Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 1

Asuhan Keperawatan TB Paru pada Nn.S di Ruangan Kelas


RSUD Namlea

Anggota :
Anjaly Iskandar
Siti Wahyuni
Ardilla Waly
Habib Al Ashar Oihual
Giani Tauran
Raudia Tianotak
Sufruyati Kilwouw
Wati Rumagutawan
Aniza Atahya Harianti
Definisi
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas
ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat
menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain (Santa, dkk, 2009).
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Myobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes RI, 2007).
Etiologi
Penyebab tuberkulosis adalah Myobacterium tuberculosae, sejenis kuman berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/Um dan tebal 0,3-0,6/Um. Cara penularan TB  (Depkes, 2006)

1. Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif.


2. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak.
3. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam
waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar
matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama
beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
Menifestasi klinis
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk
dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas,
badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari
tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan (Depkes, 2006).
Menurut Nanda NIC-NOC(Halaman 210 jilid III) Tanda dan gejala TB Paru adalah sebagai Berikut:
1. Demam 38-41℃,serta ada batuk/batuk darah
2. Sesak nafas dan nyeri dada
3. Malaise,Keringat Malam
4. Suara khas pada perkusi dada,bunyi dada
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi Limfosit
PENGKAJIAN

Tanggal MRS : 04/12/2021 Diagnosis Medis : TB Paru


Jam Masuk : 15 : 22 No. RM : 073 994
Tanggal Pengkajian : 06/12/2021
Jam pengkajian : 16 : 30 WIT
Hari rawat ke : 2

A. IDENTITAS PASIEN
1. Nama Pasien : Nn. S
2. Umur : 20 tahun
3. Suku/ Bangsa :-
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan :-
7. Alamat : Jalan Baru
8. Sumber Biaya : Orang tua
Home Service About Contact
B. KELUHAN UTAMA
Sesak nafas

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG / MECHANISM OF INJURY/ EVENT


keluarga pasien mengatakan pasien sebelum masuk rumah sakit
mengalami batuk yang berlebihan sampai sesak nafas ,kemudian dibawah ke
RS dengan keluhan sesak nafas,nyeri ulu hati, mual(+) batuk lendir(+) dan
warna hijau, keluarga pasien juga mengatakan pasien batuk lebih dari 6 bulan,
demam, nafsu makan menurun.
BAB I - PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

1
2 D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya belum
pernah dirawat di RS Pasien tidak memiliki penyakit keturunan
maupun penyakit bawaan,akan tetapi pasien memiliki Riwayat
3 penyakit TB Paru Kronik. pasien pernah melakukan program
pengobatan 6 bulan, kemudian 3 bulan pada 4 tahun
terakhir,pasien tidak memiliki Riwayat alergi obat maupun
4 makanan

5
BAB I - PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

1
2 E.RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu pasien mengatakan keluarga pasien tidak memiliki
Riwayat penyakit Tuberkolusis Paru

3 F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1).Tanda Tanda vital
Kesadaran : Compos Mentis
4 S : 37,4˚c RR : 40x/menit
TD : 110/80 mmHg N : 112x/menit
SpO2 : 98% + O2(sungkup 12liter)
5
BAB I - PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

1
2 2. Sistem Pernapasan (B1)
Tidak ada penggunaan jalan napas bebas, terdapat
obstruksi saluran napas berupa lendir/secret(padat),sesak
nafas, batuk produktif dengan terdapat secret berwarna hijau
3 dengan konsistensi padat,pergerakan dada
simestris,penggunaan otot bantu nafas (mulut dan
abdomen),irama nafas tidak teratur, pola nafas Dipsnoe, suara
4 nafas Ronkhi dan Wheezing, suara perfusi paru Hipersonor, ada
terdapat alat bantu nafas berupa O2(sungkup 12 liter)

5
BAB I - PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

1
2 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : GDS : 87 mg/dl
asam urat : 4,4 mg/dl
kolestrol : 213 mg/dl
3 Terapi
Nebulizer ( 1 ventolin+ 5 cc Nacl)
Inj Ceftriaxone/12 jam
4 Bisolvon 2x1
Vectrin 3x1
Inf. Paracetamol 500 mg/8 jam)
5
ANALISA DATA
No DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1 1.  
DS :
- Pasien mengatakan susah bernafas
 
Pertahan primer tidak adekuat 
 
Bersihan jalan nafas tidak
- Keluarga pasien mengatakan pasien batuk efektif
 
berlendir
- Keluarga pasien mengatakan lendirnya Pembentukan tuberkol 

2 DO :
berwarna hijau
Kerusakan membrane alveolar
 
- Nampak susah bernafas
- Pasien Nampak menggunakan otot bantu Pembentukan sputum
pernafasan( mulut dan abdomen)  

