Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KMB UNIT STROKE

STROKE HEMORAGIK

DISUSUN OLEH:

DWI RAHAYU

2111102412033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2021/2022
A. KONSEP PENYAKIT

1. PENGERTIAN
Stroke merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan aliran
darah ke otak. Biasanya stroke disebabkan oleh adanya pembuluh darah
yang pecah atau terhambat oleh gumpalan darah (Jansen, 2018). Stroke
Hemoragik adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah di sekitar atau di dalam otak, Darah yang pecah bisa membanjiri
jaringan otak yang ada disekitarnya, sehingga fungsi otak akan terganggu.
(Purwanto, 2016). Stroke Hemoragik adalah pembuluh darah otak yang pecah
sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke
dalam suatu daerah di otak dan kemudian merusaknya (Adib, 2009).
2. ETIOLOGIC
Menurut Haryono Rudi (2019) Stroke hemoragik disebabkan oleh arteri
yang mensuplai darah ke otak pecah. Penyebabnya misalnya tekanan darah
yang mendadak tinggi dan atau oleh stress psikis berat. Peningkatan tekanan
darah yang mendadak tinggi juga dapat disebabkan oleh trauma kepala atau
peningkatan tekanan lainnya, seperti mengedan, batuk keras, mengangkat
beban, dan sebagainya. Pembuluh darah pecah umumnya karena arteri
tersebut berdinding tipis berbentuk balon yang disebut aneurisma atau arteri
yang lecet bekas plak aterosklerotik (Junaidi, 2011).Ada beberapa kondisi
penyebab pembuluh darah di otak pecah dan mengalami perdarahan
Menurut Widyanto & Tribowo (2013) stroke dapat terjadi karena factor
resiko berikut yaitu :
a. Penyakit jantung
Jantung merupakan pusat aliran darah tubuh. Jika pusat pengaturan
mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun menjadi terganggu,
termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu dapat
mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap.
b. Diabetes mellitus
Pembuluh darah pada penderita diabetes melltus umumnya lebih kaku atau
tidak lentur. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan atau oenurunan
kadar glukosa darah secara tiba-tiba sehingga dapat menyebabkan
kematian otak.
c. Faktor kebiasaan merokok
Merokok mempunyai kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding
orang-orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen
mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh
darah menjadi sempit dan kaku. Karena pembuluh darah menjadi sempit
dan kaku, maka dapat menyebabkan gangguan aliran darah
d. Faktor Usia
Pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena banyak
penimbunan plak. Penimbunan plak yang berlebih akan mengakibatkan
berkurangnya aliran darah ke tubuh, termasuk otak.
e. Faktor Jenis kelamin
Dibanding dengan perempuan, laki-laki cenderung beresiko lebih besar
mengalami stroke. Ini terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Bahaya
terbesar dari rokok adalah merusak lapisan pembuluh darah pada tubuh.
f. Riwayat keluarga
Orang dengan riwayat stroke pada keluarga memiliki resiko lebih besar
untuk terkena stroke disbanding dengan orang yang tanpa riwayat stroke
pada keluarganya.
3. KLASIFIKASI
Terdapat dua perdarahan pada otak (Purwanto, 2016) yaitu :
a. Perdarahan intraselebral (PIS)
Diakibatkan karena pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak, yang akan
membentuk massa sehingga menekan jaringan otak dan mengakibatkan
terjadinya edema pada otak.. Hal ini biasanya disebabkan karena adanya
hipertensi.
b. Perdarahan subarachnoid (PSA)
Diakibatkan pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit
antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak). Biasa
dikarenakan oleh kelainan arteri pada dasar otak atau aneurisme serebral atau
bisa terjadi karena Kegiatan fisik yang menonjol seperti : mengangkat beban,
menekuk, batuk atau bersin yang terlalu keras, mengejan.

