Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah
Bahasa Indonesia yang berjudul “Kalimat Efektif” dapat selesai seperti waktu yang telah kami
rencanakan.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia . Makalah ini membahas
tentang kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dari pembaca sangat
penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan Makalah
C. Manfaat Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kalimat efektif
B. Ciri-ciri kalimat efektif
C. Syarat kalimat efektif
D. Struktur kalimat efektif
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara
tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalau gagasan yang
disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan
mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan
tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau
pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat
yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang
digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak
boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu
dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan
komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).
Dalam karangan ilmiah sering kita jumpai kalimat-kalimat yang tidak memenuhi syarat
sebagai bahasa ilmiah. Hal ini disebabkan oleh, antara lain, mungkin kalimat-kalimat yang
dituliskan kabur, kacau, tidak logis, atau bertele-tele. Dengan adanya kenyataan itu, pembaca
sukar mengerti maksud kalimat yang kita sampaikan karena kalimat tersebut tidak efektif.
Berdasarkan kenyataan inilah penulis tertarik untuk membahas kalimat efektif dengan segala
permasalahannya.
b. Tujuan Makalah
1. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia sehingga menjadi baik
dan benar
2. Mengetahui apa dan bagaimana penggunaan kalimat efektif dalam berbahasa
3. Menjaga kemurnian bahasa Indonesia
c. Manfaat Makalah
1. Manfaat untuk diri sendiri: agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan kalimat
efektif.
2. Manfaat untuk kelompok: agar kita bisa menjaga budaya Bahasa Indonesia yang baik dan
mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali
gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pada pembaca seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara atau penulis.
Pakar bahasa seperti Keraf (1989), Ridwan dkk. (1993), Arifin (1987), dan Semi (1990)
menyatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menimbulkan gagasan yang
sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara
atau penulisnya. Dalam batasan tersebut tampak jelas bahwa gagasan di dalam benak
penutur/penulis dan kawan tutur/pembaca menjadi inti batasannya.
Dari pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa hakikat kalimat efektif yaitu
apabila kita akan membuat kalimat yang baik dan benar harus berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku dan kalimat tersebut mudah dipahami oleh orang lain.
Kalimat efektif adalah kalimat yang hemat, kalimat yang tidak berbelit-belit, kalimat yang
tidak rumit dan sulit untuk memahaminya. Berikut adalah ciri – ciri kalimat efektif.
a. Kesepadanan
Kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai.Kesepadanan artinya hubungan timbal balik antara subjek dengan predikat, antara
predikat dengan objek serta dengan keterangan-keterangan yang menjelaskan unsur-unsur
kalimat tadi.
Setiap kalimat yang baik harus jelas memperhatikan kesatuan gagasan. Kesatuan gagasan
berarti kalimat tersebut harus utuh dan mempunyai satu ide pokok. Jika kalimat itu utuh dan
terdapat satu ide pokok, maka kalimat tersebut telah memenuhi ciri sebagai kalimat yang
memiliki kesepadanan dan kesatuan gagasan. Kesepadanan kalimat mempunyai beberapa ciri,
sebagai berikut: 1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas. Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan
subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata
depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di
depan subjek.
Contoh: a) Bagi semua siswa sekolah ini harus membayar iuran bulanan. (Salah) b) Semua
siswa sekolah ini harus membayar iuran bulanan. (Benar)
2) Tidak terdapat subjek yang ganda. a) Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para
guru. b) Soal itu saya kurang jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut. a) Dalam menyusun laporan itu,
saya dibantu oleh para guru. b) Soal itu bagi saya kurang jelas.
3) Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Contoh: a) Kami
datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama. b) Kakaknya
membeli sepeda motor Yamaha. Sedangkan dia membeli sepeda motor Honda.
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang. Contoh: a) Bahasa Indonesia yang
berasal dari bahasa Melayu. b) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut. a) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. b)
Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting
b. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu.Keparalelan
atau kesejajaran bertalian dengan hubungan antara unsur-unsur kalimat, misalnya antara kata
dengan kata, frase dengan frase dalam sebuah kalimat. Hubungan tersebut harus jelas dan logis.