3
- Pasien Nampak mempunyai kelainan suara Bersihan jalan nafas tidak efektif
nafas(Ronkhi & Wheziing)
- Pasien Nampak mengalami perubahan
frekuensi dan irama nafas
- Dengan TTV
TD : 110/80 mmHg

4
RR : 40x/menit
N : 112x/menit
S : 37,4˚C
SPO2 : 98% + O2 (sungkup 12 L)

5
ANALISA DATA
No DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1 2 
DS :
- Pasien mengatakan susah bernafas
 
Cairan dalam pleura
 
Pola Nafas Tidak Efektif
- Pasien mengatakan sesak nafas  
- Keluarga pasien mengatakan gelisah  

2
saat bernafas
Menekan paru-paru
DO :  
 
- Pasien nampak sesak nafas
- Pasien nafas pendek Ekspansi paru menurun
- Peningkatan kapasitas vital
3
 
Dengan TTV  
TD : 110/80 mmHg
RR : 40x/menit Sesak nafas
N : 112x/menit  
S : 37,4˚C  

4
SPO2 : 98% + O2 (sungkup 12 L) Pola nafas tidak efektif

5
ANALISA DATA
No DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH

1 2 
DS :
- Keluarga mengatakan pasien demam
 
Mycobacterium tuberkolusis
 Hipertermi

   
DO :  

2
- Peningkatan suhu tubuh diatas rentang
batas normal (38˚C) Droplet
- Pasien Nampak berkeringat  
- Kulit pasien teraba hangat Terhirup
   
 

3 Menempel dijalan nafas


 
 

Inflamasi
 

4  
Merangsang hipotalamus
 

5
Hipertermi
Home Service About Contact
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan ditandai dengan batuk
berlendir,suara nafas ronkhi & wheziing
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kesulitan bernafas ditandai dengan sesak saat
bernafas dan terpasang O2 sungkup 12 Liter/menit
3. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisem ditandai dengan suhu tubuh meningkat
38˚C
C. INTERVENSI
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

06/12/2021 Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan Tindakan 1. Monitor respirasi dan status 02
berhubungan dengan sekresi yang keperawatan selama 2x 8 jam pasien 2. Ajarkan batuk efektif pada pasien
tertahan ditandai dengan batuk dapat menunjukan keefektifan jalan dan keluarga
berlendir suara nafas ronkhi dan nafas dengan kriteria hasil : 3. Keluarkan secret dengan batuk
wheziing 1. Mampu mengeluarkan sputum, efektif dan nebulizer
bernafas dengan mudah dan 4. Posisikan pasien untuk
tidak pursed lips . memaksimalkan ventilasi udara
2. Pasien dapat mencegah faktor (posisi duduk fowler)
penyebab 5. Auskultasi suara nafas dan catat
3. Pasien tidak merasa kesulitan adanya suara nafas tambahan
bernafas , irama nafas dan
frekuensi nafas dalam batas
normal dan tidak ada suara nafas
up normal .
C. INTERVENSI
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

06/12/2021 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Tindakan 1. Monitor TTV ( TD, RR, N, S, SPO2)
berhubungan dengan kesulitan keperawatan selama 2x 8 jam pasien 2. Identifikasi pasien perlunya
bernafas ditandai dengan sesak saat dapat menunjukan keefektifan pola pemasangan jalan nafas buatan .
bernafas dan terpasang O2 sungkup nafas dengan kriteria hasil : 3. Pertahan kan jalan nafas yang paten
12 lpm . 1. Tanda tanda vital dalam rentang 4. Monitir aliran oksigen
normal ( TD, RR, N ,S) 5. Monitor frekuensi dan irama
2. Pasien tidak kesulitan dalam pernapasan
bernafas irama nafas dan
frekuensi nafas dalam batas
normal dan tidak ada suaran
nafas up normal .
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

06/12/2021 Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan Tindakan 1. Monitor suhu tubuh sesering
peningkatan metabolism ditandai keperawatan selama 1x 8 jam mungkin
dengan suhu tubuh meningkat masalah hipertemi teratasi dengan 2. Ajarkan kepada keluarga pasien
(38˚C) kriteria hasil : untuk kompres air hangat .
1. Suhu tubuh rentang normal 3. Kplaborasi obat (berikan
2. Kulit Kembali teraba normal paracetamol 500 mg drip )
3. Nadi dan RR dalam rentang 4. Monitor TTV ( TD,N,RR,S dan SPO2)
normal
C. INTERVENSI
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

