W DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI DI RUANG
ASOKA BLUD RUMAH SAKIT KONAWE SELATAN
TAHUN 2018
Oleh :
BUDIAWAN
NIM. 144012017000167
Diajukan Oleh:
BUDIAWAN
NIM. 144012017000167
i
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Budiawan
NIM : 144012017000167
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
BUDIAWAN
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
4. Agama : Islam
II. PENDIDIKAN
Tahun 1998
2. Tamat SMP Negeri 01 Lainea, Kec. Lainea, Kab. Konawe Selatan 2001
Sampai Sekarang.
v
HALAMAN MOTTO
Keberhasilan tidak datang secara tiba-tiba, tapi karena usaha dan kerja keras
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. W Dengan Gangguan
Konawe Selatan Tahun 2018”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu
terima kasih atas bantuan, bimbingan dan arahan kepada Fitri Wijayati,
Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak maka pada
dan doanya, semoga Allah SWT memberi jalan yang indah pada kita
vii
9. Buat teman-teman angkatan 1 program studi RPL Poltekkes
10. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini
Penulis
viii
DAFTAR ISI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
135/85 mmHg, sedangkan dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg,
dan diantara nilai tersebut dikatakan normal normal tinggi. Namun bagi orang
Indonesia banyak Dokter berpendapat bahwa tekanan darah yang ideal adalah
diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk didunia mengidap
hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini
kemungkinan akan terus meningkat menjadi 29,2% ditahun 2025. Dari 972
pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya
(Purwanto, 2012).
sebanyak 35%, dan pada kawasan asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta
(Candra 2013).
2
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
Indonesia yang ditandai oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan
aktifitas fisik untuk mencegah timbulnya faktor risiko menjadi lebih buruk dan
3
keadaan yang lebih buruk dengan melakukan kontrol teratur dan fisioterapi
seperti jantung koroner, gagal ginjal, stroke, dm, maka tindakan yang
melakukan olahraga teratur, dan berhenti merokok khusus untuk hal in metode
Hipertensi adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, baik muda
maupun tua, serta orang kaya maupun miskin. Hipertensi merupakan salah satu
tinggi. Data dari The National Heart and Nutrition examination survey
4
hipertensi pada orang dewasa di Amerika sebesar 29-31%. Hipertensi dikenal
sebagai salah satu kematian utama dari Amerika Serikat. (Yogiantoro 2006),
tekanan darah pada individu berumur 18 tahun ke atas, yang akan sangat
Tidak hanya di indonesia, namun juga di dunia. Sebanyak satu miliar orang di
dunia atau satu dari empat orang dewasa menderita penyakit hipertensi.
miliar menjelang tahun 2025. Oleh karena itu, diperlukan penanganan serius
oleh berbagai pihak untuk menekan angka kematian pada penderita hipertensi
(Indriyani, 2009)
menurut data yang di keluarkan oleh JNC, penyakit ini diderita lebih dari
setengah populasi berusia 60-69 tahun dan bahkan tiga perempat populasi
5
penderita hipertensi yaitu sulitnya pengontrolan tekanan darah pada penderita
dan pilihan medikasi hingga kurangnya kesadaran dan kepatuhan dari populasi
dimilikinya.(Lukito, 2008)
peroleh tentang penyakit jantung kini mencapai lebih dari dari 800 juta orang
meningkat. Di India , misalnya mencapai 60,4 juta penderita pada 2002 yang
diperkirakan 107,3 juta penderita pada 2025. Di Cina, 98,5 juta penderita dan
bakal jadi 151,7 juta penderita 2025. Dibagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta
penderita hipertensi 2000 dan diprediksi jadi 67,4 juta penderita pada 2025. Di
Indonesia, jumlah penderita hipertesni saat ini mencapai 42,4 juta penderita
atau sekitar 21% dari populasi penduduk dan diprediksi jadi 72,1 juta penderita
6
Data dari BLUD Rumah Sakit Konawe selatan menunjukan bahwa
penderita, dan data terakhir yang di peroleh pada tahun 2017 sebanyak 49
bentuk studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.W Dengan
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Selatan.
7
3. Mampu menyusun rencana keperawatan pada Ny. W dengan kasus
Selatan.
C. Manfaat Penulisan
2. Manfaat Praktis
8
D. Metode Penelitian
a. Observasi
keadaan pasien.
b. Wawancara
c. Pemeriksaan Fisik
9
d. Studi Dokumentasi
e. Metode diskusi
3. Tehnik penulisan disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab
yaitu:
BAB III : Laporan Kasus yang memuat tentang pengamatan kasus yang
kasus nyata.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Evalution and Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan yang
(hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
2000).
tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner
11
B. Etiologi
a. Hipertensi Esensial
C. Patofisiologi
pastian. Sejumlah kecil pasien (antara 2% dan 5%) memiliki penyakit dasar
belum ada penyebab tunggal yang dapat diidentifikasi dan kondisis inilah
terlibat dalam pengaturan tekanan darah normal, yang kemudian dapat turut
12
Bebrapa faktor yang saling berhunbungan mungkin juga turut serta
dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas dan resistensi insulin,
n,2007)
terletak dipusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut
13
mensekresi kortisol dan steroid lainya, yang dapat meperkuat respon
korteks adrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
D. Manifestasi Klinik
Pada kasus hipertensi komplikasi yang timbul yaitu pada ginjal, mata,
otak, atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala,
14
perkembangan hipertensi sampai terjadi kerusakan organ yang spesifik,
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala, antara lain sakit kepala,
sulit tidur, rasa berat ditengkuk, nyeri di daerah kepala bagian belakang ,
nyeri dada, otot lemah, pembrengkakan pada kaki dan pergelangan kaki,
E. Komplikasi
(arteri otot jantung, aorta pembuluh darah otak, pembuluh darah retina, organ
F. Penatalaksanaan
atas :
kardiovaskuler dengan biaya sedikit, dan risiko minimal. Tata laksana ini
15
meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-40menit/hari), mengurangi
yang adekuat, berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenuh serta
dengan umur dan kebutuhan. Terapi yang optimal harus efektif selama 24
jam, dan lebih disukai dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik,
lebih murah, dapat mengontrol hipertensi terus menerus dan lancar, dan
aktifitas syaraf simpatis (syaraf yang bekerja pada saat kita beraktifitas).
16
menyebabkan penyakit hati kronis. Saat ini golongan ini jarang
digunakan.
penurunan daya pompa jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada
golongan ini adalah prazosin dan hidralazin. Efek samping yang sering
terjadi pada pemberian obat ini adalah pusing dan sakit kapala.
ini adalah kaptopril. Efek samping yang sering timbul adalah batuk
17
verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit,
oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri bersifat sangat sabjektif dan nyeri
dalam intensitas yang sama dirasakan berbeda oleh dua orang yang berbeda
itu sendiri, namun pengukuran dengan pendekatan objektif juga tidak dapat
memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007 dalam
Andarmoyo, 2013).
Jogjakarta: Ar-Ruzz)
18
Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor scale, VDS) merupakan
pasien skala tersebut dan meminta pasien untuk memilih intensitas nyeri
Jogjakarta: Ar-Ruzz.)
sebagai pengganti alat pendeskripsian kata. Dalam hal ini, pasien menilai
(Andarmoyo, 2013).
Jogjakarta: Ar-Ruzz.)
19
Skala analog visual ( Visual Analog Scale) merupakan suatu garis lurus,
yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan memiliki alat
digunakan pada pasien yang secra non verbal yang tidak dapat
Tabel 1
20
Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala
numerik yaitu:
1. 0 : Tidak Nyeri
H. Fokus Pengkajian
a. Biodata
Data lengkap dari pasien meliputi : nama lengkap, umur, jenis kelamin,
b. Keluhan utama
21
c. Riwayat kesehatan
d. Riwayat psikososial
22
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu
e. Riwayat spiritual
masing-masing individu.
f. Pemeriksaan fisik
2) Tanda-tanda vital :
cepat, tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolic di atas
90 mmHg.
3) Review of sistem
a) Sirkulasi
perbedaan denyut.
23
Bunyi jantung: tidak terdengar bunyi jantung I, pada
b) Neurosensori
occipital.
tangan
hemoragi.
c) Nyeri/ketidaknyamanan
jantung).
24
Sakit kepala oxipital berat.
Nyeri abdomen/massa.
e) Keamanan
postural.
g. Aktivitas sehari-hari
1) Aktivitas
tachypnea.
2) Eliminasi
Gejala : Gejala ginjal saat ini atau yang lalu (misalnya: infeksi,
25
garam, lemak, kolesterol serta makanan dengan
glikosuria.
h. Pemeriksaan diagnostik
ginjal.
katkan hipertensi.
i. Penatalaksanaan
26
I. Fokus Diagnosa Keperawatan
suatu diagnosa keperawatan yang telah dirujuk sebagai yaitu dimana “P”
dengan”.
vaskuler serebral.
30
Tujuan :
NOC
2. Status Sirkulasi
Kriteria hasil :
INTERVENSI
NIC
vaskuler serebral.
Tujuan :
NOC
1. Nyeri terkontrol
31
Kriteria hasil :
manajemen nyeri.
nyeri)
INTERVENSI
NIC
tidak berhasil.
