Anda di halaman 1dari 91

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU


BAYI DAN BALITA DALAM MEMANFAATKAN POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSTU DESA BABANG KECAMATAN
LAROMPONG SELATAN TAHUN 2020

NURAFNA
SDK161021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES DATU KAMANRE
TAHUN 2020

i
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU
BAYI DAN BALITA DALAM MEMANFAATKAN POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSTU DESA BABANG KECAMATAN
LAROMPONG SELATAN TAHUN 2020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Datu Kamanre

NURAFNA
SDK161021

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES DATU KAMANRE
TAHUN 2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi Penelitian oleh : Nurafna

Judul Penelitian : Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku


ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan
posyandu di wilayah kerja pustu desa
babang kecamatan larompong selatan
tahun 2020

Telah disetujui pada Tanggal :

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan tim Penguji Skripsi Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Datu Kamanre

Pembimbing I Pembimbing II

Baso Maga,S.Kep.,M.Kes Ns. Erni Eka Sari,S.Kep.,M.Kes


NIDN : 0925075301 NIDN : 09 1004 8602

Mengetahui

Ketua Program Studi


S1 Keperawatan

Ns. Erni Eka Sari, S. Kep., M.Kep


NIDN : 09 1004 8602

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Hasil Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU


BAYI DAN BALITA DALAM MEMANFAATKAN POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSTU DESA BABANG KECAMATAN
LAROMPONG SELATAN TAHUN 2020
Diajukan Oleh :

NURAFNA
SDK161021

Telah disetujui oleh Penguji Skripsi


Pada Tanggal September 2020
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui :

Tim Penguji Tanda Tangan

1. Baso Maga, S.Kep., M.Kes : (...................................)

2. Ns. Erni Eka Sari, S.Kep., M.Kes : (...................................)

3. Risnawati,S.Kep.,M.Kes : (...................................)

Mengetahui :

Ketua STIKES Datu Kamanre Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Baso Maga.S.Kep.,M.Kes Ns.Erni Eka Sari.S.Kep.,M.Kes


NIDN :09 2507 5301 NIDN :09 1004 8602

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Nurafna

NIM : SDK161021

Program Studi : S1 Keperawatan

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan saya


berjudul : “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU
BAYI DAN BALITA DALAM MEMANFAATKAN POSYANDU DI WILAYAH
KERJA PUSTU DESA BABANG KECAMATAN LAROMPONG SELATAN
TAHUN 2020
” Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sangsi yang telah ditetapkan. Demikian surat
pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya.

Belopa, September 2020

Yang Menyatakan

Nurafna

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik STIKES Datu Kamanre, saya yang bertanda


tangan di bawah ini :

Nama : Nurafna

NIM : SDK161021

Program Studi : S1 Keperawatan

Jurusan : Keperawatan

Demi pengembangan ilm pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada STIKES Datu Kamanre Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty- Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul :

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu bayi dan balita dalam


memanfaatkan posyandu di wilayah kerja pustu desa babang kecamatan
larompong selatan tahun 2020.

Beserta perangkat yang ada ( jika diperlukan ). Dengan Hak Bebas Royalti
Nonekslusif ini STIKES Datu Kamanre berhak menyimpan, mengalih
media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai Hak
Cipta.

Dibuat di : Belopa
Pada Tanggal :
Yang Menyatakan :
Materai 6000

(Nurafna)

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena

rahmat dan karunia-Nya ialah memberikan kesempatan pada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul

”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Bayi Dan Balita

Dalam Memanfaatkan Posyandu Di Wilayah Kerja Pustu Desa Babang

Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020” sebagai salah satu

persyaratan dalam menyelesaikan Sl keperawatan pada pendidikan

sarjana keperawatan Stikes Datu Kamanre.

Penulis menyadari bahwa sebagai manusia biasa yang penuh

dengan segala kekurangan juga keterbatasan kemampuan penulis sadar

maupun bentuk dari skripsi ini sangat jauh dari apa yang akan diharapkan.

Untuk itu penulis tidak menutup kemungkinan adanya saran dan kritik dari

pembaca demi kelengkapan skripsi ini.

Dalam menulis karya tulis ini penulis dapat bimbingan dan saran

dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya yang

terhormat:

1. Baso Maga,S.Kep.,M.Kes. selaku ketua jurusan keperawatan pada

Stikes Datu Kamanre dan sekaligus pembimbing pertama atas

bimbingan serta memberikan arahan menyusun skripsi dan

menyelesaikan pendidikan di Stikes Datu Kamanre.

vii
2. Ns.Erni Eka Sari,S.Kep.,M.Kes selaku Ketua Jurusan prodi

Keperawatan pada Stikes Datu Kamanre pembimbing kedua atas

bimbingan serta memberikan arahan menyusun skripsi dan

menyelesaikan pendidikan di Stikes Datu Kamanre.

3. Staf dan Dosen jurusan S1 Keperawatan Stikes Datu Kamanre yang

telah mendidik dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas

dan kewajiban baik teori maupun praktek selama pendidikan.

4. Hapsah, A.md.,Kep selaku Kepala Lahan Penelitian

5. Orang tua tersayang yang dengan segala kesabaran dan doa sehingga

penulis menyelesaikan studi ini, dan tak lupa juga buat kakak tercinta

yang memberikan dorongan moral maupun material sehingga penulis

selesai.

6. Seluruh Rekan-rekan mahasiswa Stikes Datu Kamanre pada jurusan Sl

keperawatan yang dengan senang hati selalu memberikan masukan

atas kelengkapan Skripsi ini.

7. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebut satu-persatu semoga

amal baik bapak, ibu, saudara-saudari mendapat balasan yang

setimpal dariNya, Amin.

Belopa, 10 September 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL....................................................................................i

HALAMAN JUDUL.......................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................iii

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..............................................v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI...........vi

KATA PENGANTAR...................................................................................vii

DAFTAR ISI.................................................................................................ix

DAFTAR TABEL..........................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR....................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xiiii

ABSTRAK..................................................................................................xiv

ABSTRACT.................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................5

C. Tujuan Penulisan.........................................................................6

D. Manfaat Penelitian.......................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................8

A. Telaah Pustaka............................................................................8

B. Kerangka Teori............................................................................9

C. Kerangka Konsep......................................................................30

D. Hipotesis....................................................................................31

ix
E. Defenisi Operasional.................................................................32

F. Kerangka Kerja (frame work)....................................................36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................37

A. Desain Penelitian.......................................................................37

B. Populasi dan Sampel Penelitian................................................37

C. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................39

D. Metode Pengumpulan Data.......................................................39

E. Instrumen Penelitian..................................................................42

F. Analisa Data..............................................................................43

G. Etika Penelitian..........................................................................45

H. Keterbatasan Penelitian............................................................45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................47

A. Hasil Penelitian..........................................................................47

B. Pembahasan.............................................................................56

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN.........................................................67

A. Kesimpulan................................................................................67

B. Saran.........................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Defenisi Operasional..................................................................32


Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di
posyandu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020....48
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di posyandu
Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020.....................48
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di
posyandu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020....49
Tabel 4.4 Distribusi responden berdasarkan variabel pengetahuan ibu
bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu di wilayah Kerja Pustu
Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020.....................50
Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan suami
atau keluarga ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu di
wilayah Kerja Pustu Desa Babang Kecamatan.........................................51
Tabel 4.6 Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan tenaga
kesehatan terhadap ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu
di wilayah Kerja Pustu Desa Babang Kecamatan Larompong
SelatanTahun 2020....................................................................................52
Tabel 4.7 Distribusi responden berdasarkan variabel pemanfaatan
posyandu terhadap ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu di
wilayah Kerja Pustu Desa Babang Kecamatan.........................................53
Larompong Selatan Tahun 2020...............................................................53
Tabel 4.8 Distribusi berdasarkan pengetahuan tentang pengaruh
pemanfaatan posyandu Desa Babang.......................................................54
Tabel 4.9 Distribusi berdasarkan dukungan suami atau keluarga tentang
pengaruh pemanfaatan posyandu Desa Babang......................................55
Tabel 4.10 Distribusi berdasarkan dukungan tenaga kesehatan tentang
pengaruh pemanfaatan posyandu Desa Babang......................................56

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian...............................................9

Gambar 2.2 Kerangka Konsep............................................................ 30

Gambar 2.3 Kerangka Kerja Penelitian...............................................37

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 3 : Kuesioner

Lampiran 4 : Master Tabel

Lampiran 5 : Hasil Pengolahan Data

Lampiran 6 : Surat Persetujuan Menjadi Responden (informed concent)

Lampiran 7 : Riwayat Hidup

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 9 : Surat Balasan Penelitian

xiii
ABSTRAK

Nurafna “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Bayi Dalam


Memanfaatkan Posyandu Di Wilayah Kerja Pustu Desa Babang Kecamatan
Larompong Selatan Tahun 2020” (di bimbing oleh Baso Maga,S.Kep.,M.Kes dan
Ns.Erni Eka Sari,S.Kep.,M.Kes).
salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah keaktifan kedatangan
masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan yang dalam hal ini khususnya pemanfaatan
posyandu. Kehadiran ibu di posyandu dengan membawa balitanya sangat mendukung
tercapainya salah satu tujuan posyandu yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan balita.
Tetapi kenyataannya, tidak semudah dan sederhana seperti yang diperkirakan.
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah ada hubungan
pengetahuan, dukungan suami atau keluarga dan dukungan tenaga kesehatan dengan
pemanfaatan posyandu di wilayah Kerja Pustu Desa Babang Kecamatan Larompong
Selatan Tahun 2020. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analitik
korelasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah ibu bayi dan balita yang ada di Desa Babang Kecamatan Larompong
Selatan yang berjumlah 185 ibu bayi dan balita, sedangkan sampel dalam penelitian ini
berjumlah 56 orang, metode pengumpulan data yang mengacu kepada kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil uji Chi-square pada pengetahuan
didapatkan nilai p=0,00 berarti p < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha di terima
dan Ho di tolak artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan pemanfaatan
posyandu oleh ibu bayi dan balita, hasil uji Chi-square pada dukungan suami atau
keluarga didapatkan nilai p=0,02 berarti p < 0,05. Maka ada hubungan antara dukungan
suami atau keluarga dengan pemanfaatan posyandu oleh ibu bayi dan balita dan hasil uji
Chi-square pada dukungan tenaga kesehatan didapatkan nilai p=0,00 berarti p < 0,05.
Maka ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan pemanfaatan posyandu
oleh ibu bayi dan balita di wilayah kerja pustu Desa Babang Kecamatan Larompong
Selatan Tahun 2020.
Di harapkan kepada petugas kesehatan dapat mengadakan penyuluhan-penyuluhan
pada ibu bayi dan balita, sehingga dengan adanya kegiatan yang positif dapat
mengembangkan pengetahuan tentang manfaat dari posyandu tersebut.

