c. Sektor yang banyak membutuhkan SDM unggul di masa yang akan datang
3) kualitas Guru, Rata-rata kompetensi guru baru mencapai nilai 57 dari 100.
4) Infrastruktur Pendidikan yang masih rendah, baik itu ruang kelas,
teknologi pendidikan yang masih jauh dari harapan. Terbukti ketika
pandemic hari ini, nyaris warga sekolah mayoritas tak mampu mengakses
teknologi informasi untuk proses pembelajaran terutama di daerah-
daerah luar Jawa.
Misal, seorang guru Agama Islam akan mengajarakan tentang akhlak, maka
guru tersebut harus mengambil beberapa P3 tadi yang kemudian disesuaikan dengan
mata pelajarannya, dan kemudian dijabarkan dalam proses pembelajarannya. Begitu
pun pelajaran yang lain.
Memang di peta pendidikan 2030 pendidikan agama masih dijadikan sebagai
pelajaran wajib. Bahkan materinya pun tidak banyak berubah, masih tetap ada
materi Quran, Hadits, Fiqih, Akidah, Akhlak dan Sejarah. Tetapi semua materi
tersebut harus di moderasi. Sebetulnya inilah masalahnya, artinya materi-materi
tersebut bukan diposisikan sebagaimana mestinya secara Islam kaffah. Tapi lebih
pada mengikuti cara pandang sekulerisme. Islam hanya dipandang secara normative
dan sekedar untuk dipelajari (islamolog). Sejak Era Jokowi moderasi pendidikan
agama Islam untuk guru-guru PAI sangat gencar dilakukan. Selain merevisi beberapa
materi di mata pejalaran fikih terutama bab khilafah, materi tentang sejarah Islam
pun mereka coba untuk diposisikan sebagai catatan saja. Artinya dalam moderasi PAI
guru-guru diubah persepsinya tentang Islam sesuai dengan persepsi sekuler.