Anda di halaman 1dari 99

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU

HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN


DIARE PADA ANAK DI RUANG ANGGREK
RUMAH SAKIT UMUM KELAS B
KABUPATEN SUBANG

Skripsi

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana


Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes YPIB Majalengka

ATIH KARNILA
NIM 18142012020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
MAJALENGKA
2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU
HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN
DIARE PADA ANAK DI RUANG ANGGREK
RUMAH SAKIT UMUM KELAS B
KABUPATEN SUBANG

Skripsi

Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana


Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes YPIB Majalengka

ATIH KARNILA
NIM 18142012020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
MAJALENGKA
2020
LEMBAR PESETUJUAN

JUDUL : HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG


PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS)
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK DI
RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM KELAS
B KABUPATEN SUBANG
PENYUSUN : ATIH KARNILA
NIM : 18142012020

Majalengka, 22 Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Hera Hijriani, S.Kep., Ners., M.Kep Wardah Fauziah, S.Kep., Ners., M.Kep
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG


PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS)
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK DI
RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM
KELAS B KABUPATEN SUBANG
PENYUSUN : ATIH KARNILA
NIM : 18142012020

Majalengka, …………………….. 2020

Mengesahkan

Penguji I Penguji II Penguji II

Heni, S.Kep.,Ners.,M.Kep Hera Hijriani, S.Kep., Ners., M.Kep Eti Rohayati, SKM.,MHKes

Mengetahui,
Ketua Prodi S 1 Keperawatan

Hera Hijriani, S.Kep., Ners., M.Kep


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YPIB MAJALENGKA
2020

ATIH KARNILA
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH
SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK DI RUANG
ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM KELAS B KABUPATEN SUBANG
xiii + 54 hal + 5 Tabel + 2 Diagram + 6 Lampiran

ABSTRAK

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pembangunan manusia di Indonesia


terus mengalami kemajuan. Di mana, Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indonesia mencapai 71,92, angka ini meningkat sebesar 0,53 poin atau tumbuh
sebesar 0,74 persen dibandingkan tahun 2018. Penyakit diare masih merupakan
masalah kesehatan di Indonesia, walaupun angka kesakitan telah berhasil
diturunkan, namun angka kematian akibat diare masih relatif tinggi. Faktor
lingkungan yang paling dominan menyebabkan diare adalah sarana penyediaan air
bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku
manusia.
Tujuan penelitian ini yaitu hubungan pengetahuan ibu tentang perilaku
hidup bersih sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada anak di ruang Anggrek
Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 responden, pengambilan data dengan
teknik purposive sampling. Pengumpulan data berupa data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup
Bersih Sehat (PHBS) berada pada kategori baik (57,1%). Angka kejadian diare
berada pada kategori diare tanpa dehidrasi (56%).
Kesimpulan penelitian yang penulis lakukan adalah Terdapat hubungan
yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) dengan kejadian diare pada anak di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum
Kelas B Kabupaten Subang p.Value = 0,000 (p.Value < 0,05).

Kata Kunci : Pengetahuan, Kejadian Diare, dan Hubungan Pengetahuan


dengan Kejadian Diare.
Daftar Pustaka : 25 Buku (2010-2019), 3 Situs, 5 Skripsi
NURSING STUDY PROGRAM
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE YPIB MAJALENGKA
2020

ATIH KARNILA
RELATIONSHIP OF MOTHER'S KNOWLEDGE ABOUT CLEAN AND
HEALTHY LIFE BEHAVIOR (PHBS) WITH DIARRHEA IN CHILDREN IN
THE ORCHID ROOM OF CLASS B PUBLIC HOSPITAL, SUBANG
DISTRICT

xiii + 54 pages + 5 Table + 2 Diagram + 6 attachment

ABSTRACT

The Central Statistics Agency (BPS) notes that human development in


Indonesia continues to progress. Where, Indonesia's Human Development Index
(HDI) reached 71.92, this figure increased by 0.53 points or grew by 0.74 percent
compared to 2018. Diarrheal disease is still a health problem in Indonesia,
although the morbidity rate has been successfully reduced, however, the death rate
from diarrhea is still relatively high. The most dominant environmental factors
causing diarrhea are the means of providing clean water and disposal of feces,
these two factors will interact with human behavior.
The purpose of this study is the relationship between maternal knowledge
about clean and healthy life behavior (PHBS) with the incidence of diarrhea in
children in the Orchid room of Class B General Hospital, Subang Regency.
The method used in this research is correlational research. The sample in
this study were 84 respondents, data collection using purposive sampling
technique. Collecting data in the form of secondary data.
The results showed that the knowledge of mothers about Clean and Healthy
Behavior (PHBS) was in the good category (57.1%). The incidence of diarrhea is
in the diarrhea category without dehydration (56%).
The conclusion of the research that the authors do is there is a significant
relationship between maternal knowledge about Clean and Healthy Behavior
(PHBS) with the incidence of diarrhea in children in the Orchid Room of Class B
General Hospital, Subang Regency p.Value = 0.000 (p.Value < 0.05) .

Keywords : Knowledge, Diarrhea Incidence, and Knowledge


Relationship with Diarrhea Incidence.
Bibliography : 25 Books (2010-2019), 3 Site, 5 Thesis
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi. Penulisan Skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana dalam

bidang Keperawatan. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan Skripsi ini. Oleh

karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Wawan Kurniawan, SKM., M.Kes, selaku Ketua STIKes YPIB

Majalengka;

2. Hera Hijriani, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku Ketua Prodi S 1 Keperawatan

STIKes YPIB Majalengka, serta selaku dosen pembimbing I yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan Skripsi ini;

3. Wardah Fauziah, S.Kep., Ners., M.Kep, selaku dosen pembimbing II yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

penyusunan Skripsi ini;

4. dr. H.Achmad Nasuhi, selaku Direktur RSUD Kelas B Kab. Subang yang

telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang saya perlukan;

5. Hj. Ani Maryani, S.Kep. Ners, selaku Kepala Ruang Anggrek RSUD

Kelas B Kab. Subang yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh

data yang saya perlukan


6. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan

material dan moral; dan

7. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Skripsi

ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan membalas segala

kebaikan dan bantuan semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan

Majalengka, Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ..................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL....................................................................................... viii
DAFTAR DIAGRAM................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
1. Tujuan Umum ...................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 6
C. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ................................................................... 6
2. Manfaat Praktis .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan .............................................................................. 8
1. Pengertian Pengetahuan ....................................................... 8
2. Tingkatan Pengetahuan ........................................................ 8
3. Cara Memperoleh Pengetahuan............................................ 10
4. Pengukuran Pengetahuan ..................................................... 14
B..Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ................................ 16
1. Pengertian PHBS................................................................... 16
2. Manfaat PHBS ..................................................................... 17
3. Sasaran PHBS ...................................................................... 18
4. Macam-Macam PHBS ......................................................... 19
C. Diare ......................................................................................... 25
1. Pengertian Diare ................................................................... 25
2. Etiologi Diare ....................................................................... 25
3. Epidemiologi Diare .............................................................. 27
4. Faktor Penjamu yang Meningkatkan Kerentanan terhadap
Diare ...................................................................................................... 28
5. Faktor Lingkungan dan Perilaku .......................................... 29
6. Penatalaksanaan Penderita Diare ......................................... 29
D. Hasil Penelitian Orang Lain ...................................................... 31
E. Kerangka Teori ......................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN


A. Kerangka Konsep ...................................................................... 33
B..Definisi Operasional ................................................................. 34
C..Hipotesis Penelitian .................................................................. 35
D. Metodologi Penelitian ............................................................... 35
1. Jenis Penelitian ..................................................................... 35
2. Populasi dan Sampel ............................................................ 36
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 36
4. Instrument Penelitian ........................................................... 37
5. Teknik pengumpulan Data ................................................... 40
6. Pengolahan Data .................................................................. 40
7. Analisis Data ........................................................................ 41
8. Etika Penelitian .................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ......................................................................... 47
B..Pembahasan .............................................................................. 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 54
B..Saran ............................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Jumlah Penderita Diare Berdasarkan Golongan Umur

di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B

Subang Januari sd Desember 2019 ……………………………. 4


Tabel 3.1. Definisi Operasional ................................................................... 34
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu ………………………… 47
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kejadian Diare …………………………... 48
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian

Diare …………………………………………………………… 49

DAFTAR DIAGRAM

Halaman
Diagram 2.1. Kerangka Teori .......................................................................... 33

Diagram 3.1. Kerangka Konsep ....................................................................... 34

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Surat Ijin Studi Pendahuluan / Pengambilan Data

Lampiran 5 Kartu Bimbingan

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pembangunan manusia di

Indonesia terus mengalami kemajuan. Di mana, Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Indonesia mencapai 71,92, angka ini meningkat sebesar 0,53

poin atau tumbuh sebesar 0,74 persen dibandingkan tahun 2018. Salah satu

indikator meningkatnya IPM di Indonesia adalah keberhasilannya yaitu

mampu ditekannya angka kejadian penyakit menular seperti Inpeksi Saluran

Pernapasan Atas (ISPA), Pneumonia, Tuberkulosis Paru, Hepatitis, Diare, dan

Malaria (BPS, 2020).

Penyakit menular menjadi salah satu masalah kesehatan yang besar di

hampir semua negara berkembang termasuk Indonesia. Penyakit menular

menjadi masalah kesehatan global karena menimbulkan angka kesakitan dan

kematian yang relatif tinggi dalam kurun waktu yang relatif singkat

(Widoyono, 2010).
setiap tahun. Secara global, ada hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare anak-

anak setiap tahun. Diare dapat berlangsung beberapa hari, dan dapat

meninggalkan tubuh tanpa air dan garam yang diperlukan untuk bertahan

hidup. Di masa lalu, bagi kebanyakan orang, dehidrasi parah dan kehilangan

cairan adalah penyebab utama kematian akibat diare. Sekarang, penyebab lain

seperti infeksi bakteri septik cenderung menyebabkan peningkatan proporsi

semua kematian terkait diare. Anak-anak yang kekurangan gizi atau memiliki

gangguan kekebalan serta orang yang hidup dengan HIV adalah yang paling

berisiko mengalami diare yang mengancam jiwa (WHO, 2017).

