif.
• Patofisiologi PPOK
• Faktor-faktor resiko seperti merokok, polusi, umur, akan mendatangkan proses
inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkus
terminal. Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus
terminalis), yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi.
Udara yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi
banyak terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air
trapping). Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas
dengan segala akibatnya. Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan
menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase
ekspirasi. Fungsi-fungsi paru: ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi
darah akan mengalami gangguan (Brannon, et al, 1993).
Penatalaksanaan PPOK adalah
Pencegahan : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara
Terapi eksaserbasi akut di lakukan dengan :
• Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh Haemophilus Influenza dan Streptococcus
Pneumonia, maka digunakan ampisilin atau eritromisin. Augmentin (amoksilin
dan asam klavulanat) dapat diberikan jika kuman penyebab infeksinya adalah
Haemophilus Influenza. Pemberian antibiotik seperti kotrimaksasol, amoksisilin,
atau doksisiklin pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut terbukti
mempercepat penyembuhan dan membantu mempercepat kenaikan peak
flow rate. Namun hanya dalam 7-10 hari selama periode eksaserbasi. Bila
terdapat infeksi sekunder atau tanda-tanda pneumonia, maka dianjurkan
antibiotik yang kuat.
• Terapi oksigen diberikan jika terdapata kegagalan pernapasan karena
hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2
• Fisioterapi dada membantu pasien untuk mengelurakan sputum dengan baik.
• Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di dalamnya
golongan adrenergik b dan anti kolinergik. Pada pasien dapat diberikan
salbutamol 5 mg dan atau ipratopium bromida 250 mg diberikan tiap 6 jam
dengan nebulizer atau aminofilin .
Terapi jangka panjang di lakukan :
• Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin dapat
menurunkan kejadian eksaserbasi akut.
• Bronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas obstruksi saluran napas tiap
pasien maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan pemeriksaan obyektif dari
fungsi faal paru.
• Fisioterapi dada.
• Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik
• Mukolitik dan ekspektoran
• Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal napas tipe II
dengan PaO2 (7,3 Pa (55 MMHg)
• Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa sendiri dan
terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar terhindar dari depresi.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PPOK
 A.PENGKAJIAN
 Identitas
 Nama : Tn. S
 Umur : 56 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Petani
 Pendidikan : SD
 Alamat : Sendang Kulon
 Keluhan Utama : sesak dan batuk
 Riwayat Penyakit
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke RS dengan keluhan sesak nafas , sejak 2 hari sebelum masuk RS pasien
sesak terus menerus, dan sering batuk.
 Keadaan umum Compos mentis, GCS : E4,V5,M6, suhu : 37C, T : 130/80mmHg, N : 104
x/menit, RR: 28x/menit
 Pernafasan melalui : hidung + terpasang 02 kanule ( 2 liter/menit ). Trachea tidak ada
pembengkokan Cyanosis (-), dyspnea (+), batuk lendir putih, darah( )Whezeeng (+) / (+),
Ronchi (+) / (+) dada simetris. Eliminasi urin : 400-500cc/hari, warna kuning, jernih, khas
amoniak. Ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus RL 7 Tetes/menit. Spiritual Klien
mengharapkan dengan perawatan yang diberikan bisa sembuh dan yakin dengan
pertolongan Tuhan bisa sembuh, persepsi penyakitnya sebagai cobaan dalam hidup.
Tetapi pasien tidak dapat melakukan sholat di RS. Pemeriksaan Lab AGD : - PH : 7,359 (
7,35-7,45 ), PCO2 : 46,0 ( 35-45 ), PO2 : 115,0 ( 80-104 ), HCO3 : 25, Sputum : BTA (-)
 Therapi. Infus RL : Dex.5% 1:1/ 24 jam ( 7 tts/menit ), Aminophylin 1 amp / 24 jam, -
Tarbutalin 4x0,025 mg, Ciprofloxasin 2x500 mg, Nebulezer 4x ( Atroven : Agua ) = 1:1,
Oksigen 2 liter / menit Diet TKTP
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah mengalami sesak nafas
sejak 5 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang
mengalami sakit seperti ini
 B. Pengkajian Pola Virginia Handerson
 Pola Pernafasan
Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal dan tidak menggunakan alat
bantu pernafasan .
