Anda di halaman 1dari 49

CRITICAL BOOK REVIEW

( Ekonomi Mikro, Dr. Akhmad, SE., M. Si , 2014 )


Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Aditya Ananda : 7203140323
2. Apriando Manalu : 7203143001
3. Beatric Yolanda Sitompul : 7201143004
4. Canty Risa Arnar : 7203143028
5. Dinda Mutia Febri : 7202143001
Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro
Dosen Pengampu : Dr. Fitrawaty M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020/20121
KATA PENGANTAR

Pujii syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review ini. Adapun tujuan
dari penulisan ini untuk memenuhi salah satu tugas dari ibu dosen Dr. Fitrawaty M.Si
sebagai dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.
Terima kasih kepada teman-teman kelompok yang sudah bekerja sama
menyelesaikan Critical Book Review ini . Kami juga berterima kasih kepada Ibu Dr.
Fitrawaty M.Si , karena telah membimbing penulis dalam penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari bahwa Critical Book Review ini masih memiliki banyak kekurangan
dan kesalahan. Kami sangat berharap saran dan kritik dari para pembaca untuk
menyempurnakan laporan ini.

Medan, November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..........................................................................................................................................
Kata Pengantar ......................................................................................................................................... i
Daftar Isi ...................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUHAN
1.1 Rasional Pentingnya CBR .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan CBR .................................................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan CBR .................................................................................................................. 1
1.4 Identitas Buku yang di Review ................................................................................................... 1
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
2.1 Pendahuluhan .................................................................................................................................... 3
2.2 Teori Pemintaan dan Penawaran .............................................................................................. 10
2.3 Elatistitas Permintaan dan Penawaran ................................................................................... 14
2.4 Teori Perilaku Konsumen ............................................................................................................. 18
2.5 Teori Produksi ................................................................................................................................... 20
2.6 Teori Biaya Produksi ...................................................................................................................... 22
2.7 Pasar Persaingan Sempurna ........................................................................................................ 24
2.8 Pasar Monopoli ................................................................................................................................. 27
2.9 Pasar Persaingan Monopolistik .................................................................................................. 29
2.10 Pasar Oligopoli ............................................................................................................................... 30
2.11 Pasar Permainan ............................................................................................................................ 34
2.12 Pasar Faktor Input ........................................................................................................................ 37
2.13 Keseimbangan Umum dan Efesiensi Ekonomi ..................................................................39
2.14 Eksternalitas dan Kebijakan Pemerintah ............................................................................40
BAB III PEMBAHASAN ISI BUKU
3.1 Pembahasan isi Buku ..................................................................................................................... 42
3.2 Kelebihan dan Kelemahan isi Buku .......................................................................................... 43
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................... 44
4.2 Saran ..................................................................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 45

ii
iii
BAB I
PENDAHULUHAN

1.1 Rasionalisasi pentingnya CJR


Critical book review adalah salah tugas yang diberikan kepada mahasiswa/i
yaitu mereview satu atau lebih buku yang berkaitan dengan mata kuliah yang
bersangkutan. Dengan adanya CBR mahasiswa/i mendapatkan banyak pengetahuan
mengenai membandingkan dan mereview suatu buku, selain itu mahasiswa/i juga
dapat mengetahui dan memahami dalam hal melakukan sebuah penelitian dibidang
masing-masing.
1.2 Tujuan Penulisan CBR
Tujuan dari penulisan CBR yaitu sebagai salah satu pemenuhan dari tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu. Mengkritik bertujuan untuk memberi gambaran
kepada pembaca mengenai identitas buku, ringkasan buku, kelebihan dan kekurangan
buku baik dari segi sistematika maupun penulisan. Mengkritik buku dapat menambah
ilmu pengetahuan kita. Hasil kritik juga dapat memudahkan masyarakat dalam
memahami khususnya sehingga secar tidak angsung akan mengurangi kebiasaan malas
dalam membaca akibat narasi yang terlalu panjang.
1.3 Manfaat Penulisan CBR
Manfaat dari CBR Ini ialah membantu kita dalam memahami isi materi dalam
buku dengan membuat inti dari setiap garis besar atau judul buku yang telat di review
kembali oleh mahasiswa. Critical Book Review ini bisa sangat bermanfaat jika kita dapat
memahami dengan pasti apa yang disampaikan dalam setiap penjelasannya.
1.4 Identitas Buku yang di Review
A. Buku Utama
Judul : Ekonomi Mikro(Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha)
Pengarang : Dr.Ahkmad SE.,M.Si
Penerbit : CV.ANDI OFFSET( Penerbit ANDI)
Kota Terbit : YOGYAKARTA
Tahun terbit : 2014
ISBN : 978-979-29-2353-7
Halaman : 447 Lembar

1
B. Buku Pembanding
Judul : Teori Ekonomi Mikro
Pengarang : Dra. Rusmijati, M.Si.
Penerbit : Graha Cendekia
Kota Terbit : YOGYAKARTA
Tahun terbit : 2017
ISBN :-
Halaman : 90 Lembar

2
BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 BAB I PENDAHULUAN


1.1.Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu, telah berusia lebih dari dua abad.
Bermula sejak tahun 1776 ketika Adam Smith menulis buku yang berjudul „The Wealth
of Nations”. Setelah itu, ilmu ekonomi berkembang dalam banyak tahapan, Karl Marx
melakukan kritik besar-besaran tentang kapitalisme dalam bukunya yang berjudul
“Das Kapital” buku ini beredar luas pada tahun 1867, Selanjutnya John Maynard Keynes
pada tahun 1935 dengan bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment,
Interest and Money”.
Beberapa pakar ekonomi mendefinisikan ilmu ekonomi:
 Alfred Marshal, Ilmu Ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan tentang
sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas.
 Walter Nicholson, Ilmu ekonomi adalah bagian dari ilmu sosial yang mempelajari
perilaku manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya
 Paul A. Samuelson, Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang prilaku orang dan
masyarakat dalam memilih menggunakan sumber daya yang langkah dan memiliki
berbagai alternatif penggunaan, dalam upaya memproduksi berbagai komoditi,
untuk kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun di masa yang akan datang
kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat.
1.2. Sumber daya dan Komoditi
Sumber daya terdiri atas anugerah alam seperti tanah, air, hutan, tambang,
sumber daya manusia baik fisik maupun mental, dan alat bantu buatan untuk
memproduksi seperti peralatan, mesin dan bangunan. Para ahli ekonomi menamakan
semua sumber daya itu sebagai faktor produksi. Hal tersebut disebabkan karena
mereka digunakan untuk memproduksi komoditi yang dibutuhkan manusia. Komoditi
dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu barang dan jasa. Barang selalu berwujud
(misalnya tas, mobil, baju) sedangkan jasa tidak berwujud misalnya (praktek dokter
dan pendidikan). Orang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi banyak hal
yang menjadi keinginannya. Kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa disebut
produksi, sementara kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan disebut konsumsi.

3
Kelangkaan
Pada dasarnya sebagai besar umat manusia di dunia ini, kelangkaan atau
keterbatasan adalah betul-betul nyata dan ada. Oleh karena itu keinginan manusia
untuk memperoleh lebih banyak dan lebih baik dalam hal; makanan, pakaian,
perumahan, pendidikan, dan sebagainya. Pada beberapa negara miskin di Afrika dan di
Asia kelangkaan lebih nyata terlihat. Hasil pertanian yang mereka hasilkan lebih kecil
dari yang dibutuhkan masyarakatnya. Sektor pertanian relatif belum berkembang, dan
kemampuan sektor industri untuk menghasilkan produk juga masih lebih rendah dari
yang dibutuhkan masyarakatnya.
Pilihan
Oleh karena jumlah sumber daya terbatas, maka setiap individu dan masyarakat
secara keseluruhan tidak dapat memenuhi semua yang mereka butuhkan, karena itu
mereka harus membuat pilihan. Dalam setiap kegiatan ekonomi baik untuk
memproduksi maupun mengkonsumsi barang dan jasa, setia individu dan masyarakat
harus membuat pilihan-pilihan. Tujuan dari individu dan masyarakat membuat pilihan
adalah agar sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara efisien untuk dapat
memaksimumkan kesejahteraan individu dan masyarakat.
Biaya Peluang (Opportunity Cost)
Untuk menjelaskan bagaimana pilihan individu dan masyarakat dalam
memutuskan biaya, maka perhatikan contoh berikut: Kita misalkan seorang mahasiswa
yang memiliki uang sebesar Rp. 1 juta dan telah memutuskan untuk membeli buku dan
pakaian. Jadi mahasiswa tersebut mempunyai dua pilihan yaitu membeli buku dengan
harga Rp. 50.000 per buah dan pakaian dengan harga Rp. 100.000 per unit. Mahasiswa
tersebut ingin sekali membeli 20 buku, dan 10 pakaian. Karena mahasiswa tersebut
tahu bahwa keinginannya tersebut tidak mungkin terpenuhi, dalam istilah ekonomi
dikatakan bahwa ini tidak mungkin dicapai karena keterbatasan sumber daya.
Meskipun demikian terdapat beberapa kombinasi yang dapat terjadi, misalnya membeli
10 buku dan 5 pakaian, 12 buku dan 4 pakaian dan sebagainya.
1.3. Masalah Pokok Perekonomian
Telah disebutkan bahwa, masalah pokok dalam perekonomian timbul karena
adanya kelangkaan (scarcity), dalam sumber daya, sementara kebutuhan manusia tidak
terbatas. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan dan

4
masyarakat, secara keseluruhan akan selalu menghadapi tiga persoalan-persoalan
ekonomi. Ketiga persoalan tersebut adalah: Whot, How dan For Whom:
a. What: pertanyaan ini menyangkut masalah komoditi apa yang akan dihasilkan, dan
berapa banyak?
b. How: Pertanyaan ini menyangkut masalah bagaimana atau dengan apa komoditi
dihasilkan, apakah dengan menggunakan modal lebih banyak atau tenaga kerja lebih
banyak, apakah menggunakan teknologi sederhana atau menggunakan teknologi
canggih.
c. For Whom: Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa barang tersebut
dihasilkan.
1.4. Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif
Para ahli ekonomi membedakan dua analisa ilmu ekonomi yaitu analisa ekonomi
positif dan normatif. Ilmu Ekonomi Positif (Positive Economics) yaitu membahas atau
mempelajari apa itu (what is) atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi
masyarakat sebenarnya diselesaikan. Teori ekonomi positif menentukan bagaimana
sebenarnya (in fact) sumber daya dialokasikan dalam suatu perekonomian. Jadi ilmu
ekonomi positif menyangkut apa yang sedang, telah atau akan terjadi. Ilmu Ekonomi
Normatif (Normative Economics), yaitu mempelajari apa seharusnya dilakukan atau
bagaimana masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat seharusnya diselesaikan.
1.5. Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro
Ekonomi makro, mengkaji variabel-variabel ekonomi secara agregat
(keseluruhan). Variabel-variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan
pemerintah tersebut, antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau
pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun
neraca pembayaran internasional.
Ekonomi Mikro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil
misalnya perusahaan, dan rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan
atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.