Kata kunci : Pengetahuan, dukungan suami atau keluarga, dukungan tenaga kesehatan
dan pemanfaatan posyandu.

xiv
ABSTRACT

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan nasional adalah tercapainya

kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar

dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan

pembangunan nasional. (Sumiasih, & Ulvie, Y. N. 2016)

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan

bersumber daya masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan

bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan

kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita. (Handayani, R, 2017).

Kunjungan ibu balita ke posyandu erat kaitannya dengan perilaku

kesehatan, perilaku kesehatan hakikatnya adalah hal-hal yang

berkaitan dengan tindakan atau kegiatan ibu dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan balitanya. Kesehatan seseorang dipengaruhi

atau terbentuk dari beberapa faktor. Green menjelaskan bahwa

perilaku itu dilatar belakangi atau di pengaruhi oleh tiga faktor yaitu

faktor predisposisi (predisposing factors), faktor pendukung (enabling

factors) dan faktor pendorong (reinforcing factors). (Ningsih, Y. 2015).

Oleh Rachmadiani, A. P et al. (2018) menurut Who pada tahun

2015 terdapat 2,7 juta kematian bayi di seluruh dunia. Sedangkan

1
2

angka kematian ibu (AKI) menurut WHO memperkirakan bahwa15-

20% ibu hamil baik di negara maju maupun berkembang akan

mengalami resiko tinggi (risti) dan atau komplikasi, dan juga

melaporkan bahwa penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan,

eklampsia, dan infeksi, dan berkontribusi terhadap 60% dari total

kematian ibu. (Suarayasa, K. 2020)

Berdasarkan angka kematian bayi di Indonesia tahun 2016 masih

cukup tinggi yaitu 23,50/1000 kelahiran hidup, bahkan Indonesia

menjadi peringkat tertinggi dibandingkan dengan Vietnam

(17,80/1000), Malaysia (12,90/1000), dan Thailand (9,40/1000).

(Kusumawardani, A., & Handayani, S. 2018).

Menurut Mukharrim, M. S et all. (2019) Angka kematian ibu (AKI) di

indonesia tertinggi di asia tenggara dengan jumlah kematian ibu

sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, jika di bandingkan AKI di

singapura sebesar 6/100.000 kelahiran hidup, Filipina 112/100.000

kelahiran hidup dan di brunnei 22/100.000 kelahiran hidup namun

demikian, survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan

penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup

berdasarkan hasil survei penduduk antar sensus (SUPAS) 2015.

Berdasarkan data dari dinas kesehatan provinsi Sulawesi selatan

merupakan salah satu provinsi yang mempunyai persentase BBLR


3

urutan ke 7 tertinggi (12,4%).Tahun 2013 (3,18%) kematian bayi 7,22

per 1000 kelahiran hidup, tahun 2014 (2,94%) kematian bayi 7,58 per

1000 kelahiran hidup. (Hasriyani et al.2018)

Menurut zulkifli, (2008) dalam Ningsih, Y. (2015) bahwa upaya

yang dilakukan baik yang bersifat preventif maupun kuratif adalah

posyandu yang merupakan tempat atau media yang paling dekat

dengan masyarakat dalam pemantauan gizi pada balita. Masyarakat

secara langsung dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan

status gizi balitanya. Oleh karena itu dalam rangka menurunkan angka

kematian anak adalah pengembangan upaya kesehatan bersumber

masyarakat seperti post pelayanan terpadu (posyandu),

penanggulangan kurang energi protein, pendidikan gizi, penyediaan

sarana air bersih dan sanitasi dasar, serta pencegahan dan

pemberantasan penyakit melalui survilens dan imunisasi. Upaya

menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini di gunakan

pendekatan pos pelayanan terpadu ini merupakan wadah titik temu

antara pelayanan profesional dari petugas kesehatan dan peran serta

masyarakat (partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu

merupakan proses keadaan ketika individu, keluarga maupun

masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap kesehatan

keluarga atau kesehatan masyarakat lingkungannya). Namun berbagai

hambatan dalam memelihara kesehatan diri dan keluarganya perlu

mendapat perhatian.
4

Partisipasi ibu balita dalam kegiatan posyandu merupakan salah

satu faktor pendukung yang sangat di perlukan untuk pemantauan

pertumbuhan anaknya. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan orang tua

membawa anaknya ke posyandu yang mana dapat dilihat dari tren

partisipasi masyarakat yang tergambar dari perbandingan antara

jumlah anak yang ditimbang dengan seluruh anak yang ada di wilayah

tersebut atau D/S. Tingkat partisipasi masyarakat Dalam kegiatan

posyandu hasilnya minimal harus mencapai 80% apabila di bawah

80% maka dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan

pemantauan pertumbuhan dan perkembangan berat badan sangatlah

rendah. (Wilianarti, P. F. et all. 2017).

Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) di Indonesia pada

tahun 2016 sebesar 70,8% cakupan ini lebih tinggi di bandingkan

tahun 2017 sebesar 58,3% capaian pada tahun 2017 belum mencapai

target sebesar 80%. Fatimah, S. et all. (2019)

Berdasarkan data yang di peroleh peneliti dari posyandu Desa

Babang Kecamatan Larompong Selatan tidak terdapat angka kematian

bayi dan angka kematian ibu 3 tahun terakhir. Sedangkan cakupan

jumlah penimbangan bayi dan balita di posyandu 3 tahun terakhir di

Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan pada tahun 2018

sasarannya 197 dan yang datang 173 bayi dan balita, di Tahun 2019

sasarannya 193 dan yang datang 173 bayi dan balita, dan di tahun
5

2020 mulai dari bulan januari-maret sasarannya 185 dan yang datang

150 bayi dan balita.

Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan dengan pegawai

puskesmas Larompong Selatan, perilaku ibu dalam memanfaatkan

posyandu oleh ibu bayi dan balita kurang dalam memanfaatkan

posyandu karena dari tahun ke tahun sasaran yang berdomisili di

Posyandu Desa Babang tidak sesuai dengan yang datang pada saat

posyandu di laksanakan di Desa Babang Kecamatan Larompong

Selatan Tahun 2020.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu di wilayah

kerja pustu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti dapat merumuskan

permasalahan sebagai berikut: “faktor apa saja yang mempengaruhi

perilaku ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu di wilayah

kerja pustu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun

2020? ”
6

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

ibu balita dalam pemanfaatan posyandu di Wilayah kerja pustu

Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu bayi dan balita

dalam pemanfaatan posyandu di Wilayah kerja pustu Desa

Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020.

b. Untuk mengetahui pengaruh dukungan suami/keluarga

terhadap ibu bayi dan balita dalam pemanfaatan posyandu di

Wilayah kerja pustu Desa Babang Kecamatan Larompong

Selatan Tahun 2020.

c. Untuk mengetahui pengaruh dukungan tenaga kesehatan

terhadap ibu bayi dan balita dalam pemanfaatan posyandu di

Wilayah kerja pustu Desa Babang Kecamatan Larompong

Selatan Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi penggerak bagi masyarakat khususnya

ibu yang mempunyai balita untuk berperan serta dalam kegiatan

Posyandu.
7

2. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian dalam

peningkatan pelayanan kesehatan melalui pendidikan kesehatan

pada kegiatan Posyandu pada ibu bayi dan balita.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian yang

selanjutnya serta dapat dijadikan bahan kepustakaan atau referensi

bagi mahasiswa keperawatan dan kebidanan.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengembangan profesi

kebidanan sehingga apabila nanti sudah terjun ke lapangan dapat

memberikan pendidikan kesehatan untuk mengubah perilaku

kesehatan masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

Posyandu merupakan upaya dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar berkaitan dengan penurunan angka kematian ibu,

bayi dan balita. Cakupan pemanfaatan posyandu balita di Puskesmas

Setebelan Surakarta sebesar 65,99% dan kelurahan Timuran sebesar

68% yaitu masih di bawah target Jawa Tengah sebesar 80%. Akan

semakin rendah jika posyandu balita. Penilaian ini bertujuan untuk

menganalisis hubungan pekerjaan, pengetahuan, sikap dan kebutuhan

dengan pemanfaatan posyandu Timuran Wilayah Kerja Puskesmas

Setabelan Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional

analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang diambil

sebanyak 103 ibu. Populasi penelitian adalah ibu yang memiliki anak

berusia 1-5 tahun, berada di wilayah kelurahan Timuran, dan bersedia

menjadi responden sebanyak 103 ibu diambil dengan teknik

exhaustive sampling. Analisis data menggunakan Uji Chi-square. Hasil

penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu

(p=0,035), sikap (p=0,048), dan kebutuhan (p=0,024) dengan

pemanfaatan posyandu balita di Kelurahan Timuran Wilayah Kerja

Puskesmas Setabelan Kota Surakarta, tetapi tidak ada hubungan

dengan status pekerjaan ibu (p=0,592). ( Nirmala, N. 2018)

8
9

B. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Posyandu

a. Pengertian Posyandu

Menurut Mubarak, W. I. (2014) posyandu adalah pusat

pelayanan keluarga berencana dan kesehatan yang dikelola dan

diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan

teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian NKBBS.

Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan

pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat

yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan sumber

daya manusia sejak dini.Posyandu merupakan pusat kegiatan

masyarakat dalam upaya kesehatan dan KB.

b. Tujuan Posyandu

Tujuan pokok dari pelayanan terpadu adalah untuk hal-hal

berikut:

1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu (ibu hamil,

melahirkan, dan nifas) dan anak, meningkatkan pelayanan

kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.

2) Mempercepat penerimaan NKKBS atau membudayakan

NKKBS.

3) Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan-


10

kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan hidup

sehat sejahtera.

4) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan kepada penduduk berdasarkan letak geografis.

5) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga

sejahtera, gerakan ketahanan keluarga, dan gerakan ekonomi

keluarga sejahtera.

c. Sasaran Posyandu

Sasaran dalam pelayanan di posyandu adalah sebagai berikut :

1) Bayi berusia kurang dari satu tahun

2) Anak balita usia 1-5 tahun

3) Ibu hamil

4) Ibu menyusui

5) Ibu nifas

6) Wanita usia subur atau pasangan usia subur.

d. Kegiatan Posyandu

Lima kegiatan posyandu (Pancakrida posyandu) adalah

sebagai berikut :

1) Kesehatan ibu dan anak

Program KIA. Mengupayakan agar setiap ibu hamil berada

dalam keadaan sebaik-baiknya dan melakukan pemeriksaan

kehamilannya secara teratur, serta dapat menyelesaikan


11

kehamilannya dengan selamat dan melahirkan bayi yang

sehat.

2) Keluarga Berencana

Program KB. Tujuan utamanya adalah menjarangkan

kehamilan serta menunda usia perkawinan.

3) Imunisasi

Program imunisasi. Bertujuan melindungi masyarakat dari

penyakit menular yang dapat di cegah dengan imunisasi yaitu

penyakit TBC, difteri, pertusis, campak, tetanus, dan hepatitis

B.

4) Peningkatan Gizi

Program gizi. Salah satu program gizi yang paling utama

adalah untuk menanggulangi masalah gizi kurang melalui

usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK). UPGK adalah suatu

pokok kegiatan terpadu untuk menanggulangi kekurangan

kalori dan protein. Kegiatannya antara lain pemberian

makanan tambahan (PMT), pemberian zat besi pada ibu

hamil, ibu menyusui, dan masyarakat yang membutuhkan

kebun gizi dan tanaman obat keluarga (TOGA), serta

pemberian vitamin A dosis tinggi.


12

5) Penanggulangan Diare

Program penanggulangan diare. Bertujuan menurunkan

angka kematian akibat diare serta akibat diare khususnya

kurang gizi.

e. Pembentukan Posyandu

Posyandu di bentuk dari pos-pos yang ada seperti sebagai

berikut :

1) Pos penimbangan balita

2) Pos imunisasi

3) Pos keluarga berencana desa

4) Pos kesehatan

f. Alasan Pendirian Posyandu

1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya

dalam upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus

dengan pelayanan KB.

2) Posyandu dari, untuk, dan oleh masyarakat sehingga

menimbulkan rasa memiliki terhadap upaya dalam bidang

kesehatan keluarga berencana.

g. Penyelenggara Posyandu

1) Pelaksanaan kegiatan adalah anggota masyarakat yang telah

dilatih menjadi kader kesehatan setempat di bawah bimbingan

puskesmas.
13

2) Pengelola posyandu adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua

RW yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal dan

informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.

h. Lokasi atau letak

1) Berada di tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat

2) Ditentukan oleh masyarakat sendiri

3) Dapat merupakan lokal tersendiri

4) Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah

penduduk, balai rakyat, pos RT atau RW, atau pos lainnya.

i. Pelaksanaan Kegiatan Posyandu

Posyandu di laksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh

kader, tim penggerak PKK desa atau kelurahan serta petugas

kesehatan dari puskesmas, dilakukan pelayanan masyarakat

dengan system lima meja yaitu sebagai berikut :

1) Meja I pendaftaran

2) Meja II penimbangan

3) Meja III pengisian KMS

4) Meja IV penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

5) Meja V pelayanan KB, dan kesehatan seperti imunisasi,

pemberian vitamin A dosis tinggi berupa obat tetes ke mulut

tiap bulan februari dan agustus, pembagian pil atau kondom,

serta pengobatan ringan dan konsultasi KB-kesehatan.


14

Petugas pada meja I-IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan

meja V merupakan meja pelayanan paramedis (juru imunisasi),

bidan desa, perawat, dan petugas KB.

j. Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN yaitu

sebagai berikut :

S : Semua balita di wilayah kerja posyandu

K : Semua balita yang memiliki KMS

D : Balita yang ditimbang

N : Balita yang naik berat badannya

Keberhasilan posyandu berdasarkan: D/S, yaitu

baik/kurangnya peran serta masyarakat ; N/D, yaitu berhasil

tidaknya program posyandu.

2. Tinjauan umum tentang pemanfaatan posyandu

Menurut Suryani et all. (2019) salah satu indikasi pemanfaatan

pelayanan kesehatan oleh masyarakat adalah keaktifan

kedatangan masyarakat kepusat pelayanan tersebut dalam hal ini

spesifik kepada pemanfaatan pelayanan posyandu yaitu keaktifan

orang tua membawa anaknya ke posyandu untuk melakukan

penimbangan yang dapat dilihat dari angka cakupan penimbangan

balita keposyandu (D/S). D adalah jumlah balita yang datang ke

posyandu untuk periode tertentu, S adalah jumlah seluruh balita

yang ada di wilayah posyandu tersebut. Semakin tinggi cakupan


15

D/S setidaknya semakin tinggi pula cakupan vitamin A dan cakupan

imunisasi dan di harapkan semakin rendah prevalensi gizi kurang.

Menurut Aswadi et al. (2018) salah satu indikasi pemanfaatan

pelayanan kesehatan adalah keaktifan kedatangan masyarakat ke

pusat pelayanan kesehatan yang dalam hal ini khususnya

pemanfaatan posyandu. Kehadiran ibu di posyandu dengan

membawa balitanya sangat mendukung tercapainya salah satu

tujuan posyandu yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan balita.

Tetapi kenyataannya, tidak semudah dan sederhana seperti yang

diperkirakan.

3. Tinjauan umum tentang perilaku

Menurut Triwibowo, C., & Pusphandani, M. E. (2015). Perilaku

merupakan seperangkat perbuatan atau tindakan seseorang dalam

melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan

kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini.

Perilaku adalah hasil hubungan antara perangsang (stimulus)

dan tanggapan (respon). Yang membedakan adanya dua respon

yaitu responden respon (reflextive respon) dan instrument respon

(operant respon). Responden respon merupakan respon yang

ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan

semacam ini disebut elicting stimuli, karena menimbulkan respon

yang relative tetap. Instrument respon merupakan respon yang

timbul dan berkembang yang diikuti oleh perangsangan tertentu.


16

Perangsangan tersebut memperkuat respon yang telah dilakukan

oleh organisme.

Perilaku dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai berikut :

a) Perilaku Tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup yaitu respon atau reaksi terhadap stimulus

yang masih terbatas. Perhatian, persepsi, pengetahuan,

kesadaran, dan sikap yang terjadi pada seseorang yang

menerima stimulus dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

b) Perilaku Terbuka

Perilaku terbuka yaitu respon seseorang terhadap stimulus

yang sudah jelas dalam bentuk tindakan nyata atau praktek yang

dapat dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.

Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu sebagai berikut :

Perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai

gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,

motivasi, persepsi dan sebagainya.

Perilaku manusia pada hakekatnya adalah tindakan atau

aktivitas dari manusia baik yang diamati langsung maupun tidak

dapat diamati oleh interaksi manusia dengan lingkungannya yang

terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.


17

Perilaku manusia merupakan suatu dorongan yang dipelajari

berdasarkan keinginan untuk menghindarkan atau melakukan

sesuatu.Selain itu, perilaku manusia adalah reaksi yang dapat

bersifat sederhana maupun bersifat kompleks.

Terbentuknya suatu perilaku dimulai dari domain kognitif dalam

arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa

obyek diluarnya. Stimulus ini menimbulkan pengetahuan yang

selanjutnya menjadi respon dalam bentuk sikap. Setelah obyek

mengetahui dan menyadari sepenuhnya maka akan menimbulkan

respon lebih jauh lagi berupa tindakan sehubungan dengan stimulus

atau subyek tadi. Ada juga stimulus yang dapat langsung

menimbulkan tindakan artinya seseorang dapat berperilaku tanpa

mengetahui terlebih dahulu makna dari stimulus yang diterimanya,

dengan kata lain tindakan atau praktek seseorang tidak harus

disadari.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan ibu-ibu

yang mempunyai balita ke posyandu adalah sebagai berikut :

a. Faktor predisposisi

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, van ini terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,


18

yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,

dan raba.

pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkat, yaitu :

a) Tahu (know)

Tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya.Termasuk dalam pengetahuan

ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu”

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,

dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi sebenarnya.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,


19

tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut,

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (syhthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain,

sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun

suatu formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk

melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek.

Menurut Fitriyani, (2013) dalam Hilinti, Y. (2017)

pengetahuan Tentang posyandu merupakan hal yang sangat

penting bagi ibu karena akan memberikan dampak positif

terhadap ibu dalam memanfaatkan posyandu, hal ini dapat

terjadi karena dengan adanya pengetahuan yang baik ibu

akan dapat berfikir logis tentang pengaruh dari kegiatan

posyandu untuk kehidupan ibu dan balitanya. Pengetahuan

muncul ketika seseorang menggunakan indra atau akal

budinya untuk mengenali kejadian yang belum pernah dilihat

sebelumnya namun bisa didapatkan melalui pengalaman

pribadi yang terjadi berulang kali.


20

Menurut Yatri Hilinti, (2018) pengetahuan ibu tentang

posyandu merupakan hal yang sangat penting bagi ibu karena

dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang posyandu dapat

menyebabkan rendahnya perilaku ibu dalam memanfatkan

posyandu sehingga ibu yang mempunyai balita tidak

melakukan kunjungan sehinnga bayi dan balita yang dimiliki

ibu tidak dapat terpantau pertumbuhan dan perkembangan

secara berkesinambungan.

