Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPUH

Pengantar Antropologi RINA ARI ROHMAH,M.pd

MAKALAH SISTEM KEKERABATAN

OLEH:
LISA NURUL AMALIA
NIM : 2138056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021
KATA PENGANTAR

            Bismillahirrahmannirrahim
            Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
ridho-Nya makalah ini dapat diselesaikan.
            Penulisan makalah yang berjudul “Sistem Kekerabatan” ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Sosioantropologi.
            Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah kami ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan
hati kami mengharapkan berbagai saran dan kritik yang bersifat membangun dan bermanfaat
khususnya bagi kami sendiri, maupun bagi para pembaca pada umumnya. Namun demikian,
penulis berharap  semoga makalah  ini dapat bermanfaat.
Atas terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu.
Semoga Allah SWT berkenan untuk memberikan balasan yang jauh lebih baik dari
apa yang kami terima dari mereka.

                                                           
 Bukit Intan Makmur, 06 Desember 2021
                                                                                                                                                       
                                                                            

LISA NURUL AMALIA


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………..

Daftar Isi ……………………………………………………………..

Bab I Pendahuluan ……………………………………………………………..

Latar Belakang ……………………………………………………………..

Rumusan Masalah ……………………………………………………………..

Tujuan ……………………………………………………………………….

Bab II Pembahasan ……………………………………………………………..

Pengertian Kekerabatan ……………………………………………………………..

B. Sistem Kekerabatan ……………………………………………………………..

Bab III Penutup ……………………………………………………………..

Daftar Pustaka ……………………………………………………………..


BAB I
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
                        Masalah asal mula dan perkembangan keluarga dalam masyarakat    telah lama
menjadi perhatian para ahli ilmu-ilmu sosial, yang dalam            upaya itu telah mencari
bahan perbandingannya dalam kawanan-kawanan          hewan yang hidup berkelompok.
                        Pada tingkat pertama dalam proses perkembangan masyarakat
dan kebudayaannya, manusia mula-mula hidup mirip sekawan hewan          berkelompok,
pria dan wanita hidup bebas tanpa ikatan. Kelompok             keluarga inti sebagai inti
masyarakat karena itu juga belum ada. Lama-        lama manusia sadar akan hubungan antara
seorang ibu dan anak-anaknya,       yang menjadi satu kelompok keluarga inti karena anak-
anak hanya      mengenal ibunya, tetapi tidak mengenal ayahnya.
                        Dalam kelompok seperti ini ibulah yang menjadi kepala
keluarga.    Perkawinan antara ibu dan anak yang berjenis pria di hindari,
sehingga   timbullah adat eksogami. Kelompok ibu, dengan ini telah mencapai         tingkat
dalam proses perkembangan kebudayaan manusia.
                        Sistem kekeluargaan merupakan salah satu segi dari
kebudayaan      bermacam-macam pengelompokan. Manusia sejak dilahirkan
telah         langsung termasuk dari bagian satu jenis kelompok yang terdapat di
mana-        mana atau yang universal sifatnya yaitu keluarga.
            Keluarga-keluarga itu mendiami daerah tertentu dan bersama dengan kelompok
keluarga lain tinggal berdekatan. Dari persebaran daerah itu, maka munculah kebudayaan
dalam segi kekerabatan yaitu suatu keluarga dengan keluarga yang lainnya di suatu daerah
yang berbeda-beda.
            Dalam makalah yang berjudul “Sistem Kekerabatan” ini, kami mencoba untuk
menguraikan makna dari sistem kekeluargaan tersebut.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan sistem kekerabatan?
2.      Apa yang dimaksud dengan sistem multilineal dan sistem patrilineal?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari sistem kekerabatan.
2.      Menambah wawasan tentang sistem multilineal dan sistem patrilineal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Kekerabatan
            Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.
Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
            Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak,
menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Struktur-struktur
kekerabatan mencakup kekeluargaan dan bentuk kelompok yang merupakan perluasan
keluarga seperti suku atau klen.
Ikatan diantara orang yang bukan kerabat melahirkan banyak macam bentuk pengelompokan
mulai dari “persaudaraan sedarah” sampai persahabatan semacam “perkumpulan”. Umur dan
ikatan yang terbentuk karena keinginan sendiri termasuk kedalam kategori bukan kerabat.
            Kekerabatan atau kekeluargaan merupakan hubungan antara manusia yang memiliki
asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis sosial maupun budaya. Dalam
bahasa Indonesia ada istilah sanak saudara, kaum kerabat, ipar-bisan, yang dapat diartikan
dengan kata family. Kata family berasal dari bahasa Belanda dan Inggris yang sudah umum
dipakai dalam bahasa Indoneisa sehingga dapatlah dikatakan ia telah di Indonesianisasi.
             Dalam antropologi sistem kekerabatan termasuk keturunan dan pernikahan (melalui
hubungan darah atau dengan melalui hubungan status perkawinan). Pengertian bahwa
seseorang dinyatakan sebagai kerabat bila ia memiliki pertalian atau ikatan darah dengan
seseorang lainnya, contoh kongkrit dari hubungan darah ialah kakak-adik sekandung.
            Hubungan melalui perkawinan adalah bila seseorang menikah dengan saudaranya,
maka ia menjadi kerabat akan seseorang yang dikawini oleh saudaranya itu, contoh kongkrit
dari hubungan perkawinan ialah adik ipar atau kakak ipar  bibi, dari adik ibu.
            Manusia melalui pernikahan umum disebut sebagai “hubungan dekat” ketimbang
keturunan (juga disebut konsunguitas), meskipun kedua hal itu bisa tumpang tindih dalam
pernikahan diantara orang yang satu moyang.
            Hubungan kekerabatan adalah salah  satu prinsip mendasar untuk mengelompokkan
tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran katagori dan silsilah, hubungan kekeluargaan
dapat dihadirkan secara nyata(ibu saudara kakek) atau secara abstrak menurut tingkatan
kekerabatan sebuah hubungan dapat memiliki syarat relatif (misyalnya: ayah adalah seorang
yang memilki anak).
B.       Pengertian sistem kekerabatan
1.        Patrilineal
 adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah.     Kata ini seringkali
disamakan dengan patriarkat atau patriarki, meskipun pada dasarnya artinya berbeda.
Patrilineal berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu pateryang berarti ayah, dan linea yang
berarti garis. Jadi, patrilineal berarti mengikuti garis keturunan           
Sementara itu, patriarkat berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu pater yang berarti "ayah",
dan archein yang berarti memerintah. Jadi, patriarki berarti kekuasaan berada di tangan ayah
atau pihak laki-laki.

Penganut patrilineal, antara lain:


·         Bangsa Arab
·         Suku Rejang
·         Suku Batak
Lawan dari patrilineal adalah matrilineal yaitu suatu adat masyarakat yang menyatakan alur
keturunan berasal dari pihak ibu. Penganut adat matrilineal di Indonesia sebagai contoh
adalah suku Minangkabau.
Adat patrilineal lebih umum digunakan kelompok masyarakat dunia dibandingkan matrilineal
yang lebih jarang penggunaannya.
2.     Matrilineal
            Sistem Kekerabatan Matrilineal” yaitu “Sistem kekerabatan berdasarkan Garis
Keturunan Ibu”. Setiap anak yang lahir dalam sebuah keluarga minangkabau akan menjadi
kerabat keluarga ibunya, bukan kerabat ayahnya yang biasa terjadi di suku-suku lain di
Indonesia.
            Adapun ciri-ciri dari sistem Matrilineal yaitu sebagai berikut; 
1. Keturunan dihitung menurut garis ibu. 
2. Suku terbentuk menurut garis ibu 
3. Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya atau eksogami karena  di
Minangkabau dilarang kawin sesuku.
4. Pembalasan dendam merupakan satu kewajiban bagi seluruh suku 
6. Perkawinan bersifat matrilokal, yaitu suami mengunjungi dan tinggal dirumah istrinya. 
7. Hak-hak dan pusaka diwariskan oleh mamak kepada kemenakannya dan dari saudara laki-laki
ibu kepada anak dari saudara perempuan.
            Di dunia hanya beberapa suku saja yang menggunakan sistem Matrilineal ini, Yakni :
- Suku Minangkabau di Sumatera Barat, Indonesia
- Suku Indian di Apache Barat
- Suku Navajo, sebagian besar suku Pueblo, suku Crow, di Amerika Serikat
- Suku Khasi di Meghalaya, India Timur Laut
- Suku Nakhi di Provinsi Sichuan dan Yunnan, Tiongkok
- Beberapa suku kecil di kepulauan Asia Pasifik
            Dari beberapa suku tersebut diatas, Suku Minangkabau merupakan Suku terbesar
penganut sistem kekerabatan yang menurut garis keturunan ibu ini. Matrilineal merupakan
salah satu aspek dalam menentukan dan mendefinisikan identitas masyarakat . Kaum
perempuan di memiliki kedudukan yang istimewa. Adat dan budayanya menempatkan pihak
perempuan bertindak sebagai pewaris harta pusaka dan kekerabatan.
             Dalam sistem keturunan matrilineal ini, ayah bukanlah anggota dari garis keturunan
anak-anaknya. Dia dipandang tamu dan diperlakukan sebagai tamu dalam keluarga. Secara
tradisi, setidak-tidaknya, tanggung jawabnya sebagai  wali dari garis-keturunannya dan
pelindung atas harta benda garis keturunan itu sekalipun dia harus menahan dirinya dari
menikmati hasil tanah dan harta pusaka kaumnya istrinya.
            Salah satu implementasi dari sistem Matrilineal ini adalah penggunaan nama suku
dibelakang nama asli. Hal ini dilakukan biasanya oleh mahasiswa perguruan tinggi kedinasan
sebagai pola pengenalan budaya dan juga sebagai rasa menghargai dan kebanggaan terhadap
budaya daerah sendiri. Jadi jangan heran ketika ada mahasiswa perguruan tinggi kedinasan
khususnya yang di name tag atau papan namanya ditambahkan nama-nama yang agak sedikit
asing bagi masyarakat seperti Tanjuang, Mandailiang, Koto, Chaniago, Sikumbang, Guci,
Piliang, Kampay dan lain sebagainya, Karena itu merupakan bentuk penghargaan dan
kebanggaan terhadap budaya daerah sendiri.
BAB III
PENUTUP

            Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak,
menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
            Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.
Sistem Kekerabatan Matrilineal” yaitu “Sistem kekerabatan berdasarkan Garis Keturunan
Ibu”. Sedangkan patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur
keturunan berasal dari pihak ayah.
DAFTAR PUSTAKA
A. Havilan, William. Antropologi-jilid II. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,         1985.
Gazalba, Sidi. Kebudajaan Sebagai Ilmu, Kehidupan Sosial Kebudajaan:   Bersahaja-
Peralihan- Moderen Islam, Jakarta: Pustaka Antara, 1967.
Koentjaraningrat. Beberapa Pokok Antropologi Sosial, Jakarta: Dian Rakyat,          1992.
Koentjaraningrat. Pengantar Antropologi II. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005.
http://kopiapung.blogspot.com/2013/05/sistem-kekerabatan-matrilineal-sistem_3176.html
http://ermaayu69.blogspot.com/2012/06/makalah-antropologi-sistem-kekerabatan.html

Anda mungkin juga menyukai