Kegunaan Teori Ekonomi Mikro

5
Teori Ekonomi Mikro dapat bermanfaat:
1. Sebagai dasar untuk membuat ramalan (basic for predicition). Artinya bahwa teori
ekonomi mikro dapat membuat ramalan bersyarat atau ramalan kondisional
(conditional prediction).
2. Sebagai alat untuk merumuskan kebijakan ekonomi (economi policy), artinya
menganalisis bagaimana kegiatan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian.
Dalam hal ini kita dapat mempelajari kebijakan pemerintah yang mempengaruhi
harga dan upah, serta alokasi sumber daya.
3. Untuk memeriksa syarat-syarat kemakmuran perekonomian (welfare economics).
4. Sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajemen. Dalam hal ini metode yang
dikembangkan dalam analisis permintaan dan analisis penawaran.
1.6. Model-Model dalam Ilmu Ekonomi
Dalam bagian pendahuluan ini akan diperkenalkan beberapa model sederhana
antara lain; model perekonomian dua sektor dengan bagan alir sirkuler, dan model
batas kemungkinan produksi, model induktif dan deduktif, serta ceteris paribus.
Model Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari sektor
rumah tangga dan perusahaan. Sektor rumah tangga merupakan pemilik faktor
produksi yang nantinya diperlukan oleh sektor perusahaan dalam menghasilkan barang
dan jasa. Perekonomian disederhanakan dalam dua sektor (dua pembuat keputusan)
yaitu rumah tangga dan perusahaan. Perusahaan menghasilkan barang serta
menggunakan input-input seperti tenaga kerja, tanah, mesin, peralatan, gedung, dan
modal. Input- input tersebut disebut faktor produksi. Sementara rumah tangga memiliki
faktor produksi dan melakukan kegiatan konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan.
Batas Kemungkinan Produksi
Sebagian besar model ekonomi dibangun berdasarkan perangkat matematika,
tidak seperti diagram sirkuler. Model ini memberikan gambaran tentang model
matematika sederhana, yang disebut batas kemungkinan produksi, di mana model ini
menggambarkan memikirkan dasar ekonomi.
Meskipun perekonomian sesungguhnya menghasilkan ribuan dan bahkan jutaan
barang dan jasa. Dalam model ini kita sederhanakan, dengan mengasumsikan bahwa
perekonomian hanya menghasilkan dua jenis barang, yaitu sepatu dan baju. Batas

6
kemungkinan produksi (production possibilities frotier) merupakan grafik yang
memperlihatkan kombinasi hasil produksi yang beraneka ragam. Dalam kasus ini
jumlah sepatu dan baju yang dihasilkan dalam perekonomian dengan ketersediaan
faktor-faktor produksi serta teknologi produksi yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengubah faktor-faktor produksi menjadi sepatu dan baju.
Model Induktif dan Deduktif
Metode Induktif; yaitu metode di mana suatu keputusan dilakukan dengan
mengumpulkan semua data informasi yang ada di dalam realitas kehidupan. Realita
tersebut dalam setiap unsur kehidupan yang dialami individu, keluarga, masyarakat
lokal dan sebagainya mencoba dicari jalan pemecahan sehingga upaya pemenuhan
kebutuhannya tersebut dapat dikaji secermat mungkin. Sebagai contoh upaya
menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. Upaya tersebut dilakukan
sedemikian rupa sehingga sampai diperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang dapat
tersedia pada jumlah, harga, dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan perencanaan. Yang dalam ilmu
ekonomi berfungsi sebagai cara ataupun metode untuk menyusun daftar kebutuhan
terhadap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
Metode Deduktif; adalah suatu metode ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar
hukum, ketentuan atau prinsip umum yang sudah diuji kebenarannya. Dengan metode
ini ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan masalah, sesuai dengan acuan,
prinsip, hukum dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi. Misalnya, dalam ilmu
ekonomi terdapat hukum yang mengatakan bahwa jika persediaan barang- barang dan
jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap, maka barang-
barang dan jasa-jasa akan naik harganya”. Bertolak dari hukum ekonomi tersebut, para
ahli ekonomi secara deduktif sudah dapat menentukan bahwa harus dijaga agar
persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat tersebut selalu dapat
mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya. Beberapa pakar menyebutnya sebagai
metode eksperimen intelektual (the method of intellectual experiment).
Ceteris Peribus
Penyederhanaan dilakukan dengan memuat pemisalan atau anggapan.
Pemisalan itu dikenal istilah ceteris paribus, yang berarti faktor-faktor lain tidak
berubah. Untuk memahami bagaimana pemisalan itu, ada baiknya kalau diberikan
contoh teori dalam ilmu ekonomi dan bagaimana pemisalan-pemisalan itu digunakan

7
dalam analisis teori tersebut. Dalam teori permintaan; dikatakan bahwa permintaan
terhadap suatu barang misalnya sepatu, tergantung pada harganya. Jika harga sepatu
naik maka permintaan akan sepatu berkurang dan apabila harga sepatu turun, maka
permintaan akan sepatu naik. Pernyataan ini menunjukkan bahwa harga memegang
peranan penting dalam menentukan besarnya permintaan. Tetapi di samping harga ada
faktor lain yang mempengaruhi permintaan, seperti pendapatan masyarakat, harga
barang lain, serta selera masyarakat. Walaupun harga tetap misalnya, tetapi apabila
pendapatan masyarakat naik, atau harga barang lain berubah, maka permintaan akan
mengalami perubahan. Dalam melakukan analisis ekonomi misalnya untuk mengetahui
pengaruh harga terhadap permintaan, maka dibuatlah pemisalan bahwa faktor lain
tidak berubah (ceteris beribus).
1.7. Macam-macam Sistem Ekonomi
Sistem Ekonomi Tradisional
Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional antara lain adalah; (1) teknik produksi
dipelajari secara turun-temurun dan bersifat sederhana, (2) hanya sedikit
menggunakan modal, (3) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan
barang), masih terikat tradisi, dan (4) tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan
sumber kemakmuran.
Sistem Ekonom Terpimpin/Terencana
Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi di mana peran pemerintah
sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Sistem
ekonomi komando memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Semua alat dan sumber-
sumber daya dikuasai pemerintah, (2) Hak milik perorangan tidak diakui, (3) tidak ada
individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan
perekonomian, dan (4) kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah.
Sistem Ekonom Pasar/Kapitalis/Bebas
Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi di mana seluruh kegiatan
ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada
mekanisme pasar. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An
Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Model sistem ekonomi ini
merujuk pada perekonomian pasar persaingan sempurna. Sistem ekonomi pasar yang
dicetuskan oleh Adam Smith berintikan: tangan yang tidak terlihat (infisible hand) akan
menggerakkan kegiatan ekonomi yaitu dengan adanya keinginan

8
seseorang/sekelompok orang yang memberikan sebuah barang dan atau jasa untuk
mendapatkan barang lainnya (pertukaran).
Sistem ekonomi pasar/kapitalis memiliki beberapa ciri antara lain; (1) Setiap
orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal, (2) Setiap orang bebas
menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya, (3) Aktivitas ekonomi ditujukan untuk
memperoleh laba, (4) Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (swasta),
(5) Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar, (6) Persaingan dilakukan
secara bebas, dan (7) Peranan modal sangat vital.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran merupakan campuran dari sistem ekonomi pasar dan
terpusat, di mana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan
masalah ekonomi. Sistem ekonomi campuran memiliki beberapa ciri antara lain; (1)
Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, (2) Barang modal dan
sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah, (3) Pemerintah dapat melakukan
intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter,
membantu dan mengawasi kegiatan swasta. Jadi Peran pemerintah dan sektor swasta
berimbang.
1.8. Penggunaan Model Matematika
Modal matematika pada dasarnya merupakan seperangkat persamaan
matematika yang menggambarkan hubungan variabel-variabel dalam model. Walaupun
dikatakan seperangkat, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hanya terdiri dari
satu persamaan misalnya persamaan untuk permintaan suatu barang;
Qd = a – bPx
Perlu diketahui bahwa yang mempengaruhi permintaan atas barang X, mungkin
tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang X sendiri, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh
pendapatan konsumen. Sehingga model fungsi permintaan barang X dapat ditulis:
Qd = a – b1Px +b2I
Model matematika dapat dikembangkan lebih lanjut misalnya permintaan akan
barang X selain dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, dan pendapatan konsumen,
juga dipengaruhi oleh harga barang lain; sehingga model fungsi permintaan dibuat:
Qd = a – b1Px + b2I + b3Py

Sementara persamaan definisi (definition equatian) seperti:

9
π = TR – TC
Dimaana: π = laba TR = Total revenue atau penerimaan TC = Total cost atau biaya
Selanjutnya persamaan keseimbangan (Equilibrium Condition), yaitu persamaan
yang menunjukkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan,
contoh;
Qd = Qs
Dimana: Qd = jumlah barang yang diminta Qs = jumlah barang yang ditawarkan.
Menggambarkan Grafik Fungsi
Grafik merupakan salah cara sederhana untuk menunjukkan hubungan antara dua
variabel. Umumnya nilai dari variabel independen (X) ditunjukkan pada sumbu
horisontal, dan nilai dari variabel dipenden (Y) ditunjukkan pada sumbu vertikal.
2.2 BAB II TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
2.1. Teori Permintaan
Permintaan dapat diartikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu dimana
seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat harga, dengan
asumsi faktor lain tetap (ceteris paribus). Hubungan permintaan tersebut hanya
menunjukkan hubungan secara teoritis antara harga dan kuantitas yang dibelinya per
unit waktu, ceteris paribus.
Hukum permintaan (the low of demand) pada hakikatnya merupakan suatu
hipotesis yang menyatakan: Hubungan antara barang yang diminta dengan harga
barang tersebut dimana hubungan tersebut berbanding terbalik, yaitu ketika harga
meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan turun dan sebaliknya
apabila harga turun, maka jumlah barang yang diminta meningkat.
Permintaan Pasar dan Permintaan Individu
Untuk dapat menganalisis cara kerja pasar, maka kita perlu menentukan
permintaan pasar, yang merupakan jumlah dari seluruh permintaan individu terhadap
suatu barang atau jasa.
Pergeseran pada Kurva Permintaan
Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi permintaan; antara lain:
1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga barang terkait ( Py)
3. Pendapatan konsumen (I)
4. Selera (S)

10
5. Jumlah penduduk (Pop)
6. Harapan masa yang akan datang (Hd)
Persamaan fungsi permintaan dapat ditulis:
(Qd = F(Px, Py, I,S, Pop, Hd)
2.2. Teori Penawaran
Penawaran dapat diartikan berbagai kuantitas suatu barang tertentu di mana
seorang penjual bersedia menawarkan barang atau jasanya pada berbagai tingkat
harga, ceteris paribus. Banyak hal yang menentukan jumlah penawaran suatu barang,
tetapi ketika kita menganalisis bagaimana pasar bekerja, maka salah satu penentunya
adalah harga barang itu. Apabila harga roti cokelat naik pastilah menguntungkan bagi
penjual, sehingga jumlah barang yang ditawarkan juga naik. Penjual roti akan bekerja
sepanjang hari, membuat lebih banyak roti cokelat dan mempekerjakan lebih banyak
tenaga kerja. Akan tetapi pada saat harga roti cokelat turun, maka usahanya tentu
kurang menguntungkan, dan penjual memutuskan untuk mengurangi produksi roti
cokelatnya, pada saat semakin turun mungkin penjual akan memutuskan akan menutup
usahanya sehingga penjualan sama dengan nol. Oleh karena jumlah penawaran
meningkat seiring dengan naiknya harga, dapat dikatakan bahwa jumlah penawaran
berhubungan secara positif dengan tingkat harga. Hubungan antara harga dan jumlah
penawaran ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam perekonomian, sehingga
disebut sebagai hukum penawaran (The low of supply). Apabila semua hal diasumsikan
sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah yang ditawarkan akan ikut
meningkat, sebaliknya ketika harga barang turun, maka jumlah yang ditawarkan akan
ikut menurun.
Pergeseran Pada Kurva Penawaran
Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi penawaran antara lain:
1. Harga barang itu sendiri (Px)
2. Harga input ( Pi)
3. Teknologi (T)
4. Harapan (Hr)
5. Jumlah penjual (Jp)
Persamaan penawaran dapat ditulis:
(Qs = F(Px, Pi, T, Hr, Jp)
2.3. Penentuan Harga dan Jumlah yang Diperjualbelikan

