Sistem kekerabatan adalah hubungan kekeluargaan melalui perkawinan.
Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas seorang ibu, anak-anak yang masih tergantung padanya, dan bapak yang diikat oleh perkawinan atau hubungan darah (William A. Haviland, 1985:73). Selain hubungan dalam satu keluarga, dikenal pula ada hubungan dengan keluarga-keluarga lain di luar dari keluarga mereka sendiri. Hubungan ini bisa dalam bentuk hubungan dengan para tetangganya, dan hubungan dengan para kerabat. Istilah kerabat, dalam kamus antropologi didefinisikan sebagai orang sedaerah atau dekat sehingga disebut dengan kekerabatan (Suyono & Siregar, 1985:196). Secara garis besar, Indonesia mengenal tiga bentuk sistem kekerabatan, yaitu matrilineal, patrilineal, dan bilateral. Sistem kekerabatan matrilineal menarik garis keturunan dari pihak perempuan (ibu), misalnya suku Minangkabau. Sedangkan sistem kekerabatan patrilineal menarik garis keturunan dari pihak laki-laki (ayah), misalnya suku Batak. Sementara bilateral menarik garis keturunan dari kedua pihak, ayah dan ibu, misalnya suku Jawa. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologiantropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar. Tetapi yang perlu digaris bawahi adalah bahwa orang disebut berkerabat bukan hanya adanya ikatan perkawinan atau karena adanya hubungan keluarga, tetapi karena adanya hubungan darah (Koentjaraningrat, 1998:122). Anggota kelompok kekerabatan (keturunan) saling berkaitan karena mempunyai nenek moyang yang sama. Kelompok kekerabatan yang kecil disebut juga dengan keluarga batih. Sedangkan kelompok kekerabatan yang besar disebut dengan marga. Menurut Antonius (2006:80) marga merupakan suatu kesatuan kelompok yang mempunyai garis keturunan yang sama berdasarkan nenek moyang yang sama. Di Indonesia daerah yang memiliki sistem kekerabatan dengan menggunakan nama marga yaitu daerah Sumatera Utara pada etnis Batak (Antonius, 2006:80). Batak adalah salah satu suku bangsa yang tidak hanya satu, tetapi terdiri dari beberapa sub suku.
Silsilah keturunan merupakan suatu bagan yang menampilkan hubungan
keluarga dalam suatu struktur pohon atau tree. Silsilah keturunan berguna untuk mengetahui garis keturunan maupun generasi terdahulu dari sebuah keluarga. Hubungan dari setiap anggota keluarga akan membentuk sebuah relasi yang menjadi penghubung masing-masing keturunan sesuai dengan hubungannya dalam keluarga tersebut. Pada zaman sekarang masyarakat kesulitan untuk mengetahui garis keturunan keluarganya dan asal usul dari generasi mana dia berasal. Di samping itu terjadinya kesulitan menelusuri silsilah keturunan dikarenakan tempat tinggal yang berjauhan menyebabkan kesulitan dalam pengumpulan data serta pembuatan struktur silsilah keturunan yang pembuatannya masih secara manual. - Patrilineal Patrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah. Patrilineal berasal dari dua kata bahasa latin, yaitu pater yang artinya ayah, dan linea yang berarti garis. Jadi, patrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ayah. Penganut adat patrilineal di Indonesia antara lain adalah suku Batak, suku rejang dan suku Gayo, dari luar sendiri ada bangsa Arab yang menganut sistem patrilineal ini. - Matrilineal matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Matrilineal berasal dari kata mater yang artinya ibu dan linea yang artinya garis. Jadi, matrilineal berarti mengikuti garis keturunan yang ditarik dari pihak ibu. Penganut adat matrilineal di Indonesia diantaranya suku minangkabaudan dari luar yang menganut sistem ini adalah suku Indian. Menurut sistem patrilineal, kedudukan pria lebih menonjol pengaruhnya dalam pembagian warisan daripada kedudukan wanita sehingga hanya anak laki-laki yang akan menjadi ahli waris. Sebaliknya dalam sistem matrilineal kedudukan wanita lebih menonjol dibandingkan kedudukan pria dalam pewarisan. Ahli waris dalam sistem matrilineal adalah mereka yang ada pada garis ibu yakni anak laki-laki dan anak perempuan, saudara laki-laki dan saudara perempuan, nenek beserta saudara- saudaranya baik laki-laki maupun perempuan. Antara sistem keturunan yang satu dengan yang lain dapat berlaku dalam bentuk percampuran atau pergantian sistem, hal ini dikarenakan adanya hubungan perkawinan. Suatu masyarakat yang menganut sistem patrilineal dan matrilineal mengenal bentuk perkawinan eksogami yakni prinsip perkawinan yang mengharuskan orang mencari jodoh di luar lingkungan sosialnya, seperti di luar lingkungan kerabat, kelompok adat, golongan sosial, dan lingkungan pemukiman. Dalam sistem patrilineal masyarakat Batak Toba, perkawinan eksogami ini berbentuk perkawinan jujur yang mana pihak laki-laki menarik pihak perempuan untuk masuk ke dalam klan (kelompok) nya disertai dengan pemberian barang-barang bernilai kepada pihak perempuan sebagai pengganti kedudukan perempuan tersebut dalam klannya (perempuan).
Sumber: Jamaludin, Adon Nasrullah. 2015. Sistem kekerabatan Masyarakat Kampung Sawah di Kota Bekasi. El Harakah 17(2) : 259-273