2) Sikap

Menurut Triwibowo, C., & Pusphandani, M. E. (2015)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap

stimulus tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap

merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus

sosial. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap mempunyai tiga kompenen pokok, yakni :

a) Kepercayaan (keyakinan), oide dan konsep terhadap suatu

objek
21

b) kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap

suatu objek.

c) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :

(1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dari

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya

sikap orang terhadap gizi, dapat dilihat dari kasediaan dan

perhatian seseorang terhadap ceramah-ceramah.

(2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan,

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap. Suatu usaha untuk menjawab suatu

pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan berarti

orang dapat menerima ide tersebut.

(3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah

adalah suatu indikasi sikap tingkatan yang ketiga. Misalnya

: seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi

menimbang anaknya keposyandu atau mendiskusikan

tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa ibu tersebut telah

mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.


22

(4) Bertanggung Jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang

dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang

paling tinggi.

3) Pendidikan

Mencakup seluruh proses kehidupan dan segala bentuk

interaksi individu dengan lingkungannya baik secara formal

maupun informasi. Proses dan kegiatan pendidikan pada

dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun

kelompok.

4) Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003) dalam

A. Wawan, & Dewi M. (2010) pekerjaan merupakan keburukan

yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah

sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan

yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai

pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

b. Faktor Pendukung

Menurut Menurut Triwibowo, C., & Pusphandani, M. E.

(2015) faktor pendukung terwujud dalam lingkungan fisik,


23

tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

kesehatan. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau

memungkinkan terwujudnya perilaku, sehingga disebut faktor

pendukung atau pemungkin.

1) Letak geografis

Menurut Ningsih, Y. (2015). Faktor letak geografis

dapat mempengaruhi terhadap partisipasi ibu-ibu yang

mempunyai balita untuk menimbangkan balitanya ke

Posyandu. masyarakat yang merasa jauh ke tempat lokasi

dan memerlukan biaya tambahan transportasi untuk

mencapai lokasi.

Untuk terwujudnya suatu sikap ke dalam tindakan

diperlukan suatu faktor pendukung (enabling factor) antara

lain keterjangkauan fasilitas Posyandu. Posyandu yang

mudah dicapai kemungkinan besar akan digunakan oleh

responden dan bila sulit dicapai jaraknya terlalu jauh dari

jangkauan kemungkinan besar tidak akan terpakai oleh

responden maupun ibu-ibu untuk menimbangkan balitanya.

Salah satu model variabel dari perilaku kesehatan adalah

model sumber daya masyarakat yang salah satu unsurnya

adalah penyediaan pelayanan dan ketercapaian dari

pelayanan kesehatan yang tersedia (letak geografis).


24

c. Faktor Pendorong

Menurut Triwibowo, C., & Pusphandani, M. E. (2015)

Faktor-faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Perilaku orang

lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap

penting. Apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa

yang ia katakana atau perbuatan cenderung untuk dicontoh.

1) Dukungan suami atau keluarga

Menurut Notoatmodjo, (2007) dalam Ningsih, Y. (2015)

dukungan suami/keluarga mempunyai pengaruh lebih baik

untuk menginformasikan arti penting kunjungan ke

Posyandu. Dengan adanya dorongan keluarga/ teman

sebagai stimulus terhadap masyarakat sasaran untuk

berperan aktif yang dilaksanakan di Posyandu, tempat

masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan

kesehatan secara terpadu dari masyarakat untuk

masyarakat dan oleh masyarakat yang dibantu oleh

petugas kesehatan. Partisipasi masyarakat sasaran tidak

sekedar memberikan sumbangan tenaga secara bergotong

royong, tetapi dalam segala sesuatu yang ada dalam

dirinya, meliputi tenaga, uang, material dan pikiran.

Keempat komponen ini dapat dilibatkan dalam upaya


25

meningkatkan kesehatan diri, keluarga ataupun

masyarakat dan lingkungannya.

Dukungan keluarga terutama suami akan

mempengaruhi keaktifan ibu ke posyandu. Sebaliknya ibu

yang tidak didukung oleh suami datang ke posyandu

cenderung akan pasif datang ke posyandu karena takut

ketahuan oleh suami. Keluarga merupakan orang yang

terdekat, keluarga dapat mempengaruhi pola pikir ibu

balita. Peran serta keluarga dapat memotivasi ibu balita

untuk lebih memanfaatkan posyandu balita karena banyak

manfaat yang diperoleh ibu balita pada saat kegiatan

posyandu balita. (Oktaviani, S., & Malindo, V. 2015)

2) Dukungan Tenaga Kesehatan

Menurut Notoatmodjo, (2007) dalam Ningsih, Y. (2015)

Penanggulangan terhadap perilaku yang berupa

penyuluhan masih bersifat superfisial, berupa topdown

program, dan menjadikan masyarakat sebagai objek.

Penyuluhan kesehatan disebut intensif apabila sebelum

penyuluhan dilakukan penggalian secara mendalam

terhadap sebab-sebab perilaku dengan penelitian

etnografi. Substansi bahan-bahan penyuluhan diambil dari

hasil penelitian etnografi. Dengan demikian, masyarakat

dapat diajak untuk berpartisipasi secara aktif sehingga


26

penyuluhan akan berhasil dan hasilnya dapat

dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.

Penyuluhan adalah upaya memberikan pengetahuan

kepada masyarakat agar masyarakat melakukan

tindakan atau perilaku seperti yang diinginkan.

Pengetahuan akan membentuk sikap dan selanjutnya

niat untuk melakukan perilaku. Perilaku yang dilakukan

oleh masyarakat sudah dilkakukan bertahun-tahun, dan

biasanya bersifat lokal spesifik, terjadi pada suatu

golongan, ras atau daerah tertentu. Perilaku tersebut

dilakukan masyarakat karena pengetahuan yang

diperoleh masyarakat yang menimbulkan sikap dan niat

untuk melakukan perilaku. Penyuluhan merupakan upaya

mengubah perilaku masyarakat dari perilaku negatif

menjadi perilaku positif. Karena itu, penyuluhan harus

memberi pengetahuan yang bersifat positif kepada

masyarakat. Ukuran keberhasilan penyuluhan adalah

adanya perubahan perilaku dari negatif menjadi positif.

Ada empat konsep dalam perilaku, yaitu pengetahuan,

sikap, niat, dan perilaku.

Penyuluhan pada masyarakat oleh petugas

kesehatan bertujuan untuk memberikan pengetahuan

kepada masyarakat. Masyarakat diberikan pengetahuan


27

agar mereka memiliki keyakinan normatif terhadap

substansi yang kita inginkan. Masyarakat tersebut

kemudian akan mempunyai norma subjektif yang bersifat

positif. Norma subjektif positif tersebut akan diikuti oleh

norma subjektif positif dari masyarakat karena tokoh

masyarakat merupakan panutan masyarakat. Dengan

demikian, masyarakat akan mempunyai niat yang positif

untuk melakukan perilaku.

Petugas kesehatan agar memberikan pendidikan

kesehatan melalui penyuluhan kepada ibu balita dan

keluarga tentang pentingnya memanfaatkan posyandu.

Diharapkan kader setempat aktif menyebarluaskan

informasi tentang program posyandu balita kepada ibu

balita ataupun keluarga melalui media komunikasi.

(Nirmala, N. 2018).
28

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu bayi dan balita dalam

memanfaatkan posyandu seperti gambar di bawah ini sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

1. Faktor Predisposisi

- Faktor Pengetahuan

- Sikap

- Pendidikan

- Pekerjaan

Perilaku Ibu Bayi dan


2. Faktor Pendukung Balita
- Letak Geografis

Memanfaatkan
posyandu

3. Faktor Pendorong

- Faktor dukungan suami

atau keluarga Ya Tidak

- Faktor dukungan tenaga

kesehatan

Sumber : Triwibowo, C., & Pusphandani, M. E. (2015), Fitriyani (2013),

Hilinti, Y. (2017), A. Wawan, & Dewi M. (2010), Notoatmodjo, (2007) ,


29

dalam Ningsih, Y. (2015), Oktaviani, S., & Malindo, V. (2015), Nirmala, N.

(2018), Suryani et all. (2019), aswadi et al. (2018).


30

C. Kerangka Konsep

Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian

ini, maka secara spesifik kerangka konsep penelitian tersusun

sebagai berikut :

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Faktor pengetahuan

Faktor dukungan
suami atau keluarga

Faktor dukungan
tenaga kesehatan Pemanfaatan
posyandu

Faktor pekerjaan

Faktor sikap

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Hubungan antar variabel

: Variabel dependen
31

D. Hipotesis

Menurut Zulfikar, & Budiantara, N. (2012) hipotesis adalah jawaban

sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Berdasarkan

kerangka teori dan kerangka konsep tersebut, maka peneliti

menggunakan rumusan hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Ada pengaruh pengetahuan ibu bayi dan balita terhadap

pemanfaatan posyandu di wilayah kerja pustu Desa Babang

Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020

2. Ada pengaruh dukungan suami atau keluarga terhadap ibu bayi

dan balita dalam memanfaatkan posyandu di wilayah kerja pustu

Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020

3. Ada pengaruh tenaga kesehatan terhadap ibu bayi dan balita dalam

memanfaatkan posyandu di wilayah kerja pustu Desa Babang

Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020


32

E. Defenisi Operasional

Tabel 2.1 Defenisi Operasional

Instru
Defeni
men
N si Parameter
Variabel atau Skala Skoring
o Opera atau Indikator
alat
sional
Ukur
Independen