11
Harga pasar suatu barang dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh
permintaan dan penawaran dari barang tersebut. Harga pasar adalah harga yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. Penentuan harga pasar tergantung pada
permintaan, penawaran dan bentuk pasar di mana permintaan dan penawaran itu
terjadi. Oleh arena itu perlu dilakukan analisis secara serentak terhadap permintaan
dan penawaran suatu barang untuk menentukan harga dan jumlah barang yang
diperjualbelikan atas suatu komoditas tertentu.
Harga suatu barang atau jasa sangat tergantung pada pasar yang dihadapi. Anda
biasa mendengar dan melihat mengapa harga di suatu pasar produk mengalami
guncangan hebat, sedang di pasar lainnya tidak. Mengapa pengumuman mengenai
rencana kebijakan pemerintah tentang kondisi-kondisi ekonomi di masa yang akan
datang dapat mempengaruhi pasar, jauh sebelum kondisi tersebut menjadi kenyataan.
Secara garis besar terdapat dua bentuk pasar; yaitu pasar persaingan sempurna dan
(perfec competition), dan bentuk pasar dengan persaingan tidak sempurna (inperfec
competition).
Penentuan Keseimbangan Secara Grafik
Keseimbangan diartikan sebagai suatu situasi di mana segala kekuatan yang ada
saling seimbang, pengertian ini juga menjelaskan keseimbangan pasar. Pada harga
keseimbangan, jumlah barang yang rela dan mampu dibeli sama besar dengan jumlah
barang yang rela dan mampu dijual. Harga keseimbangan ini disebut sebagai market
clearing price, karena pada harga ini semua pihak di pasar dipuaskan. Pembeli telah
membeli semua yang mereka mau beli dan penjual telah menjual semua yang mereka
mau jual.
Penentuan Keseimbangan Secara Matematis
Dalam menentukan keseimbangan secara matematis, maka terlebih dahulu perlu
diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran untuk produk tertentu. Contoh
fungsi permintaan produk roti cokelat (X) adalah Qd = 1500 – 0.25Px, dan fungsi
penawaran roti cokelat Qs= 500 + 0,25Px. Dalam hal ini Qd mencerminkan tentang
jumlah yang diminta, dan Qs mencerminkan tentang jumlah yang ditawarkan,
sementara Px menunjukkan harga dari produk tersebut.
Keseimbangan akan tercapai apabila Qd = Qs
QD=QS
1500 – 0,25Px = 500 + 0,25Px

12
1500 – 500 = 0,5Px
1000
Px= = 2000
0,5
Qd = 1500 – 0,25(2000) = 1500 – 500 = 1000
Qs = 500 + 0,25(2000) = 500 + 500 = 1000
Jadi pada harga keseimbangan Rp. 2000 produk roti cokelat (X) akan diperjualbelikan
sebanyak 1000 biji.
2.4. Pengaruh Perubahan Permintaan dan Penawaran terhadap Keseimbangan
Tentu saja harga dan jumlah keseimbangan tergantung pada posisi kurva
permintaan dan penawaran. Ketika suatu peristiwa menggeser salah satu kurva
tersebut, maka titik keseimbangan pasar akan berubah. Analisis perubahan semacam
itu disebut statistika komparatif karena melibatkan perbandingan dua situasi yaitu titik
awal dan akhir dari keseimbangan. Ketika kita akan menganalisis bagaimana suatu
peristiwa mempengaruhi keseimbangan, kita perlu melakukan analisis tiga langkah
(Mankiw, 2004.) Pertama kita perlu menentukan apakah peristiwa tersebut menggeser
kurva permintaan, kurva penawaran, atau keduanya. Kedua kita akan memutuskan
apakah pergeseran kurva itu arahnya ke kanan atau ke kiri. Ketiga kita dapat
menggunakan diagram permintaan dan penawaran untuk membandingkan kondisi
awal dan kondisi akhir titik keseimbangan, yang menunjukkan bagaimana pergeseran
itu mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan.
Pada dasarnya terdapat empat kemungkinan pergeseran kurva permintaan dan
penawaran; yaitu:
1. Permintaan berkurang (kurva permintaan bergeser ke kiri)
2. Permintaan bertambah (kurva permintaan bergeser ke kanan)
3. Penawaran bertambah (kurva penawaran bergeser ke kenan)
4. Penawaran berkurang (kurva penawaran bergeser ke kiri)
2.5. Surplus Konsumen dan Produsen
Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang bersedia dibayar
oleh konsumen untuk sebuah produk dengan jumlah sebenarnya yang dibayar oleh
konsumen. Misalnya seorang mahasiswa bersedia membayar sebesar Rp. 100.000
untuk membeli sebuah buku Ekonomi Mikro, walaupun sebenarnya ia hanya membayar
sebesar Rp. 60.000 per buku. Jadi sisa Rp. 40.000 adalah merupakan surplus konsumen.

13
Apabila kita menjumlahkan seluruh surplus konsumen yang membeli buku Ekonomi
Mikro, maka kita akan dapatkan surplus konsumen secara keseluruhan (agregat).
Surplus konsumen merupakan aplikasi penting dalam ilmu ekonomi. Apabila
dijumlahkan dari banyak individu, maka surplus konsumen pada dasarnya mengukur
jumlah manfaat yang diperoleh konsumen dengan membeli barang di pasar. Apabila
kita mengkombinasikan antara surplus konsumen dan laba yang diperoleh produsen,
maka kita dapat melakukan evaluasi, baik biaya maupun keuntungan, dan tidak hanya
untuk pasar alternatif, tetapi juga untuk kepentingan kebijakan publik yang mengubah
perilaku konsumen dan produsen dalam pasar tersebut.
2.6. Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan Pengaruh Pajak
Pajak penjualan yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pada saat terjadi
penjualan suatu produk. Pajak penjualan dapat dalam bentuk persentase tertentu dari
penjualan atau suatu besaran tertentu dari yang dikenakan untuk setiap unit produk
yang dijual. Perlu diketahui bahwa dalam kenyataan tidak semua pajak penjualan
ditanggung oleh pembeli produk, melainkan sebagian ditanggung oleh penjual. Dengan
adanya pajak penjualan membuat harga jual produk menjadi lebih tinggi. Jadi dengan
adanya pajak akan berdamak pada keseimbangan pasar.
Pengaruh Subsidi
Subsidi adalah bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada produsen dalam
untuk meringankan beban biaya produksi perusahaan. Dampak dari subsidi adalah
kebalikan dari pada pengenaan pajak penjualan. Hal tersebut disebabkan dengan
bantuan subsidi yang diberikan kepada produsen membuat biaya produksi menjadi
lebih kecil, sehingga pengenaan subsidi akan berdampak pada keseimbangan pasar.
2.3 BAB III ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN
3.1. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan adalah suatu bilangan yang menunjukkan persentase
perubahan yang terjadi pada jumlah yang diminta sebagai akibat dari perubahan
variabel lain yang mempengaruhi permintaan. Variabel yang mempengaruhi
permintaan dalam ini yaitu harga barang itu sendiri, pendapatan, harga barang
substitusi dan harga barang komplementer.
Oleh karena itu elastisitas permintaan secara umum dibedakan menjadi:
elestisitas permintaan terhadap harga (price elasticity of demand), elastisitas

14
permintaan terhadap pendapatan (income elasticity of demand) dan elastistas
permintaan silang (cross elasticity of demand).
3.1.1. Elastisitas Permintaan terhadap Harga
Hukum permintaan mengatakan bahwa apabila harga suatu barang turun, maka
permintaan atas barang tersebut akan meningkat, dan sebaliknya apabila harga suatu
barang meningkat, maka permintaan akan barang tersebut akan turun. Elastisitas
permintaan terhadap harga (price elasticity of demand), menunjukkan bahwa seberapa
besar jumlah permintaan akan berubah seiring dengan adanya perubahan harga.
Para ekonom menghitung elastisitas harga terhadap permintaan sebagai perubahan
persentase jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga atau
dengan rumus:
% perubahan jumlah yang diminta
Elastisita s Harga Permintaan (ε p ¿=
% perubahan harga
Q1−Q0
Q0
Atau ε p=
P1−P0
P0
Metode nilai tengah dalam menghitung elastistas dilakukan dengan membagi
perubahan dengan nilai tengah (rata-rata) awal dan akhir, atau dengan rumus:
Q1−Q0
(Q1+Q0 )/2
Elastisita s Harga Permintaan (ε p ¿=ε p =
P1−P0
( P 1+ P0 )/2
Jenis-jenis Kurva Permintaan
Para ekonom membedakan kurva permintaan berdasarkan elastistasnya.
Permintaan dikatakan elastis apabila nilai elastisitas lebih besar dari 1 (Ɛ>1), karena itu
jumlah produk yang diminta bergerak lebih besar dibanding dengan pergerakan harga.
Permintaan dikatakan inelastis apabila elastistas kurang dari 1 (Ɛ<1), jumlah
pergerakan produk yang diminta lebih kecil secara proporsional dibanding dengan
pergerakan harga. Apabila elastistas sama dengan 1 (Ɛ<1), maka jumlah pergerakan
sama dengan besarnya harga dan permintaan ini disebut memiliki elastisitas uniter.
Karena elastisitas harga permintaan mengukur besarnya perubahan jumlah
permintaan dalam merespon perubahan harga, maka erat kaitannya dengan kemiringan
kurva permintaan. Sebuah pedoman yang sangat berguna dalam melihat kemiringan

15
kurva permintaan. Semakin landai kurva permintaan yang melewati suatu titik, maka
semakin elastis harga permintaan produk tersebut, dan semakin curam kurva
permintaan melewati suatu titik, maka semakin kecil elastisitas harga permintaan
produk tersebut.
Elastisitas Harga dan Perubahan Jumlah Pengeluaran
Pada dasarnya jumlah uang yang dibayar oleh pembeli sama dengan jumlah uang
yang diterima oleh penjual. Dalam pasar manapun pendapatan total adalah jumlah
produk kali harga (P x Q). Pertanyaan yang muncul bagaimana pengeluaran total
bereaksi ketika harga suatu produk berubah? Ternyata bahwa respon total pengeluaran
tergantung pada elastisitas harga permintaan.
Karena harga dan kuantitas bergerak dengan arah yang berlawanan, satu turun
sementara yang lain naik, maka perubahan dalam total pengeluaran tampak
mempunyai arti ganda. Akan tetapi mudah melihat, bahwa arah perubahan dalam total
pengeluaran tergantung pada perubahan persentase pada kedua variabel harga dan
kuantitas. Apabila persentase perubahan harga melebihi persentase perubahan dalam
kuantitas, maka ini merupakan kasus dengan elastisitas kurang dari 1 (inelastis).
Sebaliknya apabila perubahan harga kurang dari kuantitas yang diminta, maka
perubahan kuantitas akan mendominasi, serta pengeluaran total akan berubah dalam
arah yang sama ketika kuantitas berubah (yaitu ke arah berlawanan dengan perubahan
harga) Apabila persentase perubahan kedua variabel sama, maka total pengeluaran
tidak berubah (kasus elastis uniter).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas
 Tersedianya Barang Substitusi.
 Jangka Waktu
 Kebutuhan atau Kemewahan
3.1.2. Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan
Pendapatan konsumen merupakan salah faktor penting dalam menentukan
permintaan. Respon permintaan terhadap pendapatan disebut elastisitas permintaan
terhadap pendapatan (income elasticity of demand) . Hal ini dapat dihitung dengan cara
membagi persentase perubahan jumlah yang diminta dengan persentase perubahan
pendapatan.
% perubahan jumlah yang diminta
Elastisita s Harga Permintaan (ε p ¿=
% perubahan pendapatan

16
Q1−Q0
Q0
Atau ε p=
P1−P0
P0
3.1.3. Elastisitas Harga Silang dari Permintaan
Kita telah membicarakan pada bab permintaan dan penawaran bahwa
perubahan harga suatu jenis barang akan mempengaruhi kuantitas permintaan barang-
barang lainnya. Untuk mengukur efek dari perubahan tersebut, para ekonom
menggunakan Elastistas harga silang dari permintaan (cross price elasticity of
demand). Elastistas harga silang dari permintaan dapat dihitung dengan cara membagi
prosentase perubahan jumlah yang diminta terhadap suatu barang (X) terhadap
persentase perubahan harga barang lain (Y), atau dengan rumus:
% perubahan barang yang diminta(X )
Elastisita s Harga Permintaan (ε xy ¿=
% perubahan hargabarang (Y )
Q x2 −Qx 1
Qx1
Atau ε p=
P y2 −P y 1
P y1
3.2. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran adalah suatu bilangan yang menunjukkan persentase
perubahan yang terjadi pada jumlah yang ditawarkan sebagai akibat dari perubahan
variabel lain yang mempengaruhi penawaran. Variabel yang mempengaruhi penawaran
telah kita pelajari pada bab permintaan dan penawaran yaitu harga barang itu sendiri,
harga input, dan perkembangan teknologi.
Elastisitas Harga Penawaran (price elastisity of Supply), bertujuan untuk
mengukur seberapa besar perubahan jumlah yang ditawarakan sebagai respon atas
perubahan harga. Penawaran suatu produk dikatakan elastis apabila jumlah yang
ditawarkan berubahan lebih banyak dibanding perubahan harga. Penawaran dikatakan
inelastis apabila jumlah yang ditawarkan berubah lebih kecil dari perubahan harga.
Untuk menghitung elastisitas penawaran digunakan rumus:
% perubahan jumlah yang ditawarkan
Elastisita s Harga Permintaan (ε s ¿=
% perubahan harga