Saat dikaji : pasien mengeluh sesak nafas dan tampak terpasang O2 kanul (2 liter/ menit)
 Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur dan lauk
Saat dikaji : Saat dirawat di rumah sakit, makan ¼ porsi pada menu yang disajikan di
rumah sakit pada tyap kali jadwal makan
 Kebutuhan Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan BAK lancar , warna
jernih kekuningan
Saat dikaji :BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan BAK lancar , warna jernih
kekuningan
 Gerak 9dan keseimbangan
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan
Saat dikaji : Pasien tampak keseimbangannya terganggu karenatidak bisa bernafas
 Kebutuhan Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Pasien biasa tidur 8 jam sehari dan bangun pada pukul 05.00
Saat dikaji : Malam hari kadang terbangun karena sesak nafas dan batuk
 Personal Hygiene
Sebelum Sakit : Mandi 2x sehari dan gosok gigi mandiri.
Saat dikaji : Pasien mandi dengan di seka oleh istrinya pagi dan sore, serta gosok gigi.
 Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman jika bersama keluarga dan istrinya
Saat dikaji : Pasien mengeluh tidak nyaman karena sering sesak nafas dan batuk
 Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit : Pasien ganti baju 2x sehari dan dapat berpakaian sendiri.
Saat dikaji : Memakai pakaian dibantu oleh anaknya.
 Kebutuhan Spiritual
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan ibadah solat 5 waktu
Saat dikaji : Pasien tidak bisa sholat di RS dan berkeyakinan bahwa penyakitnya
dapat sembuh karena pertolongan Tuhan.
 Kebutuhan berkomunikasi dan berhubungan
Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarga baik biasa berkomunikasi dengan
bahasa jawa.
Saat dikaji :Pasien mau berkomunikasi dengan perawat dengan ditemani anaknya
 Temparatur tubuh
Sebelum sakit : Pasien biasa memakai pakaina tipis jika panas begitu juga sebaliknya
Saat dikaji : Pasien suhunya normal S : 37 C
 Kebutuhan bekerja
Sebelum sakit : Pasien adalah seorang petani
Saat dikaji : Pasien hanya berbaring ditempat tidur.
 Kebutuhan bermain dan rekreasi
Sebelum sakit : Pasien tidak biasa bermaian ataupun rekreasi
Saat dikaji : Pasien tidak bisa pergi kemana - mana, hanya tetangganya
sering menjenguk di RS untuk menghibur.
 Kebutuhan Belajar
Sebelum Sakit : Pasien tidak tahu tentang penyakit PPOK yang dideritanya
Saat dikaji : Pasien sudah tahu tentang penyakit yang dideritanya karena
penjelasan perawat.
 Terapi
 Terapi infus : RL Dextro 5 % 1:1/24 jam (7 tetes/menit)
 Terapi injeksi :
 Aminiphylin 1 amp/24 jam
 Tarbulatin 4x0,025mg
 F.Diagnosa Keperawatan
 Ketidakefektifan pola nafas bd hiperventilasi
 Bersihan jalan nafas tidak efektif bd adanya mukus
 Gangguan pertukaran gas bd ventilasi perfusi
 Intoleran
aktifitas bd ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
BAB IV
PENUTUP
• A.KESIMPULAN
• PPOK ( PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS) ADALAH KLASIFIKASI LUAS DARI GANGGUAN, YANG MENCANGKUP BRONKITIS
KRONIS, BRONKIESTASIS, EMFISEMA, DAN ASMA. PPOK MERUPAKAN KONDISI IREVERSIBEL YANG BERKAITAN DENGAN
DISPNEA SAAT AKTIVITAS DAN PENURUNAN ALIRAN MASUK DAN KELUAR UDARA PARU-PARU.(BRUNNER&SUDDARTH,2001)
• PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS MERUPAKAN SEJUMLAH GANGGUAN YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN UDARA DARI
DAN KE LUAR PARU. (ARIF MUTTAQIN,2008).
• DIAGNOSA YANG MUNCUL PADA KASUS DI ATAS ADALAH :
• KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS BD HIPERVENTILASI
• BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF BD ADANYA MUKUS
• GANGGUAN PERTUKARAN GAS BD VENTILASI PERFUSI

Anda mungkin juga menyukai