1. Pengetahua Hal 1. Baik Kuesi Guttm Untuk


n yang oner an variable
respon 2. Kurang pengetahu
den an berisi
ketahu 15
i pertanyaa
tentan n jika
g benar
manfa diberi nilai
at dari 1 dan jika
kegiat salah
an diberi nilai
posya 0.
ndu 1. Baik
apabila
respond
en
menjaw
ab ≥
50%
diseluru
h
pertany
aan.
2. Kurang
apabila
respond
en
menjaw
ab <
50%
diseluru
h
pertany
33

aan.
Dukungan Anjura 1.Mendukung Kuesi Guttm Untuk
2. suami atau n atau oner an variable
keluarga ajakan 2.Tidak dukungan
dari mendukun suami
suami g atau
atau keluarga
anggot berisi 5
a pertanyaa
keluar n jika
ga lain benar
untuk diberi nilai
peman 1 dan jika
faatan salah
Posya diberi nilai
ndu 0.
1.Menduk
ung
apabila
respond
en
menjaw
ab
≥50%
diseluru
h
pertany
aan.
2.Tidak
menduk
ung
apabila
respond
en
menjaw
ab
<50%
diseluru
h
pertany
aan.
Dukungan Anjura 1.Mendukung Kuesi Guttm Untuk
3. tenaga n atau oner an variable
kesehatan ajakan 2. Tidak dukungan
dari mendukun tenaga
tenaga g kesehatan
34

keseh berisi 5
atan pertanyaa
kepad n jika
a benar
masya diberi nilai
rakat 1 dan jika
untuk salah
berper diberi nilai
an 0.
serta 1.
dalam Menduk
kegiat ung
an apabila
Posya respond
ndu en
menjaw
ab
≥50%
diseluru
h
pertany
aan
2. Tidak
menduk
ung
apabila
respond
en
menjaw
ab
<50%
diseluru
h
pertany
aan

Dependen

4. Pemanfaata Kunjun 1. Memanfaat Kuesi Guttm Untuk


n posyandu gan kan oner an variabel
ibu pemanfaat
bayi 2. Tidak an
dan memanfaat posyandu
balita kan berisi 5
ke pertanyaa
Posya n jika
35

ndu benar
dalam diberi nilai
rangka 1 dan jika
memer salah
iksaka diberi
n angka 0.
keseh 1.Memanf
atan aatkan
bayi apabila
dan respond
balita en
setiap menjaw
bulan ab
≥50%
diseluru
h
pertany
aan
2.Tidak
memanf
aatkan
apabila
respond
en
menjaw
ab <
50%
diseluru
h
pertany
aan
36

F. Kerangka Kerja (frame work)

Gambar 2.3 Kerangka Kerja Penelitian

Populasi
seluruh ibu balita yang berdomisili di wilayah pustu Desa
Babang Kecamatan Larompong Selatan.

Sampel
sebagian ibu bayi dan balita yang berdomisili di wilayah kerja
pustu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan dengan
menggunakan tehnik sample random sampling penentuan
jumlah sampel menggunakan rumus :

Desain penelitian
Cross Sectional Study

Pengumpulan Data
Dengan kuesioner tentang Pengetahuan, Dukungan
Suami/Keluarga, dan Dukungan tenaga kesehatan

Pengolahan dan Analisa Data


Data diolah dengan menggunakan komputerisasi dengan tehnik
Chi-Square Test dengan derajat kepercayaan 95 % melalui
SPSS 25 untuk melihat hubungan antara varibel dependen dan
independen

Penarikan Kesimpulan
Menjawab hipotesis (sesuai hasil signifikasi) dan ditulis dalam
kesimpulan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan

menggunakan metode analitik korelasional dengan menggunakan

pendekatan cross sectional. Yang bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku ibu bayi dan balita dalam

memanfaatkan posyandu di Wilayah Kerja Pustu Desa Babang

Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Coper at al, (2003) dalam Sugiyono. (2019) populasi

adalah keseluruhan elemen yang akan dijadikan wilayah

generalisasi. Elemen populasi adalah keseluruhan subyek yang

akan di ukur, yang merupakan unit yang di teliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bayi dan balita

yang ada di wilayah kerja Pustu Desa Babang Kecamatan

Larompong Selatan yaitu 185 ibu bayi dan balita.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di

miliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya

karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka penelitian dapat

37
38

menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang

dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk

populasi. (Sugiyono, 2019).

Berdasarkan sampel yang diperoleh peneliti yaitu sebanyak 56

responden dari 185 populasi.

Sebagian ibu balita yang ada di Wilayah kerja Pustu Desa

Babang Kecamatan Larompong Selatan yang memenuhi kriteria

penelitian sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu bayi dan balita yang datang di posyandu saat

pengambilan data

2) Ibu bayi dan balita yang berdomisili di wilayah kerja pustu

Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan

3) Dapat membaca

4) Bersedia Menjadi responden

b. Kriteria Ekslusi

1) Ibu bayi dan balita yang tidak datang di posyandusaat

pengambilan data

2) Ibu bayi dan balita yang ada di luar wilayah kerja Pustu Desa

Babang Kecamatan Larompong Selatan.

3) Tidak dapat membaca

4) Tidak bersedia menjadi responden


39

3. Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono,

2019)

Menurut Sugiyono, (2012) dalam Meidatuzzahra, D. (2019)

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan accidental sampling adalah teknik penentuan

sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara

kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai

sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu sesuai

sebagai sumber data. Dalam teknik sampling aksidental,

pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti

langsung saja mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian di laksanakan di posyandu Desa Babang Kecamatan

Larompong Selatan. Waktu penelitian pada bulan agustus 2020.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan

dalam dua jenis yaitu :


40

a) Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung

oleh pengumpul data dari objek penelitian. (Semmaila, B., &

Ahri, R. A. 2017)

Pengambilan data dilakukan sendiri oleh peneliti, dengan

memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang tujuan

penelitian serta meminta kesediaan dari yang bersangkutan

untuk dijadikan sebagai responden atau sampel penelitian,

kemudian responden diminta untuk mengisi kuesioner secara

lengkap.

b) Data sekunder

Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara

tidak langsung dari objek yang diteliti.

Data sekunder data yang diambil dari pengambilan data

awal puskesmas yang digunakan sebagai pelengkap untuk data

primer yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Pengolahan Data

a) Langkah-langkah analisa

1) Coding

Mengklasifikasi data dan jawaban menurut kategori

masing-masing sehingga memudahkan dalam

pengelompokan data. Coding dilakukan saat pembuatan

kuesioner untuk memudahkan peneliti dalam pengolahan


41

data selanjutnya. Variabel independen yaitu, pengetahuan

dengan kode : 1 baik jika skor ≥50% dan 2 kurang jika skor

<50%. Dukungan suami atau keluarga dengan kode : 1

mendukung jika skor ≥50% dan 2 tidak mendukung jika skor

<50%. Dukungan tenaga kesehatan dengan kode : 1

mendukung jika skor ≥50% dan 2 tidak mendukung jika skor

<50%. Sedangkan variabel dependen yaitu, Pemanfaatan

posyandu dengan kode : 1 memanfaatkan jika skor ≥50%

dan 2 tidak memanfaatkan jika skor ≤50%.

2) Scoring

(a) Pengetahuan ibu tentang pemberian kuesioner berjumlah

15 dengan skor 0-15. Skor terendah 0 dan skor tertinggi

15. Dikatakan benar jika nilainya 1 dan dikatakan salah

jika nilainya 0. Sehingga dikatakan baik jika skor ≥ 50%

dan dikatakan kurang jika skor < 50%.

(b) Dukungan suami atau keluarga tentang pemberian

kuesioner berjumlah 5 dengan skor 0-5. Skor terendah 0

dan skor tertinggi 5. Dikatakan benar jika nilainya 1 dan

dikatakan salah jika nilainya 0. Sehingga dikatakan

mendukung jika skor ≥ 50% dan dikatakan tidak

mendukung jika skor < 50%.

(c) Dukungan tenaga kesehatan tentang pemberian

kuesioner berjumlah 5 dengan skor 0-5. Skor terendah 0


42

dengan skor tertinggi 5. Dikatakan benar jika nilainya 1

dan dikatakan salah jika nilainya 0. Sehingga dikatakan

mendukung jika skor ≥ 50% dan dikatakan tidak

mendukung jika skor < 50%.

(d) Pemanfaatan posyandu tentang pengaturan pemberian

kuesioner berjumlah 5 dengan skor 1-5. Skor terendah 0

dan skor tertinggi 5, dikatakan benar jika nilainya 1 dan

dikatakan salah jika nilainya 0. Sehingga dikatakan

memanfaatkan jika skor ≥ 50% dan dikatakan tidak

memanfaatkan jika skor < 50%.

3) Tabulating

Memeriksa kelengkapan pengisian kuesioner, kemudian

memasukkan data kedalam program komputer untuk

selanjutnya dianalisa menggunakan uji statistik chi-square

melakukan pengecekan kembali pada data yang telah

diinput kedalam uji statistik chi-square dan melakukan

koreksi bila ada kesalahan.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Semmaila, B., & Ahri, R. A. (2017) instrumen penelitian

adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses penelitian.

Kesalahan pada bagian ini, dapat dipastikan suatu penelitian akan

gagal atau berubah dari konsep semula. Oleh karena itu kerumitan
43

dan kerusakan instrument penelitian pada dasarnya tidak terlepas dari

peranan desain penelitian yang telah dibuat itu.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Data yang dikumpulkan dengan cara membagikan

kuesioner kepada para responden. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi kuesioner

atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab sesuai hasil

pemikirannya.

F. Analisa Data

Data akan dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat.

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskriptifkan karakteristik masing-

masing variabel yang diteliti (Yenni, 2011 dalam Ningsih, Y. 2015)

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan variabel bebas dan

variabel terikat. Teknik analisis data yang penulis gunakan ialah dengan

cara perhitungan presentase dari hasil kuesioner. Caranya yaitu dengan

membagi distribusi kategori (n) dengan jumlah sampel (N) dan dikalikan

100%.

2. Analisa Bivariat

Sesuai dengan tujuan penelitian maka analisa bivariat dilakukan untuk

melihat hubungan antara variabel dependen dengan independen dengan

menggunakan chi square.

