BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam masyarakat Minangkabau terdapat banyak suku oleh sebab itu,
tentu pula banyak sistem kekerabatan di Minangkabau. Contohnya saja jika
kamu sendiri memiliki suku Koto, tetangga sebelah kanan mu memiliki suku
caniago dan tetangga sebelah kirimu memiliki suku Piliang. Setiap orang yang
asli Sumatera Barat atau yang biasa disebut orang Minangkabau pasti
memiliki suku.
Di Sumatera Barat sendiri memiliki banyak suku, Seperti suku Tanjung,
suku Guci, suku Dalimo, suku Caniago, suku Sikumbang, suku Bodi, suku
Jambak dan masih banyak nama suku lain yang tersebar di seluruh wilayah
Sumatera Barat. Ada satu hal yang unik dari adat suku Di Minangkabau ini,
mungkin di daerah lain suku/marga diambil dari ayahnya namun berbeda
dengan orang Minangkabau. Di Minangkabau suku di ambil dari ibu atau bisa
disebut garis keturunan berasal dari ibu. Jika ada saudara perempuan ibu,
misalnya adik perempuan akan di panggil etek dan kakak perempuan biasanya
di panggil mak tuo. Jika saudara ibu tersebut laki laki biasa di panggil dengan
sebutan mamak.
Sistem tersebut sudah berlangsung sejak lama sampai dengan zaman
sekarang masih tetap seperti itu. Dengan kata lain orang minangkabau akan
selalu menghubungkan keluarga sepesukuannya menurut keturunan ibunya.
Sistem kekerabatan itu sendiri adalah sebuah hubungan yang teratur antara
seseorang dengan orang lain. Atau dengan kata lain hubungan dengan orang
yang mempunya garis keturunan pihak ibu dan biasa disebut dengan
kekerabatan matrilineal.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat ditarik rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian kekerabatan?
2. Menjelaskan sistem kekerabatan?
3. Menjelaskan hubungan pola kekerabatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mampu dan dapat mengetahui pengertian kekerabatan
2. Mampu dan dapat mengetahui sistem kekerabatan
3. Mampu dan dapat mengetahui hubungan pola kekerabatan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kekerabatan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu
masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari
masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga
yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota
kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman,
bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Struktur-struktur kekerabatan mencakup
kekeluargaan dan bentuk kelompok yang merupakan perluasan keluarga
seperti suku atau klen. Ikatan diantara orang yang bukan kerabat melahirkan
banyak macam bentuk pengelompokan mulai dari “persaudaraan sedarah”
sampai persahabatan semacam “perkumpulan”. Umur dan ikatan yang
terbentuk karena keinginan sendiri termasuk kedalam kategori bukan kerabat.
Kekerabatan atau kekeluargaan merupakan hubungan antara manusia
yang memiliki asal usul silsilah yang sama, baik melalui keturunan biologis
sosial maupun budaya. Dalam bahasa Indonesia ada istilah sanak saudara,
kaum kerabat, ipar-bisan, yang dapat diartikan dengan kata family. Kata
family berasal dari bahasa Belanda dan Inggris yang sudah umum dipakai
dalam bahasa Indoneisa sehingga dapatlah dikatakan ia telah di
Indonesianisasi.
Dalam antropologi sistem kekerabatan termasuk keturunan dan
pernikahan (melalui hubungan darah atau dengan melalui hubungan status
perkawinan). Pengertian bahwa seseorang dinyatakan sebagai kerabat bila ia
memiliki pertalian atau ikatan darah dengan seseorang lainnya, contoh
kongkrit dari hubungan darah ialah kakak-adik sekandung.
Hubungan melalui perkawinan adalah bila seseorang menikah dengan
saudaranya, maka ia menjadi kerabat akan seseorang yang dikawini oleh
3
4
saudaranya itu, contoh kongkrit dari hubungan perkawinan ialah adik ipar atau
kakak ipar bibi, dari adik ibu.
Manusia melalui pernikahan umum disebut sebagai “hubungan dekat”
ketimbang keturunan (juga disebut konsunguitas), meskipun kedua hal itu bisa
tumpang tindih dalam pernikahan diantara orang yang satu moyang.