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia,

walaupun angka kesakitan telah berhasil diturunkan, namun angka kematian

akibat diare masih relatif tinggi. Beberapa survey di Indonesia menunjukkan

angka kesakitan diare untuk semua golongan umur adalah sekitar 120-360 per

1000 penduduk (12%-36%), dan untuk golongan balita menderita satu atau

dua kali episode diare pada setiap tahunnya, 76% kematian karena diare

terjadi pada bayi dan balita terutama 2 tahun pertama usia bayi. Pada bayi

kasus diare menduduki urutan kedua setelah Infeksi Saluran Pernafasan Atas

(ISPA) sebagai penyebab kematian (Sunoto, 2011).

Prevalensi diare di Indonesia menurut karakteristik berdasarkan

Riskesdas 2018 tercatat sebanyak 18.225 (9%) anak dengan diare golongan

umur < 1 tahun, 73.188 (11,5 %) anak dengan diare golongan umur 1-4 tahun,

182.338 (6,2 %) anak dengan diare golongan umur 5-14 tahun, dan sebanyak
165.644 (6,7 %) anak dengan diare golongan umur 15-24 tahun (Kemenkes

RI, 2019).

Prevalensi diare di Provinsi Jawa Barat menurut karakteristik

berdasarkan Riskesdas 2018 tercatat sebanyak 1.287 (10,40%) anak dengan

diare golongan umur < 1 tahun, 5.312 (13,43 %) anak dengan diare golongan

umur 1-4 tahun, 12.806 (6,98 %) anak dengan diare golongan umur 5-14

tahun, dan sebanyak 12.409 (7,24 %) anak dengan diare golongan umur 15-24

tahun. Selanjutnya prevalensi diare di Kabupaten Subang berdasarkan

Riskesdas 2018 kejadian diare tercatat sebanyak 2.379 (5,61%) jiwa.

Sedangkan prevalensi kejadian diare pada Balita tercatat sebanyak 184

(9,58%) (Kemenkes RI, 2019).

Diare adalah peningkatan frekuensi dan perubahan konsitensi faeces

yang disebabkan oleh agen infeksi pada gastrointestinal. Pada umumnya

penyakit diare sering terjadi pada balita, seperti yang diungkapkan oleh Juffrie

(2010) bahwa diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi

lebih lunak dan cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24

jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare didefinisikan sebagai

pengeluaran tinja > 10 g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja

normal bayi sebesar 5-10 g/kg/24 jam (Juffrie, 2010)

Diare perlu diwaspadai menyerang anak dengan ditandai bertambahnya

frekuensi berak lebih dari biasanya (lebih dari 3 kali per hari) serta ditandai

dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja pada penderitanya, beberapa

faktor yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya


penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan,

pembuangan tinja yang tidak higienis, kebersihan perorangan dan lingkungan

yang jelek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya.

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi enam golongan

yaitu karena infeksi, malabsorbsi, alergi, keracunan, immunodefinisit, dan

penyebab lain. Yang sering ditemukan adalah diare karena keracunan dan

infeksi (Kemenkes RI, 2018).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social

support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya

untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri,

dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat,

dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tatanan

PHBS adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain,

berinteraksi dan lain-lain. Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu rumah tangga,

sekolah,tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum (Kemenkes

RI, 2017).

Faktor lingkungan yang paling dominan menyebabkan diare adalah

sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan

berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan yang tidak


sehat karena tercemar oleh kuman diare dan ditambah juga dengan perilaku

manusia yang tidak sehat, maka dengan mudah penularan diare dapat terjadi

yang disebut dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) (Kemenkes RI,

2017).

Berdasarkan hasil laporan bulanan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B

Kabupaten Subang bulan Januari-Desember 2019 tercatat sebanyak 545

anak terkena diare, tercatat pada bulan Januari sebanyak 47 (8,62%), Februari

sebanyak 37 (6,79%), Maret sebanyak 43 (7,89%), April sebanyak 49

(8,99%), Mei sebanyak 43 (7,89%), Juni sebanyak 47 (8,62%), Juli sebanyak

47 (8,62%), Agustus sebanyak 47 (8,62%), September sebanyak 50 (9,17%),

Oktober sebanyak 50 (9,17%), November sebanyak 43 (7,89%), dan bulan

Desember sebanyak 42 (7,71%) (Rekam Medik RSUD Kelas B Kab. Subang,

2019).

Dari data tersebut peneliti kemudian melakukan studi pendahuluan pada

10 ibu yang anaknya dirawat, dimana 4 ibu (40 %) memiliki anak tidak

dengan riwayat diare, ketika diwawancarai semua ibu mengatakan paham

tentang apa itu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti harus

mencuci tangan dengan air dan sabun saat hendak memberi makan pada anak,

harus mengantarkan anak untuk BAB di toilet/jamban, air minum harus

berada dalam wadah yang bersih dan selalu tertutup, serta manfaat PHBS bagi

keluarga mereka yaitu agar keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.

Sedangkan pada 6 ibu (60 %) yang memiliki balita dengan riwayat diare,

diketahui bahwa semua ibu belum mengetahui tentang apa itu PHBS dan
manfaat PHBS bagi keluarganya sendiri, yaitu 2 orang ibu (33,3%) menjawab

tidak selalu mengantarkan anaknya untuk BAB di jamban dikarenakan sibuk

bekerja sehingga terkadang anak BAB di sembarang tempat, 1 orang ibu

(16,7%) hanya mencuci tangan dengan air tanpa sabun sebelum memberi

makan pada anak karena ibu beranggapan bahwa mencuci tangan dengan air

saja sudah cukup, dan 3 orang ibu (50%) tidak selalu menyimpan air dalam

keadaan tertutup karena beranggapan bahwa air yang sudah dimasak sampai

mendidih sudah bebas dari segala macam kuman penyakit.

Penelitian Lukito, Alamsyah (2018) tentang Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian

Diare Anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji statistik Chi square

diperoleh nilai p <0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara pengetahuan tehadap perilaku ibu bersih dan sehat dengan

kejadian diare pada anak di Puskesmas Medan Johor. Begitu pula dengan hasil

penelitian Yuvrista, Yuliana (2018) tentang Hubungan Pengetahuan Ibu

tentang PHBS dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Jubelan pada tahun

2018. Hasil penelitian : dari hasil penelitian diketahui pengetahuan ibu tentang

PHBS sebagian berada pada kategori cukup sebanyak 36 orang (61,0%).

Analisis bivariat menunjukkan pengetahuan ibu yang cukup tentang PHBS

cenderung memiliki balita dengan diare (77,8%), p-value 0,003 < α 0,05 yang

berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang PHBS dengan kejadian

diare pada balita di Desa Jubelan. Berdasarkan 2 hasil penelitian sebelumnya,

hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara hubungan


pengetahuan ibu tentang PHBS dengan kejadian diare, dengan meningkatkan

tingkat pengetahuan ibu tentang PHBS secara langsung akan mengurangi

angka kejadian diare pada anak.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

tentang hubungan pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih sehat

(PHBS) dengan kejadian diare pada anak di ruang Anggrek Rumah Sakit

Umum Kelas B Kabupaten Subang.

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih

sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada anak di ruang Anggrek Rumah

Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a.Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih

sehat (PHBS) di ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B

Kabupaten Subang.

b. Mengetahui kejadian diare pada anak di ruang Anggrek Rumah Sakit

Umum Kelas B Kabupaten Subang.


c.Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih

sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada anak di ruang Anggrek

Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat dijadikan bahan informasi dalam mengembangkan disiplin

ilmu kesehatan khususnya tentang ilmu keperawatan. Diharapkan sebagai

pembanding, rujukan bagi peneliti berikutnya mengenai masalah yang

berkaitan dengan hubungan pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup

Bersih Sehat (PHBS).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan masukan bagi institusi pendidikan hasil penelitian

diharapkan apat memperkuat teori-teori hubungan pengetahuan ibu

tentang kaitan antara Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan

kejadian diare.

b. Bagi Rumah Sakit

Memberikan masukan bagi petugas kesehatan sehingga dapat

dijadikan acuan dalam merencanakan upaya-upaya pencegahan

penyakit diare.
c. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai data dasar untuk

penelitian lanjutan, terutama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kejadian diare pada anak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diare

1. Pengertian Diare

Diare adalah peningkatan frekuensi dan perubahan konsistensi faeces

yang disebabkan oleh agen infeksi pada gastroinstestinal (Wong, 2010).

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal

atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran,

serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali

dengan atau tanpa lendir darah (Hidayat, 2010).

Diare adalah buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air

saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya, (biasanya 3 kali atau lebih

dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari (Kemenkes RI, 2011).

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa diare adalah

pengeluaran frekuensi dan perubahan konsistensi faeces yang tidak normal

lebih dari 3 kali sehari dan belangsung kurang dari 14 hari.

2. Etiologi Diare

Diare disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu :

a. Faktor Infeksi

Biasanya infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab

diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yan umumnya menyerang sebagai

berikut :
1) Infeksi bakteri oleh kuman E. coli, salmonela, vibro Cholerae

(kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan;

2) dan patogenik (memanfaatkan kesempatan ketika kondisi tubuh

lemah) seperti pseudomonas;

3) Infeksi basil;

4) Infeksi virus enterovirus dan adenovirus;

5) Infeksi parasit oleh cacing;

6) Infeksi jamur;

7) Infeksi akibat organ lain seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang

tenggorokan;

8) Keracunan makanan.

b. Faktor Malabsorpsi

Yaitu malabsorpsi karbohidrat pada anak kepekaan terhadap

lactolobulus dalam susu formula menyebabkan diare gejalanya berupa

diare berat tinja berbau sangat asam, dan sakit didaerah perut. Faktor

makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar,

basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentega (sayuran), dan kurang

matang.

Pada usia enam bulan pencernaan bayi mulai kuat. Pemberian

makanan pendamping ASI harus setelah usia empat bulan, karena jika

diberikan terlalu dini akan menurunkan konsumsi ASI dan bayi

mengalami gangguan pencernaan atau bisa diare. Sebaliknya bila


makanan pendamping diberikan terlambat akan mengakibatkan anak

kurang gizi bila terjadi dalam waktu panjang

c. Faktor Makanan

Makanan yang mengakibakan diare adalah makanan yang tercemar,

basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran), dan kurang

matang.

d. Fakor psikologis

Biasanya berupa rasa takut, cemas, dan tegang, bila terjadi pada

anak dapat menyebabkan diare kronik (Kemenkes RI, 2011).