Tujuan :
NOC
1. Konserpasi energi
2. Aktivitas toleransi
Kriteria hasil :
32
2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
NIC
dilakukan
33
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
I. Identitas
1. Nama : Ny. W
2. Umur : 49 tahun
5. Agama : Islam
7. Pendidikan : SD
dijual diwarung
35
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
? : Usia tidak diketahui
: Meninggal
: Pasien
: Garis keturunan
: Tinggal serumah
: Garis pernikahan
simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung,
tidak ada suara napas tambahan seperti (wheezing, ronchi, stridor, crakles),
tidak ada nyeri tekan, suara jantung normal, namun pasien mengatakan pusing
dan merasa sakit kepala, capilary refil time < 3 detik dan tidak ada edema
pada ekstremitas dan palpebra, suara jantung mur-mur, irama sinus normal
36
mengarah pada infark sisi lateral atrium kiri, dan tidak ada tanda terjadinya
kepala normal, pada saat perubahan posisi pasien merasa sakit pada daerah
kepala, konjungtiva tidak anemis, telinga simetris kiri dan kanan, fungsi
2500 ml/hari dengan frekuensi 4-5x/hari, warna urine kekuningan, dan bau
urine amoniak, tidak adanya retensi urine, frekuensi buang air besar Ny. W
Ny. W mengalami anoreksia, dan mual, tidak ada nafsu makan, porsi makan
tidak dihabiskan dan hanya dihabiskan ¼ dari porsi yang disediakan, dan
penyakit Gastritis,
dan tidak terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot, tidak terdapat nyeri
otot
37
dan sendi, turgor kulit baik, ekstremitas atas maupun bawah tidak terdapat
15.00 WITA, tidur malam : jam 21.00 – 05.00 WITA dan pasien
mengatakan tidak gangguan tidur sakit aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
menyikat gigi, dan ganti pakaian pasien dibantu oleh anak, hasil pengkajian
vena/12 jam, ranitidine 2x1 ampul/intra vena/12 jam, amlodipin 1x1 tablet,
(20,7 g/dL).
38
No Jenis Pemeriksaan Hasil Rujukan
1 Lymfosit 24,4 g/dL 20-40%
2 Hemoglobin 8,9 g/dL 12-16 g/dL
3 Hematokrit 20,7 g/dL 37-48%
B. Data Fokus
39
C. Perumusan Masalah
Kemungkinan
NO Masalah penyebab (pohon Data
masalah)
1. Nyeri Akut Hipertensi DS :
- Pasien sakit kepala sejak
3 hari yang lalu
Kerusakan - Pasien
vaskuler mengatakan pusing
pembuluh darah - Skala nyeri 5 (sedang)
DO :
Perubahan - Keadaan umum lemah
struktur - Ekspresi wajah tampak
meringis
Penyumbatan - Tanda-tanda vital :
pembuluh TD : 160/90 mmHg,
darah N : 76x/menit,
S : 37°C,
Vasokonstriksi P : 24x/menit
Gangguan
sirkulasi Otak
Resistensi
pembuluh darah
otak meningkat
Nyeri
2. Intoleransi Gangguan DS :
aktivitas sirkulasi - pada saat perubahan
Pembuluh darah posisi pasien merasa
Sistemik sakit pada daerah
kepala
Vasokonstriksi - Pasien
mengatakan jantungnya
berdebar-
40
Afterload debar saat beraktifitas
DO :
Fatigue - Keadaan umum lemah
- Pasien tampak
Intoleransi dibantu dalam
aktivitas beraktivitas
- Denyut nadi lemah
3. Nutrisi kurang Hipertensi DS : 76x/menit
dari kebutuhan - Pasien
tubuh Tekanan mengatakan nafsu
intrakranial makan berkurang
meningkat - Pasien
mengatakan makan
Mual, muntah sedikit merasa mual
D. Diagnosa keperawatan
DS :
- Skal nyeri 5
(sedang) DO :
38
- Keadaan umum lemah
- Tanda-tanda vital :
: DS :
- Pada saat perubahan posisi pasien merasa sakit pada daerah kepala
DO :
DS :
DO :
39
E. Rencana Tindakan Keperawatan
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan
NOC NIC Rasional
1. Nyeri akut berhubungan Masalah nyeri teratasi Manajemen nyeri:
dengan peningkatan Tujuan : 1. Kaji skala nyeri, daerah, 1. Pasien biasanya melaporkan nyeri
tekanan vascular serebral Setelah dilakukan tindakan kualitas, dan waktu. yang terdapat pada ekstremitas atau
ditandai dengan: keperawatan selam 3x24 2. Observasi tanda-tanda vital : daerah kepala yang dapat terjadi
DS : jam diharapkan nyeri tekanan darah, nadi, suhu, dan hilang timbul.
- Pasien pasien dapat pernapasan. 2. Mengetahui perubahan keadaan
mengatakan sakit berkurang/hilang dengan 3. Pertahankan tirah baring pasien secara umum.
kepala sejak 3 hari kriteria hasil : selama fase akut. 3. Minimalkan stimulus atau
yang lalu - Pasien 4. Beri tindakan non farmakologi peningkatan relaksasi .
- Skala nyeri 5 melaporkan nyeri untuk menghilangkan nyeri, 4. Tindakan yang menurunkan tekanan
(sedang) atau misalnya kompres dingin pada vaskular serebral dan yang
- Pasien ketidaknyamanan dahi, pijat punggung dan memperlambat/memblok respon
mengatakan merasa hilang/terkontrol leher, tenang, redupkan lampu simpatis efektif dalam
pusing - Skala nyeri 2 (ringan) kamar, tehknik relaksasi menghilangkan sakit kepala dan
DO : - Pasien tampak rileks imajinasi (pandu imajinasi komplikasinya.