4. TANDA GEJALA
Menurut (Tarwoto, 2013 Dalam Putri, 2017 ) manifestasi klinis Stroke:
a. Kelumpuhan pada wajah atau separuh anggota tubuh (hemiparise) atau
hemiplegia (lengan, kaki, otot wajah) yang timbul secara mendadak.
b. Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan.
c. Penurunan kesadaran.
d. Afasia (kesulitan berbicara).
e. Disatria (bicara cadel atau pelo).
f. Gangguan penglihatan. Sulit melihat dengan sebelah mata maupun kedua
mata. Berbagai objek menjadi kabur atau terlihat ganda
g. Vertigo, mual, muntah, nyeri kepala, terjadi karena peningkatan tekanan
intracranial.

5. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi menurut Haryono Rudi (2019) antara lain:
a. Kelumpuhan atau hilangnya gerakan otot Pada penderita stroke bisa
mengalami lumpuh, biasa terjadi di sebagian tubuh seperti wajah atau bagian
tubuh lain.
b. Komplikasi yang sering terjadi pada masa lanjut atau pemulihan biasanya
terjadi seperti pneumonia, dekubitus, kontraktur, thrombosis vena dalam,
atropi, inkontinensia urine
c. Kejang, terjadi akibat kerusakan atau gangguan pada aktifitas listrik otak.
d. Nyeri kepala kronis seperti migraine.
e. Malnutrisi, karena intake yang tidak adekuat.
f. Dekubitus.

6. PATOFISIOLOGIS
Peningkatan tekanan darah merupakan faktor prediposisi yang sering muncul
pada stroke hemoragik sehingga menyebabkan kerusakan vaskuler atau
perubahan struktur pada pembuluh darah. Pembuluh darah yang melemah sering
terjadi perdarahan. Aneurisme dan malaformasi arteriovenous (AVM) merupakan
penyebab melemahnya pembuluh darah yang sering pada penderita stroke
(Haryono Rudi, 2019).
Mekanisme yang sering terjadi pada stroke perdarahan intraserebral adalah
faktror dinamik yang berupa peningkatan tekanan darah Kenaikan tekanan darah
secara mendadak ini dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah. Jika
pembuluh darah tersebut pecah, maka akan menyebabkan mengakibatkan darah
masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematom yang menekan
jaringan otak dan menimbulkan oedema di sekitar otak dan menurunkan sirkulasi
darah ke otak sehingga muncul masalahkeperawatan resiko perfusi serebral
tidadk efektif.
Perdarahan subaraknoid dapat mengakibatkan vasospasme pembuluh darah
serebral, ( pembuluh dsrsh menyempit dan alirah darah keotak kurang), dan dapat
mengakibatkan disfungsi otak global seperti penurunan kesadaran yang sering
dikaitkan dengan pecahnya aneurisma. Saat aneurisma ruptur, terjadi
ekstravasasi darah dengan tekanan arteri masuk ke ruang subarachnoid dan
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial (TIK).
Perdarahan subarachnoid dapat mengakibatkan vasopasme pembuluh darah
serebral. Ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan
kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia, dan lain-
lain). Hemiplegi dan hemiparesis dapat mengakibatkan kelemahan pada alat
gerak dan menyebabkan keterbatasan dalam pergerakan fisik pada ekstremitas
sehingga muncul masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik.
7. PATWAY

8. PENATALAKSAAN FARMAKOLOGI DAN NON FARMAKOLOGI


a. Penatalaksaan faramakologi
a) Obat anti hipertensi. Pada penderita stroke baru, biasanya tekanan darah
tidak diturunkan terlalu rendah untuk menjaga suplai darah keotak.
b) Anti platelet untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat anti
platelet, seperti aspirin.
c) Anti koagulan untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat diberikan
obat-obatan tikoagulan seperti heparin yang bekerja dengan cara
mengubah komposisi factor pembekuan dalam darah. Obatan tikoagulan
biasanya diberikan pada penderita stroke dengan gangguan irama
jantung..
d) Operasi Perbaikan Pembuluh Darah Pembedahan dilakukan untuk
perbaikan kelainan pembuluh darah yang berkaitan dengan terjadinya
stroke hemoragik.
b. Penatalaksaan NonFarmakologi
a) Berikan nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan
baik, bila terdapat gangguan menelan atau pasien yang kesadaran
menurun, dianjurkan menggunakan NGT.
b) Boleh dimulai latihan mobilisasi bila kondisi hemodinamik stabil.
c) Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan
oksigen.
d) Dilakukan pemasangan kateter untuk mengkosongkan Kandung kemih
yang penuh.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. ANAMNESA
Menurut Tarwoto (2013) pengkajian keperawatan pada pasien stroke meliputi
:
1) Identitas pasien :
Nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
register, diagnose medis.
2) Keluhan utama
Keluhan yang didapatkan biasanya gangguan motorik kelemahan anggota
gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi, nyeri
kepala, gangguan sensorik, kejang, penurunan kesadaran.
3) Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke infark biasanya didahului dengan serangan awal yang
tidak disadari oleh pasien, biasanya ditemukan gejala awal sering
kesemutan, rasa lemah pada salah satu anggota gerak. Pada serangan
stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat
pasien melakukan aktifitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah
bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh
badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat
anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes
mellitus.
6) Riwayat psikososial
Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya untuk
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan dapat mengacaukan keuangan
keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi
dan pikiran pasien dan keluarga