3. Epidemiologi Diare

Penyebaran kuman yang meyebabkan diare. Kuman penyebab diare

biasanya menyebarkan melalui fecal oral antara lain melalui

makan/minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung dengan tinja

penderita. Beberapa perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik

dan meningkatkan resiko terjadinya diare. Perilaku tersebut antara lain :

a. Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4-6 bulan pada

pertama kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI resiko untuk

menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan

kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar.

b. Menggunakan botol susu, penggunaan botol ini memudahkan

pencemaran kuman, karena botol susah dibersihkan.


c. Menyimpan makanan masak pada suhu kamar. Bila makanan disimpan

beberapa jam pada suhu kamar, makanan akan tercemar dan kuman akan

berkembang biak.

d. Menggunakan air minum yang tercemar. Air mungkin sudah tercemar

dari sumbernya atau pada saat disimpan di rumah. Pencemaran di rumah

dapat terjadi penyimpanan tertutup atau apabila tangan tecemar

menyentuh air dari penyimpanan.

e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang

tinja anak atau sebelum makan dan meyuapi anak.

f.Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi) dengan besar. Sering

beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya

mengandung virus atau bakeri dalam jumlah besar. Sementara itu tinja

binatang menyebabkan infeksi pada manusia (Kemenkes RI, 2011).

4. Faktor Penjamu yang Meningkatkan Kerentanan terhadap Diare

Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun.

ASI mengandung antibody yang dapat melindung kita terhadap

berbagai kuman penyebab diare.

b. Kurang gizi

Beratnya penyakit lama dan resiko kematian karena diare

meningkat pada anak-anak yang menderita gangguan gizi, terutama pada

penderita gizi buruk.


c. Campak

Diare dan disentri sering terjadi dan berakibat berat pada anak-anak

yang menderita gangguan campak dalam 4 minggu terakhir. Hal ini

sebagai akibat penurunan kekebalan tubuh penderita.

d. Imudofisiensi / Imunosupresi

Keadaan ini mungkin hanya berlangsung sementara, misalnya

sesudah infeksi virus (seperti campak) atau mungkin berlangsung lama

seperti penderita AIDS (Auto Imune Defiensy Syndrome). Pada anak

imunosupresi berat diare dapat terjadi karena kuman yang pathogen dan

mungkin juga berlansung lama. Secara proporsional, diare lebih banyak

terjadi pada golongan balita mencapai 55 % (Kemenkes RI, 2011).

5. Faktor Lingkungan dan Perilaku

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis

lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan

pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan

perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar

kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat

pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan

kejadian diare (Hidayat, 2010).

6. Penatalaksanaan Penderita Diare

a. Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan

mamberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang


dianjurkan, seperti air tajin, kuah sayur, air sup. Macam-macam cairan

yang dapat digunakan akan tergantung pada :

1) Kebiasaan setempat dalam mengobati diare;

2) Tersedianya cairan sari makanan yang cocok;

3) Jangkauan pelayanan kesehatan;

4) Tersedianya oalit.

b. Mengobati dehidrasi

Bila terjadi dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera

dibawa ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk

mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila

terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan cairan intrvena

dengan Ringer Laktat sebelumnya dilanjutkan therapi oral (Kemenkes

RI, 2011).

c. Memberikan Makanan

Berikan makanan selama serangan diare untuk memberikan gizi

pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta

mencegah berkurangnya berat badan. Berikan cairan termasuk oralit dan

makanan sesuai yang dianjurkan. Anak yang masih minum ASI harus

sering diberi ASI, anak yang minum susu formula diberikan lebih sering.

Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat

makanan padat harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit-

sedikit tetapi sering. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra


diteruskan selama 2 minggu untuk membantu pemulihan berat badan

anak (Kemenkes RI, 2011).

d. Mengobati Komplikasi

Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain,

maka diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan

rehidrasi. Tidak ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan

diare (Kemenkes RI, 2011).

Instrument penelitian berupa catatan rekam medik pasien rawat

inap dan observasi tentang kejadian diare berdasarkan derajat diare di

Ruang Angrek RSUD Kelas B Kab. Subang. Hasil ukur variabel angka

kejadian diare pada anak terdiri dari tiga kategori yaitu, hasil ceklist

dengan derajat diare tanpa dehidrasi diberi nilai 1 dan ceklist dengan

kejadian diare dengan dehidrasi ringan/sedang diberi nilai 2, serta ceklist

dengan kejadian diare dengan dehidrasi berat diberi nilai 3 rekapan hasil

ceklist data dijumlahkan.

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2014). Pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.


Pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang, mencakup respons

seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit,

pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit,

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2014). Oemarjoedi (dalam Dulistiawati,

2013) pengetahuan adalah faktor penentu bagaimana manusia berpikir,

merasa dan bertindak.

Pengetahuan menurut Reber (2010) dalam makna kolektifnya,

pengetahuan adalah kumpulan informasi yang dimiliki oleh seseorang atau

kelompok, atau budaya tertentu, sedangkan secara umum pengetahuan

menurut Reber (2010) adalah komponen-komponen mental yang dihasilkan

dari semua proses apapun, entah lahir dari bawaan atau dicapai lewat

pengalaman.

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui berdasarkan

pengalaman manusia itu sendiri dan pengetahuan akan bertambah sesuai

dengan proses pengalaman yang dialaminya (Mubarak, 2012).

Berdasarkan beberapa definisi tentang pengetahuan dapat disimpulkan

bahwa pengetahuan adalah kumpulan informasi yang didapat dari

pengalaman atau sejak lahir yang menjadikan seseorang itu tahu akan

sesuatu. Proses tahu tersebut diperoleh dari proses kenal, sadar, insaf,

mengerti dan pandai.


2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2014), pengetahuan yang dicakup di dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Dalam hal ini yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi

di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu

struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitan satu sama lain.

Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja


menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria yang ada.

3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014), terdapat dua cara dalam memperoleh

pengetahuan yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.

a. Cara Tradisional

1) Cara coba-salah (trial and error)

Cara ini merupakan cara yang paling tradisional yang pernah

digunakan dengan cara coba-coba. Cara ini telah dipakai orang

sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya

peradaban. Pada waktu ini seseorang apabila menghadapi persoalan

atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan cara coba-coba

saja. Coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan


dalam pemecahan masalah dan apabila ada kemungkinan yang lain.

Apabila kemungkinan kedua gagal maka dicoba kemungkinan ketiga

dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan ini dapat diperoleh berdasarkan atas otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pimpinan agama,

maupun ahli ilmu pengetahuan. Dengan kata lain sumber pengetahuan

tersebut berupa pemimpin-pemimpin masyarakat, baik formal maupun

non formal, pemegang pemerintah dan lain sebagainya. Prinsip ini

adalah orang menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas tanpa menguji atau membuktikan kebenarannya

terlebih dahulu.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

yang lalu.
4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik

melalui induksi maupun deduksi.

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang

dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat

suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui

pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi.

Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum kepada yang khusus.

b. Cara modern

Cara modern ini disebut sebagai penelitian ilmiah, atau lebih

populer disebut metodelogi penelitian (research methodology). Cara ini

mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), mula-mula

ia mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau

kemasyarakatan hasil pengamatan yang dikumpulkan dan

diklasifikasikan, diambil kesimpulan umum kemudian metode ini

dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen, ia mengatakan bahwa dalam

memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi


langsung, dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua objek

yang diamati.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran tentang kesehatan menurut Notoatmodjo, (2014), dapat

diukur berdasarkan jenis penelitiannya, kuantitatif atau kualitatif :

a. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif pada umum akan mencari jawab atas

fenomena, yang menyangkut berapa banyak, berapa sering, berapa lama,

dan sebagainya, maka biasanya menggunakan metode wawancara dan

angket (self administered).

1) Wawancara tertutup atau wawancara terbuka, dengan menggunakan

instrument (alat pengukur/pengumpul data) kuesioner. Wawancara

tertutup adalah suatu wawancara dimana jawaban responden atas

pertanyaan yang diajukan telah tersedia dalam opsi jawaban,

responden tinggal memilih jawaban mana yang mereka anggap paling

benar atau paling tepat. Sedangkan wawancara terbuka, dimana

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka, sedangkan

responden boleh menjawab apa saja sesuai dengan pendapat atau

pengetahuan responden sendiri.

2) Angket tertutup atau terbuka. Seperti halnya wawancara, angket juga

dalam bentuk tertutup dan terbuka. Instrumen atau alat ukurnya seperti

wawancara, hanya jawaban responden disampaikan lewat tulisan.


Metoda pengukuran melalui angket ini sering disebut “self

administered” atau metode mengisi sendiri.

b. Penelitian Kualitatif

Pada umumnya penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab

bagaimana suatu fenomena itu terjadi, atau mengapa terjadi. Misalnya

penelitian kesehatan tentang pengetahuan ibu tentang perilaku hidup

bersih sehat (PHBS), penelitian kuantitatif mencari jawab seberapa besar

tingkat pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS).

Metode-metode pengukuran pengetahuan dalam metode kualitatif

ini antara lain :

1) Wawancara mendalam

Mengukur variabel pengetahuan dengan menggunakan metode

wawancara mendalam, adalah peneliti mengajukan suatu pertanyaan

sebagai pembuka, yang akhirnya memancing jawaban yang

sebanyaknya dari responden. Jawaban responden akan diikuti

pertanyaan yang lain, terus-menerus, sehingga diperoleh informasi

atau jawaban responden akan diikuti pertanyaan yang lain, terus-

menerus, sehingga diperoleh informasi atau jawaban responden

sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya.

2) Diskusi Kelompok Terfokus (DKT)

Diskusi kelompok terfokus “Focus group discussion” dalam

menggali informasi dari beberapa orang responden sekaligus dalam

kelompok. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan, yang akan


memperoleh jawaban yang berbeda-beda dari semua responden dalam

kelompok tersebut. Jumlah kelompok dalam diskusi kelompok

terfokus seyogyanya tidak terlalu banyak, tetapi juga tidak terlalu

sedikit, antara 6-10 orang.

Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang

yang bersangkutan mengungkapkan hal-hal yang diketahuinya dalam

bentuk jawaban baik lisan maupun tulisan.

Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis,

yaitu :

1) Pertanyaan Subyektif

Pertanyaan essai, disebut pertanyaan subyektif karena

penilaian untuk pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari

penilaian sehingga cara menilainya akan berbeda-beda.

2) Pertanyaan Obyektif

Pertanyaan pilihan ganda, menjodohkan, benar salah disebut

pertanyaan objektif karena pertanyaan ini dapat dinilai secara pasti

oleh penilainya tanpa melibatkan faktor subjektifitas (Notoatmodjo,

2015).