07/12/2021 Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan Tindakan 1. Monitor respirasi dan status 02
berhubungan dengan sekresi yang keperawatan selama 2x 8 jam pasien 2. Ajarkan batuk efektif pada pasien
tertahan ditandai dengan batuk dapat menunjukan keefektifan jalan dan keluarga
berlendir suara nafas ronkhi dan nafas dengan kriteria hasil : 3. Keluarkan secret dengan batuk
wheziing 1. Mampu mengeluarkan sputum, efektif dan nebulizer
bernafas dengan mudah dan 4. Posisikan pasien untuk
tidak pursed lips . memaksimalkan ventilasi udara
2. Pasien dapat mencegah faktor (posisi duduk fowler)
penyebab 5. Auskultasi suara nafas dan catat
3. Pasien tidak merasa kesulitan adanya suara nafas tambahan
bernafas , irama nafas dan
frekuensi nafas dalam batas
normal dan tidak ada suara nafas
up normal .
C. INTERVENSI
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

07/12/2021 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan Tindakan 1. Monitor TTV ( TD, RR, N, S, SPO2)
berhubungan dengan kesulitan keperawatan selama 2x 8 jam pasien 2. Identifikasi pasien perlunya
bernafas ditandai dengan sesak saat dapat menunjukan keefektifan pola pemasangan jalan nafas buatan .
bernafas dan terpasang O2 sungkup nafas dengan kriteria hasil : 3. Pertahan kan jalan nafas yang paten
12 lpm . 1. Tanda tanda vital dalam rentang 4. Monitir aliran oksigen
normal ( TD, RR, N ,S) 5. Monitor frekuensi dan irama
2. Pasien tidak kesulitan dalam pernapasan
bernafas irama nafas dan
frekuensi nafas dalam batas
normal dan tidak ada suaran
nafas up normal .
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

07/12/2021 Hipertermi berhubungan dengan Setelah dilakukan Tindakan 1. Monitor suhu tubuh sesering
peningkatan metabolism ditandai keperawatan selama 1x 8 jam mungkin
dengan suhu tubuh meningkat masalah hipertemi teratasi dengan 2. Ajarkan kepada keluarga pasien
(38˚C) kriteria hasil : untuk kompres air hangat .
1. Suhu tubuh rentang normal 3. Kplaborasi obat (berikan
2. Kulit Kembali teraba normal paracetamol 500 mg drip )
3. Nadi dan RR dalam rentang 4. Monitor TTV ( TD,N,RR,S dan SPO2)
normal
Tgl/blne/thn Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
06/12/2021 Bersihan jalan nafas 1. memonotoring respirasi dan status 02 S:
tidak efektif hasil: pernafasan = 40x/menit • Pasien mengatakan susah bernafas ( +)
berhubungan 2. mengajarkan batuk efektif pada pasien • Keluarga pasien mengatakan pasien masih
dengan sekresi yang dan keluarga dengan hasil : pasien batuk berlendir, lendir berwarna hujau .
tertahan ditandai dapat memahami apa yang diberikan O:
dengan batuk 3. Mengeluarkan secret dengan batuk • Pasien Nampak susah bernafas
berlendir suara nafas efektif dan nebulizer dengan hasil : • Pasien Nampak menggunakan otot bantu
ronkhi dan wheziing secret keluar tapi masih sedikit pernafasan ( mulut dan abdomen )
(dengan nebulizer 1 Ventolin + 5cc • RR : 40 X /menit
Nacl ) N : 112X / menit
4. Memposisikan pasien untuk TD : 110 X/ menit
memaksimalkan ventilasi udara (posisi SPO2 : 98 % + terpasang O2
duduk fowler) dengan hasil : Pasien sungkup 12 lpm
belum mampu melakukan posisi A:
fowler sendiri . • Bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi
5. Mengauskultasi suara nafas dan catat P : Intervensi dilanjutkan .
adanya suara nafas tambahan dengan 1. Monitoring RR dan status O2
Hasil : Suara nafas hipesonor dan 2. Keluarkan secret dengan batuk efektif dan
terdapat bunyi ronkhi dan wheziing nebulizer.
3. Auskultasi suara nafas dan catat adaya suara
nafas tambahan .
C. INTERVENSI
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan implementasi Evaluasi

06/12/2021 Pola nafas tidak efektif 1. Memonotoring TTV ( TD, RR, N, S, S:


berhubungan dengan kesulitan SPO2) dengan hasil : TD : 110/80 • Pasien mengatakan susah bernafas
bernafas ditandai dengan sesak saat mmhg, N : 112X /menit , RR : 40 • Pasien mengatakan sesak nafas
bernafas dan terpasang O2 sungkup X/menit , SPO2 : 98 % + O2 O:
12 lpm . sungkup 12 lpm • Nampak sesak nafas
2. mengIdentifikasi pasien perlunya • Nampak nafas pendek
pemasangan jalan nafas buatan • O2 via sungkup 12 lpm
dengan hasil : terpasang sungkup • TTV . TD : 110/80 mmhg, N :
O2 12 lpm . 112X /menit , RR : 40 X/menit .
3. mempertahan kan jalan nafas A:
yang paten dengan hasil : Pola nafas tidak efektif belum teratasi
pertahankan fowler P : Lanjutkan intervensi
4. Memonitoring aliran oksigen 1. Monitor TTV
dengan hasil : terpasang O2 12 2. Pertahankan jalan nafas yang paten
lpm sungkup menjadi 10 lpm 3. Monitor aliran oksigen
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan implementasi Evaluasi