Dengan rumus :

Dimana X² =Σ(0 – E)
E
44

Keterangan :

X² = Chi Square

0 = Nilai Observasi

E = Nilai Expectasi (harapan)

Uji Chi Square bertujuan untuk menganalisis ada tidaknya

pengaruh perilaku ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan

posyandu di Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan yang

semuanya merupakan data kategorik untuk melihat

kebermaknaan secara statistic 95% (α = 0.05). Jika p. Value yang

didapatkan lebih kecil dari nilai α 0.05 akan menyebabkan

hipotesis awal (Ho) gagal ditolak sehingga dapat di interpretasikan

bahwa variable-variabel tersebut memiliki hubungan. Variabel

Independen dan Variabel Dependen. Jika p.Value lebih besar dari

α 0.05 maka dapat di interpretasikan bahwa variable-variabel

tersebut tidak ada hubungan atau (Ho) diterima.

Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada

tingkat signifikan (nilai p), yaitu :

1) Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis Ha penelitian ditolak maka Ho

diterima atau tidak ada pengaruh.

2) Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian diterima atau Ho

ditolak dan Ha diterima atau ada pengaruh.


45

G.Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan menjadi responden (Informed Concern)

Tujuannya adalah responden mengetahui maksud dan tujuan

penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data.

Jika responden bersedia untuk diteliti maka harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika menolak untuk

diteliti maka tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

2. Tanpa nama (Anonim)

Untuk menjaga kerahasiaan indentitas responden, peneliti

tidak akan mencantumkan nama pada lembar kuesioner. Lembar

tersebut hanya diberi kode nomor tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentiallity)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat, 2007 dalam Ningsih, Y. 2015)

H. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini hanya meneliti ada beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku Ibu Balita dalam memanfaatkan Posyandu

dan masih banyak faktor-faktor lain yang mungkin yang dapat

mempengaruhi kejadian tersebut. Oleh karena itu untuk


46

mengotimalkan hasil penelitian, perlu dilakukan penelitian yang

sifatnya lebih spesifik dan terarah.

2. Penelitian melibatkan subyek penelitian yang jumlah sampel belum

dapat diketahui secara pasti sehingga bila sampel hanya terbatas

bagi ibu balita yang datang ke Posyandu saat dilakukan penelitian

sehingga hasil nantinya tidak dapat digeneralisasikan pada

kelompok subyek dengan jumlah yang besar.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan

posyandu. Pengumpulan data dilaksanakan selama 2 minggu yaitu

pada tanggal 19-31 agustus 2020. Data yang dikumpulkan adalah data

primer yang didapat langsung dari responden dan pengumpulan data

dilakukan di posyandu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan

Tahun 2020. Setelah semua data terkumpul maka untuk selanjutnya

melakukan pengolahan data mulai dari tabulasi sampai dengan uji

statistik dengan bantuan perangkat lunak komputer. Hasil uji statistik

terbagi ke dalam 2 analisa yaitu univariat dan analisa bivariat. Hasil

penelitian tersebut disajikan sebagai berikut :

47
48

1. Data Demografi

a. Jenis kelamin

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin di
posyandu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun
2020
Jenis Kelamin Frekuensi %
Perempuan 56 100
Total 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa jumlah

ibu bayi dan balita yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 56

responden (100%).

b. Umur

Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di posyandu
Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020

Umur Frekuensi %
20-30 tahun 39 69,6
31-41 tahun 17 30,4
Total 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu

bayi dan balita yang berumur 20-30 tahun sebanyak 39 orang

(69,6%) dan jumlah ibu bayi dan balita yang berumur 31-41 tahun

sebanyak 17 orang (30,4%).

c. Pendidikan
49

Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan di
posyandu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun
2020

Pendidikan Frekuensi %
SD 10 17,9
SMP 9 16,1
SMA 22 39,3
D3 2 3,6
S1 13 23,2
Total 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu

bayi dan balita dengan pendidikan SD yaitu sebanyak 10 orang

(17,9%), jumlah ibu bayi dan balita dengan pendidikan SMP

sebanyak 9 orang (16,1%), jumlah ibu bayi dan balita dengan

pendidikan SMA sebanyak 22 orang (39,3%), jumlah ibu bayi dan

balita dengan pendidikan D3 sebanyak 2 orang (3,6%), dan

jumlah ibu bayi dan balita dengan pendidikan S1 sebanyak 13

orang (23,2%).
50

2. Variabel Yang Di Teliti

a. Analisa Univariat

1) Variabel pengetahuan tentang perilaku ibu bayi dan balita

Tabel 4.4
Distribusi responden berdasarkan variabel pengetahuan ibu bayi
dan balita dalam memanfaatkan posyandu di wilayah Kerja Pustu
Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020

Pengetahuan Frekuensi %
Baik 53 94,6
Kurang 3 5,4
Total 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa

pengetahuan ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan

posyandu adalah mayoritas baik yaitu sebanyak 53 responden

(94,6%) dan dengan pengetahuan kurang sebanyak 3

responden (5,4%).
51

2) Variabel dukungan suami atau keluarga tentang pemanfaatan

posyandu

Tabel 4.5
Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan suami atau
keluarga ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu di
wilayah Kerja Pustu Desa Babang Kecamatan
Larompong Selatan Tahun 2020

Dukungan suami atau keluarga Frekuensi %


Mendukung 53 94,6
Tidak Mendukung 3 5,4
Total 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa

mayoritas responden yang mendapat dukungan suami atau

keluarga yaitu sebanyak 53 responden (94,6%) dan yang tidak

mendapat dukungan sebanyak 3 responden (5,4%).


52

3) Variabel dukungan tenaga kesehatan tentang pemanfaatan

posyandu

Tabel 4.6
Distribusi responden berdasarkan variabel dukungan tenaga
kesehatan terhadap ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan
posyandu di wilayah Kerja Pustu Desa Babang Kecamatan
Larompong SelatanTahun 2020

Dukungan tenaga kesehatan Frekuensi %


Mendukung 52 92,9
Tidak Mendukung 4 7,1
Total 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa

mayoritas responden yang mendapat dukungan dari tenaga

kesehatan yaitu sebanyak 52 responden (92,9%) dan yang tidak

mendapat dukungan dari tenaga kesehatan sebanyak 4

responden (7,1%).
53

4) Variabel pemanfaatan posyandu

Tabel 4.7
Distribusi responden berdasarkan variabel pemanfaatan posyandu
terhadap ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu di
wilayah Kerja Pustu Desa Babang Kecamatan
Larompong Selatan Tahun 2020

Pemanfaatan posyandu Frekuensi %


Memanfaatkan 53 94,6
Tidak Memanfaatkan 3 5,4
Total 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden yang memanfaatkan posyandu sebanyak 53

responden (94,6%), sedangkan yang tidak memanfaatkan

posyandu sebanyak 3 responden (5,4%).


54

b. Analisa Bivariat

1) Variabel pengetahuan tentang pengaruh pemanfaatan

posyandu

Tabel 4.8
Distribusi berdasarkan pengetahuan tentang pengaruh
pemanfaatan posyandu Desa Babang
Kecamatan Larompong Selatan
Tahun 2020

Pemanfaatan Posyandu

Tidak
Memanfaatkan
Pengetahuan Jumlah % (P)
Memanfaatkan

F % F %
Kurang 1 1,8 2 3,6 3 5,4
Baik 52 92,9 1 1,8 53 94,6
0.00
Total 53 94,6 3 5,4 56 100

Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa ibu bayi

dan balita yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 3

responden (5,4%), yang memanfaatkan sebanyak 1 responden

(1,8%) dan yang tidak memanfaatkan sebanyak 2 responden


55

(3,6%), sedangkan ibu bayi dan balita yang berpengetahuan

baik sebanyak 53 responden (94,6%), yang memanfaatkan

sebanyak 52 responden (94,6%) dan yang tidak memanfaatkan

sebanyak 1 responden (1,8%).


56

2) Variabel dukungan suami atau keluarga tentang pengaruh

pemanfaatan posyandu

Tabel 4.9
Distribusi berdasarkan dukungan suami atau keluarga tentang
pengaruh pemanfaatan posyandu Desa Babang
Kecamatan Larompong Selatan
Tahun 2020

Pemanfaatan Posyandu
Dukungan
Tidak
suami atau Memanfaatkan Jumlah % (P)
Memanfaatka
keluarga
n

F % F %
Tidak 2 3,6 1 1,8 3 5,4
Mendukung 0.027
Mendukung 51 91,1 2 3,6 53 94,6
Total 53 94,6 3 5,4 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa ibu bayi

dan balita yang mempunyai dukungan suami atau keluarga

yang tidak mendukung sebanyak 3 responden (5,4%), yang

memanfaatkan sebanyak 2 responden (3,6%) dan yang tidak

memanfaatkan sebanyak 1 responden (1,8%) sedangkan

dukungan suami atau keluarga yang mendukung sebanyak 53

responden (94,6%), yang memanfaatkan sebanyak 51

responden (91,1%) dan yang tidak memanfaatkan sebanyak 2

responden (3,6%).
57
58

3) Variabel dukungan tenaga kesehatan tentang pengaruh

pemanfaatan posyandu

Tabel 4.10
Distribusi berdasarkan dukungan tenaga kesehatan tentang
pengaruh pemanfaatan posyandu Desa Babang
Kecamatan Larompong Selatan
Tahun 2020

Pemanfaatan Posyandu
Dukungan
Tidak
tenaga Memanfaatka Jumla % (P)
Memanfaatka
kesehatan n h
n

F % F %
Tidak 1 1,8 2 3,6 3 5,4
Mendukun 0.00
g 0
Mendukun 52 92,9 1 1,8 53 94,
g 6
Total 53 94,6 3 5,4 56 100
Sumber. Data primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa ibu bayi

dan balita yang mempunyai dukungan tenaga kesehatan yang

tidak mendukung sebanyak 3 responden (5,4%), yang

memanfaatkan sebanyak 1 responden (3,6%) dan yang tidak

memanfaatkan sebanyak 2 responden (3,6%) sedangkan

dukungan tenaga kesehatan yang mendukung sebanyak 53

responden (94,6%), yang memanfaatkan sebanyak 52

responden (92,9%) dan yang tidak memanfaatkan sebanyak 1

responden (1,8%).
59
60

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap responden pada

bulan agustus 2020 dan setelah diolah, maka penulis akan membahas

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu bayi dan balita

dalam memanfaatkan posyandu di wilayah kerja pustu Desa Babang

Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020.