- Keadaa umum lemah
40
- Tanda-tanda vital : distraksi dan aktivitas waktu 5. Pusing dan penglihatan kabur sering
Tekanan senggang). berhubungan dengan sakit kepala.
darah:160/90 mmHg, 5. Bantu pasien dalam ambulasi 6. Menurunkan atau mengontrol nyeri
suhu 37°C, nadi sesuai kebutuhan . dan menurunkan rangsangan saraf
76x/menit, 6. Kolaborasi pemberian simpatis.
pernafasan 24x/menit analgetik, antihipertensi dan
sesuai indikasi.
2. Intoleransi aktivitas Aktivitas kembali normal Pengendalian Aktivitas :
berhubungan dengan 1. Kaji repon pasien terhadap 1. Menyebutkan parameter, membantu
Kelemahan Tujuan: Setelah dilakukan aktivitas, dipsnea atau nyeri mengkaji respon fisiologi terhadap
tindakan keperawatan dada, keletihan dan kelemahan stress aktivitas dan bila ada
ditandai dengan : selama 3x24 jam
DS : diharapkan terjadi berlebihan, diaphoresis, merupakan indikator dari kelebihan
- pada saat perubahan peningkatan toleransi pusing atau pingsan. kerja yang berkaitan dengan
posisi pasien merasa aktivitas kriteria hasil : 2. Instruksikan pasien tentang aktivitas.
- Berpartisipasi dalam tehknik penghematan energi 2. Tehnik menghemat energi
sakit pada daerah
aktivitas yang misalnya, menggunakan kursi mengurangi penggunaan energi,
kepala
dinginkan atau saat mandi, duduk saat juga membantu, keseimbangan
- Pasien
diperlukan. menyisir atau menyikat gigi, antarasuplei dan kebutuhan oksigen.
mengatakan
- Melaporkan melakukan istirahat dengan 3. Kemajuan aktivitas bertahap
jantungnya
peningkatan toleransi perlahan. mencegah peningkatan kerja jantung
berdebar-debar saat
aktivitas yang dapat 3. Beri dorongan untuk tiba-tiba. Memberikan bantuan
beraktifitas
diukur. melakukan aktivitas hanya sebatas kebutuhan akan
DO :
- Keadaan umum perawatan diri bertahap jika mendorong kemandirian dalam
lemah dapat ditoleransi. Berikan melakukan aktivitas.
- Pasien tampak dibantu bantuan sesuai kebutuhan.
41
dalam beraktivitas.
- Denyut nadi lemah
3. Nutrisi kurang dari Masalah nutrisi teratasi Weight manajemen:
kebutuhan berhubungan Tujuan: Setelah dilakukan 1. Kaji intake makan pasien 1. Mengetahui jumlah intake perhari
dengan intake yang tidak tindakan keperawatan perhari. sehingga dapat diperhitungkan rasio
selama 3x24 jam 2. Identifikasi makanan yang intake dan output.
adekuat ditandai dengan : diharapkan kebutuhan
DS : nutrisi pasien dapat disukai atau dikehendaki agar 2. Nafsu makan dapat meningkat jika
- Pasien terpenuhi dengan kriteria dapat disesuaikan dengan penyusunan diet disesuaikan dengan
mengatakan tidak hasil : program pembatasan diet makanan kesukaan pasien.
- Pasien pasien. 3. Mengurangi rasa bosan pada
nafsu makan
mengatakan nafsu 3. Anjurkan untuk makan sedikit makanan dan mememenuhi
- Pasien mengatakan
makan baik tapi sering sesuai dengan kebutuhan nutrisi pasien.
porsi makan hanya ¼
- Tidak terjadi program diet. 4. Dengan mengetahui dan mengerti
dari porsi yang
penurunan berat 4. Beri penjelasan tentang diet pola diet pasien dan keluarga
disediakan
badan/BB hipertensi. dapat kooperatif dalam aturan
- Pasien
dipertahankan 5. Beri HE tentang pentingnya dietnya.
mengatakan
- Porsi makan nutrisi bagi tubuh. 5. Meningkatkan pengetahuan
makan sedikit
dihabiskan 6. Kolaborasi pemberian vitamin pasien tentang nutrisi sehingga
merasa mual
DO : sesuai indikasi dan meningkatkan derajat
- Perut pasien kesehatan.
nampak 6. Membantu meningkatkan daya
hypertimpani tahan tubuh dan meningkatkan nafsu
- Keadaan umum makan.
lemah.
- BB sebelum sakit :
55 kg dan saat sakit
BB : 54 kg
42
F. Implementasi Dan Evaluasi
43
: 37º C, Pernapasan : 24x /menit mm/Hg
09.15 3. Mempertahankan tirah baring Asesment: masalah nyeri akut
selama fase akut belum teratasi
Hasil: Pasien mengatakan Planning: intervensi dilanjutkan
merasa lebih nyaman dan Implementation:
nyerinya dapat berkurang. - Memberikan massage pada
09.25 4. Memberikan tindakan non kepala, leher, punggung dan
farmakologi untuk kaki
- Memberikan suasana ruangan
menghilangkan nyeri berupa
kamar yang tenang dan
pijat punggung dan leher nyaman
Hasil: pasien mengatakan - Memberikan terapi music
nyeri berkurang dengan kesukaannya
tindakan yang diberikan yaitu Evaluation:
pijat punggung dan leher - Pasien mengatakan
berkurang nyerinya
09.35 5. Membantu pasien dalam - Pasien tampak lebih tenang
ambulasi sesuai kebutuhan. dan rileks
Hasil: pasien merasa lebih - Skala numerik nyeri 2 (ringan)
terbantu dan termotivasi. - Tekanan darah 130/90 mm/hg
13.00 6. Melakukan penatalaksanaan
dalam pemberian obat
analgetik, antihipertensi,
antiansietas sesuai indikasi.