Instrument penelitian berupa kuesioner disebarkan kepada

responden, hasil jawaban responden dengan jawaban benar diberi nilai

1 dan jawaban responden salah diberi nilai 0, jawaban responden

dijumlahkan. Hasil ukur variabel pengetahuan terdiri dari dua kategori


yaitu baik (T>mean/median) dan kurang (T≤mean/median), sesuai

dengan standar kriteria objektif (Riduwan, 2016).

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas

pengetahuan seseorang

b. Keyakinan

Biasanya diperoleh secara turun menurun dan tanpa ada

pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

pengetahuan seseorang, baik yang sifatnya positif maupun negatif.

c. Fasilitas

Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, majalah dan buku.

d. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan keluarga dapat mempengaruhi

pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu

(Notoatmodjo, 2014).
C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

1. Pengertian PHBS

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup yang dapat

diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh

pihak luar. Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap

stimulus yang berhubungan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2014).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang

kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat

menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga

oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan ditingkatkan oleh

setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah

tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi

kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit

dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat (Kemenkes RI,

2015).

PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,

keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi,

memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap

dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support),


dan gerakan masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-

cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan

kesehatan masyarakat. Aplikasi paradigma hidup sehat dapat dilihat dalam

program Perilaku Hidup Bersih Sehat (Maryunani, 2015).

2. Manfaat PHBS

Menurut Notoatmodjo (2014) kebijakan pembangunan kesehatan

ditekankan pada upaya promotif dan preventif agar orang yang sehat

menjadi lebih sehat dan produktif. Pola hidup sehat merupakan perwujudan

paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga,

kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dapat meningkatkan,

memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual

maupun sosial.

Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif individu untuk

(Akmal, 2016) :

a. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dengan cara olah raga teratur

dan hidup sehat

b. Menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit

c. Usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit

d. Berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.

e. Manfaat PHBS di lingkungan sekolah yaitu agar terwujudnya sekolah

yang bersih dan sehat sehingga murid, guru dan masyarakat lingkungan

sekolah terlindungi dari berbagai ancaman penyakit, meningkatkan

semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi belajar


murid, citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat

sehingga mampu minat orang tua dan dapat mengangkat citra dan kinerja

pemerintah dibidang pendidikan, serta menjadi percontohan sekolah

sehat bagi daerah lain (Kemenkes RI, 2015).

3. Sasaran PHBS

Sasaran PHBS menurut Kemenkes RI (2015) dikembangkan dalam

lima tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal, di tempat kerja, di tempat-

tempat umum, institusi pendidikan, dan di sarana kesehatan. Sedangkan

sasaran PHBS di institusi pendidikan adalah seluruh warga. institusi

pendidikan yang terbagi dalam (Akmal, 2016) :

a. Sasaran primer

Sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah

perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah (individu/ kelompok

dalam institusi pendidikan yang bermasalah).

b. Sasaran sekunder

Sasaran yang mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan

yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader

kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor

terkait.

c. Sasaran tersier

Merupakan sasaran yang diharapkan menjadi pembantu dalam

mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya

pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan seperti, kepala desa, lurah,


camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat, dan orang tua

murid.

4. Macam-macam PHBS

Menurut Akmal (2016) macam-macam perawatan personal hygiene

diantaranya :

a. Kebersihan Kulit dan Badan

Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat

melindungi tubuh dari berbagai kuman. Perawatan kulit dapat dilakukan

dengan mandi minimal dua kali sehari, yang bermanfaat untuk

menghilangkan atau membersihkan bau badan, keringat dan sel kulit

mati, merangsang sirkulasi darah, serta membuat rasa nyaman (Akmal,

2016)

b. Kebersihan Gigi dan Mulut

Gigi dan mulut harus dipertahankan kebersihannya karena melalui

organ ini kuman dapat masuk. Menyikat gigi bertujuan untuk

menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang dan

menyebabkan sakit gigi. Sebagaimana kita ketahui gigi berfungsi

disamping untuk keindahan juga untuk mengunyah makanan. Oleh

karena itu, makanan yang tidak dibersihkan dan menempel di gigi dapat

menjadi sarang penyakit. Beberapa penyakit yang muncul akibat

perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, radang gusi, gigi

berlubang, dan sariawan. Personal hygiene gigi dan mulut yang baik
memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan

(Akmal, 2016).

Cara merawat gigi antara lain (Akmal, 2016) :

1) Tidak makan makanan yang terlalu manis dan asam.

2) Tidak menggunakan gigi untuk menggigit atau mencongkel benda

yang keras (misalnya membuka tutup botol).

3) Menyikat gigi sesudah makan dan sebelum tidur (minimal 2x sehari).

4) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus, kecil sehingga dapat

menjangkau bagian dalam gigi.

5) Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya.

6) Memeriksa gigi secara teratur setiap 6 bulan sekali.

c. Kebersihan Kepala dan Rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai

proteksi serta pengatur suhu. Melalui rambut perubahan status kesehatan

diri dapat diidentifikasi. Rambut bermanfaat untuk mencegah infeksi

daerah kepala. Untuk menjaga supaya rambut kelihatan bersih dan tidak

berketombe dianjurkan minimal dua hari sekali keramas (cuci rambut)

dengan memakai samphoo. Samphoo berfungsi membersihkan rambut,

juga dapat membuat rambut subur dan berkilau (Akmal, 2016).

d. Perawatan Kaki dan Kuku

Kaki dan kuku memerlukan perawatan khusus untuk mencegah

infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Seringkali orang tidak sadar akan

masalah pada kaki dan kuku sehingga terjadi nyeri dan ketidaknyamanan.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam

mempertahankan perawatan diri, karena kuman dapat masuk dalam tubuh

melalui kuku. Memotong kuku jari tangan dan jari kaki dapat

menghirdari masuknya mikroorganisme ke dalam kuku yang panjang

(Akmal, 2016).

Cara- cara merawat kuku antara lain (Akmal, 2016):

1) Kuku jari tangan dapat dipotong dengan pengikir atau memotongnya

berbentuk oval, atau mengikuti bentuk jari. Sedangkan kuku pada kaki

dipotong berbentuk lurus.

2) Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput

kulit dan kulit disekitar kuku

3) Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam,

karena dapat merusak jaringan dibawah kuku.

4) Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.

5) Khususnya untuk jari kaki, sebaiknya kuku dipotong segera setelah

mandi atau direndam dengan air hangat terlebih dahulu.

6) Jangan menggigit kuku karena akan merusak bagian kuku

e. Kebersihan Mata, Hidung dan Telinga


tidak sadar dan pasien pasca bedah mata. Pada pasien yang tidak sadar

reflek mengedipkan mata bisa saja tidak ada, sehingga kotoran

terakumulasi disekitar kelopak mata (Proverawati 2012). Perawatan mata

dapat dilakukan dengan cara membersihkan mata dengan menggunakan

kapas yang diberi air matang atau boorwater, dilakukan dua kali sehari

yang berfungsi untuk membuang kotoran yang umumnya menumpuk

pada sudut mata (Kemenkes RI, 2015). Tujuan untuk menjaga kebersihan

mata adalah untuk mempertahankan kesehatan mata, mencegah atau

menghindari infeksi, penyakit mata dan kecacatan (kebutaan), yang

kemungkinan menularkan kepada orang lain. Mengingat mata merupakan

alat indera yang sangat penting, maka kebersihan dan kesehatan mata

harus selalu tetap dijaga. Mata yang merah dan berair adalah suatu tanda

bahwa mata tersebut lelah atau ada kelainan. Secara normal mata

terbebas dari infeksi dan iritasi (Perry & Potter, 2010).

Telinga merupakan panca indera untuk mendengar. Kemampuan

telinga harus selalu dijaga untuk mempertahankan fungsi yang maksimal.

Salah satu cara menjaga fungsi telinga dengan mempertahankan

kebersihannya. Pembersihan telinga dilakukan jika seseorang memiliki

serumen yang terlalu banyak. Saat membersihkan telinga bagian luar,

hendaknya kita memperhatikan telinga bagian dalam (Maryunani, 2015).

Cara merawat telinga adalah sebagai berikut (Sugandhy, 2015) :

1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga, keluarkan secara pelan-

pelan menggunakan penyedot telinga.


2) Bila menggunakan air yang disemprotkan, lakukan dengan hati-hati

agar tidak menimbulkan kerusakan pada telinga akibat tekanan air

yang berlebihan.

3) Aliran air yang masuk hendaknya diarahkan ke saluran telinga dan

bukan langsung ke gendang telinga.

4) Jangan menggunakan peniti atau penjepit telinga, karena dapat

merusak gendang telinga.

Hidung merupakan organ penciuman bau yang pertama dalam

sistem pernafasan. Hidung dijaga kebersihannya dengan tidak adanya

kotoran di hidung. Perawatan hidung dapat dilakukan dengan

mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan

kedalam menggunakan tissue yang lembut. Hal ini menjadi hygiene

harian yang diperlukan. Mengeluarkan kotoran dengan kasar dapat

mengakibatkan tekanan yang dapat mencederai mucosa hidung (Sukarni,

2015).

f. Cuci Tangan Pakai Sabun

Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan

kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air

yang mengalir (Kemenkes RI, 2015). Cuci tangan pakai sabun

merupakan suatu kebiasaan membersihkan tangan dari kotoran dan

berfungsi untuk membunuh kuman penyebab penyakit yang merugikan

kesehatan. Mencuci tangan yang baik membutuhkan peralatan seperti

sabun, air mengalir yang bersih, dan handuk yang bersih (Wati, 2017).
Menurut WHO (2015) terdapat dua teknik mencuci tangan yaitu

mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan mencuci tangan

dengan larutan yang berbahan dasar alkohol.

1) Basuh tangan dengan air bersih yang mengalir, ratakan sabun dengan

kedua telapak tangan.

2) Gosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan tangan

kanan, begitu pula sebaliknya.

3) Gosok kedua telapak dan sela-sela jari tangan.

4) Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci.

5) Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan

lakukan sebaliknya.

6) Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak

tangan kiri dan sebaliknya.

7) Bilas kedua tangan dengan air yang mengalir dan keringkan

g. Perawatan Genitalia

Perawatan genital merupakan bagian dari mandi lengkap, seseorang

yang sangat membutuhkan perawatan genitalia adalah yang beresiko

terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk

mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genetalia,

meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal hygiene

(Andarmoyo, 2012).
D. Hasil Penelitian Orang Lain

1. Penelitian Yuvrista, Yuliana (2018) tentang Hubungan Pengetahuan Ibu

tentang PHBS dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Jubelan pada

tahun 2018. Hasil penelitian : dari hasil penelitian diketahui pengetahuan

ibu tentang PHBS sebagian berada pada kategori cukup sebanyak 36 orang

(61,0%). Analisis bivariat menunjukkan pengetahuan ibu yang cukup

tentang PHBS cenderung memiliki balita dengan diare (77,8%), p-value

0,003 < α 0,05 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang

PHBS dengan kejadian diare pada balita di Desa Jubelan.