1. Pengetahuan ibu tentang pemanfaatan posyandu

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa

pengetahuan ibu bayi dan balita dalam memanfaatkan posyandu

adalah mayoritas baik yaitu sebanyak 53 responden (94,6%) dan

dengan pengetahuan kurang sebanyak 3 responden (5,4%).

Dengan kata lain ibu bayi dan balita di posyandu Desa Babang

Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020 sebagian besar

memiliki pengetahuan yang baik tentang pemanfaatan posyandu.

Menurut Notoatmodjo, (2010) dalam Aswadi, et all (2018)

pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga dan sebagainya).

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2007)

dalam Oktaviani, S., & Malindo, V. (2015) yang mengatakan

pengetahuan merupakan hasil dari tahu seseorang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk


61

tindakan seseorang. Perilaku yang dilakukan dengan berdasarkan

pada pengetahuan akan bertahan lebih lama dan kemungkinan

menjadi perilaku yang melekat pada seseorang di banding jika tidak

berdasarkan pengetahuan.

2. Dukngan suami atau keluarga tentang pemanfaatan posyandu

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden yang mendapat dukungan suami atau keluarga yaitu

sebanyak 53 responden (94,6%) dan yang tidak mendapat

dukungan sebanyak 3 responden (5,4%). Dengan kata lain ibu bayi

dan balita di posyandu Desa Babang Kecamatan Larompong

Selatan Tahun 2020 sebagian besar memiliki dukungan suami atau

keluarga yang mendukung tentang pemanfaatan posyandu.

Penelitian ini juga di dukung oleh teori Kohurt. R (2002) dalam

Oktaviani, S., & Malindo, V. (2015) yang mengemukakan bahwa

keluarga merupakan orang yang terdekat dengan ibu balita, di mana

keluarga berperan penting dalam mempengaruhi ibu balita untuk

datang ke posyandu.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh teori Oktaviani, S., &

Malindo, V. (2015) maka disimpulkan dukungan keluarga terutama

suami akan mempengaruhi keaktifan ibu ke posyandu. Sebaliknya

ibu yang tidak didukung oleh suami datang ke posyandu cenderung

akan pasif datang ke posyandu karena takut ketahuan oleh suami.

3. Dukngan tenaga kesehatan tentang pemanfaatan posyandu


62

Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden yang mendapat dukungan dari tenaga kesehatan yaitu

sebanyak 52 responden (92,9%) dan yang tidak mendapat

dukungan dari tenaga kesehatan sebanyak 4 responden (7,1%).

Dengan kata lain ibu bayi dan balita di posyandu Desa Babang

Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020 sebagian besar

memiliki dukungan tenaga kesehatan yang mendukung tentang

pemanfaatan posyandu.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Nirmala, N. (2018)

yang menyatakan bahwa petugas kesehatan agar memberikan

pendidikan kesehatan melalui penyuluhan kepada ibu balita dan

keluarga tentang pentingnya memanfaatkan posyandu. Diharapkan

kader setempat aktif menyebarluaskan informasi tentang program

posyandu balita kepada ibu balita ataupun keluarga melalui media

komunikasi.

4. Pemanfaatan posyandu

Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden yang memanfaatkan posyandu sebanyak 53 responden

(94,6%), sedangkan yang tidak memanfaatkan posyandu sebanyak

3 responden (5,4%).

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Aswadi et al. (2018)

salah satu indikasi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah

keaktifan kedatangan masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan


63

yang dalam hal ini khususnya pemanfaatan posyandu. Kehadiran

ibu di posyandu dengan membawa balitanya sangat mendukung

tercapainya salah satu tujuan posyandu yaitu meningkatkan

kesehatan ibu dan balita. Tetapi kenyataannya, tidak semudah dan

sederhana seperti yang diperkirakan.

Hasil penelitian ini didukung oleh teori Notoatmodjo, (2007)

dalam Oktaviani, S., & Malindo, V. (2015) yang menyatakan bahwa

dalam partisipasi, setiap anggota masyarakat di tuntut suatu

distribusi dan sumbangan. Kontribusi tersebut bukan hanya

terbatas pada dana dan finansial saja tetapi dapat berbentuk daya

(tenaga), dan ide (pemikiran). Hasil penelitian ini juga di dukung

oleh teori yang ada, bahwa ibu akan turut aktif datang ke posyandu

karena di pengaruhi berbagai faktor, ibu yang memiliki

pengetahuan yang tinggi mengenai posyandu cenderung mau

membawa balitanya ke posyandu apalagi didukung oleh keluarga

terutama suami. Posyandu memiliki manfaat yang banyak bagi ibu

karena dengan rutinnya ibu datang ke posyandu, ibu dapat

mengetahui kondisi balita, keadaan gizi balita dan banyak

pengetahuan lain yang diperoleh ibu balita mengenai balita.

Posyandu merupakan wadah langsung konsultasi ibu dan petugas

kesehatan mengenai tumbuh kembang balita.


64

5. Pengaruh pengetahuan ibu dengan pemanfaatan posyandu

Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa ibu bayi dan

balita yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 3 responden

(5,4%), yang memanfaatkan sebanyak 1 responden (1,8%) dan

yang tidak memanfaatkan sebanyak 2 responden (3,6%),

sedangkan ibu bayi dan balita yang berpengetahuan baik sebanyak

53 responden (94,6%), yang memanfaatkan sebanyak 52

responden (94,6%) dan yang tidak memanfaatkan sebanyak 1

responden (1,8%). Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat

hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan posyandu,

di mana nilai p (value) = 0,00 atau ≤0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh

antara pengetahuan ibu dengan pemanfaatan posyandu di wilayah

kerja pustu Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan tahun

2020.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Suryana, (2015) dalam

Rosliana, L., Widowati, R., & Kurniati , D. (2020) yang menyatakan

bahwa pengetahuan adalah suatu hal yang berasal dari pancaindra

dan pengalaman yang telah diproses oleh akal budi dan timbul

secara spontan. Sedangkan untuk sifat dari pengetahuan itu sendiri

terdiri dari tiga hal, yaitu spontan, intutif dan subjektif. Selain itu

pengetahuan juga bersifat benar karena sesuai dengan realitas

yang ada. Hasil penelitian ini juga di dukung oleh teori Surjaweni
65

(2014) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan suatu

landasan berfikir manusia dalam melakukan suatu hal yang

berkaitan dengan pencarian jawaban atas pertanyaan yang ada,

seperti berkaitan dengan status gizi anak atau balita.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Imelda, Herinawati, &

Fiska, R. (2018) yang menyatakan bahwa hubungan antara

pengetahuan ibu bayi dan balita dalam pemanfaatan posyandu di

wilayah kerja Puskesmas Paal Merah ll Kota Jambi dilakukan

menggunakan uji analisis Chi-Square dengan tingkat kepercayaan

95% (α = 0.05). Ditemukan hubungan pengetahuan dengan kerja

Puskesmas Paal Merah ll Jambi (p-value = 0,02). Semakin tinggi

pengetahuan ibu bayi dan balita maka semakin baik pula dalam

pemanfaatan posyandu.

Begitu pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani, S., &

Malindo, V. (2015) dengan judul faktor-faktor yang berhubungan

dengan pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di kelurahan kurao

wilayah kerja puskesmas nanggalo kota padang didapatkan hasil

bahwa responden pemanfaatan posyandu kurang baik dengan

pengetahuan rendah 70,9%, sebaliknya ibu pemanfaatan posyandu

baik dengan pengetahuan tinggi 59,4%. Setelah dilakukan uji

statistik menggunakan Chi-square diperoleh p=0,011 (p<0,05).

Artinya terdapat hubungan bermakna pengetahuan dengan

pemanfaatan posyandu.
66

Hasil penelitian ini juga di dukung penelitian yang dilakukan

oleh Aryastuti, N. (2017) yag menyatakan bahwa ada hubungan

antara pengetahuan dengan perilaku ibu balita (p<0,001) dalam

pemanfaatan posyandu di kelurahan kalianda kecamatan kalianda

kabupaten lampung selatan tahun 2017 dengan OR 9,6 hal ini dapat

di artikan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik

memiliki peluang 9,6 (95% CI:4,7-19,3) kali untuk berperilaku baik

dalam pemanfatan posyandu di bandingkan dengan ibu yang

mempunyai pengetahuan kurang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Notoatmodjo, (2012)

yang menyatakan bahwa pengetahuan seseorang dapat digunakan

sebagai motivasi dalam bersikap dan bertindak sesuatu bagi orang

tersebut. Serangkaian pengetahuan selama proses intraksi dengan

lingkungannya menghasilkan pengetahuan baru yang dapat

bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain.

6. Hubungan dukungan suami atau keluarga dengan pemanfaatan

posyandu

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa ibu bayi dan

balita yang mempunyai dukungan suami atau keluarga yang tidak

mendukung sebanyak 3 responden (5,4%), yang memanfaatkan

sebanyak 2 responden (3,6%) dan yang tidak memanfaatkan

sebanyak 1 responden (1,8%) sedangkan dukungan suami atau

keluarga yang mendukung sebanyak 53 responden (94,6%), yang


67

memanfaatkan sebanyak 51 responden (91,1%) dan yang tidak

memanfaatkan sebanyak 2 responden (3,6%). Dari hasil penelitian

diketahui bahwa terdapat hubungan antara dukungan suami atau

keluarga dengan pemanfaatan posyandu, di mana nilai p (value) =

0,02 atau ≤0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima

dan Ho ditolak artinya ada pengaruh antara dukungan suami atau

keluarga dengan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja pustu

Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan tahun 2020.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Tamher dan Noorkasiani

(2009) dalam Amalia, E., & Andriani, Y. (2019) yang mengatakan

bahwa dukungan keluarga merupakan unsur terpenting dalam

membantu individu menyelesaikan suatu masalah. Apabila ada

dukungan, maka rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi

untuk menghadapi masalah yang akan terjadi akan meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Oktaviani, S., & Malindo, V. (2015) dengan judul faktor-faktor yang

berhubungan dengan pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di

kelurahan kurao wilayah kerja puskesmas nanggalo kota padang

didapatkan hasil bahwa responde tidak baik 75,6%, sebaliknya ibu

yang memanfaatkan posyandu balita dengan baik dengan dukungan

keluarga baik 60,5%. Setelah dilakukan uji statistik menggunakan

Chi-square di peroleh p=0,001 (p<0,05). Artinya terdapat hubungan

bermakna dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu oleh


68

ibu balita di Kelurahan Kurao wilayah kerja Puskesmas Nanggalo

Kota Padang tahun 2015.