17
Q2 −Q1
Q1
Atau ε s=
P2 −P1
P1
Jenis-jenis kurva penawaran
(a) penawaran adalah inelastis sempurna (elastistas sama dengan nol) dan kurva
penawaran adalah vertikal. Dalam kasus ini dalam jumlah yang ditawarkan tidak
berubah dengan adanya perubahan harga dan elastisitas penawarannya sama dengan
nol.
(b) penawaran adalah elastis sempurna, karena ini elastisitas penawaran terhadap
harga barang adalah tidak terhingga, dan kurva penawaran menjadi horisontal.
(c) kurva penawaran yang elastis (Ɛ > 1). Dalam kasus semacam ini proporsi perubahan
jumlah yang ditawarkan lebih besar dibanding proporsi perubahan harga (umumnya
pada arah yang sama), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut adalah lebih
besar dari 1.
(d) kurva penawaran yang inelastis (Ɛ < 1). Dalam kasus semacam ini proporsi
perubahan jumlah yang ditawarkan lebih kecil dibanding proporsi perubahan harga
(umumnya pada arah yang sama), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut
adalah lebih kecil dari 1
(e) kurva penawaran yang elastis uniter (Ɛ = 1). Dalam kasus semacam ini proporsi
perubahan perubahan jumlah yang tawarkan sama dengan proporsi perubahan harga
(umumnya padam arah yang sama), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut
adalah sama..
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran
 Sifat dari Biaya Produksi.
 Jangka Waktu Analisis
 Jangka Panjang, produksi dan jumlah barang ditawarkan dapat ditingkatkan
dengan mudah dalam jangka panjang.
2.4 BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN
4.1 Pendekatan marginal utility (kardinal)
Pendekatan kardinal didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang
diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu
seperti rupiah, jumlah, dan unit atau buah dan lain-lain. Semakin besar jumlah barang

18
yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang
rasioanal akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat penndapatn
yang dimilikinya. Bearnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu
(konsumen) yang bersangkutan.
Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang
maksimum apabila dalam membelanjakan pendaptanya mencapai kepuasan yang sama
pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu
kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility).

4.2 Pendekatan indiference curve (ordinal)


Pendekatan ordinal mengansumsikan bahwa konsumen mampu merengking dan
membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan
kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebut secara absolut. Pendekatan
ordinal digunakan dengan menggunakna anaisis kurva indeferensi. Kurva indeferensi
adalah kurva yang menunjukan berbagai kombinasi dua barang atau jasa yang memberi
kepuasan yang sama.
Asumsi tentang preferensi, kita memahami bahwa seorang konsumen selalu
dapat menyatakan preferensiny pada satu keranjang barang dibanding dengan
keranjang barang yang lain. Informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat
peringkat semua kemungkinan pilihan konsumen dalam mengkonsumsi barang atau
jasa.
4.3. Keterbatasan Anggaran
Konsumen dalam memaksimum kepuasannya terkendala oleh jumlah
pendapatan yang dimiliki.
4.4 Efek substitusi dan efek pendapatan
Apabila harga suatu barang berubah, maka perubahan variabel tersebut
memiliki dua efek yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. Konsumen cenderung akan
membeli barang yang harganya lebih murah dan membeli lebih sedikit barang yang
harganya relatif lebih mahal. Reaksi atas perubhan harga ini disebut efek substitusi
(subtitution efeck).Oleh karena itu salah satu barang menjadi lebih murah, maka secar
otomatis pendapatan rill konsumen meningkat. Konsumen merasa lebih untung karena
mereka dapat membeli lebih banyak barang yang sama dengan pengeluaran lebih
sedikit, dengan demikian konsumen memiliki sisa uang untuk membeli barang

19
tambahan. Perubahan permintaan akibat dari perubahan daya beli ini disebut efek
pendapatan (income efect).
4.5 Memaksimalkan Utilitas model Marshalian dan Hicksian
Fungsi permintan Marshalian pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Inggris
bernama Alfred Marshall pada tahun 1990. Fungsi permintaan ini merupakan
permintaan atas barang oelh konsumen dengan asumi bahwa pendapatan konsumen
tetap. Fungsi permintaan Marshalian diperoleh dari proses maksimisasi utilitas dengan
batasan anggaran fungsi permintaan Marshalian dapat diperoleh dari derivasi
maksimul utiliti dengan batasan anggaran yang dimiliki konsumen.
Sementara fungsi permintaan Hicksian diperoleh daari proses minimisasi fungsi
pengeluaran, dengan bats utility yang diinginkan. Proses ini merupakan dualitas dari
proses maksimisasi untility dengan batas penghasilan yang menghasilkan fungsi
permintaan Marshalian. Fungsi permintan Hicksian merupakan fungsi permintaan
faktor input pada kondisi optimisasi.
4.6 Keidakpastian dan perilaku konsumen
Sebelumnya kita berasumsi bahwa pendapatan, harga, dan variabel-variabel lain
dapat diketahui dengan pasti. Meskipun kenyataannya, banayk konsumen yang
meminjam uang untuk membiayai pembelian yang sedikit membutuhkan dana yang
besar, seperti mobil, motor, dan rumah, serta merencanakan dengan mencicil melalui
pendapatan yang diperoleh di masa yang kan datang. Tidak dapat pula dipungkiri
bahwa pendaptan di masa yang akan datang umunya tidak menentu. Pendapatan dapat
saja naik atau turun. Pernyataan yang muncul bagaimana kita menghitungkan
ketidakpastian itu ketika konsumen membuat keputusan atau melakukan investasi
dalam jumlah yang besar? Dalam dunia yang oenuh ketidakpastian (resiko), perilaku
konsumen kadang-kadang sulit untuk diduga, bahkan ada yang tidak rasional, serta bisa
berlawanan dengan asumsi dan teori konsumen.
2.5 BAB V TEORI PRODUKSI
5.1 Teori dengan satu faktor berubah
Produksi dapat diartikan sebagai proses mengubah input menjadi output.
Perusahaan dapat mengubah input menjadi output dengan beragai-berbagai variasi
tenaga kerja, modal dan peralatan produksi lainnya. Para ekonom menganalisis pilihan-
pilihan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menganalisis produk, mereka
mengmbangkan model produksi dengan melihat hubungan antar input dan output.

20
Langkah awal dalam menjelaskan teori produksi yaitu dengan mengasumsikan bahwa
hanya da satu faktor produksi yang berubah. Para ekonom awalnya mepelajari teori
produksi dengan meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja pada sebidang tanah yang
tetap akan mempengaruhi output. Jadi dalam analisis tersebut diasumsikan bahwa
faktor produksi lainnya yaitu seperti modal, tanah dan teknologi dianggap kosntan.
Dengan demikian satu-satuanya faktor yang berubah adalah tenaga kerja.

5.2 Produksi dengan dua faktor berubah


Pada bagian ini kita akan membahas produksi dengan kombinasi tenaga kerja
dan modal berubah. Pada bagian ini kita kan diuraikan bagaimana perusahaan memilih
kominasi tenaga kerja dan modal untuk memproduksi uotput yang sama.
Dalam fungsi produksi khusus yang pertama, MRTS dapat kontan atau nol. MRTS
konstan apabila dua faktor produksi misalnya tenaga kerja dan modal yang digunakan
bersifar subtitusi sempurna (perfct substitution). Fungsi produksi khusus yang kedua
yaitu fungsi produksi tetap. Dalam kasus ini tidak mungkin emlakukan substitusi
diantara dua input tersebut. Hal tersebut disebabkan karena setiap tingkat output
membutuhkan kombinasi spesifik atas tenaga kerja dan modal. Fungsi produksi dengan
proporsi tetap menunjukan keterbatasan metode produksi yang tersedia bagi
perusahaan. Misalnya produski foto, mungkin melibatkan gabungan antara uru foto
dengan kamera.. untuk membuat lebih banyak foto, maka jumlah kamera dan juru foto
harus ditambah secara sebanding.
5.3 Garis anggaran (Isocost)
Pada upaya untuk menghemat biaya dan memaksimumkan keuntungan, maka
perusahaan harus berusaha untuk meminimumkan biaya produksi, karena itu perlu
dibuat garis anggaran biaya sama ( Isocost). Garis anggaran ini menunjukan gabungan
faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya
tertentu. Untuk dapat membuat garis anggaran biaya sama ini maka paling tidak
diperlukan data antara lain; jumlah dana yang tersedia untuk membeli faktor-faktor
produksi, dan harga faktor-faktor produksi yang digunakan.
Dalam kenyataan bahwa setiap perusahaan dihadapkan pada keterbatasan anggaran.
Oleh karena itu anggaran yang ada perlu dipergunakan dengan efesien. Anggaran

21
dikatakan efesien apabila penggunaan anggaran tersebut menghasilakan output yang
maksimum.
5.4 Skala hasil
Karena fungsi produksi merupakan repreentasi dari metode produksi aktual,
maka para ekonom memberi perhatian penuh pda bentuk funsgi-fungsi produksi
tersebut. Pertanyaan pertama yang muncul adalah bagaimana respon kuantitas output
terhadap kenaikan input secara bersamaan. Misalkan seluruh input dilipat duakan,
apakah output akan naik dua kali lipat pula, atau tidak. Dalam hal ini kita perlu
mempertanyakan skala hasil yang dimiliki oleh sebuah fungsi produksi.
Sebuah fungsi produksi dikatakan menunjukan skala hasil konstan apabila
peningkatan seluruh input sebesar dua kali lipat, menyebabkan peningkatan output
sebesar dua kali lipat pula. Apabila penggandaan input menghasilkan penggunaan
output yang kurang dari dua kali lipat, maka fungsi produksi tersebut disebut fungsi
produksi dengan sklai hasil yang menurun, dan apabila penggandaan input lebih dari
dua kali lipat disebut fungsi produksi dengan skala hasil meningkat.
5.5 Jalur perluasan (Expantion path)
Jalur perluasan (Expantion path) yaitu garis yang menghubungkan titik-titik
kombinasi optimum produsen, yaitu keseimbangan produsen pada bebagai tingkat
ouput. Pada umumnya perusahaan yang profesioanal senatiasa membuat target yang
akan dicapai baik dalam jangka pendek (kurang lebih 1 tahun) maupun jangka panjang
(lebih dari 1 tahun). Dalam jangka pendek perusahaan umumnya memiliki keterbatasan
dalam melakukan kombinasi input, namun dalam jangka panjang perusahaan memiliki
fleksibilitas yang cukup tinggi untuk melakukan kombinasi faktor-faktor produksi.
2.6 BAB VI TEORI BIAYA PRODUKSI
6.1 Konsep biaya
Konsep biaya terbagi menjadi tiga konsep menurut Nicholson (1991) yaitu :
biaya kesempatan, biaya akuntansi dan biaya ekonomis. Umumnya para ekonom
menganggap bahwa konsep biaya terpenting dari ketigannya adalah biaya kesempatan.
Telah dijelaskan bahwa, karena keterbatsan sumber daya, maka setiap keputusan dalam
perekonomian untuk memproduksi suatu atau beberapa barang, maka mengharuskan
untuk tidak memproduksi barang lain. Misalnya pada ssat memutuskan untuk
memproduksi tempat tidur, maka keputusan inplisit telah dibuat untuk tidak
memproduksi kursi, yang diproduksi dengan menggunakan tenaga kerja, kayu yang

22
dipergunakan untuk memproduksi tempat tidur. Oleh karena itu kmenyataan biaya
kesempatan dalam bentuk fisik, maka sering kali tidak gampang, karena itu biasanya
dipakai untuk bentuk satuan moneter.
 Biaya modal
 Biaya tenaga kerja
 Biaya jasa kewirausahaan
 Biaya ekonomis
 Asumsi penyederhanaan