06/12/2021 Hipertermi berhubungan dengan 1. Memonitoring suhu tubuh sesering S:


peningkatan metabolism mungkin dengan hasil : suhu tubuh • Keluarga pasien mengatakan pasien
ditandai dengan suhu tubuh sebelumnya 38˚ C menjadi 37˚ C demam (-)
meningkat (38˚C) 2. Mengajarkan kepada keluarga O:
pasien untuk kompres air hangat • Nampak peningkatan suhu tubuh
dengan hasil : Dilakukan menurun
3. Berkolaborasi obat (berikan • Suhu kulit Kembali normal setelah
paracetamol 500 mg drip ) dengan pemberian paracetamol 500 mg drip
hasil : Paracetamol 500 mg telah TTV :TD : 110/80 mmhg
diberikan kepada pasien dan panas N : 112X/ menit
mulai mereda . RR : 40x/menit
4. Memononitoring TTV ( TD,N,RR,S SPO2 : 98 % + O2 Sungkup 10
dan SPO2) dengan hasil : lpm .
TD : 110/80 mmhg S: 37 ˚ C
N : 112X/ menit A : Hipertermi teratasi
RR : 40x/menit P : Intervensi di hentikan
SPO2 : 98 % + O2 Sungkup 10
lpm .
Tgl/blne/thn Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
07/12/2021 Bersihan jalan nafas 1. memonotoring respirasi dan status 02 S:
tidak efektif hasil: pernafasan = 40x/menit • Pasien mengatakan susah bernafas ( +)
berhubungan 2. mengajarkan batuk efektif pada pasien • Keluarga pasien mengatakan pasien masih
dengan sekresi yang dan keluarga dengan hasil : pasien batuk berlendir, lendir berwarna hujau .
tertahan ditandai dapat memahami apa yang diberikan O:
dengan batuk 3. Mengeluarkan secret dengan batuk • Pasien Nampak susah bernafas
berlendir suara nafas efektif dan nebulizer dengan hasil : • Pasien Nampak menggunakan otot bantu
ronkhi dan wheziing secret keluar tapi masih sedikit pernafasan ( mulut dan abdomen )
(dengan nebulizer 1 Ventolin + 5cc • RR : 42X /menit
Nacl ) N : 122X / menit
4. Memposisikan pasien untuk TD : 130 X/ 90 mmhg
memaksimalkan ventilasi udara (posisi SPO2 : 98 % + terpasang O2
duduk fowler) dengan hasil : Pasien sungkup 12 lpm
belum mampu melakukan posisi A:
fowler sendiri . • Bersihan jalan nafas tidak efektif belum teratasi
5. Mengauskultasi suara nafas dan catat P : Intervensi dihentikan pasien meninggal
adanya suara nafas tambahan dengan
Hasil : Suara nafas hipesonor dan
terdapat bunyi ronkhi dan wheziing
C. INTERVENSI
Tgl/blne/thn Diagnosa Keperawatan implementasi Evaluasi

07/12/2021 Pola nafas tidak efektif • Memonotoring TTV ( TD, RR, N, S, S:


berhubungan dengan kesulitan SPO2) dengan hasil : RR : 42X • Pasien mengatakan susah bernafas
bernafas ditandai dengan sesak saat /menit N : 122X / menit • Pasien mengatakan sesak nafas
bernafas dan terpasang O2 sungkup TD : 130 X/ 90 mmhg O:
12 lpm . SPO2 : 98 % + terpasang O2 • Nampak sesak nafas
sungkup 12 lpm • Nampak nafas pendek
1. mengIdentifikasi pasien perlunya • O2 via sungkup 12 lpm
pemasangan jalan nafas buatan dengan TTV :
dengan hasil : terpasang sungkup RR : 42X /menit
O2 12 lpm . N : 122X / menit
2. mempertahan kan jalan nafas TD : 130 X/ 90 mmhg
yang paten dengan hasil : SPO2 : 98 % + terpasang O2
pertahankan fowler sungkup 12 lpm
3. Memonitoring aliran oksigen A:
dengan hasil : terpasang O2 12 Pola nafas tidak efektif belum teratasi
lpm sungkup menjadi 10 lpm P : Intervensi dihentikan pasien
meninggal

Anda mungkin juga menyukai