Begitu pula hasil penelitian yang dilakukan oleh Aryastuti, N.

(2017) yang mengatakan bahwa ada hubungan antara dukungan

keluarga dengan perilaku ibu balita dalam pemanfaatan posyandu di

kelurahan kalianda kecamatan kalianda kabupaten lampung selatan

tahun 2017 dengan p<0,001 dengan OR 5,6 (95% CI : 2,3-13,3) hal

ini dapat diartikan bahwa responden yang mempunyai dukungan

positif memiliki peluang 5,6 kali untuk berperilaku baik dalam

pemanfaatan posyandu di bandingkan dengan responden yang

memiliki dukungan keluarga negatif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Bobak (2005) dalam

Utami, R. B., & Damayanti, D. F. (2016) yang mengatakan bahwa

dukungan suami merupakan dukungan yang diberikan suami dalam

pengambilan keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan.

7. Hubungan dukungan tenaga kesehatan dengan pemanfaatan

posyandu

Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa ibu bayi dan

balita yang mempunyai dukungan tenaga kesehatan yang tidak

mendukung sebanyak 3 responden (5,4%), yang memanfaatkan

sebanyak 1 responden (3,6%) dan yang tidak memanfaatkan

sebanyak 2 responden (3,6%) sedangkan dukungan tenaga

kesehatan yang mendukung sebanyak 53 responden (94,6%), yang


69

memanfaatkan sebanyak 52 responden (92,9%) dan yang tidak

memanfaatkan sebanyak 1 responden (1,8%). Dari hasil penelitian

diketahui bahwa terdapat hubungan antara dukungan tenaga

kesehatan dengan pemanfaatan posyandu, di mana nilai p (value) =

0,00 atau ≤0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima

dan Ho ditolak artinya ada pengaruh antara dukungan tenaga

kesehatan dengan pemanfaatan posyandu di wilayah kerja pustu

Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan tahun 2020.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Imelda, Herinawati,

& Fiska, R. (2018) yang menyatakan bahwa petugas kesehatan

adalah orang yang mengabdikan diri dalam kesehatan serta

memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan di

bidang kesehatan serta memiliki wewenang untuk melakukan upaya

kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imelda,

Herinawati, & Fiska, R. (2018) yang mengatakan bahwa peran

petugas kesehatan juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam

pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas

Paal Merah II kota Jambi tahun 2018 (p-value=0.01)


BAB V

SARAN DAN KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari tujuan penelitian dari hasil penelitian yang diperoleh

tentang fakto-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu bayi dan balita

dalam memanfaatkan posyandu di wilayah kerja pustu Desa Babang

Kecamatan Larompong Selatan tahun 2020, maka penulis mengambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh antara pengetahuan dengan pemanfaatan posyandu

Desa Babang Kecamatan Larompong Selatan Tahun 2020 dengan

nilai p-value sebesar 0.000 (p<0.05)

2. Ada pengaruh antara dukungan suami atau keluarga dengan

pemanfaatan posyandu Desa Babang Kecamatan Larompong

Selatan Tahun 2020 dengan nilai p-value sebesar 0.027 (p<0.05)

3. Ada pengaruh antara dukungan tenaga kesehatan dengan

pemanfaatan posyandu Desa Babang Kecamatan Larompong

Selatan Tahun 2020 dengan nilai p-value sebesar 0.000 (p<0,05)

B. Saran

1. Bagi Masyarakat

Agar masyarakat lebih terbuka untuk menerima informasi dan

arahan dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat, dan kader

kesehatan terhadap pentingnya pemanfaatan posyandu oleh ibu

bayi dan balita.

70
71

2. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan kader posyandu bekerjasama dengan tenaga kesehatan

untuk terus rutin memberikan penyuluhan tentang pentingnya

pemanfaatan posyandu oleh ibu bayi dan balita.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil Penelitian ini di jadikan sebagai bahan kajian pendalaman

materi bagi peneliti atau pembaca selanjutnya khususnya bagi

mahasiswa keperawatan dan kebidanan.

4. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini belum sempurna karena, keterbatasan penelitian

di harapkan peneliti lain mampu mengembangkan mengenai

pengetahuan ibu, dukungan suami atau keluarga dan dukungan

tenaga kesehatan tentang pemanfaatan posyandu dalam rangka

memberikan pendidikan kesehatan dalam hal mengubah perilaku

masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

A. Wawan, & Dewi M. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap,


dan Perilaku Manusia Dilengkapi Contoh Kuesioner. Jl. Ringroad
Selatan, Balong Lor, Bantul, Yogyakarta: Nuha Medika.
Amalia, E., & Andriani, Y. (2019). Faktor mempengaruhi kunjungan ibu
membawa balita ke posyandu. jurnal Kesehatan Perintis, 60-67.

Aryastuti, N. (2017). Hubungan pengetahuan, sikap dan dukungan


keluarga dengan perilaku ibu balita dalam pemanfaatan posyandu. Jurnal
Dunia Kesmas, 215-220.

Aswadi, Syahrir, S., & Adha, A. S. (2018). Perilaku Ibu Terhadap


Pemanfaatan Posyandu Balita. Al-Sihah : Public Health Science
Journal, 12-25.
Fatimah, S., Nislawaty, & Hastuty, M. (2019). Hubungan Keaktifan Kader
Dengan Kunjungan Posyandu. Jurnal Doppler Universitas
Pahlawan Tuanku Tambusai, 22-23.
Handayani, R. (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jl. Sokajaya
No. 59, Purwokerto: CV IRDH.
Hasriyani, Hadisaputro, S., Budhi, K., Setiawati, M., & Setyawan, H.
(2018). Berbagai Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBRL). Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 90-100.
Hilinti, Y. (2017). Gambaran Pengetahuan Masyarakat dalam
Pemanfaatan Posyandu. Journal Of Midwifery, 44-45.
Imelda, Herinawati, & Fiska, R. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi
ibu balita dalam pemanfaatan posyandu. Jurnal Bahan Kesehatan
Masyarakat, 118-123.

Kusumawardani, A., & Handayani, S. (2018). Karakteristik Ibu dan Faktor


Risiko Kejadian Kematian Bayi . Jurnal Promosi Kesehatan
Indonesia, 168-169.
Meidatuzzahra, D. (2019). Penerapan Accidental Sampling Untuk
Mengetahui Prevalensi Akseptor Kontrasepsi Suntikan Terhadap
Siklus Menstruasi. Journal Unizar.ac.id, 19-21.
Mubarak, W. I. (2014). Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi
dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Mukharrim, M. S., Ahri, R. A., & Yusriani. (2019). Pelaksanaan Program
Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Melalui Peran Keluarga. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 49-50.
Ningsih, Y. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Bayi
Dan Balita Dalam Memanfaatkan Posyandu. Skripsi. Program Studi
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Batara Guru
Sorowako.
Nirmala, N. 2018. Faktor-Faktor Pemanfaatan Posyandu Balita. Naskah
Publikasi. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu
Kesehatan. Surakarta.
Oktaviani, S., & Malindo, V. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Pemanfaatan Posyandu Oleh ibu Balita.
http://www.ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/JAV1N1/article/dow
nload/58/111.
Rachmadiani, A. P., Shodikin, M. A., & Komariah, C. (2018). Faktor-Faktor
Risiko Kematian Bayi usia 0-28 Hari . Journal Of Agromedicine and
Medical Sciences, 60-61.
Rosliana, L., Widowati, R., & Kurniati , D. (2020). Hubungan Pola asuh,
penyakit penyerta, dan pengetahuan ibu dengan status gizi pada
anak usia 12-24 bulan . 415-428.

Semmaila, B., & Ahri, R. A. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif.


Makassar: Arus Timur.
Suarayasa, K. (2020). Strategi Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Jl. Gegerkalong
Hilis No. 84 Bandung: Alfabet.
Sumiasih, & Ulvie, Y. N. (2016). Kajian Tingkat Partisipasi Ibu Balita Di
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Rakernas Aipkema,
http://103.97.100.145/index.php/psn12012010/article/download/212
4/2151.
Suryani, Kairani, N., Aprianti, R., & Sunarti. (2019). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Pemanfaatan Posyandu. CHMK Nursing
Scientific Journal, 110-111.
Triwibowo, C., & Pusphandani, M. E. (2015). Pengantar Dasar Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Jl. Sadewa No. 1 Sorowajan Baru,
Yogyakarta: Nuha Medika.
Utami, R. B., & Damayanti, D. F. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku ibu dalam melakukan kunjungan ke posyandu.
Jurnal Vokasi Kesehatan, 41-48.

Wilianarti, P. F., Aryunani, & Sumarliyah, E. (2017). Determinan Faktor


Partisipasi Ibu Balita Dalam kegiatan Posyandu. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 18-25.
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Nurafna

2. NIM : SDK161021

3. Tempat/Tanggal Lahir : Pakubalaho, 5 Juli 1998

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Alamat : Tobemba

B. Identitas Orang Tua

1. Ayah : Saddin

Pekerjaan : Petani

2. Ibu : Samliah

Pekerjaan : IRT

C. Riwayat Pendidikan

1. Tamat SD : SDN 142 PakubalahoTahun 2010

2. Tamat MTS : SMPN 31 Bulukumba Tahun 2013

3. Tamat SMK : SMAN 3 Bulukumba Tahun 2016


Melanjutkan pendidikan S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Datu Kamanre Tahun 2016-2020

Anda mungkin juga menyukai