Hasil: injeksi ranitidine 2,5
cc/12 jam, ISDN (isosorbit
44
dinitrat) 1 tablet dan amlodiphin
1x1 tablet.
2. Intoleransi Minggu/ 1. Melakukan pengkajian Minggu/ Subjektif:
aktivitas 15-07- mengenai respon pasien 15-07-2018/ - Pasien mengatakan
berhubungan 2018/ terhadap aktivitas 14.00 masih merasa lemah
dengan 09.40 Hasil: pasien hanya dapat - Pasien mengatakan
kelemahan bangun dari tempat tidur dan dapat berjalan tetapi dibantu
tidak ada dipsnea dan nyeri oleh suami/atau perawat
dada, pasien sedikit pusing. Objektif:
09.45 2. Menginstruksikan pada pasien - Keadaan umum lemah
tentang tehnik penghematan - Pasien hanya bisa bangun
energi. dari posisi berbaring
Hasil: pasien mau mengikuti - Pasien tampak dibantu oleh
apa yang dianjurkan. suami
09.50 3. Memberikan dorongan untuk - Denyut nadi lemah 76x/menit
melakukan aktivitas /perawatan Asesment: masalah intoleransi
diri bertahap jika dapat aktivitas belum teratasi
ditoleransi. Planing: intervensi dilanjutkan
Hasil: Pasien merespon baik Implementation:
apa yang di katakan perawat. - Melatih rom pasif
- Membantu pasien duduk 15
menit, berdiri 15 dan berjalan
10 menit didalam ruangan
Evaluation:
- Pasien mengatakan pusing
45
ketika berdiri
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak duduk,
berdiri dan berjalan
3. Nutrisi kurang Minggu/ 1. Melakukan pengkajian intake Minggu/ Subjektif :
dari kebutuhan 15-07- makan pasien perhari 15-07-2018/ - Pasien mengatakan
berhubungan 2018/ Hasil: pasien mengatakan 14.00 nafsu makannya mulai
dengan intake 12.10 sudah nafsu makan, pasien membaik
yang tidak makan 3x sehari dengan - Pasien mengatakan porsi
adekuat. menghabiskan setengah dari makan 1/2 dari porsi
porsi yang disediakan. dihabiskan (data dilihat dari
12.15 2. Mengidentifikasi makanan yang porsi yang diberikan petugas
disukai atau dikehendaki agar terapi gizi/pramusaji)
dapat disesuaikan dengan Objektif :
program pembatasan diet - Keadaan umum lemah
pasien. Hasil: pasien - Porsi makan 1/2 dari porsi
mengatakan suka dengan dihabiskan (data dilihat dari
makanan yang disediakan porsi yang diberikan petugas
12.20 dirumah sakit. terapi gizi/pramusaji)
3. Menganjurkan untuk makan - Pasien sudah tidak mual
sedikit tapi sering sesuai dengan Asesment : masalah nutrisi kurang
program diet. dari kebutuhan belum teratasi
Hasil: pasien mengikuti apa Planing : intervensi di lanjutkan
12.50 yang telah dianjurkan Implementation:
4. Melakukan pentalaksanaan - Mengganti menu makanan
kesukaan pasien
Evaluation:
- Pasien mengatakan sangat
suka dengan makanannya
46 - Pasien tampak lahap memakan
dalam pemberian vitamin sesuai semua makanan
indikasi. kesesukaannya
Hasil : injeksi neurosanbe 1
cc/drips
1. Nyeri akut Senin/ 1. Melakukan pengkajian skala Senin/16-07 Subjektif :
berhubungan 16-07 nyeri, daerah, kualitas dan 2018/ - Pasien mengatakan
dengan 2018/ waktu. 14.00 nyeri berkurang dengan skala
peningkatan 09.05 Hasil: pasien numerik nyeri 2 (ringan)
tekanan mengatakan - Pasien mengatakan
vascular nyerinya berkurang dengan merasa sangat tenang dengan
serebral skala numerik nyeri 2 (ringan), diberi tindakan pijat leher
pasien mengatakan daerah nyeri dan tenang.
yang di rasakan di daerah Ojektif :
kepala, dan waktu timbulnya - Keadaan umum sedang
09.10 nyeri saat duduk - Pasien tampak rileks/tenang
2. Melakukan observasi tanda- - Tekanan darah 130/70 mmHg
tanda vital Asesment : masalah nyeri akut
Hasil: Tekanan darah : 130/70 teratasi.
