PERSALINAN KALA II
OLEH
HADIDJAH BANDO, S.ST
Perubahan Fisiologis Kala II Persalinan
a. Kontraksi, dorongan otot-otot dinding
uterus
Perubahan bentuk :
Bentuk uterus menjadi oval yang disebabkan adanya
pergerakan tubuh janin yang semula membungkuk menjadi
tegap, sehingga uterus bertambah panjang 5-10 cm.
b. Pergesaran Organ Dasar Panggul
• Jalan lahir disokong dan secara fungsional
ditutup oleh sejumlah lapisan jaringan yang
bersama-sama membentuk dasar panggul.
• Struktur yang paling penting adalah
m. levator ani dan fasia yang membungkus
permukaan atas dan bawahnya.
• m. levator ani terdiri atas bagian
pubokoksigeus dan iliokoksigeus. Bagian
posterior dan lateral dasar panggul, yang
tidak diisi oleh m. levator ani, diisi oleh m.
piriformis dan m. koksigeus pada sisi lain.
• Ketebalan m. levator ani bervariasi dari 3
sampai 5 mm meskipun tepi-tepinya yang
melingkari rektum dan vagina agak tebal.
Selama kehamilan, m. levator ini biasanya
mengalami hipertrofi.
• Pada pemeriksaan pervaginam tepi dalam
otot ini dapat diraba sebagai tali tebal yang
membentang ke belakang dari pubis dan
melingkari vagina sekitar 2 cm di atas himen.
• Sewaktu kontraksi, m. levator ani menarik
rektum dan vagina ke atas sesuai arah simfisis
pubis sehingga bekerja menutup vagina. Otot-
otot perineum yang lebih superfisial terlalu
halus untuk berfungsi lebih dari sekadar
sebagai penyokong.
• Perubahan yang paling nyata terdiri atas
peregangan serabut-serabut m. levatores ani
dan penipisan bagian tengah perineum,
• Ketika perineum teregang maksimal, anus
nenjadi jelas membuka dan terlihat sebagai
lubang berdiameter 2 sampai 3 cm dan di sini
dinding anterior rektum menonjol.
c. Ekspulsi janin
Setelah terjadinya rotasi luar, bahu depan
berfungsi sebagai hypomochlion untuk kelahiran
bahu belakang.
Kemudian setelah kedua bahu lahir disusui
lahirlah trochanter depan dan belakang sampai lahir
janin seluruhnya. Gerakan kelahiran bahu depan,
bahu belakang, badan seluruhnya.
Asuhan Sayang Ibu
dan Asuhan Meneran
Asuhan sayang ibu selama persalinan:
• Memberikan dukungan emosional
• Membantu pengaturan posisi ibu
• Memberikan cairan dan nutrisi
• Memberikan keleluasaan menggunakan kamar
mandi
• Menganjurkan ibu untuk ditemani suami atau
anggota keluraga lain
• Menghargai privasi ibu
• Menghargai praktik-praktik tradisional yg tidak
merugikan kesehatan
• Menghindari tindakan berlebihan
• Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya
segera setelah lahir
• Membantu memulai pemberian ASI satu jam
pertama setelah kelahiran bayi
Mengatur posisi meneran:
• Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi-
posisi yang nyaman selama persalinan dan
melahirkan bayi serta anjurkan suami dan
pendamping lainnya untuk membantu ibu
berganti posisi.
• Beritahukan pada ibu untuk tidak berbaring
terlentang lebih dari 10 menit, karena jika ibu
berbaring terlentang maka berat uterus dan
isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll)
akan menekan vena cava inferior.
• Saat pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu
untuk meneran sesuai dengan dorongan
alamiahnya, dan beristirahat diantara
kontraksi.
• Sebagian besar penolong akan memimpin
persalinan dengan menginstruksikan untuk
menarik nafas panjang dan meneran, segera
setelah pembukaan lengkap.