Kesejajaran membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan mempertahankan
bagian-bagian yang sederajat dalam konstruksi yang sama. Struktur gramatikal yang baik
bukan merupakan tujuan dalam komunikasi, tetapi sekadar merupakan suatu alat untuk
merangkaikan sebuah pikiran atau maksud dengan sejelas-jelasnya.
Contoh: a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes. Kalimat a) tidak
mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk
yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara
menyejajarkan kedua bentuk itu Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes. b)
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang. Kalimat b) tidak
memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata
pengecatan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah
menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
c. Ketegasan
Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.Inti
pikiran yang terkandung dalam tiap kalimat (gagasan utama) haruslah dibedakan dari sebuah
kata yang dipentingkan.Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih
ditonjolkan dari unsur-unsur yang lain. Penekanan juga dapat dimunculkan dari bagian yang
terpenting dalam kalimat dengan menempatkan bagian tersebut pada awal atau akhir kalimat.
Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat. 1) Meletakkan kata yang
ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat). Contoh: Presiden mengharapkan agar
rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah Presiden mengharapkan.
2) Membuat urutan kata yang bertahap. Contoh: Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak yatim.
Seharusnya: Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah
disumbangkan kepada anak-anak yatim.
3) Melakukan pengulangan kata (repetisi). Contoh: Saya suka akan budi pekerti mereka,
saya suka akan sikap mereka.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Contoh: Anak itu tidak bodoh
dan malas, tetapi pintar dan rajin.
d. Kehematan
Kehematan di sini bahwa tidak selalu yang hemat kata-kata, yang pendek bentuknya, pasti
bersifat efektif. Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kalimat efektif harus memperhatikan kehematan
kata yang digunakan, sehingga tidak ada kata yang mubazir atau tidak terpakai. Ada beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan. 1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan
pengulangan subjek.
Contoh: Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.
Seharusnya: Jika berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.
Contoh:
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk
jamak. Misalnya: Bentuk Tidak Baku Para tamu-tamu Beberapa orang-orang Para hadirin
Bentuk Baku Para tamu Beberapa orang Hadirin
e. Kecermatan
Contoh:
a) Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
b) Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat b) salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan
menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi: Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para
hulubalang, dan para menteri.
f. Kepaduan
Kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang
disampaikannya tidak terpecah-pecah.Kepaduan (koherensi) adalah adanya hubungan yang
padu (koheren) antarunsur kalimat.Kepaduan antarunsur kalimat jelas sekali akan sangat
berpengaruh terhadap makna atau maksud sebuah kalimat. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa kalimat efektif itu salah satunya harus memenuhi kepaduan bentuk dan kepaduan
makna. Sebuah kalimat akan dikatakan padu apabila tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan
cara berpikir yang tidak simetris. Kalimat yang bertele-tele, biasanya sama sekali tidak dapat
digunakan untuk menyampaikan gagasan atau ide yang tepat, padat, pendek, dan akurat.
Misalnya, kalau dengan kata “rapat” saja cukup jelas, kenapa harus dibuat bentuk
“menyelenggarakan rapat” atau “mengadakan rapat”. Demikian pula kalau dengan bentuk
“menembak” saja cukup, kenapa harus diungkapkan dengan bentuk “melemparkan peluru”.
g. Kelogisan
Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai
dengan ejaan yang berlaku.Kelogisan kalimat adalah kemampuan sebuah kalimat untuk
menyatakan sesuatu sesuai dengan logika.Kelogisan kalimat berhubungan dengan penalaran.
Kalimat yang logis itu berarti kalimat yang bernalar.
Contoh:
Kalimat di atas tidak logis (tidak masuk akal). Supaya menjadi kalimat yang logis,
kalimat tersebut diperbaiki sebagai berikut.
a) Bapak Menteri kami persilakan.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kalimat yang baik dan benar dapat memudahkan orang lain untuk memahaminya. Kalimat
yang baik haruslah mengikuti kaidah-kaidah tata bahasa, pilihan kata (diksi), penalaran dan
keserasian.Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat.
Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan
bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi dan pikiran atau perasaan pengarang, bagaimana
ia dapat mewakilinya secara segar, dan sanggup menarik perhatian pembaca dan pendengar
apa yang dibicarakan.Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk
mencapai daya informasi yang diinginkan penulis kepada pembacanya. Kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami
secara tepat pula.
b. Saran