mmhg, Nadi : 80x/menit, Suhu : Planing : intervensi dipertahankan
37,3ºC, Pernapasan : 20x /menit Implementation:
Hasil: pasien mengatakan - Memberikan massage pada
merasa lebih nyaman dan kepala, leher, punggung dan
nyerinya dapat berkurang. kaki
09.15
3. Memberikan tindakan non - Memberikan suasana ruangan
kamar yang tenang dan
farmakologi untuk
47
menghilangkan nyeri berupa nyaman
pijat punggung dan leher - Memberikan terapi music
Hasil: pasien mengatakan nyeri kesukaannya
Evaluation:
berkurang dengan tindakan
- Pasien mengatakan
yang diberikan yaitu pijat berkurang nyerinya
punggung dan leher serta - Pasien tampak lebih tenang
tenang. dan rileks
09.25 4. Membantu pasien dalam - Skala angka nyeri numerik 2
ambulasi sesuai kebutuhan. (ringan)
- Tekanan darah 110/80 mm/hg
Hasil: pasien merasa
lebih nyaman.
13.00 5. Melakukan penatalaksanaan
dalam pemberian analgetik,
antihipertensi, sesuai indikasi.
Hasil: injeksi ranitidine 2,5
cc/12 jam, dan amlodiphin 1x1
tab.
2. Intoleransi Senin/ 1. Melakukan pengkajian Senin/16-07 Subjektif :
aktivitas 16-07 mengenai repon pasien terhadap 2018/ - Pasien mengatakan
berhubungan 2018/ aktivitas 14.00 mulai bejalan perlahan-lahan.
dengan 09.40 Hasil: pasien mengatakan - Pasien mengatakan berjalan
kelemahan dapat didampingi oleh suami.
berjalan dengan dituntun oleh Objektif :
09.45 suami. - Keadaan umum mulai
2. Menginstruksikan pada pasien
52
tentang tehknik penghematan membaik
energi - Pasien tampak berjalan
Hasil: pasien menerapkan apa dengan didampingi oleh
yang dianjurkan. suami.
09.45 3. Memberikan dorongan untuk - Pasien tampak berjalan
melakukan aktivitas /perawatan berhati- hati.
diri Asesment : masalah intoleransi
Hasil: pasien mulai berusaha aktivitas belum teratasi
melatih diri untuk berjalan Planing : intervensi
tanpa perlahan-lahan. dipertahankan.
Implementation:
- Melakukan personal hygiene
- Melatih rom pasif
- Membantu pasien duduk 15
menit, berdiri 15 dan berjalan
10 menit didalam ruangan
Evaluation:
- Pasien mengatakan
tidak pusing lagi
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak duduk,
3. Nutrisi kurang Senin/ 1. Melakukan pengakajian intake Senin/16-07 Subjektif
berdiri: dan berjalan
dari kebutuhan 16-07 makan pasien perhari 2018/ - Pasien mengatakan
berhubungan 2018/ Hasil: pasien mengatakan 14.00 nafsu makannya kembali
dengan intake 12.03 porsi makan dihabiskan. membaik sperti biasa
yang tidak 12.10 2. Mengidentifikasi makanan yang - Pasien mengatakan porsi
53
adekuat. disukai atau dikehendaki agar makan dihabiskan
dapat disesuaikan dengan Objektif :
program pembatasan diet - Keadaan umum sedang
pasien. Hasil: pasien - Porsi makan dihabiskan
mengatakan suka dengan - Turgor kulit baik
makanan yang disediakan Asesment : masalah nutrisi kurang
12.15 dirumah sakit. dari kebutuhan teratasi.
3. Menganjurkan untuk makan Planing : intervensi
sedikit tapi sering sesuai dengan dipertahankan.
program diet. Implementation:
Hasil: pasien menerapkan - Membantu sikat gigi dan
12.20 apa yang telah dianjurkan membersihkan mulut pasien
- Mengganti menu makanan dan
4. Melakukan penatalaksanaan
minuman kesukaan pasien
dalam pemberian vitamin sesuai Evaluation:
indikasi. - Pasien mengatakan sangat
Hasil: injeksi neurosanbe 1cc/ suka dengan makanan dan
drips minuman kesukaannya
- Pasien tampak lahap makan
1. Intoleransi Selasa / 1. Melakukan pengkajian Selasa / Subjektif :
aktivitas 17/07/ mengenai repon pasien terhadap 17/07/ - Pasien mengatakan
berhubungan 2018/ aktivitas, dipsnea atau nyeri 2018/ sudah mampu berjalan
dengan
09.40 dada, keletihan dan kelemahan 12.00 - Pasien mengatakan
kelemahan
berlebihan , diaphoresis ,pusing berjalan tanpa didampingi oleh
atau pingsan isteri
Objektif :
54
Hasil: pasien sudah -
mampu -
09.45 berjalan tanpa dibantu
2. Menginstruksikan pada pasien
tentang tehknik penghematan Ase
energi dengan menggunakan akt
kursi saat mandi, duduk saat Pla
menyisir atau menyikat gigi, Imp
melakukan istirahat dengan -
perlahan. -
Hasil: pasien mau mengikuti -
09.50 apa yang dianjurkan.