Posisi Meneran
1. Posisi miring: Memberi rasa santai bagi ibu
yang letih, memberi oksigenisasi yang baik
bagi bayi, membantu mencegah terjadinya
laseras
2. Posisi Jongkok: Membantu penurunan kepala
bayi, memperbesar ukuran panggul,
memperbesar dorongan untuk meneran.
3. Posisi Merangkak: Baik untuk persalinan
dengan punggung yang sakit, membantu bayi
melakukan rotasi, peregangan minimal pada
perineum
d. Posisi Duduk/ setengah duduk: Lebih mudah
bagi bidan untuk membimbing kelahiran
kepala bayi dan mengamati/mensupport
perineum
Mekanisme Persalinan Normal
Gerakan utama mekanisme persalinan yaitu:
• Penurunan kepala
• Fleksi
• Rotasi dalam (putaran paksi dalam)
• Ekstensi
• Ekspulsi
• Rotasi luar (putaran paksi luar)
Penurunan Kepala
Pencegahan Infeksi
1. Cuci tangan adalah prosedur yg paling
penting dari pencegahan penyebaran infeksi.
2. Memakai sarung tangan dan perelngkapan
perlindungan lainnya.
3. Menggunakan teknik sepsis dan asepsis,
meliputi penggunaan perlengkapan pelindu
pribadi, antisepsis, dan menjaga tingkat
sterilitas atau desifenksi tingkat tinggi.
4. Memproses alat bekas pakai, tiga poko dalam
dalam memproses alat bekas pakai adalah
dekontaminasi, cuci bilas dan sterilisasi.
5. Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan.
Menolong Kelahiran Bayi
• Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
• Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah
bokong ibu
• Membuka tutup partus set dan memperhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan
• Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
• Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5
– 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan
janin pada perut ibu.
• Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
• Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
• Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparental. Menganjurkan
kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
• Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah
perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang
tangan dan siku sebelah atas.
• Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri
menyusuri punggung kearah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri
diantara kedua lutut janin)
• Melakukan penilaian selintas : Apakah bayi
menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan? Dan Apakah bayi bergerak aktif ?
• Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang
kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
Memotong Tali Pusat
• Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong
isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali
pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
• Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah
dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
• Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril
pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya.
• Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
memasang topi di kepala bayi.
Kebutuhan Ibu Dalam Kala II
Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan :
1) Mendampingi ibu agar merasa nyaman
2) Menawarkan minum, mengipasi, dan memijat ibu.
Menjaga kebersihan diri :
1) Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
2) Jika ada darah lendir atau cairan ketuban segera dibersihkan.
c. Kenyamanan bagi ibu :
1) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan/ketakutan
ibu dengan cara :
a) Menjaga privasi ibu
b) Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
c) Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan keterlibatan ibu
d) Mengatur posisi ibu
e) Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih
sesegera mungkin.
f) Memberikan cukup minum agar memberi tenaga dan mencegah
dehidrasi.
Melakukan amniotomi
a. Pengertian
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion
dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar
secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di
dalam rongga amnion (Sarwono, 2006).
b. Indikasi amniotomi
Indikasi amniotomi menurut Manuaba (2007) dan Sumarah
(2008):
1) Pembukaan lengkap
2) Pada kasus solution placenta
3) Akselerasi persalinan
4) Persalinan pervaginam dengan menggunakan instrument
c. Keuntungan tindakan amniotomi
1. Untuk melakukan pengamatan ada tidaknya
mekonium
2. Menentukan punctum maksimum DJJ akan lebih jelas
3. Mempermudah perekaman pada saat pemantauan
janin
4. Mempercepat proses persalinan karena mempercepat
proses pembukaan serviks.
Sayatan yang di buat di garis tengah, dimana Insisi atau sayatan dimulai
dari ujung terbawah introitus vagina atau pada garis tengah
komissura posterior sampai batas atas otot- otot sfingter ani (tidak
sampai mengenai serabut sfingter ani)