2. Penelitian Lukito, Alamsyah (2018) tentang Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan

Kejadian Diare Anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji statistik

Chi square diperoleh nilai p <0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan tehadap perilaku ibu bersih dan sehat

dengan kejadian diare pada anak di Puskesmas Medan Johor.

3. Penelitian Sirait, Edwin Dermody (2013) tentang Hubungan Pengetahuan

dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak

Usia 1-4 tahun di Puskesmas Siantan Hilir tahun 2013. Hasil penelitian :

pada hasil pengumpulan data didapatkan 39 responden memiliki

pengetahuan baik, 37 responden memiliki pengetahuan sedang, 40 orang

responden memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik, 51

orang berperilaku sedang dan 9 orang berperilaku buruk. Analisis bivariat

mengenai hubungan pengetahuan ibu mengenai Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare pada anak p = 0,000. Terdapat

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) ibu dengan kejadian diare pada anak usia 1-4

tahun di Puskesmas Siantan hilir.

E. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian-uraian teori sebelumnya. Maka dapat dilihat

dalam kerangka teori dibawah ini :

Pengetahuan PHBS
1. Persalinan ditolong oleh
tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI
eksklusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban
Perilaku Hidup Kejadian Diare
sehat
Bersih pada Anak
7. Memberantas jentik di
Sehat
rumah
8. Makan buah dan sayur
setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik
setiap hari
10. Tidak merokok di dalam
rumah

Diagram 2.1 Kerangka Teori (Sumber : Akmal (2016), Kemenkes RI,


(2011), Maryunani, (2015).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Bedasarkan data dan teori di atas, maka karena keterbatasan waktu dan

kemampuan peneliti, maka dalam penelitian ini hanya terfokus pada kejadian

diare pada anak dilihat dari pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup Bersih

Sehat (PHBS) untuk lebih jelasnya mengenai konsep penelitian ini dapat dilihat

pada diagram berikut :

Perilaku Hidup Bersih Sehat


(PHBS) :
Kejadian Diare
 Pengertian pada Anak
 Manfaat
 Macam-Macam PHBS

Diagram 3.1. Kerangka Konsep


B. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan peneliti, berikut akan dijelaskan pengertian operasional

dari variabel-variabel penelitian beserta cara pengukurannya.

N Jenis Nama Alat Hasil


Definisi Operasional Skala
o variabel Variabel Ukur ukur
1 Variabel Pengetahuan Tingkat pengetahuan Kusioner Nominal 1 : Kurang baik
2 bebas ibu tentang ibu tentang : jika skore
Perilaku Hidup (skor < 27,44)
Bersih Sehat - Pengertian
- Manfaat 2 : Baik jika
- Macam–macam skore (skor ≥
PHBS 27,44)
2 Variabel Kejadian diare Jumlah kasus diare Dilihat Ordinal 1 : Diare tanpa
terikat yang terjadi pada dari dehidrasi
Anak di Ruang Rekam
Anggrek RSU Daerah Medik 2 : Diare
Kab. Subang dehidrasi
ringan/sedang

3 :Diare
dehidrasi berat

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan adanya

hubungan pengetahuan ibu tentang tentang Perilaku Hidup Bersih

Sehat(PHBS) dengan kejadian diare pada anak di ruang Anggrek Rumah Sakit

Umum Kelas B Kabupaten Subang yang dirumuskan dengan hipotesis statistic

sebagai berikut :

1. Ho : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang tentang

Perilaku Hidup Bersih Sehat(PHBS) dengan kejadian diare pada anak


2. Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang tentang Perilaku

Hidup Bersih Sehat(PHBS) dengan kejadian diare pada anak.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

korelasional, dalam hal ini peneliti berupaya mencari hubungan antar

variabel dan menguji berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2016). Desain

yang digunakan adalah cross sectional, yaitu jenis penelitian yang

menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali, pada satu saat, dengan maksud

bahwa rancangan ini menggambarkan hubungan penyakit dan paparannya

sehingga pokok permasalahannya yang ada dapat terungkap. Tujuan

penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang

tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada

anak di ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari atas subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2018). Adapun jumlah populasi yang diambil dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu yang anaknya diare sedang dirawat di
Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang

bulan Januari-Desember 2019 sebanyak 545 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

2015).

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling disebut juga judgement sampling. Adalah

suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara

populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang dikenal sebelumnya.

Berdasarkan pemilihan teknik sampel yang peneliti pilih, maka peneliti

memilih subjek pada ibu yang memiliki anak dengan diare yang dirawat

di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten

Subang (Nursalam, 2016).

Besaran jumlah sampel penelitian didapat dari :

Keterangan:
N : Besar populasi
n : Besar sampel
d : Tingkat kepercayaan/Ketepatan yang diinginkan (0,10)

Jika dalam penelitian ini ditentukan:

N = 545 dan d = 0,10 maka n adalah :


84,49

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 84

orang.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi

Penelitian dilaksanakan di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum

Daerah Kelas B Kabupaten Subang.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 01 Juli sd 01 Agustus 2020.

4. Instrument Penelitian

a. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2010) bahwa variabel adalah objek penelitian

yang bervariasi. Sementara menurut Sugiyono (2018) variabel adalah

merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Adapun

variabel penelitian terdiri dari varibel bebas (independent variable) dan

variabel terikat (dependent variable), variabel penelitian ini adalah :

1) Variabel bebas (independent variable)

Pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).

2) Variabel terikat (dependent variable)


Kejadian Diare di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah

Kelas B Kabupaten Subang.

b. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu data yang

langsung diambil dari responden (Riduwan, 2010). Data yang diperlukan

dalam penelitian ini diperoleh dari responden, dalam hal ini adalah

seluruh ibu yang mempunyai anak dengan diare yang dirawat di Ruang

Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang. Sedangkan

data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari rekam medik Ruang

Anggrek RSUD Kelas B Kab. Subang.

Sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data

rekam medik dan kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang kegiatan yang dialami (Notoatmodjo, 2015).

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner

penelitian sejumlah dengan sampel yang didapatkan saat penelitian

berlangsung. Sebelum dilaksanakan pengumpulan data, responden diberi

penjelasan tentang pelaksanaan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui

kesediaan responden untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Selanjutnya

responden membuat kesepakatan dengan menandatangani lembar

persetujuan (informed consent). Responden kemudian diberi kuesioner

untuk diisi. Pada saat pengisian kuesioner, responden akan diarahkan agar
tetap mematuhi standar Covid -19. Bila ada pertanyaan responden bisa

bertanya langsung kepada peneliti. Peneliti akan menjelaskan tentang hal-

hal yang ditanyakan responden berkenaan dengan kuesioner tersebut. Untuk

pengambilan data sekunder peneliti membuat lembar ceklist untuk angka

kejadian diare yang terdapat dalam rekam medik Ruang Anggrek RSUD

Kelas B Kabupaten Subang.

6. Pengolahan Data

Analisis dilakukan terhadap semua data variabel bebas dan variabel

terikat. Agar analisa menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk

menjawab tujuan penelitian, sebelum data dianalisa terlebih dahulu

dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a) Editing, yaitu untuk melakukan untuk pengecekan isian formulir atau

kuesioner yang telah di isi serta hasil dokumentasi, apakah sudah

lengkap, jelas, dan relevan dengan harapan penelitian.

b) Coding, yaitu memberikan angka-angka pada variabel untuk

memudahkan dalam analisis, mempercepat pada saat entry data.

Variabel Pengetahuan (Variabel Bebas) :

Instrument penelitian berupa kuesioner disebarkan kepada

responden, hasil jawaban responden dengan jawaban benar diberi nilai 1

dan jawaban responden salah diberi nilai 0, jawaban responden

dijumlahkan. Hasil ukur variabel pengetahuan terdiri dari dua kategori

yaitu baik (T>mean : 27,44) dan kurang baik (T≤mean : 27,44).


Variabel Kejadian Diare (Variabel Terikat) :

Instrument penelitian berupa catatan rekam medik pasien rawat

inap dan observasi tentang kejadian diare berdasarkan derajat diare di

Ruang Angrek RSUD Kelas B Kab. Subang. Hasil ukur variabel angka

kejadian diare pada anak terdiri dari tiga kategori yaitu, hasil ceklist

dengan derajat diare tanpa dehidrasi diberi kode 1 dan ceklist dengan

kejadian diare dengan dehidrasi ringan/sedang diberi kode 2, serta ceklist

dengan kejadian diare dengan dehidrasi berat diberi kode 3.

c) Processing, yaitu melakukan entry data dalam paket program

software computer.

d) Cleaning, yaitu merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dientry apakah data ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut

dimungkinkan terjadi saat kita mengentry data ke komputer.

7. Analisis Data

a. Analisa Univariat

Proses analisis univariat yaitu untuk menjabarkan secara diskriptif

data variabel pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup Sehat Bersih

melalui tabel atau diagram distribusi frekuensi.

n
P x100%
N
Keterangan :

P = Presentase jumlah responden

N = Jumlah responden dengan katagori tertentu

n = Jumlaha total ressponden(Arikunto, 2010).

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis hubungan

antara variabel pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup Sehat Bersih

dengan variabel kejadian diare pada anak melalui uji Chi-square(X2).

Hasil kebermaknaan perhitungan statistik antara variabel pengetahuan

ibu tentang Perilaku Hidup Sehat Bersih dengan kejadian diare dengan

menggunakan rumus :

X2 = ∑ (fo – fe)2
fe

Keterangan:

X2 = Nilai chi-kuadrat

fo = frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris)

fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) (Arikunto, 2010).

8. Etika Penelitian

Sebagai salah satu tanggung jawab mendasar bagi peneliti, sebelum

melakukan penelitian perlu ada surat persetujuan yang akan disampaikan

kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B Kabupaten Subang

dan tembusan kepada Kepala Bidang Perawatan, Kepala Bidang Pendidikan

X2 = ∑ (fo – fe)2
fe
dan Pelatihan dan Kepala Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah

Kelas B Kabupaten Subang. Surat persetujuan sebagai responden

ditandatangani oleh klien yang berperan sebagai sampel setelah

mendapatkan penjelasan tentang maksud, tujuan, manfaat, dan hak

responden untuk menolak sebagai sampel penelitian.