3. Memberikan dorongan untuk
Eva
melakukan aktivitas/perawatan
-
diri
Hasil: pasien sudah -
mampu berjalan tanpa bantuan. -
56
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien Ny. W dengan
Hipertensi di Ruang Perawatan Asoka BLUD Rumah Sakit Konawe Selatan, yang
dilakukan pada hari Minggu tanggal 15-17 Juli 2018, maka penulis akan
mengemukakan kesenjangan data antara teori dengan data yang didapatkan pada
sebagian mahluk sosial yang utuh dan unik yang terdiri dari bio, psiko, sosial dan
harus dipadukan dalam mencapai tujuan yang diharapkan, karena kesembuhan dan
antara teori dan praktek. Penulis akan mengemukakan kesenjangan itu melalui
A. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. W maka data yang
skala nyeri (0-10) didapatkan skala nyeri 5 (sedang), pusing, pasien tidak dapat
berjalan tanpa dibantu, badan terasa lemas, tidak ada nafsu makan, makanan
tidak dihabiskan hanya dihabiskan ¼ dari porsi yang disediakan, serta makan
sedikit merasa mual, perut Ny. W nampak hypertimpani pada saat melakukan
57
pengkajian, pasien sering mengatakan belum paham tentang komplikasi dari
karena tekanan darahnya 160/90 mmHg, nadi 76x/menit dan teraba lemah,
darah > 140/90 mmHg, sakit kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual
Adapun data yang ditemukan dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam
kasus yaitu : penglihatan kabur keadaan ini biasanya timbul akibat hipertensi
berat atau menahun dan tidak diobati sehingga merusak organ yang spesifik
tekanan aliran darah keotak sehingga penyakit stroke dapat dicegah. Gejala ini
tidak ditemukan pada Ny. W sehingga pasien mengalami nyeri kepala yang
Data yang ditemukan dalam kasus tetapi tidak ditemukan dalam teori
yaitu: tidak ada nafsu makan ini karena jika Ny. W mengkonsumsi makanan
pasien selalu merasakan mual sehingga Ny. W tidak nafsu makan dan
58
peningkatan tekanan intrakranial yang merangsang medulla oblongata sehingga
pengobatan dan proses penyakit yang dialami sehingga timbul gejala gelisah,
B. Diagnosa keperawatan
(kekuatan) ventrikuler.
adekuat, sedikit atau tak pernah olahraga, nutrisi buruk, harapan yang tak
efektif.
diagnosa.
adekuat.
Diagnosa yang ditemukan dalam teori tetapi tidak ditemukan dalam kasus
adekuat, sedikit atau tak pernah olahraga, nutrisi buruk, harapan yang tak
efektif.
Diagnosa yang ditemukan dalam kasus tetapi tidak ditemukan dalam teori
yaitu, Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
dalam kasus, hal ini karena diagnosa yang diangkat pada kasus berdasarkan
keluhan yang dirasakan pasien, seperti kita ketahui setiap manusia memiliki
lainnya.
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaan dimana asupan nutrisi
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Hal ini terjadi
karena pasien merasakan mual pada saat lambung terisi oleh makanan,
60
C. Perencanaan
hasil, perencanaan ini dibuat berdasarkan keluhan, data subjektif dan data
objektif yang ada, karena data ini sangat mendukung dalam memberikan
asuhan keperawatan.
serebral perencanaan yang dilakukan yaitu kaji skala nyeri, daerah, kualitas,
dan waktu hal ini dilakukan karena pasien biasanya melaporkan nyeri yang
terdapat pada ekstremitas atau daerah kepala yang dapat terjadi hilang timbul.
Observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, dan pernapasan untuk
misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang,
ambulasi sesuai kebutuhan hal ini dilakukan karena pusing dan penglihatan
61
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan perencanaan yang
dilakukan yaitu kaji repon pasien terhadap aktivitas, dipsnea atau nyeri dada,
menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir atau menyikat gigi,
aktivitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan
tidak adekuat perencanaan yang dilakukan yaitu kaji intake makan pasien
perhari hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah intake perhari sehingga
dapat diperhitungkan rasio intake dan output, timbang berat badan pasien
karena dengan tindakan ini nafsu makan dapat meningkat jika penyusunan
diet disesuaikan
62
dengan makanan kesukaan pasien. Anjurkan untuk makan sedikit tapi sering
sesuai dengan program diet untuk mengurangi rasa bosan pada makanan dan
dengan mengetahui dan mengerti pola diet pasien dan keluarga dapat
kooperatif dalam aturan dietnya. Beri HE tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
D. Implementasi
pukul yaitu pada pukul 09.05 melakukan pengkajian skala, daerah, kualitas,
dan waktu, nyeri, dan pada pukul 09.10 melakukan observasi tanda-tanda
vital, pukul 09.15 mempertahankan tirah baring selama fase akut, dan pada
nyeri, misalnya kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang,
63
dengan tim medis dalam pemberian analgetik, antihipertensi, antiansietas
sesuai indikasi.
menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir atau menyikat gigi,
intake makan pasien perhari, dan pukul 12.15 mengidentifikasi makanan yang
diet pasien. Selanjutnya pada pukul 12.20 menganjurkan untuk makan sedikit
tapi sering sesuai dengan program diet, kemudian pukul 12.30 memberikan
pukul yaitu pada pukul 09.10 melakukan pengkajian skala, daerah, kualitas,
64
dan waktu, nyeri, dan pada pukul 09.15 melakukan observasi tanda-tanda
vital, dan pada pukul 09.25 memberikan tindakan non farmakologi untuk
dan leher, tenang, redupan lampu kamar, tehknik relaksasi imajinasi (pandu
menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir atau menyikat gigi,
lakukan pada Minggu, 15 Juli 2018 pada pukul 12.03 melakukan pengakajian
intake makan pasien perhari, dan pukul 12.10 mengidentifikasi makanan yang
sedikit
65
tapi sering sesuai dengan program diet, kemudian pukul 12.20 memberikan
lakukan pada hari Minggu, 15 Juli 2018 pada pukul 09.40 Melakukan
sesuai kebutuhan.
kelemahan diagnosa ini teratasi pada hari ketiga setelah dilakukan pengkajian
E. Evaluasi
evaluasi ini penulis menilai sejauh mana tujuan dapat dicapai. Evaluasi
merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap evaluasi ini
66
penulis menilai sejauh mana tujuan dapat dicapai. Dari diagnosa yang telah
3x24 jam pada hari Minggu, 15 Juli 2018 pada pukul 14.00 pasien
merasa sangat tenang dengan diberi tindakan pijat leher dan tenang, pasien
rileks/tenang dan tekanan darah 150/70 mmHg. Dari hasil evaluasi assesment
tindakan keperawatan 3x24 jam pada hari Minggu, 15 Juli 2018 pada pukul
berjalan tetapi dibantu oleh suami/atau perawat, dan keadaan umum lemah,
pasien hanya bisa bangun dari posisi berbaring, pasien tampak dibantu oleh
suami, denyut nadi lemah 76x/menit, Dari hasil evaluasi assesment masalah
pada hari senin Minggu, 15 Juli 2018 pada pukul 14.00 pasien
makan ½ dari
67
porsi yang di habiskan, keadaan umum lemah, porsi makan ½ dari porsi
dihabiskan, pasien sudah tidak mual, Dari hasil evaluasi assesment masalah
belum teratasi dan intervensi yang mengenai diagnosa Resiko nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat pada hari
senin Minggu, 15 Juli 2018 dilanjutkan pada hari Senin, 16 Juli 2018.
Dari diagnosa yang telah diangkat dalam kasus ini, masalah keperawatan
yang telah teratasi pada hari kedua yaitu diagnosa nyeri berhubungan dengan
3x24 jam pasien mengatakan nyeri berkurang dengan skala 2 (ringan), pasien
mengatakan merasa sangat tenang dengan diberi tindakan pijat leher dan
darah
130/70 mmHg. Sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditentukan
peningkatan tekanan vaskuler serebral dihentikan pada hari kedua 16 Juli 2018.
dampingi oleh suami, pasien tampak berjalan berhati-hati, karena belum sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil sehingga intervensi dari diagnosa intoleransi
2018.
68
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
nafsu makannya kembali membaik seperti biasa, porsi makan dihabiskan dan
keadaan umum tampak sedang. Sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dapat terpenuhi dan pasien mengatakan nafsu makan baik, tidak terjadi
dihabiskan telah sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga intervensi yang
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dihentikan padi hari Senin, 16
Juli 2018.
didampingi oleh suami, keadaan umum baik, pasien tampak berjalan dengan
tanpa dibantu diagnosa ini telah sesuai dengan apa yang telah diharapkan
sehingga intervensi dihentikan pada hari ketiga pada Selasa, 17 Juli 2018.
69
BAB V
KESIMPULAN
Selatan maka penulis dapat menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
mengalami masalah.
Hasil evaluasi
70
yang dilakukan selama tiga hari menunjukkan semua masalah dapat
teratasi.
klinik dimasa akan datang waktunya ditambah agar peserta dapat lebih
bedah.
pasien.
71
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta
Brunner & suddarth. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. : Buku
Jakarta.
Indonesia, Jakarta.
Dongoes M.E, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Edisi III, Penerbit Buku
Indriayani, widian nur. 2009. Deteksi Dini Koletrol, Hipertensi Dan Stroke.
Jakarta : Millestone
Hipertensi Indonesia.
Mansjoer Arif, dkk (2000), Kapita Selakta Kedokteran Edisi ketiga Jilid 2,
Purwanto, 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Bandung: Karya Medika.
72
Puspitorini. 2008.Hiperetensi, Cara Mudah Mengatasi Tekanan Darah Tinggi
Majalahkesehatan.com /content/5-gaya-hidup-sehat-bagi-
ix
Gambar Dokumetasi
x
xi
xii
xiii
xiv