6.2 Pilihan input untuk meminimumkan biaya


Dalam upaya untuk meminimumkan biaya produksi, maka prusahaan dituntut
untuk dapat memiliki kombinasi input yang dapat meminimumka biaya. Oleh karena itu
perusahaan seharusnya memiliki sebuah titik pada isokuan yang memiliki biaya paling
rendah. Artinya perusahaan harus mencari seluruh kemungkinan kombinasi input
untuk mendapat kombinasi input dengan harga yang termurah. Dengan demikian harus
memiliki kombinasi input modal (K) dana tenaga kerja (L) dengan tingkat substitusi
teknis marjianl dari K dan L adalah sama dengan rssio biaya inputnya (w/r).
6.3 Biaya produksi jangka pendek
Dalam jangka penek perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa, beberapa
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bervariasi sesuai dengan variasi output, dan
beberapa biaya yang lainnya tetap sepanjang perusahaan itu tetap berproduksi dalam
jumlah tertentu. Oleh karena itu biaya total dalam ini dikelompokkan menjadi biaya
variabel dan biaya tetap.
Perbedaan sanngat penting bagi perusahaan ketika akan menganalisis piliahn
output untuk memaksimalkan laba perusahaan :
Total biaya variabel, disimbolkan (TVC) atau biasa disebut biaya variabel adalah biaya
yang bervariasi esuai dengan variasi output.
Total biaya tetap, disimbolkan (TFC) atau biasa disebut biaya tetap adalah biaya yang
tidak dapat divariasikan dengan tingkat outerbai
6.4 Biaya produksi jangka panjang
Dalam jangka panjang perusahaan dapat mengubah semua input yang akan
digunakan dlam produksi. Oleh karena itu dalam jangka panjang tidak dikenal lagi
adanya biaya tetap, jadi semua bersifat variabel. Hal tersebut menunjukan bahwa

23
perusahaan tidak saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga modal baik dalam
bentuk gudang, pabrik, mesin maupun peralatan lainnya. Jadi secara khussus
perusahaan dalam jangka panjang harus memutuskan jumlah pabrik, gudang,
peralatannya, erta jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam operasinya.
6.5 Kurva pemebelajaran (learning curves)
Hukum dari leraning curve ini mengatakan bahwa biaya produksi per unit bila
diukur dengan nilai uang yang tetap, akan mengalami penurunan sebesar presentase
tertentu, setiap kali pengalaman kerja meningkat menjadi dua kali lipat. Pengalamanan
kerja dalam produksi dapat ditunjukan oleh komulatif volume produksi dari tahun
ketahun atau dari bulan ke bulan. Oleh
2.7 BAB VII PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan Sempurna (perfect competition) adalah struktur pasar yang
ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Para pembeli dan penjual
secara individual hanya bertindak sebagai penerima harga (price takers). Tidak ada
perusahaan yang menerima laba di atas normal dalam jangka panjang dalam pasar
persaingan sempurna.
7.1. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna
1. Jumlah Penjual dan Pembeli Banyak
2. Produk yang Homogen
3. Penyebaran Informasi yang Sempurna
4. Perodusen dan Konsumen Menerima Harga
5. Bebas keluar-masuk ppasa
7.2. Permintaan dan Penawaran Pasar Persaingan Sempurna
Dalam pasar persaingan sempurna harga ditentukan oleh interaksi permintaan
dan penawaran. Dalam pasar persaingan sempurna kurva permintaan yang dihadapi
oleh perusahaan adalah horisontal. Hal tersebut disebabkan karena perubahan output
dari perusahaan dalam batas-batas yang dapat dipertimbangkan tidak dapat
mempengaruhi harga secara berarti.
Permintaan total perusahaan sama dengan harga dikali dengan kuantitas produk yang
terjual (P x Q). Oleh karena harga sudah ditetapkan, maka penerimaan rata-rata
(overage revenue) dan penerimaan marjinal (marginal revenue) adalah sama dengan
harga. Dengan demikian kurva permintaan sama dengan penerimaan rata-rata, sama
dengan penerimaan marjinal dan sama dengan harga.

24
7.3. Maksimisasi Keuntungan Perusahaan
Maksimisasi Keuntungan dalam Jangka Pendek
Dalam jangak pendek, biaya perusahaan dibedakan ke dalam biaya tetap (fixed
cost; FC) dan biaya variabel (variabel cost; VC), sementara dalam jangka panjang tidak
dikenal adanya biaya tetap, tetapi semua biaya adalah variabel, dan sekaligus
merupakan total biaya (total cost; TC). Namun terdapat persamaan dalam menghitung
keuntungan, yaitu dengan memperkurangkan antara total penerimaan (total revenue;
TR) dan total biaya (total cost; TC).
Kondisi Keseimbangan Perusahaan dalam Jangka Pendek
Syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam keseimbangan jangka
pendek yaitu:
a. Untuk memperoleh laba maksimum, maka perusahaan sebaiknya memproduksi
pada saat MR=MC, apabila dalam kondisi buruk, kerugiannya adalah minimum.
b. Perusahaan seharusnya hanya memproduksi paling tidak apabila biaya variabel
(VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR) atau biaya variabel rata-rata
(AVC) sama dengan harga (P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung
kerugian biaya tetap (FC).
Posisi Perusahaan Impas
Walaupun harga sama untuk setiap produsen, tetapi struktur biaya dapat
berbeda, karena hal tersebut tergantung pada manajemen dan teknologi yang
digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu akan dijumpai adanya produsen
yang memperoleh keuntungan normal di mana (AC=P) sehingga TR=TC. Dalam kondisi
tersebut keuntungan perusahaan secara umum diperoleh karena adanya biaya tetap
dan biaya tersembunyi.
Posisi Perusahaan Menderita Kerugian
Kerugian akan dialami apabila biaya rata-rata berada di atas harga pasar. Dalam
kondisi ini perusahaan tetap harus beroperasi, karena harga produk masih cukup besar
dari biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan. Apabila perusahaan dalam kondisi ini
tidak meneruskan operasinya, maka perusahaan akan merugi lebih besar.
Posisi Perusahaan Harus Tutup/Dibubarkan
Apabila harga produk di pasar telah berada pada kondisi lebih tinggi dari biaya
variabel rata-rata (AVC>P), maka tidak ada pilihan bagi perusahaan kecuali tutup.
7.4. Penawaran dalam Pasar Persaingan Sempurna

25
Kurva Penawaran Jangka Pendek (Jumlah Perusahaan Tetap)
Kurva penawaran jangka pendek dalam pasar persaingan sempurna merupakan
penjumlahan dari kurva-kurva penawaran jangka pendek secara horisontal pada
berbagai perusahaan penerima harga. Harga keseimbangan terbentuk dalam jangka
pendek atas interaksi antara kurva penawaran jangka pendek dengan kurva permintaan
pasar. Pada harga keseimbangan perusahaan bersedia untuk menghasilkan output yang
tepat jumlahnya dengan output yang ingin dibeli oleh konsumen.

Kurva Penawaran Jangka Panjang (Jumlah Perusahaan Berubah)


Apabila harga berada di atas biaya total rata-rata maka perusahaan akan
mendapatkan keuntungan. Sebaliknya apabila harga berada di bawah biaya total rata-
rata, maka perusahaan akan menderita kerugian dan mendorong perusahaan lama
untuk keluar. Dan proses keluar masuk ini akan berakhir apabila harga sama dengan
biaya total rata-rata.Kurva biaya jangka panjang merupakan kurva yang menjadi tempat
kedudukan biaya rata-rata jangka pendek yang paling rendah. Akibatnya dalam jangka
panjang perusahaan akan memilih skala produksi dengan biaya rata-rata yang paling
rendah.
7.5. Penerapan Konsep Surplus Produsen dan Konsumen
Perubahan pada surplus konsumen mencerminkan tentang perubahan kepuasan
konsumen karena mengkonsumsi produk tertentu. Sementara perubahan surplus
produsen mencerminkan tentang perubahan pendapatan yang diterima oleh produsen
atas penjualan suatu produk tertentu.
7.6. Intervensi Pemerintah dalam Pasar Persaingan Sempurna
Intervensi Pemerintah dalam Bentuk Pajak
Dampak pajak umumnya berpengaruh terutama dibebankan kepada produk
yang tidak elastis terhadap perubahan harga. Pajak juga memiliki dampak beban baku
sebagai tambahan atas beban yang dikenakan atas pengumpulan pajak yang dilakukan
oleh pemerintah.
Intervensi Pemerintah dalam Bentuk Pengendalian Harga
Pemerintah kadang-kadang berusaha untuk menekan harga suatu produk
dengan tujuan yang mulia yaitu dengan maksud untuk melindungi konsumen atau
meningkatkan daya beli masyarakat umum. Akan tetapi sering kali pengendalian harga
yang dilakukan pemerintah, mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam jangka

26
panjang serta mengurangi surplus produsen dan konsumen (kesejahteraan produsen
dan konsumen).
Intervensi Pemerintah dalam Bentuk Pembatasan Perdagangan
Pembatasan perdagangan dapat menciptakan transfer antar produsen dan
konsumen serta kerugian beban baku atas kemakmuran ekonomi. Dampak dari
berbagai jenis pembatas perdagangan seperti tarif merupakan contoh yang sama
terhadap batasan perdagangan yang lain sepalah suatu bentuk pasar di mana hanya
terdapat satu perusahaan yang menjual barang atau jasa di pasar, serta barang atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak memiliki barang pengganti yang dekat.
2.8 BAB VIII PASAR MONOPOLI
8.1. Ciri-ciri Pasar Monopoli
1. Hanya terdapat satu perusahaan dalam industri
2. Barang yang dihasilkan tidak memiliki barang pengganti yang mirip
3. Sangat sulit bagai perusahaan lain untuk masuk dalam industri
4. Perusahaan adalah penentu harga
5. Perusahaan tidak perlu melakukan promosi yang gencar.
8.2. Penyebab Munculnya Monopoli
Perusahaan monopoli timbul terutama disebabkan oleh satu atau gabungan dari
faktor yaitu; karena memiliki sumber daya yang unik dan sulit digantikan, karena
peraturan pemerintah yang memberikan hak khusus untuk monopoli. Peraturan
pemerintah yang menyebabkan timbulkan monopoli antara lain adalah paten, hak cipta,
dan hak usaha eksklusif. Pada pasar monopoli tidak dapat ditunjukkan kurva
penawaran perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena tidak terdapat hubungan yang
pasti antara tingkat harga dengan kuantitas barang yang ditawarkan.
8.3. Keputusan Output dan Harga
Dalam memaksimalkan laba pertama-tama perusahaan monopoli harus
menghitung biaya-biaya produksi mereka dan karakteristik atas permintaan pasar dari
produknya.
Perbedaan antara harga dan biaya marjinal menunjukkan bahwa dalam
monopoli alokasi sumber daya tidak efisien. Dalam hal ini pembeli bersedia membayar
lebih mahal untuk tambahan satu unit output daripada biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memproduksinya. Untuk memaksimumkan output suatu perusahaan
telah kita jelaskan pada bab 7 bahwa maksimumkan keuntungan dapat dicapai apabila