Segala informasi yang diperoleh dari responden akan dijaga

kerahasiaannya serta hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian ini

dan setelah selesai, semua catatan/data mengenai responden akan

dimusnahkan.

Sebagai pertimbangan etik, peneliti meyakinkan bahwa responden

terlindungi dangan aspek-aspek self determinationprivacy, anonymity,

confidentiality, and protestion from disconcomfort (Polit and Hungler,

1999).

a) Self determination, Responden diberi kebebasan untuk mentukan

apakah bersedia atau tidak mengikuti penelitian ini secara sukarela

dengan mendatangani informed concent.

b) Privacy, Responden dijaga denagn merahasiakan informasi yang

didapat dari mereka dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

ini.

c) Anonymity, Selama penelitian nama dari responden digunakan

sebagai gantinya peneliti menggunakan nomor partisispan.


d) Confidentiality, Peneliti menjaga kerahasiaan identitas dan

informasi.

e) Protection From Responden, Responden bebas dari rasa tidak

nyaman (Sugiyono, 2018).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian pada 84 responden dan selanjutnya

dilakukan pengolahan data sehingga hasil penelitian akan disajikan ke dalam

bentuk tabulasi distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yaitu

hubungan pengetahuan ibu tentang perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dengan

kejadian diare pada anak di ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B

Kabupaten Subang.

Berikut dibawah ini hasil penelitian yang telah dilakukan, disajikan

dalam bentuk tabulasi :

1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Dengan Kejadian Diare Pada Anak di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum

Kelas B Kabupaten Subang.

Tabel 4.1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih


Sehat (PHBS)

No Pengetahuan Jumlah Persentase


1 Kurang Baik 36 42,9
2 Baik 48 57,1
Total 84 100

Berdasarkan tabel diatas pengetahuan ibu dengan kategori baik

tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) lebih tinggi yaitu 48

responden (57,1%) dibandingkan pengetahuan ibu dengan kategori kurang

baik tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) yaitu 36, responden

(42,9%).

2. Gambaran kejadian diare pada anak di ruang Anggrek Rumah Sakit Umum

Kelas B Kabupaten Subang.

Tabel 4.2. Gambaran Kejadian Diare Pada Anak di Ruang Anggrek


Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang

No Kejadian Diare Jumlah Persentase


1 Diare tanpa Dehidrasi 47 56
2 Diare Dehidrasi
20 23,8
Ringan/Sedang
3 Diare Dehidrasi Berat 17 20,2
Total 84 100

Berdasarkan tabel diatas kejadian anak dengan diare tanpa dehidrasi

lebih tinggi yaitu 47 responden (56%) dibandingkan kejadian diare pada

anak dengan diare dehidrasi ringan/sedang yaitu 20 responden (23,8%), dan

diare dehidrasi berat yaitu 17 responden (20,2%).


3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

dengan Kejadian Diare pada Anak di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum

Kelas B Kabupaten Subang.

Tabel 4.3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih


Sehat (PHBS) dengan Kejadian Diare pada Anak di Ruang
Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang
Kejadian Diare
Diare
Diare tanpa Diare Dehidrasi P Value
Pengetahuan Dehidrasi Ringan/Sedang
Dehidrasi Total %
Berat
n % n % n %
Kurang Baik 11 30,6 14 38,9 11 30,6 36 100 0,000
Baik 36 75 6 12,5 6 12,5 48 100
Total 47 56 20 23,8 17 20,2 84 100
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil penelitian diketahui sebanyak 36

responden (75%) memiliki pengetahuan baik tentang Perilaku Hidup Bersih

Sehat (PHBS) dengan kejadian diare tanpa dehidrasi, sedangkan diantara

ibu dengan pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 11 responden (30,6%)

dengan kejadian diare tanpa dehidrasi. Hasil uji statistik Chi Square

diketahui p.Value = 0,000 (p.Value > 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang Perilaku Hidup

Bersih Sehat (PHBS) dengan kejadian diare.

B. Pembahasan
1. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

Dengan Kejadian Diare Pada Anak di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum

Kelas B Kabupaten Subang.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pengetahuan ibu tentang

Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), pengetahuan ibu dengan kategori baik

tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) lebih tinggi yaitu 48

responden (57,1%) dibandingkan pengetahuan ibu dengan kategori kurang

baik tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) yaitu 36, responden

(42,9%). Hal ini menunjukkan bahwa telah didapatkannya informasi yang

baik tentang diare, oleh karena bagi tenaga kesehatan secara berlanjut

memberikan penyuluhan secara komprehensif khususnya tentang diare,

sehingga di masa mendatang pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup

Bersih Sehat (PHBS) lebih baik lagi.

Menurut Notoatmodjo (2015) bahwa pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang, mencakup respons

seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit,

pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit,

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2015).


2. Gambaran kejadian diare pada anak di ruang Anggrek Rumah Sakit Umum

Kelas B Kabupaten Subang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian anak dengan diare

tanpa dehidrasi lebih tinggi yaitu 47 responden (56%) dibandingkan

kejadian diare pada anak dengan diare dehidrasi ringan/sedang yaitu 20

responden (23,8%), dan diare dehidrasi berat yaitu 17 responden (20,2%).

Kondisi ini dimungkinkan karena data yang diambil dalam penelitian kali

ini peneliti langsung mendapatkan data dari keluarga. Hal ini berarti bahwa

data yang didapatkan peneliti adalah data pada keluarga yang anaknya

mempunyai riwayat atau sedang mengalami diare yang dirawat dirumah

atau yang dibawa ke tempat pelayanan kesehatan. Penyakit diare merupakan

penyebab kesakitan dan kematian di negara berkembang. Penyakit diare di

Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena

tingginya angka kesakitan dan angka kematian akibat diare. Dari beberapa

penelitian dilaporkan bahwa insiden diare bervariasi dari tahun ke tahun.

3. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)

dengan Kejadian Diare pada Anak di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum

Kelas B Kabupaten Subang.

Hasil penelitian diketahui bahwa ada sebanyak diketahui sebanyak 36

responden (75%) memiliki pengetahuan baik tentang Perilaku Hidup Bersih

Sehat (PHBS) dengan kejadian diare tanpa dehidrasi, sedangkan diantara

ibu dengan pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak 11 responden (30,6%)

dengan kejadian diare tanpa dehidrasi. Hasil uji statistik Chi Square
diketahui p.Value = 0,000 (p.Value > 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang Perilaku Hidup

Bersih Sehat (PHBS) dengan kejadian diare.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2013), yang mengatakan

bahwa pengetahuan seseorang terhadap kesehatan merupakan salah satu

faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang, jadi jika ibu

tidak pernah mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang diare akan

berpengaruh terhadap pemahaman ibu tentang diare, khususnya pada

anaknya.

Penelitian sejalan dengan penelitian Widyastuti, Tri (2012), tentang

Faktor-Faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu tentang pencegahan

diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas 4 Ulu Palembang tahun

2012. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan tingkat pengetahuan

terhadap kejadian diare Pvalue 0,000.

Selanjutnya hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Sukandar, Dedi, dan Widyatuti (2014). Tentang Pengetahuan

Keluarga tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kejadian

Diare pada Balita. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan tidak

berhubungan dengan kejadian diare Pvalue 0,112.

Menurut Notoatmodjo (2014) bahwa pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni


indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan mempengaruhi perilaku seseorang, mencakup respons

seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit,

pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit,

dan sebagainya (Notoatmodjo, 2014).


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan ibu tentang

perilaku hidup bersih sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada anak di ruang

Anggrek Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) berada pada

kategori baik (57,1%).

2. Angka kejadian diare berada pada kategori diare tanpa dehidrasi (56%).

3. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang Perilaku

Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan kejadian diare p.Value = 0,000 (p.Value >

0,05).

B. Saran

1. Bagi STIKes YPIB Majalengka

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan dan menjadi

tambahan referensi serta menambah pengetahuan bagi mahasiswa.

2. Bagi RSUD Kab. Subang

Peningkatan promosi kesehatan tentang PHBS keluarga dan

pencegahan diare balita perlu dilakukan terutama di tingkat Poliklinik dan

Ruang rawat inap. Peningkatan promosi kesehatan untuk pencegahan diare


difokuskan pada penerapan PHBS dalam tatanan rumah tangga. Pelaksanaan

monitoring dan evaluasi untuk pendampingan penerapan PHBS keluarga

juga harus diperhatikan dengan memberdayakan SDM yang tersedia baik di

Poliklinik maupun Rawat Jalan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian mampu dijadikan bahan atau acuan penelitian

selanjutnya dengan variabel yang lebih komplek agar menghasilkan

penelitian yang lebih lengkap sehingga mampu memberikan sumbangsih

secara ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta.

Andarmoyo, Sulistyo, dan Laily. (2012). Personal Hygiene. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Akmal. (2016). PHBS pada Tatanan Sekolah. DlIl Keperawatan Politeknik


Kementrian Kesehatan Soetomo Surabaya. Surabaya.

Badan Pusat Statistik. (2020). BPS Catat Indeks Pembangunan Manusia Capai
71,92. Tersedia di https://economy.okezone.com. Diakses Tanggal 18
Juni 2020.

Dinkes Jawa Barat. (2017). Kementrian Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Bandung

Hidayat, A. (2010). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba


Medika.

Reber, S.A., Reber S.E. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sirait, Edwin Dermody (2013) tentang Hubungan Pengetahuan dan Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Usia 1-4
tahun di Puskesmas Siantan Hilir tahun 2013. Skripsi.

Sunoto. (2011). Pendidikan Medik Pemberantasan Diare : Buku Ajar Diare.


Jakarta : Departemen Kesehatan RI Ditjen PPM & PLP.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Yogyakarta : Alfabeta.

Juffrie, et all. (2010). Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi Jilid 1. Jakarta :


Balai Peberbit IDAI.

Kemenkes RI. (2015). Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

. (2019). Riskesdas. 2018. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.


Jakarta.
. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan. ISSN 2088 – 270X Triwulan II. Jakarta : Kemenkes RI.

Lukito, Alamsyah (2018) tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dengan Kejadian Diare Anak. Skripsi.

Maryunani, A. (2015). Buku Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk
Mahasiswa Kesehatan. Jakarta : TIM Salemba Medika.

Mubarak. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.

