CEREBRAL PALSY
A. Konsep Medis
1. Definisi Cerebral Palsy
Cerebral palsy (CP) adalah salah satu jenis gangguan/kelainan
yang masuk kedalam kelompok anak tuna daksa. Sulit bagi kita
menerjemahkan kata cerebral palsy atau lebih kita kenal dengan istilah
CP ke dalam Bahasa Indonesia. Menurut asal katanya CP berasal dari
kata cerebral = otak dan palsy = kekakuan, sehingga CP diartikan sebagai
kekakuanpada otak (Azizah, 2005).
Cerebral palsy merupakan salah satu bentuk brain injury, yaitu
suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian system motorik sebagai
akibat lesi dalam otak (R.S. Illingworth, 2006). Yaitu adanya gangguan
perkembangan maupun pengendalian fungsi motorik pada anak. Bisa
juga dikatakan suatu kelainan motorik non progresif artinya luka tidak
menghasilkan degenerasi otak secara terus menerus. Luka pada otak anak
hanya terjadi sekali saja, sedangkan cidera otak pada saat luka
merupakan tingkat kerusakan untuk sisa kehidupan anak (Liswati, 2012).
CP adalah sindroma postur dan gangguan motorik yang
nonprogresif yang menyebabkan terbatasnya aktivitas dan seringkali
disertai gangguan kognitif atau defisit visual. Hal itu disebabkan oleh
adanya kerusakan otak nonprogresif atau disfungsi perkembangan otak
pada saat janin maupun bayi (Sitorus dkk, 2016).
2. Pembagian Cerebral Palsy
Adapun pengelompokkan yang masih sering digunakan dibagi ke
dalam beberapa hal, yaitu :
a. Dilihat Dari Pergerakan Otot-Otot
1) Jenis Spastik
Tipe spastik ini ditandai dengan adanya gejala
kekejangan atau kekakuan pada sebagian atau seluruh otot.
Kekakuan ini timbul sewaktu akan digerakan sesuai dengan
a. Prenatal
1) Infeksi TORCH
2) Keracunan
3) Radiasi sinar X
b. Natal
1) Anoksia
2) Perdarahan otak
3) Premature
4) Ikterus
c. Postnatal
1) Trauma kapitis
2) Ensefalitis
3) Meningitis
4) Luka parut pasca bedah
Faktor risiko terjadinya CP antara lain jenis kelamin, ras, genetic,
sosioekonomi, riwayat obstetric, penyakit yang diderita ibu, primipara,
malnutrisi, BBLR, skor APGAR (Sitorus dkk, 2016).
4. Patofisiologi Cerebral Palsy
Pada CP terjadi kerusakan pada pusat motorik dan menyebabkan
terganggunya fungsi gerak yang normal. Pada kerusakan korteks cerebri
terjadi kontraksi otak yang terus menerus dimana disebabkan oleh karena
tidak terdapatnya inhibisi langsung pada lengkung reflex. Bila terdapat
cidera berat pada system ekstra pyramidal dapat menyebabkan gangguan
pada semua gerak atau hypotonic, termasuk kemampuan bicara. Namun
bila hanya cedera ringan maka gerakan gross motor dapat dilakukan
Cerebral Palsy
Lestari, Sri. 2009. Jurnal Penelitian “Latihan Motorik Halus Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis pada Anak Cerebral Palsy di Kelas II SLB/D YPAC
Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009”. Surakarta : Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Sitorus, Franisca Santa Ana Boru dkk. 2016. Pravalensi Anak Cerebral Palsy di
Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode 2015. Jurnal Kedokteran Klinik. Vol 1 No. 1.