27
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR=MC). Konsep ini pula yang
digunakan oleh perusahaan monopoli dalam memaksimumkan keuntungan.
8.4. Kurva Penawaran dan Monopoli
Pada pasar monopoli biaya marjinal tidak menunjukkan sifat kurva penawaran
seperti pada pasar persaingan sempurna. Dengan demikian dalam pasar monopoli kita
tidak dapat menunjukkan kurva penawaran, karena tidak terdapat hubungan yang tetap
antara harga dan jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan monopoli.
8.5. Apa yang Salah pada Monopoli
Dalam pasar monopoli, terdapat beberapa penghalang untuk masuk dalam pasar,
maka perusahaan monopoli akan memperoleh laba ekonomi dalam jangka panjang.
Laba tersebut sekaligus menunjukkan distribusi yang tidak diinginkan. Oleh karena itu
pemerintah dapat memilih untuk mengatur harga yang ditetapkan oleh perusahaan
monopoli.
8.6. Kebijakan Pemerintah tentang Monopoli
Untuk mengendalikan praktek monopoli, pemerintah dapat menempuh
beberapa kebijakan, misalnya, pemerintah dapat melakukan: (1) membuat
undangundang anti monopoli, (2) menetapkan harga maksimum (ceiling price). Tujuan
kebijakan ini adalah agar monopoli bersedia menghasilkan produk yang besar karena
produk yang dihasilkan adalah produk yang sangat dibutuhkan masyarakat, (3)
mengenakan pajak per unit (specific tex) maupun lump sun tax (pajak yang dipungut
tidak tergantung pada unit yang dijual). Tujuan pengenaan pajak semacam ini adalah
untuk membatasi konsumsi konsumen terhadap barang-barang yang dihasilkan oleh
monopoli, karena dengan pengenaan pajak maka akan menaikkan harga jual.
8.7. Dampak Pajak pada Monopoli
Pajak Tetap (Lumpsum tax)
Sudah dikatakan bahwa pajak tetap tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang
diproduksi oleh perusahaan. Oleh karena itu berapa pun jumlah barang yang dihasilkan,
maka jumlah pajak yang harus dibayar adalat tetap sama.
Pajak Khusus (Spesific tax)
Pajak spesifik yaitu pajak yang dikenakan per satun produk yang dihasilkan oleh
perusahaan monopoli. Dalam konteks ini semakin besar jumlah barang yang dihasilkan
dan dijual, maka semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan.
8.8. Diskriminasi Harga

28
Untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, perusahaan monopoli dapat
melakukan diskriminasi harga. Pada dasarnya perusahaan monopoli ingin menetapkan
diskriminasi harga dengan sempurna dalam arti bahwa perusahaan menetapkan harga
yang berbeda pada masing-masing unit yang dibeli konsumen pada harga reservasinya,
dalam usaha untuk merebut semua surplus konsumen. Akan tetapi dalam praktek ini
sulit dilakukan. Namun dalam praktek berbagai teknik diskriminasi harga dapat
dilakukan oleh perusahaan monopoli.
Diskriminasi harga tingkat pertama dan kedua merupakan bentuk diskriminasi
yang dilakukan oleh perusahaan monopoli pada pasar yang sama. Dengan harga yang
berbeda-beda dalam satu, maka produsen berusaha mengambil sebagian besar surplus
konsumen. Diskriminasi harga tingkat tiga, perusahaan menetapkan harga yang
berbeda untuk dua pasar yang berbeda, dengan produk yang dijual sama, namun harga
yang berbeda antara pasar yang satu dengan pasar yang lain. Syarat agar diskriminasi
harga dapat berhasil adalah elastisitas permintaan kedua pasar tersebut adalah
berbeda, sementara penerimaan marjinal kedua pasar harus sama. Oleh karena itu
perusahaan monopoli harus dapat mengisosali kedua pasar tersebut agar kebijakan
diskriminasi harga berhasil. Diskriminasi harga antara waktu merupakan bentuk
diskriminasi harga yang banyak dipraktekkan dewasa ini, yaitu suatu teknik penetapan
yang cukup tinggi pada awalnya untuk memenuhi permintaan konsumen yang sangat
menginginkan produk dengan segera, kemudian selanjutnya menurunkan harga untuk
memenuhi permintaan konsumen yang lebih besar.
2.9 BAB IX PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
Pasar Persaingan Monopolistik (monopolistic competition) adalah pasar yang
sangat mirip dengan persaingan sempurna, tetapi pasar persaingan monopolistik ini,
laba di atas normal hanya dapat diperoleh dalam jangka pendek.
9.1. Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik
Poduk yang dihasilkan telah didiffrensiasi (diffrentiated product),
Jumlah perusahaan dalam industri banyak (large number of firms),
Perusahaan mempunyai sedikit kekuatan dalam mempengaruhi harga,
Perusahaan bebas keluar masuk dalam industri (free antre and exit).
9.2. Keseimbangan Jangka Pendek pada Pasar Persaingan Monopolistik

29
Tingkat output terbaik pada pasar persaingan monopolistik dalam jangka
pendek dicapai ketika pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal, sepanjang
harga yang ditentukan pada kurva permintaan, melebihi biaya variabel rata-rata.
9.3. Keseimbangan Jangka Panjang pada Pasar Persaingan Monopolistik
Keseimbangan dalam pasar persaingan monopolistik berbeda dengan
keseimbangan pada pasar persaingan sempurna. Hal tersebut disebabkan karena dua
hal yaitu. Setiap perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik memiliki kapasitas
berlebih, dalam arti bahwa perusahaan bekerja pada bagian bawah dari kurva biaya
total rata-rata yang mengarah ke bawah. Kedua perusahaan menjual produk di atas
biaya marjinal.
9.4. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi
Perusahaan pada pasar persaingan sempurna lebih efisien dibanding dengan
perusahaan yang ada pada pasar persaingan monopolistik, baik dilihat dari sisi efisiensi
produksi dalam hal ini biaya produksi maupun dilihat dari sisi efisiensi alokasi dalam
hal ini harga sama dengan marjinal cost (MC=P).
9.5. Persaingan Bukan Harga
Difrensiasi Produk
Bagi konsumen barang yang sejenis, namun berbeda corak dan merek
menimbulkan suatu keuntungan tersendiri. Di mana konsumen memiliki pilihan yang
lebih banyak dalam membeli suatu barang, sehingga memungkinkan konsumen untuk
membeli barang yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Periklanan
Oleh karena dalam pasar persaingan monopolistik, perusahaan menghasilkan
produk yang terdiffrensiasi, maka masing-masing perusahaan melakukan usaha
periklanan untuk menarik konsumen dalam membeli produknya. Sampai batas tertentu,
iklan memanipulasi selera konsumen, mempromosikan produk dengan merek yang
mereka miliki, walaupun dengan cara yang tidak rasional agar konsumen menjadi loyal
terhadap merek mereka. Meskipun demikian sampai batas tertentu iklan dapat
memberikan informasi terhadap produk, membedakan produk mana yang memiliki
merek yang dapat diandalkan serta dapat menumbuhkan kompetisi.
2.10 BAB X PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli (oligopoly) adalah suatu pasar dimana hanya terdapat sedikit
perusahaan yang bersaing antara satu dengan yang lain, dan masuknya perusahaan

30
baru dalam industri melalui banyak rintangan. Dalam menjelaskan sikap perusahaan
dalam pasar oligopoli lebih rumit dibanding menjelaskan sikap perusahaan dalam pasar
lainnya. Hal tersebut disebabkan karena tidak terdapat keseragaman dalam sifat-sifat
pada berbagai industri dalam pasar oligopoli. Tingkah laku perusahaan sangat berbeda
apabila misalnya dalam industri hanya terdapat dua atau tiga perusahaan, dibanding
dengan 10 atau 15 perusahaan. Juga berbeda apabila perusahaan dalam industri
membuat perjanjian untuk menetapkan harga atau membagi-bagi pasar.

10.1. Karakteristik Pasar Oligopoli


Perbedaan utama perusahaan oligopoli dengan pasar lainnya yaitu perusahaan
dalam pasar oligopoli menyadari dampak keberadaan mereka terhadap
perusahaanperusahaan pesaing dan mereka mungkin memperhitungkan reaksi pesaing
apabila mereka memutuskan suatu tindakan tertentu. Sementara perusahaan-
perusahaan dalam persaingan sempurna menunjukkan perilaku nonstrategik, dalam
arti bahwa pengambilan keputusan didasarkan atas biaya produksi yang mereka
keluarkan dan kurva permintaan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan
kemungkinan reaksi dari para pesaingnya.
Pasar oligopoli mempunyai beberapa ciri hal lain seperti:
(1) kekuasaan menentukan harga adakalanya kuat dan adakalanya lemah,
(2) menghasilkan barang standar atau berbeda corak, dan
(3) umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan pasar Oligopoli
Pada pasar monopoli harga keseimbangan diperoleh apabila biaya marjinal sama
dengan penerimaan marjinal, dan pada pasar persaingan monopolistik harga
keseimbangan jangka panjang terjadi ketika perusahaan baru masuk dalam industri
yang membuat laba jangka panjang penjadi nol. Berbeda dengan pasar oligopoli, suatu
perusahaan menetapkan harga outputnya senantiasa didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan strategis yang berkenaan dengan perilaku pesaingnya.
Dengan beberapa modifikasi ekulibrium nash, kita dapat menerapkan prinsip yang
sama pada pasar oligopoly. Konsep Ekulibrium Nash, ini pertama kali dikembangkan
oleh ahli matematika John Nash pada tahun 1951, sehingga kita menyebut
keseimbangan yang digambar itu, sebagai Ekulibrium Nash. Model ini terlihat abstrak,
namun hal tersebut merupakan suatu yang logis. Hal ini memberi kita suatu dasar untuk
menentukan keseimbangan dalam pasar oligopoly.

31
Ekulibrium Nashi: Masing-masing perusahaan melakukan hal terbaik untuk
mengimbangi apa yang dilakukan para pesaingnya.
10.3. Model Cournot
Ekonom Prancis abad 19 bernama Agustin Cournot, menemukan apa yang
dikenal dengan konsep penerimaan marjinal dan penggunaannya. Cournot memulai
studinya dengan meneliti suatu situasi sederhana dimana pemilik tunggal sebuah
sumber air gratis tetapi menyehatkan telah memutuskan untuk menetapkan harga atas
airnya. Misalkan permintaan untuk sumber mata air dalam ribuan kubik per minggu (Q)
tergantung pada harga air (P) berdasarkan persamaan:
Q = 180 – P
Oleh karena itu pemilik tunggal mata air harus memproduksi air sebanyak Q =
90. Pada tingkat output ini P adalah 90 sehingga penerimaan total adalah (90 x 90 =
8.100). Untuk mengembangkan model duopoli, maka penting untuk dicatat bahwa
bagaimana tingkat output yang memaksimumkan laba dipilih. Pada kasus tertentu Q
dipilih setengah dari kuantitas yang diminta pada saat tingkat harga nol (setengah dari
180). Berangkat dari kesimpulan ini kita dapat membahas bagaimana dua perusahaan
independen akan merespon situasi pasar seperti ini
Secara khusus Cournot menganggap bahwa perusahaan A dan memilih tingkat
output (QA) dengan asumsi bahwa tingkat output perusahaan B (QB) bersifat tetap dan
tidak akan disesuaikan sebagai respon atas tindakan perusahaan Misalkan output total
pada pasar adalah:
Q= qA + qB = 180 – P.
Dengan menganggap bahwa qB adalah tetap, maka kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan A adalah: qA = (180 - qB) – P
10.4. Model Stakelberg
Model stakelberg berasumsi bahwa dalam industri hanya terdapat dua
produsen, satu perusahaan bertindak sebagai pemimpinan (leader firm). Dan satu
perusahaan yang bertindak sebagai pengikut (follower). Perusahaan yang bertindak
sebagai pemimpin pasar, memiliki kewenangan untuk menentukan jumlah output yang
dihasilkan untuk memaksimumkan keuntungan.
Misalkan bahwa perusahaan pemimpin harga (simpati) tidak memproduksi
pulsa, maka sesuai dengan fungsi reaksinya, maka mentari akan menghasilkan pulsa
sebanyak 50 juta pulsa dan jumlah total pulsa di pasar adalah 50 + 0 = 50. Pada kondisi