Nurbaya, Siti. (2014). Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Mengenai


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dl Dusun 2 Desa Gajah Mati
Kec. Babat Supat Kab. Muba. Skripsi.

Notoatmodjo, S. (2014). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka


Cipta.

. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Oemarjoedi, A.K dalam Dulistiawati. (2013). Pendekatan Cognitive Behavior


dalam Psikoterapi. Jakarta : Kreativ Media.

Proverawati, A dan Eni Rahmawati. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS). Yogyakarta : Nuha Medika

Perry, Anne G & Potter, Patricia A. (2010). Buku Ajar Fundamental


Keperawatan. Penerjemah : dr. Andriana Ferderika & dr. Marina Albar.
Jakarta : Buku Kedolteran EGC.

Riduwan. (2016). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Sugandhy. (2015). Mengenal Makanan Sehat. Yogyakarta : Niaga Swadaya.

Sukarni, Mariyati. (2015). Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta :


Kanisius.

Wati, N., Yuniar, N. (2017). Pengaruh Intervensi Penayangan Video terhadap


Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Cusi Tangan Pakai Sabun pada Siswa
SDN 10 Kabayo Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat, Vol. 2 No.5 Hal. 6.

Widoyono. (2010), Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan


Pemberantasannya, Erlangga, Jakarta.

Wong, L. (2010). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta : EGC.


WHO. (2015). Cara Mencuci Tangan yang Benar dan Steril. Tersedia di
http://halosehat.com. Diperoleh tanggal 20 Mei 2020.

. (2016). Diare Masuk Daftar Penyebab Kematian Terbesar Dunia.


Jumlah Kematian Berdasarkan Penyebab Utama (2012). Tersedia di
https://databoks.katadata.co.id/. Diperoleh 26 Mei 2020.

Yuvrista, Yuliana (2018) tentang Hubungan Pengetahuan Ibu tentang PHBS


dengan Kejadian Diare pada Balita di Desa Jubelan pada tahun 2018.
Skripsi.
RIWAYAT HIDUP

FOTO
3X4

Nama Lengkap : Atih Karnila


Tempat/Tanggal lahir : Subang, 25 Juli 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku / Kebangsaan : Sunda / Indonesia
Alamat : DSN PASIRKONCI RT 27/RW
09,DS.TAMBAK JATI
KEC.PATOKBEUSI, KAB.SUBANG
Email : rizkikarnila@gmail.com
No. HP : 0812-2230-9017
Alamat Kantor : Jl. Brigjen Katamso
Pendidikan
1. SDN : Tahun 19xx-19xx
2. SMPN : Tahun 19xx-19xx
3. SMAN : Tahun 19xx-19xx
4. D III Keperawatan
: Tahun 20xx-20xx
5. STIKes YPIB Majalengka S 1 : Tahun 2019 sd sekarang
Keperawatan
INFORMED CONSENT
(PENJELASAN PENELITIAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Atih Karnila
NPM : 18142012020
Alamat: Jalan xxxxxxxxxxxxxxx No. xxx RT xx RW xx Kel. xxx Kec. xx Kode
Pos xx No. HP xx

Adalah mahasiswa STIKes YPIB Majalengka Jurusan Strata 1 Keperawatan akan


melakukan penelitian tentang “Hubungan pengetahuan ibu tentang perilaku hidup
bersih sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada anak di ruang Anggrek Rumah
Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang”.

A. Kesukarelaan untuk Ikut Penelitian


Responden bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini dan bebas
mengundurkan diri sewaktu-waktu jika tidak berkenan menjadi responden
penelitian.

B. Prosedur Penelitian
Responden akan diberikan informasi mengenai manfaat dan tujuan dari
penelitian ini, apabila Anda bersedia menjadi responden dalam penelitian ini,
selanjutnya Saya mohon untuk menandatangani lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Kemudian Anda mengisi data diri, penjelasan tentang cara
mengisi kuesioner.

C. Kewajiban Subjek Penelitian


Sebagai responden penelitian, Saya mohon Ibu berkenan untuk
menandatangani lembar persetujuan, mengikuti kegiatan penelitian dan
mengisi lembar kuesioner secara lengkap dengan informasi yang sebenar-
benarnya.
D. Risiko, Efek Samping, dan Penanganannya
Tidak ada risiko atau efek samping yang ditimbulkan. Tidak perlu khawatir
indentitas Ibu sebagai responden akan dijaga. Penelitian akan dilakukan selama
± 45 menit.

E. Manfaat
Keuntungan yang didapatkan adalah anda dapat meningkatkan pengetahuan,
ibu tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta penanganan diare
pada Anak Ibu.

F. Kompensasi
Sebagai ucapan rasa terimakasih atas kesediaan menjadi menjadi responden,
Ibu akan mendapatkan souvenir gantungan kunci.

G. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung peneliti.
H. Informasi Tambahan
Bila ada hal yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Anda dapat
menghubungi :

Nama : Atih Karnila


NPM : 18142012020
Alamat : Jalan xxxxxxxxxxxxxxx No. xxx RT xx RW xx Kel. xxx Kec. xx
Kode Pos xx No. HP xx

Terima Kasih

Atih Karnila
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Telah mendapat keterangan secara rinci dan jelas mengenai:
1. Penelitian yang berjudul “Hubungan pengetahuan ibu tentang perilaku hidup
bersih sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada anak di ruang Anggrek
Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang”.
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek
3. Manfaat ikut sebagai subjek penelitian
4. Bahaya yang akan timbul
5. Prosedur penelitian
Dan subjek penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh
karena itu saya bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subjek
penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun.
Subang, .....................2020
Peneliti, Responden,

(Atih Karnila) (.........................................)


HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU
HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN
DIARE PADA ANAK DI RUANG ANGGREK
RUMAH SAKIT UMUM KELAS B
KABUPATEN SUBANG.

Umur : ………………… tahun


Jenis Kelamin : ………………………..

Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Isilah salah satu pertanyaan dengan memberi tanda silang ( X ) pada
jawaban yang tersedia sesuai dengan jawaban Anda.
2. Jawaban hendaknya diisi sesuai keadaan yang sebenarnya yang Anda
rasakan atau ketahui.

A. Pengetahuan Ibu
Air Bersih
1. Menurut Saudara apakah air bersih itu?
a. air yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau
b. air yang diambil dari sungai
c. air hujan
2. Dimanakah sumber air bersih yang baik digunakan untuk keperluan
sehari-hari?
a. air sumur
b. air hujan
c. air sungai
3. Menurut Saudara bagaimana cara menyimpan air bersih untuk keperluan
minum?
a. di bak penampungan/ drum tertutup
b. di bak penampungan/ drum terbuka
c. tidak ada tempat penyimpanan khusus
4. Menurut Saudara berapa kali sebaiknya menguras tempat penampungan
air yang digunakan untuk keperluan minum dan memasak?
a. kali dalam seminggu
b. 1 kali dalam seminggu
c. tidak pernah
Ketersediaan Jamban Sehat
5. Menurut Saudara dimanakah Buang Air Besar (BAB) yang baik?
a. jamban
b. sungai
c. kebun
6. Menurut Saudara bagaimana jamban/toilet yang sehat?
a. jamban dengan bentuk leher angsa dan tersedia air bersih, sabun, dan lap
pengering serta penerangan
b. jamban yang tidak terdapat hewan atau serangga
c. jamban yang tidak menimbulkan bau-bauan
7. Menurut Saudara berapakah jarak yang baik antara jamban dengan
sumber air?
a. > IO meter
b. 5-10 meter
c. < 5 meter
8. Menurut Saudara bagaimana sebaiknya cara membersihkan jamban?
a. dibersihkan setiap hari
b. dibersihkan 2x dalam seminggu
c. dibersihkan lx dalam seminggu
Rumah
9. Menurut Saudara berapa luas kamar yang seharusnya?
a. minimal 7 m2
b. minimal 5 m2
c. tidak tahu
10. Menurut Saudara mengapa kesesuaian luas ruangan terhadap jumlah
penghuni perlu diketahui?
a. agar tidak kekurangan oksigen (02)
b. untuk kenyamanan
c. tidak tahu
I l. Menurut Saudara berapa orang yang harus menempati ruang tidur?
a. 1-2 orang
b. 3-4 orang
c. lebih dari 4 orang
12. Menurut Saudara bagaimana lantai rumah yang baik?
a. memakai semen/keramik
b. papan/ kayu
c. tanah
13. Menurut Saudara apa dampak menggunakan lantai tanah?
a. lantai yang basah dan berdebu menimbulkan penyakit
b. banyak serangga dan binatang-binatang Iain
c. tidak tahu
Kebiasaan Merokok
14. Menurut Saudara apakah bahaya merokok bagi kesehatan?
a. kanker
b. polusi udara
c. tidak bahaya
15. Menurut Saudara zat berbahaya apakah yang terkandung dalam rokok?
a. nikotin
b. karbon
c. tidak tahu
16. Menurut Saudara manakah yang lebih berbahaya dari hal berikut ini?
a. terhirup asap rokok
b. merokok secara langsung
c. sama saja
Pembuangan Sampah
17. Menurut Saudara dimanakah sebaiknya membuang sampah?
a. kotak sampah
b. lubang sampah
c. sungai/ parit
18. Menurut Saudara bagaimana sebaiknya keadaan tempat pembuangan
sampah?
a. tertutup
b. terbuka
c. tidak tahu
19. Menurut Saudara bagaimana cara pengolahan sampah yang baik?
a. dimasukkan dalam lubang di tanah atau dibakar
b. dibuang ke sungai
c. tidak tahu
20. Menurut Saudara berapa sebaiknya jarak lubang sampah dengan sumber
air minum?
a. > 10 meter
b. 5-10 meter
c. < 5 meter
Konsumsi Buah dan Sayur
21. Menurut Saudara apakah gizi seimbang itu?
a. makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan serat sesuai kebutuhan energi
b. makanan yang dapat menyebabkan kenyang
c. tidak tahu
22. Menurut Saudara seberapa sering kita perlu makan buah dan sayur?
a. setiap hari
b. seminggu 2x
c. seminggu Ix
23. Menurut Saudara apa manfaat makan buah dan sayur bagi kesehatan?
a. kebutuhan pada tubuh terpenuhi
b. pelengkap makanan
c. tidak tahu
Pertolongan Persalinan
24. Saat ibu hamil akan melahirkan, penolong persalinan agar risiko
persalinan minimal dilakukan oleh?
a. Dokter
b. Bidan
c. Paraji
ASI Eksklusif
25. Pemberian ASI Eksklusif bertujuan agar bayi nantinya?
a. Gemuk
b. Sehat
c. Terbebas dari berbagai penyakit
26. Pemberian ASI Eksklusif yang dianjurkan selama?
a. 1 Minggu
b. 1 Bulan
c. 6 Bulan
Penimbangan Bayi dan Balita
27. Bayi setelah lahir, diharapkan selalu ditimbang di?
a. Dokter
b. Bidan
c. Paraji
Aktivitas Fisik
28. Dalam aktivitas sehari-hari ibu dianjurkan untuk selalu melakukan?
a. Aktivitas harian
b. Yoga harian
c. Asupan nutrisi harian
Kebiasaan Cuci Tangan
29. Cuci tangan yang dianjurkan saat ini menggunakan teknik cuci tangan?
a. 6 Langkah
b. 7 Langkah
c. 14 Langkah
30. Mencuci tangan sebaiknya dilakukan di dalam?
a. Air Gayung
b. Air Mengalir
c. Air Gentong
(Nurbaya, 2014)
LEMBAR MONITORING KONSULTASI BIMBINGAN

NO HARI/TGL HAL YANG DIKONSULTASIKAN NAMA PEMBIMBING PARAF

1.  Hera Hijriani, S.Kep.,


Ners., M.Kep

2.  Hera Hijriani, S.Kep.,


Ners., M.Kep

3. 