Hubungan kekerabatan adalah salah satu prinsip mendasar untuk
mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran katagori dan
silsilah, hubungan kekeluargaan dapat dihadirkan secara nyata(ibu saudara
kakek) atau secara abstrak menurut tingkatan kekerabatan sebuah hubungan
dapat memiliki syarat relatif (misyalnya: ayah adalah seorang yang memilki
anak).
B. Sistem Kekerabatan
Sistem kekerabatan pada masyarakat hukum adat Minangkabau oleh para
ahli hukum lazim disimpulkan dalam kata-kata rumusan matrilineal,
geneologis, dan teritorial. Pada sistem ke kerabatan Matrilineal ini, garis
keturunan menurut garis keturunan ibu atau wanita dan anak-anaknya hanya
mengenal ibu dan saudara-saudara ibunya. Ayah dan keluarganya tidak masuk
clan anaknya karena ayah termasuk clan Ibunya pula. Para ahli anthropologi
sependapat bahwa, garis-garis keturunan ma trilineal merupakan yang tertua
dari bentuk garis keturunan lainnya. Salah seorang dari ahli tersebut bernama
Wilken yang terkenal dengan teori evolusinya. Wilken mengemukakan proses
dari garis keturunan ini pada masa pertumbuhannya sebagai berikut
1. keturunan Ibu
2. Garis ayah
3. Garis keturunan orang tua
5
Menurut teori evolusi garis keturunan ibulah yang dianggap yang tertua
dan kemudian garis keturunan ayah, selanjutnya si anak tidak hanya mengenal
garis keturunan ibunya. tetapi ju ga garis keturunan ayahnya. Alasan yang
digunakan oleh pen ganut teori evolusi ini menitik beratkan terhadap evolusi
kehidupan manusia.
Banyak ahli Barat menulis tentang Minangkabau yang ada kaitannya
dengan sistem kekerabatan Minangkabau. Salah se orang dari para ahli
tersebut adalah Bronislaw Malinowsky yang mengemukakan sebagai berikut:
1. Keturunan dihitung menurut garis ibu
2. Suku dibentuk menurut garls Ibu ibu
3. Pembalasan dendam merupakan tata kewajiban bagi seluruh suku
4. Kekuasaan di dalam suku menurut teori terletak ditangan ibu tetapi jarang
dipergunakan
5. Tiap-tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya
6. Yang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-lakinya
7. Perkawinan bersifat matrilokal yaitu suami mengunjung rumah isteri
C. Pola Hubungan Kekerabatan
1. Kaum dan suku
Garis kekerabatan dan kelompok-kelompok masyarakat yang menjadi
Int! dari sistem kekerabatan matrilineal ini ada lah "Paruik" Setelah masuk
Islam ke Minangkabau disebut Kaum. Kelompok sosial lainnya yang
merupakan pecahan dari Parulk adalah Jural.
Interaksi sosial yang terjadi antara sescorang atau se seorang dengan
kelompoknya secara umum dapat dilihat pada sebuah kaum. Pada masa
dahulu mereka pada mulanya tinggal dalam sebuah rumah gadang.
Bahkan pada masa da hulu didiami oleh berpuluh-puluh orang. Ikatan
batin sesa ma anggota kaum Lesar sekall dan hal ini bukan hanya di
dasarkan atas pertalian darah saja, tetapi juga diluar faktor tersebut ikut
mendukungnya.
6
Bagi mereka hanya diberi hak untuk memungut hasil dan tidak
boleh di gadalkan, apalagi untuk menjual bila tidak semufakat anggota
kaum.
2. Perkawinan
Perkawinan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan seorang
perempuan dalam masyarakat Minangkabau diatur menurut adat, syarak
dan undang-undang atau peraturan. Perkawinan itu merupakan urusan
bersama kedua kerabat kaum yang bersangkutan.
Perkawinan bersifat eksogami artinya dilakukan di luar sukunya.
Artinya dilarang perkawinan sesuku. Seorang laki-laki melangsungkan
perkawinan atau menikah tidak termasuk ke dalam kaum kerabat isterinya
dan ia tetap menjadi anggota kerabatnya. Menurut adat Minangkabau
setiap orang, baik laki maupun perempuan masing-masing mempunyai
peranan dan fungsi dalam kerabat kaumnya dan diluar kerabatnya. Anak
yang lahir dari perkawinan menjadi anggota kaum ibunya.