32
ini harga pasar pulsa berada di titik C ini setingkat dengan titik F. Apabila misalnya
Simpati menghasilkan pulsa sebanyak 100 juta pula, maka sesuai dengan fungsi
reaksinya, maka mentari tidak memproduksi pulsa lagi karena permintaan pasar sudah
dipasok oleh Simpati. Pada saat ini harga pasar adalah A, kurva FA disebut sebagai
kurva permintaan sisa (residual demand curve) dari Simpati, yang sekaligus
menunjukkan jumlah pulsa yang dapat dijual oleh Simpati pada berbagai tingkat harga.
Misalkan apabila Simpati memproduksi sebesar 50 juta, maka sesuai dengan kurva
reaksinya, Mentari akan menghasilkan sebanyak 25 juta pulsa. Jadi jumlah total pulsa
yang ada di pasar adalah sebesar 50+25 = 75 juta unit, dengan harga pasar sebesar B.
Pada tingkat produksi Simpati lebih 100 unit, kurva permintaan sisa dari Simpati sama
dengan kurva permintaan pasar AD. Hal tersebut terjadi karena seluruh permintaan
pasar dipasok oleh perusahaan Simpati.
10.5. Model Kartel
Dalam suatu kartel pada dasarnya produsen setuju untuk bekerja sama dalam
menetapkan harga dan tingkat output. Secara umum tidak semua produsen dalam suatu
industri perlu bergabung dalam kartel tersebut, dan kebanyakan kartel yang terjadi
hanya melibatkan sebagian perusahaan yang ada salam industri. Akan tetapi apabila
banyak perusahaan yang terlibat dalam kartel, dan apabila permintaan pasar tidak
elastis, maka kartel dapat mendorong harga akan naik jauh di atas harga pada tingkat
persaingan.
Syarat-Syarat bagi Keberhasilan Kartel
Pada dasarnya terdapat dua syarat yang perlu dipenuhi dalam keberhasilan
kartel; yaitu:
Pertama suatu organisasi kartel harus dibentuk oleh anggota-anggota yang
setuju tentang tingkat harga dan produksi, kemudian memegang teguh terhadap
keputusan harga dan jumlah produksi yang telah disepakati bersama.
Kedua adalah kemungkinan memperoleh kekuatan monopoli. Walaupun suatu kartel
dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi, hanya ada sedikit ruang untuk
menaikkan harga jika organisasi tersebut menghadapi kurva permintaan yang sangat
elastis.
10.6. Model Kurva Permintaan Terpatah
Model kurva permintaan terpatah (kingked demand curve model), dikemukakan
oleh Paul Sweezy pada tahun 1939 dalam usahanya untuk menjelaskan harga yang sulit

33
berubah (kekakuan harga), seperti yang sering terjadi dalam berbagai model
oligopolistik. Sweezy mengatakan bahwa apabila suatu perusahaan oligopoli menaikkan
harga produknya, maka perusahaan tersebut akan
kehilangan hampir seluruh pelanggannya, karena perusahaan lain dalam industri tidak
ikut menaikkan harga. Sebaliknya apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka
perusahaan tersebut tidak dapat meningkatkan volume penjualannya, karena para
pesaingnya dengan cepat ikut menurunkan harga.
Oleh karena itu Sweezy mengatakan bahwa perusahaan oligopoli akan
menghadapi kurva permintaan yang memiliki patahan pada tingkat harga yang berlaku
dan sangat elastis terhadap perubahan harga apabila harganya dinaikkan, akan tetapi
sangat tidak elastis apabila harganya diturunkan.
10.7. Model Kepemimpinan Harga
Model kepemimpinan harga cenderung mengikuti berbagai situasi pada dunia
nyata. Pada kenyataannya, beberapa pasar, ada kecenderungan terdapat suatu
perusahaan atau sekelompok perusahaan dianggap sebagai pemimpin harga, dan
selanjutnya perusahaan lain menyesuaikan harga pada harga yang telah ditetapkan oleh
pemimpin pasar yang ada. Dalam model kepemimpinan harga perusahaan yang
dominan itu menentukan harga untuk memaksimumkan keuntungannya totalnya,
sehingga memungkinkan perusahaan lainnya (perusahaan pengikut) dalam industri
untuk menjual sebanyak yang mereka inginkan pada tingkat harga yang ditetapkan oleh
pemimpinan pasar, dan selanjutnya perusahaan pemimpin mengisi kekurangan dalam
pasar. Oleh karena itu perusahaan pengikut bertindak sebagai pesaing sempurna atau
Price taker. Serta perusahaan dominan bertindak sebagai pemasok produk yang
sifatnya residual monopolistik.
2.11 BAB XI TEORI PERMAINAN
Teori permainan (game theory) diperkenalkan oleh ahli matematika bernama
John Von Neuman dan ahli ekonomi Oskar Morgenstern pada tahun 1944, dan tidak
lama setelah itu teori ini dianggap sebagai terobosan baru dalam penelitian tentang
perusahaan oligopoli. Secara umum teori permainan berkaitan dengan strategi terbaik
dalam berbagai situasi konflik.
11.1. Konsep Dasar
Model teori permainan berusaha untuk menggambarkan strategi atas situasi
kompleks dengan cara yang sangat sederhana. Sama dengan model-model sebelumnya,

34
model teori permainan meringkas rincian dari suatu masalah sampai kepada bentuk
matematisnya. Kekuatan utama model teori permainan adalah memungkinkan kita
mencapai inti dari suatu permasalahan. Pada dasarnya setiap permainan memiliki tiga
elemen dasar yaitu;
 pemain.
 strategi.
 imbalan (payoffs).
11.2. Permainan dan Keputusan Strategis
Permainan (game) adalah setiap situasi di mana para pemain mengambil
keputusan-keputusan strategis dalam arti keputusan yang mempertimbangkan tentang
tindakan-tindakan dan tanggapan-tanggapan masing-masing yang lainnya. Tujuan dari
teori permainan adalah menentukan strategi optimal untuk masing-masing pemain.
Strategi merupakan rencana tindakan untuk tampil dalam permainan tersebut. Untuk
perusahaan yang sedang menetapkan harga, strategi yang mungkin dilakukan adalah:
saya akan mempertahankan harga produk saya untuk tetap tinggi sepanjang pesaing-
pesaing saya melakukan hal yang sama, tetapi apabila ada pesaing yang menurunkan
harganya, maka saya akan menurunkan harga produk saya bahkan jauh lebih rendah.
Permainan Kooperatif dan Nonkooperatif
Dalam permainan kooperatif, para pemain dapat melakukan negosiasi kontrak
mengikat yang memungkinkan mereka dalam merencanakan strategi permainan
bersama. Sementara dalam permainan nonkooperatif, negosiasi antara pemain dalam
kontrak mengikat tidak dimungkinkan.
11.3. Strategi Dominan dan Keseimbangan Nash
Strategi Dominan
Strategi dominan adalah pilihan yang optimal bagi seorang pemain, apapun
reaksi yang akan dilakukan oleh pihak lawan.
Keseimbangan Nash
Keseimbangan Nash (Nash equilibrium) adalah situasi dalam pasar oligopoli di
manaterdapat pilihan strategi sedemikian rupa sehingga tidak ada keuntungan yang
dapat diraiholeh perusahaan-perusahaan dengan mengubah strategi, dengan
mempertimbangkan strategiyang ada dari para pesaingnya.
11.4. Dilema Nara Pidana

35
Dalam menghadapi persaingan perusahaan oligopoli sering menghadapi masalah
yang disebut dilemanya Nara Pidana (prisoner’ dilemma). Istilah tersebut pada
dasarnya mengacu pada sebuah situasi di mana setiap perusahaan melaksanakan
strategi dominannya, tetapi masing-masing dapat bertindak lebih baik dalam arti
memperoleh laba yang lebih besar dengan melakukan kerja sama.
Persaingan Harga dan Dilema Nara Pidana
Konsep dilema nara pidana pada dasarnya dapat digunakan untuk menganalisis
persaingan harga dan non harga pada pasar oligopoli, selain dalam hal kecenderungan
untuk berbuat curang yaitu dengan cara diam-diam menurunkan harga atau menjual
lebih banyak dari kuota dalam sebuah kartel. Persaingan harga dalam pasar oligopoli
yang terjadi bersamaan dengan situasi dilema nara pidana, dapat disajikan dengan
menggunakan matriks.
Kecurangan dalam Kartel, dan Dilema Nara Pidana
Seperti halnya dengan persaingan harga, konsep dilema nara pidana juga dapat
digunakan dalam hal kecurangan dalam kartel. Dengan mengganti judul kolom dan
baris matriks dapat digunakan angka yang sama untuk menganalisis kecurangan dalam
kartel.
11.5. Permainan Berurutan
Dalam permainan berurutan (sequemtial games), para pemain bergerak
bergiliran. Model Stakelberg yang telah dibahas pada bab 10 merupakan salah satu
contoh permainan berurutan dalam hal ini, satu perusahaan menetapkan output
terlebih dahulu dan selanjutnya diikuti oleh perusahaan lainnya. Terdapat banyak
contoh lain misalnya suatu keputusan iklan oleh suatu perusahaan dan tanggapan oleh
para pesaingnya, investasi yang menghambat masuknya perusahaan baru oleh
perusahaan yang sudah ada.
Permainan berurutan dapat ditunjukkan dengan pohon permainan/ keputusan.
Pohon keputusan (decision tree) adalah diagram dengan lingkaran dan cabang:
Lingkaran menunjukkan tentang titik di mana keputusan dibuat sementara cabang
menunjukkan tentang hasil dari setiap keputusan dalam permainan berurutan.
11.6. Ancaman, Komitmen, dan Kredibilitas
Suatu tindakan yang memberi keunggulan semacam ini kepada suatu
perusahaan disebut langka strategis (strategic move). Thomas Schelling (1980)
mengatakan: suatu langka strategis adalah suatu yang mempengaruhi pilihan orang lain

36
yang akan menguntungkan diri orang tersebut, dengan mempengaruhi harapanharapan
orang lain itu tentang bagaimana diri orang itu berperilaku.
Pada dasarnya suatu perusahaan dapat membuat ancaman yang dapat dipercaya. Untuk
menjelaskan hal ini, maka perhatikan contoh berikut: Misalnya perusahaan Toyota
memproduksi Mobil dan Mitsubishi memproduksi mesin mobil khusus. Mitsubishi
menjual sebagian besar mesin mobil hasil produksinya kepada Toyota, dan hanya
sebagian kecil yang dijual kepada pasar lain yang terbatas. Meskipun demikian
perusahaan Mitsubishi sangat tergantung kepada perusahaan Toyota, dan membuat
keputusan produksi didasarkan pada rencana produksi Toyota.
11. 7. Rintangan Masuk
Dalam menghalangi pesaing masuk dalam industri, maka perusahaan harus
dapat meyakinkan setiap calon pesaing, bahwa masuk dalam industri tersebut tidak
menguntungkan. Untuk mengetahui bagaimana hal tersebut dapat dilakukan, maka
bayangkan diri anda dalam posisi pelaku monopoli yang ada dan sedang menghadapi
calon yang mau masuk. Misalkan perusahaan yang memasuki industri baru harus
membayar biaya tenggelam (sunk cost) sebesar Rp. 160 milyar untuk membangun
pabrik. Anda tentu saja ingin membujuk perusahaan baru untuk menghindari industri
tersebut. Apabila perusahaan baru menghindarinya, maka anda terus dapat
mengenakan harga yang tinggi dan menikmati laba monopoli.
2.12 BAB XII PASAR FAKTOR INPUT
Pada dasarnya harga input juga ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Dalam kasus ini perusahaan berada pada posisi permintaan dan penggunaan input
untuk memenuhi kebutuhan produksinya. Input-input pada pasar input disuplai oleh
para individu melalui pekerjaan yang mereka lakukan dan sumber daya modal yang
disediakan oleh tabungan mereka.
12.1. Pasar Faktor Input yang Bersaing Sempurna
Pasar input yang bersaing adalah pasar di mana terdapat banyak penjual dan
pembeli suatu faktor produksi, seperti tenaga kerja dan bahan baku. Oleh karena tidak
satu pun pembeli dan penjual tunggal dapat mempengaruhi harga suatu input tertentu,
sehingga masing-masing penjual dan pembeli adalah menerima harga (price taker).
Misalnya apabila masing-masing perusahaan membeli batu merah untuk membangun
rumah, masing-masing perusahaan membeli sebagian kecil dari total volume batu
merah yang tersedia, keputusan pembelian perusahaan itu tidak satupun yang dapat