4. 
LEMBAR MONITORING KONSULTASI BIMBINGAN

NO HARI/TGL HAL YANG DIKONSULTASIKAN NAMA PEMBIMBING PARAF

1.  Wardah Fauziah,
S.Kep., Ners., M.Kep

2.  Wardah Fauziah,
S.Kep., Ners., M.Kep

3.  Wardah Fauziah,
S.Kep., Ners., M.Kep

4.  Wardah Fauziah,
S.Kep., Ners., M.Kep

5. Wardah Fauziah,
S.Kep., Ners., M.Kep
HASIL PENELITIAN

Statistics
jmltahu

N Valid 84

Missing 0
Mean 27,44
Median 28,00
Explore

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jmltahu 84 100,0% 0 ,0% 84 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

jmltahu Mean 27,44 ,215

95% Confidence Interval for Lower Bound 27,01


Mean Upper Bound 27,87

5% Trimmed Mean 27,53

Median 28,00

Variance 3,888

Std. Deviation 1,972

Minimum 23

Maximum 30

Range 7

Interquartile Range 3

Skewness -,455 ,263

Kurtosis -,817 ,520

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jmltahu ,183 84 ,000 ,916 84 ,000

a. Lilliefors Significance Correction


Frequency Table

Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang Baik 36 42,9 42,9 42,9

Baik 48 57,1 57,1 100,0

Total 84 100,0 100,0

Kejadian Diare

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Diare tanpa dehidrasi 47 56,0 56,0 56,0

Diare dehidrasi 20 23,8 23,8 79,8


ringan/sedang

Diare dehidrasi berat 17 20,2 20,2 100,0

Total 84 100,0 100,0


Crosstabs

Pengetahuan * Kejadian Diare Crosstabulation

Kejadian Diare Total

Diare tanpa Diare dehidrasi Diare dehidrasi


dehidrasi ringan/sedang berat

Pengetahuan Kurang Baik Count 11 14 11 36

% within Pengetahuan 30,6% 38,9% 30,6% 100,0%

% within Kejadian 23,4% 70,0% 64,7% 42,9%


Diare

% of Total 13,1% 16,7% 13,1% 42,9%

Baik Count 36 6 6 48

% within Pengetahuan 75,0% 12,5% 12,5% 100,0%

% within Kejadian 76,6% 30,0% 35,3% 57,1%


Diare

% of Total 42,9% 7,1% 7,1% 57,1%


Total Count 47 20 17 84

% within Pengetahuan 56,0% 23,8% 20,2% 100,0%

% within Kejadian 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%


Diare

% of Total 56,0% 23,8% 20,2% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 16,593a 2 ,000


Likelihood Ratio 17,073 2 ,000
Linear-by-Linear Association 12,517 1 ,000
N of Valid Cases 84

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
7,29.
Risk Estimate

Value
a
Odds Ratio for Pengetahuan
(Kurang Baik / Baik)

a. Risk Estimate statistics cannot be computed.


They are only computed for a 2*2 table without
empty cells.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
YPIB MAJALENGKA
SK. Mendiknas Nomor : 06/D/O/2005
SK. Mendikbud RI Nomor : 51/E/O/2012
Terakreditasi “B” LAMPT-Kes
PRODI : S1 Keperawatan – Prodi D III Kebidanan – Profesi Ners – Prodi S1 Farmasi
Nomor : 738/STIKes-S1.Kep/06-Penelitian/VI/2020
Alamat : Jl. Gerakan Koperasi No. 003 Majalengka 45411 Telp/Fax. (0233) 284098
Lampiran :- Website :http://stikesypib.ac.id email s1: keperawatans1ypib@gmail.com
Perihal : Permohanan Izin Studi Penelitian
Kepada Yth :
Direktur RSUD
Subang
Kabupaten
Subang
Di
Tempat

Dengan Hormat
Dalam rangka penyusunan skripsi bagi Mahasiswa/i Tingkat IV Semester
VIII Program Studi S1 Keperawatan STIKes YPIB Majalengka Tahun
Akademik 2019/2020, kami mohon bantuan kepada Bapak/Ibu kiranya
dapat berkenan memberikan izin penelitian yang diperlukan oleh
mahasiswa/I kami yaitu :
Nama : ATIH KARNILA
NIM : 18142012020
Tema/ Judul : HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU
TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH
SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE
PADA ANAK DI RUANG ANGGREK RUMAH
SAKIT UMUM KELAS B KABUPATEN
SUBANG
Tempat Penelitian : Ruang Anggrek RSUD Subang
Waktu : 23 Juni – 23 Juli 2020
Demikian surat permohonan ini, atas perhatian dan perkenannya kami sampaikan terima
kasih.
Majalengka, 19 Juni
2020 Ka. Prodi S1
Keperawatan

Hera Hijriani, S. Kep., Ners.,M.Kep

Tembusan disampaikan Kepada Yth :


1. Ka. Ruang Anggrek RSUD Subang
2. Pertinggal
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B
JI. Brigjen Katamso No. 37 Telp. (0260) 411421
Fax. (0260) 412031 Website : www.rsu subang.com e-mail :
rsu_subang@yahoo.co.id
Subang 41212

SURAT IZIN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B


KABUPATEN SUBANG

TENTANG
IZIN PENGAMBILAN DATA DAN PENELITIAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
YPIB MAJALENGKA
Dasar : Surat dari Ka Prodi S1 Keperawatan
Perihal : Permohonan Pengambilan Data
No : 738/STlkes-S1.Kep/06-Penelitian/VI/2020

MENGIZINKAN

Bahwa :
Nama : Atih Karnila NIM. 18142012020
Untuk : Melakukan pengambilan data dan penelitian dalam hal pembuatan Skripsi
dengan judul “ Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih
Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Di Ruang Anggrek
Rumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten Subang”.

Subang, 29 Mei 2020

a.n DIREKTUR RSUD KELAS B


KABUPATEN SUBANG
WADIR UMUM DAN KEUANGAN
UB.
KA BAGIAN SEKRETARIAT

EGA AGUSTINE, SKep., Ners., M.Kep


Pembina IV/a
NIP.19720816 199702 2 003
REKAPITULASI PENELITIAN
PENGETAHUAN KEJADIAN
NO ∑ KATEGORI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 DIARE
Diare
Kurang
1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 dehidrasi
Baik
berat
Diare tanpa
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 dehidrasi
Baik
berat
Diare
Kurang
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27 dehidrasi
Baik
berat
Diare tanpa
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 26 dehidrasi
Baik
berat
Diare
Kurang
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 26 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
Kurang
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 25 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare tanpa
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 28 Baik
dehidrasi
Kurang Diare tanpa
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 26
Baik dehidrasi
Diare tanpa
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 28 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 28 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
14 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28 Baik dehidrasi
ringan/sedang
Diare
Kurang
16 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 26 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare tanpa
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 28 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 26 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Kurang Diare tanpa
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
Baik dehidrasi
Diare tanpa
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
23 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Diare
27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 Baik dehidrasi
ringan/sedang
Diare
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik dehidrasi
ringan/sedang
Diare
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik dehidrasi
ringan/sedang
Diare
30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 Baik dehidrasi
berat
Diare
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik dehidrasi
berat
Diare tanpa
32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
33 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
34 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 dehidrasi
Baik
berat
Diare tanpa
35 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
38 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik dehidrasi
ringan/sedang
Diare
Kurang
40 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
Kurang
41 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 dehidrasi
Baik
berat
Diare tanpa
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
Kurang
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare tanpa
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Kurang Diare tanpa
46 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 26
Baik dehidrasi
Kurang Diare tanpa
47 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 26
Baik dehidrasi
Kurang Diare tanpa
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 25
Baik dehidrasi
Diare tanpa
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 28 Baik
dehidrasi
Kurang Diare tanpa
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 26
Baik dehidrasi
Diare tanpa
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 28 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 28 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
54 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
55 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28 Baik dehidrasi
ringan/sedang
Diare
Kurang
56 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 26 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 28 Baik dehidrasi
berat
Diare
Kurang
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 26 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
Kurang
59 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 25 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare tanpa
60 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
61 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 dehidrasi
Baik
berat
Diare
Kurang
62 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 24 dehidrasi
Baik
berat
Kurang Diare tanpa
63 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 25
Baik dehidrasi
Kurang Diare tanpa
64 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 27
Baik dehidrasi
Diare tanpa
65 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
67 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27 dehidrasi
Baik
ringan/sedang
Diare
69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik dehidrasi
berat
Diare
Kurang
70 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 25 dehidrasi
Baik
berat
Diare
71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik dehidrasi
berat
Diare tanpa
72 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
73 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29 Baik
dehidrasi
Kurang Diare tanpa
74 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
Baik dehidrasi
Diare tanpa
75 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 28 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
76 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Diare tanpa
77 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Diare
Kurang
78 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25 dehidrasi
Baik
berat
Diare
79 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik dehidrasi
berat
Diare
Kurang
80 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23 dehidrasi
Baik
berat
Diare tanpa
81 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Kurang Diare tanpa
82 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25
Baik dehidrasi
Diare tanpa
83 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 Baik
dehidrasi
Kurang Diare tanpa
84 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 23
Baik dehidrasi

Anda mungkin juga menyukai