2. PENGKAJIAN FISIK
1) Kesadaran Biasanya
Pada pasien stroke mengalami tingkat kesadaran samnolen, apatis, sopor,
soporos coma, hingga coma dengan GCS < 12 pada awal terserang stroke.
Sedangkan pada saat pemulihan biasanya memiliki tingkat kesadaran
letargi dan compos metis dengan GCS 13-15.
2) Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah
Pasien dengan stroke hemoragik memiliki riwayat tekanan darah tinggi
dengan tekanan systole > 140 dan diastole > 80
b. Nadi
Nadi normal
c. Pernafasan
pasien stroke hemoragik mengalami gangguan pada bersihan jalan
napas

d. Suhu
tidak ada masalah suhu pada pasien dengan stroke hemoragik
3) Rambut
Tidak ditemukan masalah
4) Wajah
Wajah pucat.
5) Mata
6) Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, kelopak mata
tidak oedema.
7) Hidung
Simetris kiri dan kanan, terpasang oksigen, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
8) Mulut dan gigi
Pasien apatis, sopor, soporos coma hingga coma akan mengalami
masalah bau mulut, gigi kotor, mukosa bibir kering.
9) Telinga
Sejajar daun telinga kiri dan kanan.
10) Thorak
a. Paru-paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : fremitus sama antara kiri dan kanan
Perkusi : biasanya bunyi normal (sonor)
Auskultasi: biasanya suara normal (vesikuler)

b. Jantung
Inspeksi: iktus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis teraba
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi: suara vesikuler
c. Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada asites
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : terdapat suara tympani
Auskultasi: bising usus pasien tidak terdengar.
3. LABORATORIUM & PEMERIKSAAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan seperti Hb, Leukosit, Trombosit, Eritrosit. Hal ini berguna
untuk mengetahui apakah pasien menderita anemia. Sedangkan leukosit
untuk melihat sistem imun pasien. Bila kadar leukosit diatas normal, berarti
ada penyakit infeksi yang sedang menyerang pasien.
2) Test kimia darah
Cek darah ini untuk melihat kandungan gula darah, kolesterol. Apabila
kadar gula darah atau kolesterol berlebih, bisa menjadi pertanda pasien
sudah menderita diabetes dan jantung. Kedua penyakit ini termasuk ke
dalam salah satu pemicu stroke (Robinson, 2014)