37
mempengaruhi harga batu merah. Seperti halnya dengan pembeli, apabila
masingmasing pemasok batu merah menguasai pangsa pasar yang kecil, maka tidak
satu pun keputusan masing-masing pemasok dapat mempengaruhi harga batu merah
yang dijualnya.
12.2. Pasar Faktor Input Monopsoni
Ketika kita memutuskan berapa banyak barang yang akan dibeli, maka anda
akan terus menaikkan jumlah unit yang dibeli hingga nilai tambahan dari unit terakhir
yang dibeli (nilai marjinal) benar-benar sama dengan biaya unit tersebut (pengeluaran
rata-rata). Dalam persaingan sempurna, harga yang anda bayarkan untuk barang
tersebut (pengeluaran rata-rata) sama dengan pengeluaran marjinalnya. Berbeda
halnya apabila anda mempunyai kekuatan monopsoni, maka pengeluaran marjinalnya
akan lebih besar dari pada pengeluaran rata-ratanya.
Dalam pasar monopsoni kurva penawaran faktor yang dihadapi adalah kurva
penawaran pasar, yang menunjukkan berapa banyak yang bersedia dijual oleh pemasok
faktor tersebut apabila harga faktor tersebut naik. Oleh karena para pelaku dalam pasar
monopsoni membayar harga yang sama untuk masing-masing unit, maka kurva
penawaran dalam monopsoni sama dengan kurva pengeluaran rata-rata.
12.3. Pasar Faktor Input Monopoli
Seperti halnya dengan monopsoni, penjual input juga dapat memiliki kekuatan
monopoli. Penjual suatu input dapat memiliki kekuatan monopoli seperti halnya ketika
suatu perusahaan memiliki hal paten untuk memproduksi produk Windows, yang tidak
dapat digandakan oleh perusahaan lain. Bagaimana serikat pekerja dalam suatu negara
atau daerah memiliki kekuatan monopoli dalam meningkatkan upah dari para
anggotanya. Karena contoh penting kekuatan monopoli dalam pasar faktor adalah
melibatkan serikat pekerja.
12.4. Kekuatan Monopoli terhadap Tingkat Upah
Pada beberapa negara, serikat pekerja mempunyai pengaruh yang cukup besar
dalam meningkatkan kesejahteraan dari para anggotanya. Para serikat pekerja
melakukan aksi demo dan mogok kerja dalam upaya untuk meningkatkan upah dari
para pekerja yang ada. Bagi perusahaan laba adalah penerimaan yang diperoleh setelah
dikurangi dengan biaya-biaya ekonomi. Bagi suatu serikat pekerja laba yang diperoleh
adalah upah yang diperoleh para anggotanya sebagai sebuah kelompok yang melebih
biaya ekonomis mereka. Untuk memaksimumkan rente ekonomi, maka serikat pekerja

38
yang ada harus dapat memilih jumlah anggota yang direkrut sehingga penerimaan
marjinal bagi serikat pekerja sama dengan biaya tambahan dalam membujuk pekerja
untuk pekerja
12.5. Pekerja yang Menjadi Anggota dan Bukan Anggota Serikat Kerja
Apabila sekiranya serikat pekerja yang ada menggunakan kekuatan monopolinya
untuk menaikkan upah para anggotanya, maka makin sedikit anggota serikat buruh
yang direkrut. Hal tersebut disebabkan karena sebagian pekerja akan pindah ke sektor
non serikat pekerja atau sejak awal telah memilih untuk tidak bergabung dengan
serikat pekerja tersebut. Perlu dipahami bahwa apa yang terjadi pada non serikat
pekerja dalam perekonomian.
Keberadaan serikat pekerja dapat memperbaiki kondisi kerja dan memberikan
informasi yang berguna kepada pekerja dan manajemen perusahaan, tetapi apabila
permintaan tenaga kerja tidak elastis sempurna, maka pekerja serikat buruh dapat
terbantu dengan mengorbankan pekerja yang berada di luar serikat.
2.13 BAB XIII KESEIMBANGAN UMUM DAN EFISIENSI EKONOMI
13.1. Konsep Keseimbangan Umum
Analisis keseimbangan umum (general ekuilibrium analisis) menentukan harga
dan jumlah produk seluruh pasar secara bersamaan. Pada prakteknya analisis
keseimbangan umum yang lengkap, mengevaluasi pengaruh-pengaruh perubahan
dalam suatu pasar terhadap semua pasaryang lain, namun tidak mungkin dilakukan
dengan mudah. Oleh karena kita membatasi diri pada beberapa pasar yang terkait yaitu
dua Pasar yang Saling Bergabung–Bergerak ke arah Keseimbangan Umum.
13.2. Efisiensi Perukaran
Dalam pembahasan tentang efisiensi ekonomi kita mulai dari efisiensi
pertukaran, dengan menganalisis perilaku ekonomi dua konsumen yang dapat
memperdagangkan salah satu dari dua barang di antara mereka sendiri, dan analisis ini
juga dapat berlaku untuk perdagangan antara dua negara.
Dalam Efisiensi pertukaran terdiri atas :
 Keunggulan Perdagangan
 Diagram Kotak Edgeworyth
 Alokasi yang Efisien
 Kurva Kontrak
13.3. Efisiensi Produksi

39
Dalam menganalisis efisiensi produksi, kita asumsikan bahwa terdapat dua input
yang digunakan dalam proses produksi yaitu tenaga kerja dan modal, yang dibutuhkan
untuk memproduksi dua output yang sama pula yaitu pangan dan sandang. Dalam
konteks produksi, kita tidak melihat dari dua orang tenaga kerja melainkan banyak
konsumen yang memiliki input produksi termasuk di dalam tenaga kerja dan mereka
memperoleh pendapatan dengan menjualnya, dan pada waktunya mereka
menggunakan pendapatan tersebut untuk dialokasikan dalam membeli di antara dua
barang tersebut.
Dalam Efisiensi Produksi terdiri atas :
 Alokasi yang Efisien secara Teknis
 Keseimbangan Produsen dalam Pasar Input Bersaing Sempurna
 Batas Kemungkinan Produksi
13.4. Kegagalan Perekonomian dalam Pasar Bersaing
Dalam aktivitas ekonomi yang sesungguhnya, para pakar ekonomi mengatakan
bahwa terdapat empat alasan yang mendasar yang menyebabkan pasar bersaing gagal
yaitu; adanya kekuatan pasar, eksternalitas, informasi yang tidak sempurna, dan barang
publik.
2.14 BAB XIV EKSTERNALITAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Eksternalitas (eksternality) muncul ketika seseorang terlibat dalam kegiatan
yang mempengaruhi kesejahteraan orang lain namun tidak membayar dan atau
menerima kompensasi atas dampak tersebut.
14.1. Eksternalitas dan Ketidakefisienan Pasar
Pada bagian kita ini akan menunjukkan bagaimana eksternalitas menyebabkan
pasar mengalokasikan sumber daya secara tidak efisien. Di samping hal tersebut kita
juga menguraikan berbagai cara yang dapat ditempuh pelaku-pelaku swasta
danpembuat kebijakan publik untuk memperbaiki kegagalan pasar.Adanya
Eksternalitas Negatif dan Eksternalitas Positif .
14.2. Solusi Perusahaan untuk Eksternalitas
Pada prakteknya para pelaku swasta maupun pemerintah dapat menanggapi
eksternalitas dalam berbagai cara. Pada dasarnya semua penanggulangan tersebut
sama-sama bertujuan mengubah alokasi sumber daya agar pasar mendekati titik
optimal secara sosial. Pada bagian ini kita akan menjelaskan solusi-solusi yang dapat
dilakukan oleh perusahaan dalam menanggulangi eksternalitas tersebut.

40
14.3. Kebijakan Pemerintah atas Eksternalitas
Untuk mengendalikan eksternalitas negatif tersebut, maka pemerintah dapat
menanggapinya dengan dua cara yaitu kebijakan perintah dan kendalikan
(commandand control policy), yaitu kebijakan mengatur perilaku secara langsung dan
kebijakan yang berorientasi pasar (Market based policy), yaitu pemerintah
menyediakan insentif sehingga pimpinan perusahaan memilih untuk menyelesaikan
masalah mereka sendiri.

41
BAB III
PEMBAHASAN ISI BUKU

3.1 Pembahasan isi Buku


Pada buku utama yang berjudul ekonomi mikro materi yang di bahas sangat
padat sedangkan, pada buku pembanding yang berjudul terori ekonomi mikro materi
yang dibahas sangat sedikit. Pada buku utama Ekonomi Ekonomi Mikro, mempelajari
variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, dan rumah tangga.
Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut
memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan
harga; dan bagaimana harga pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan
barang dan jasa selanjutnya. Sedangkan, pada buku pembanding Teori Ekonomi Mikro
mempelajari tentang kegiatan-kegiatan ekonomi secara individual. Teori Ekonomi
Mikro juga sering disebut Teori Harga (Price Teory). Hal ini disebabkan karena setiap
barang ekonomis baik itu berupa output maupun input pasti akan memiliki harga.
Pada buku utama teori permintaan Permintaan dapat diartikan sebagai kuantitas
suatu barang tertentu dimana seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada
berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor lain tetap (ceteris paribus). Hubungan
permintaan tersebut hanya menunjukkan hubungan secara teoritis antara harga dan
kuantitas yang dibelinya per unit waktu, ceteris paribus. Sedangkan di buku
pembanding . Di dalam seseorang membeli suatu barang akan dipengaruhi oleh ceteris
paribus, yaitu : Tingkat pendapatan seorang konsuyait, Selera konsumen, Banyaknya
konsumen, Harga barang lain dan Periode waktu. Pada buku utama penawaran dapat
diartikan berbagai kuantitas suatu barang tertentu di mana seorang penjual bersedia
menawarkan barang atau jasanya pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus. Dalam
buku pembamding yang dimaksud ceteris paribus dari pada kurve penawaran/hal-hal
lain dalam penawaran selain tingkat harga adalah :Teknik produksi yang tetap, Kurve

42
supply dari pada input yang tetap, Tingkat pajak/subsidi yang tetap dan Jangka waktu
yang sama.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan


A. Kelebihan
Menurut kami yang menjadi kelebihan buku ini adalah terdapat banyaknya
pendapat para ahli dilengkapi dengan pembahasan soal dan latihan. Terdapat
ringkasan materi pada akhir BAB yang membantu pembaca untuk mereview kembali
materi yang telah dibaca. Di akhir pembahasan atau setelah BAB akhir penulis
mencantumkan soal latihan. Desain buku lebih menarik dibandingkan dengan buku
pembanding. Penjelasan yang padat dan ringan menempatkan pembaca yang baru
mengenal ekonomi makro diberikan kemudahan. Setiap pembahasan yang disampaikan
penulis menyajikan contoh kasus yang semakin mempertajam pemahaman materi yang
disampaikan.
B. Kelemahan
Menurut kami yang menjadi kelemahan buku ini adalah Terkadang terdapat
istilah dan persamaan yang menggunakan simbol yang tidak umum dan sulit
dimengerti dibandingkan dengan buku acuan.Terdapat beberapa kata yang salah
ketik. Terkadang penulis tidak mencantumkan analisis pada gambar kurva. Penjelasan
yang kurang dipahami karna pengertian dari setiap kata banyak yang dibuat
berulang-ulang, dan pengertiannya itu banyak menggunakan kata-kata pemborosan.

43
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Ilmu Ekonomi Mikro (Mikro Ekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar
dan kuantitas faktor input barang dan jasa yang diperjualbelikan atau bisa juga
didefenisikan sebagai Ilmu ekonomi yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil
dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai
keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi permintaan dan penawaran atas
barang dan jasa yang akan menentukan harga dan alokasi dari sumber terbatas diantara
banyak penggunaan alternatif.
Ruang lingkup ekonomi mikro yaitu teori konsumen, teori badan usaha, teori harga
pasar, tepri distribusi pendapatan, teori keseimbangan umum, dan ekonomi
kemakmuran. Aplikasi ekonomi mikro dalam perekonomian di Indonesia diantaranya
dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
4.2 SARAN
Rekomendasi terhadap Buku
Untuk buku ini sebaiknya dalam penulisan lebih diperhatikan, ada beberapa kata
yang masih memiliki bahasa yang kurang dimengerti.
Untuk Pembaca
Diharapkan kepada mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan mengenai
ilmu ekonomi mikro karena sangatlah penting agar dapat kita terapkan bagi kehidupan
kita sehari-hari.

44
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Akhmad, SE., M.Si., 2014, Ekonomi Mikro. Yogyakarta: CV ANDO OFFSET
Dra. Rusmijati, M.Si., 2017, Teori Ekonomi Mikro, Yogyakarta: GRAHA CENDIKA

45

Anda mungkin juga menyukai