Anda di halaman 1dari 6

Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa

keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.


Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak,
adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologiantropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang
jumlahnya relatif kecil hingga besar.
\

Aa

Mengenal Sistem Kekerabatan Patrilineal


dan Matrilineal
OPINI | 31 May 2014 | 23:25 Dibaca: 2926

Komentar: 0

Sebelum kita membahas tentang sistem kekerabatan patrilineal dan matrilineal, perlu
kita ketahui pengertian dari kekerabatan. Kekerabatan berasal dari kata kerabat yang artinya
yang dekat (pertalian keluarga), sedarah sedaging, keluarga, sanak saudara, atau keturunan
yang sama. Jadi, Kekerabatan merupakan hubungan kekeluargaan seseorang dengan orang
lain yang mempunyai hubungan darah atau keturunan yang sama dalam satu keluarga.
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang
mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah. Patrilineal berasal dari dua kata bahasa
latin, yaitu pater yang artinya ayah, dan linea yang berarti garis. Jadi, patrilineal berarti
mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah. Penganut adat patrilineal di Indonesia
antara lain adalah suku Batak, suku rejang dan suku Gayo, dari luar sendiri ada bangsa Arab
yang menganut sistem patrilineal ini.
Sedangkan matrilineal menurut Wikipedia Bahasa Indonesia adalah suatu adat
masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Matrilineal berasal dari kata
mater yang artinya ibu dan linea yang artinya garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis
keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Penganut adat matrilineal di Indonesia diantaranya
suku minangkabau dan dari luar yang menganut sistem ini adalah suku Indian.

Menurut sistem patrilineal, kedudukan pria lebih menonjol pengaruhnya dalam


pembagian warisan daripada kedudukan wanita sehingga hanya anak laki-laki yang akan
menjadi ahli waris. Sebaliknya dalam sistem matrilineal kedudukan wanita lebih menonjol
dibandingkan kedudukan pria dalam pewarisan. Ahli waris dalam sistem matrilineal adalah
mereka yang ada pada garis ibu yakni anak laki-laki dan anak perempuan, saudara laki-laki
dan saudara perempuan, nenek beserta saudara-saudaranya baik laki-laki maupun perempuan.
Antara sistem keturunan yang satu dengan yang lain dapat berlaku dalam bentuk
percampuran atau pergantian sistem, hal ini dikarenakan adanya hubungan perkawinan. Suatu
masyarakat yang menganut sistem patrilineal dan matrilineal mengenal bentuk perkawinan
eksogami yakni prinsip perkawinan yang mengharuskan orang mencari jodoh di luar
lingkungan sosialnya, seperti di luar lingkungan kerabat, kelompok adat, golongan sosial, dan
lingkungan pemukiman. Dalam sistem patrilineal masyarakat Batak Toba, perkawinan
eksogami ini berbentuk perkawinan jujur yang mana pihak laki-laki menarik pihak
perempuan untuk masuk ke dalam klan (kelompok) nya disertai dengan pemberian barangbarang bernilai kepada pihak perempuan sebagai pengganti kedudukan perempuan tersebut
dalam klannya (perempuan).
Dalam sistem matrilineal suku Minangkabau, berbentuk kawin bertandang (dimana
kedudukan pria hanya sebagai tamu dan tidak berhak atas anaknya serta harta benda dalam
rumah tangga), kawin menetap (suami istri tinggal dalam satu rumah dan membentuk
keluarga sendiri) dan kawin bebas (setiap orang bebas memilih pasangannya masing-masing
tanpa terikat kondisi khusus yaitu hukum adat dalam kelompok). Kawin bebas berlaku bagi
mereka yang telah melakukan perpindahan tempat tinggal atau bermigrasi.
Di Indonesia sendiri, dewasa ini, telah mengarah pada sistem parental atau bilateral
yaitu sistem keturunan yang ditarik dari garis ayah dan ibu (orang tua) sehingga tidak ada
perbedaan kedudukan antara pria dan wanita dalam memperoleh warisan. Namun demikian,
masih banyak juga suku-suku masyarakat pedesaan yang tetap mempertahankan sistem
keturunan dan kekerabatan patrilineal maupun matrilineal.

Sistem kekerabatan dibedakan menjadi tiga:


1. Sistem kekerabatan patrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang mengambil
garis kekerabatan dari pihak laki-laki (ayah)
2. Sistem kekerabatan matrilineal, yaitu sistem kekerabatan yang mengambil

garis kekerabatan dari pihak perempuan (ibu)


3. Sistem kekerabatan parental (bilateral), yaitu sistem kekerabatan yang
mengambil garis kekerabatan baik dari pihak ayah maupun ibu.

Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup
bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya
selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya, tinggal
bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan
makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa sumber, yaitu:
1. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
2. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon
dan Maglaya,1978 ).
3. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI, 1988).
Suatu keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Terdiri dari orang-orang yang memiliki ikatan darah atau adopsi.
2. Anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah
dan mereka membentuk satu rumah tangga.
3. Memiliki satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dan saling
berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu,
anak dan saudara.
4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar
berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.

Fungsi Keluarga
Terdapat 5 fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat, yaitu :
Fungsi Biologis

Untuk meneruskan keturunan

Memelihara dan membesarkan anak

Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi

Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya

Memberi kesempatan untuk berekreasi

Fungsi Psikologis

Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang

Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya

Perlindungan secara psikologis

Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat

Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi

Meneruskan nilai-nilai budaya

Sosialisasi

Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan


anak serta kehidupan keluarga

Fungsi Sosial

Mencari sumber-sumber untuk memenuhi fungsi lainnya

Pembagian sumber-sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan

Pengaturan ekonomi atau keuangan

Fungsi Pendidikan

Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan


dengan fungsi-fungsi lain.

Persiapan untuk kehidupan dewasa.

Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa

Bentuk Keluarga
Keluarga dibagi menjadi beberapa bentuk berdasarkan garis keturunan, jenis
perkawinan, pemukiman, jenis anggota keluarga dan kekuasaan.
Berdasarkan Garis Keturunan
1. Patrilinear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa ganerasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
Berdasarkan Jenis Perkawinan
1. Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan
seorang istri.
2. Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih
dari satu istri.
Berdasarkan Pemukiman
1. Patrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan
keluarga sedarah suami.
2. Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat
dengan keluarga satu istri
3. Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami
maupun istri.
Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga
1. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan
dengan sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.

6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa


pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Berdasarkan Kekuasaan
1. Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah dipihak ayah.
2. Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak ibu.
3. Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah
dan ibu.

Anda mungkin juga menyukai