Perkawinan di Minangkabau bersifat matrilokal. Setelah terjadi
perkawinan, pengantin laki-laki akan diantarkan oleh kerabatnya ke rumah
isterinya dan kemudian menetap di rumah (kerabat) isterinya. Namun
demikian, sifat matrilokal bukan semata-mata dihubungkan dengan tempat
tinggal menetap saja.
Oleh perkawinan itu terjadilah pola-pola hubungan yang telah
melembaga dalam kebudayaan Minangkabau. Hak dan kewajiban
seseorang dalam kelompok ditentukan pula di mana ia berada.
Pada suatu saat, ia merupakan seorang kemenakan dari mamak-
mamaknya, artinya ia harus menghormatinya dan akan menerima
pewarisan sako dan pusako dari mamaknya. Pada saa lain ia menjadi
mamak dari anak saudara-saudaranya yang perempuan. Di sini ia
bertindak sebagai pelindung dan pembimbing mereka. Di rumah ibunya ia
berkedudukan sebagai mamak tunganai yang harus pandai menghadapi
suami saudara saudaranya yang perempuan atau orang semendanya.
10
3. Tali kekerabatan
a. Tali kerabat ayah dengan anak
Dalam tali kerabat ayah-anak, seorang ayah adalah kepala rumah
tangga. Menurut syariat islam, ayah adalah seorang kepala keluarga
yang bertanggung jawab atas kesejahteraan anak isterinya, lahir dan
batin.
Dalam adat minangkabau, hubungan itu diungkapkan mati ayah
berlakang anak. Artinya walaupun seorang ayah telah meninggal,
namun hubungan antara anak dengan ayah tidak pernah putus.
b. Tali kerabat mamak-kemanakan
Menurut pranata adat Minangkabau, seseorang anak memakai
suku ibunya. Ia berada dalam kerabat ibunya. Pengertian "keluarga"
(matrilineal) di Minangkabau adalah kerabat yang terdiri dari nenek
perempuan dengansaudara-saudaranya, anak laki-laki dan perempuan
dari nenek perempuan yang terdiri dari biu dan saudara laki-laki dan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem tersebut sudah berlangsung sejak lama sampai dengan zaman
sekarang masih tetap seperti itu. Dengan kata lain orang minangkabau akan
selalu menghubungkan keluarga sepesukuannya menurut keturunan ibunya.
Sistem kekerabatan itu sendiri adalah sebuah hubungan yang teratur antara
seseorang dengan orang lain. Atau dengan kata lain hubungan dengan orang
yang mempunya garis keturunan pihak ibu dan biasa disebut dengan
kekerabatan matrilineal.
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu
masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari
masyarakat yang bersangkutan.
B. Saran
Bagi calon calon pengajar pendidik sebaiknya lebih memahami
pentingnnya sistem kekerabatan diminangkabau . Bagi calon pendidik juga
harus memperluas wawaran, yang dapat di implementasikan sebagai strategi
dalam mempersiapkan diri sebagai pendidik. Calon pendidik harus berusaha
memahami dan menguasai pengembangan tersebut.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
LKAAM Sumatera Barat. (1987). Budaya Alam Minangkabau, Padang: PT. Genta
Singgalang Press.
LKAAM Sumatera Batar (2002). Adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah.
16
17
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
telah melimpahkan rahmat serta karuniaNya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Shalawat beserta salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada pucuk pimpinan umat
islam sedunia yakni Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti pada saat sekarang ini
Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. DARYUSTI, M.Hum selaku
dosen pengampu mata kuliah “BUDAYA ALAM MINANGKABAU” yang telah
memberikan tugas ini kepada kami dan membimbing kami dalam mengerjakan
makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, baik dari segi moril maupun materil,
secara langsung maupun tidak langsung. Kami berharap semoga makalah ini bisa
berguna bagi pembaca untuk menambah pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin
dan penulis mengharapkan kritik dan saran berupa masukkan untuk kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah kami ini bisa dipahami oleh pembaca dan dapat
berguna bagi pembaca terutama untuk kami sendiri yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini. Sebelumnya kami mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
Semoga makalah kami ini dapat membantu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam
penulisan makalah sebelumnya. Aamiin
Penulis
i
18
DAFTAR ISI
ii
19
MAKALAH
TENTANG
Disusun Oleh
Kelas V C1
Dosen Pengampu
STKIP NASIONAL
2022