4. DIAGNOSTIK
yang perlu di lakukan untuk menegakkan diagnose stroke adalah (Purwanto,
2016):
1) CT scan: Memperlihatkanadanya edema, hematoma, iskemia dan adanya
infark
2) MRI (Magnetic Imaging Resonance): untuk menentukan besar/luas dan
posisi terjadinya perdarahan otak.
3) Elektro encephalografi / EEG: Pemeriksaan ini untuk mengetahui masalah
yang timbul dan dampak dari jaringan yang mengalami infark sehingga
impuls listrik dalam jaringan otak menurun
4) Angiografi serebral : untuk mencari sumber perdarahan seperti aneurisma
atau malformasi vaskuler
5) Lumbal pungsi Biasanya pada pasien stroke hemoragik, saat pemeriksaan
cairan lumbal maka terdapat tekanan yang meningkat disertai bercak darah.
Hal itu akan menunjukkkan adanya hemoragik pada subarachnoid atau pada
intrakranial
6) Pemeriksaan foto thorax: dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda
hipertensi kronis pada penderita stroke
7) Pemeriksaan EKG: dapat membantu menentukan apakah terdapat disritmia,
yang dapat menyebabkan stroke. Perubahan EKG lainnya yang dapat
ditemukan adalah inversi gel ombang T, depresi ST, dan kenaikan serta
perpanjangan QT
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perfusi serebral tidak efektif B/D stroke
b. Gangguan mobilitas fisik B/D gangguan neurovaskuler
c. Gangguan Integritas Kulit b.d penurunan mobiltas
D. SLKI & SIKI
No Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1. Resiko perfusi serebral Perfusi serebral Pemantaua neurologis
tidak efektif D/D stroke (L.02014) (I.06197)
Setelah dilakukan 1.1 Monitor tingkat
Tindakan kesadaran
1.2 monitor TTV dan
keperawatan …x tanda gejala TIK (
24 jam diharapkan tekanan darah
meningkat,
Perfusi serebral
tekanan nadi
Klien dapat melebar,
meningkat dengan bradikardi, pola
napas ileguler,
kriteria hasil: kesadaran
- Kesadaran menurun)
- Tekanan Manajemen
Peningkatan TIK
darah
(I.06194)
Keterangan: 1.3 monitor intake dan
1. Memburuk output cairan
1.4 berikan posisi
2. Cukup kepala head up 30
memburuk drajad
1.5 kolaborasikan
3. Sedang
pemberian terapi
4. Cukup
membaik
5. Membaik
2. Gangguan mobilitas fisik Mobilitas fisik Dukungan Mobilisasi
B/D gangguan (L. 05042) (I.050173)
neurovaskuler Setelah dilakukan 2.1 Identifikasi
Tindakan toleransi fisik
melakukan
keperawatan …x24 pergerakan
jam diharapkan
mobilitas fisik klien 2.2 Jelaskan tujuan
dapat meningkat dan prosedur
mobilisasi
dengan kriteria 2.3 Libatkan keluarga
hasil: dalam membantu
pasien dalam
- Kekuatan
meningkatkan
otot ambulasi
- Pergerakan 2.4 Anjurkan bedrest
head up 30 drajad
ekstremitas
Keterangan:
1. Menurun
2. Cukup
menurun
3. Sedang
4. Cukup
meningkat
5. Meningkat
3. Gangguan Integritas Integritas Kulit dan Perawatan integritas
Kulit b.d penurunan jaringan (L.14125) kulit (I.11353)
mobiltas Setelah dilakukan 3.1 Identifikasi
Tindakan penyebab
gangguan
keperawatan …x24 integritas kulit
jam diharapkan 3.2 Ubah posisi tiap 2
jam sekali
Integritas Kulit dan
3.3 Anjurkan keluarga
jaringan klien untuk mengubah
dapat meningkat posisi tiap 2 jam
3.4 Kolaborasikan
dengan kriteria pemberian produk
hasil: salep brerbahan
alami atau bahan
- Kerusakan
minyak pada kulit
kulit
- Kemerahan
Keterangan:
1. Meningkat
2. Cukup
meningkat
3. Sedang
4. Cukup
menurun
5. Menurun
DAFTAR PUSTAKA

Adib, M. 2009. Cara mudah memahami & menghindari hipertensi jantung dan stroke.
Yogyakarta: Dianloka
Jansen,K,Rika,PS,Muhammad,IZ.(20 18).Sistem pakar utnuk mendiagnosis penyakit
stroke hemoragik dan iskemik menggunakan metode Demster shafer.Jurnal
rekayasa sistem dan tekhnologi informasi.vol.2 No.2:498-505
Purwanto Hadi. (2016). Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Kemenkes
Widyanto, F. C dan Triwibowo, C. 2013. Trend Disease Trend Penyakit Saat Ini.
Jakarta: Trans Info Media.
Haryono, Rudi & Utami, M. P. S. (2019). Kepertawatan Medikal Bedah 2. Yogyakarta:
Pustaka Baru Pres.
Tarwoto.(2013). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : CV sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai