Anda di halaman 1dari 10

0

KEARIFAN LOKAL DI NAGARI KAMPUNG


TANGAH, KECAMATAN LUBUK BASUNG,
KABUPATEN AGAM

Disusun oleh:
FADILLA SYLVIANI

PROVINSI SUMATERA BARAT


KECAMATAN LUBUK BASUNG
KABUPATEN AGAM
2021
1

BAB I
SEPATAH KATA
Asslamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan rasa syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Berkat
rahmat dan karunia-Nya itulah kita dapat merasakan dalam alam kegelapan
ke alam terang menrangkan yang kita rasakan saat ini.
Shalawat beserta salam juga saya sampaikan kepada baginda
rasullah SAW. beserta para sahabatnya.yang telah membawa umat
manusia menuju jalan yang di ridhoi ALLAH SWT. dan dengan ajaran yang
dibawa baginda rasulla SAW. yaitu agama islam, maka sempurnalah adat
minangkabau: syarak mangato adat mamakai

Si muncak mati tarambau


Karimbo mabo ladiang
Luko lah pao kaduonyo
Adat jo syarak di Minangkabau
Sanda manyanda kaduonyo

Sengaja di karang tulisan ini mengingat dan menimbang untuk


generasi muda penerus di adat alam Minangkabau,
adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah,
papatah juga mengatakan:

Gulamo mudiak kahulu


Lari mamburu anak lokan
Pusako niniak nan dahulu
Lai babuhua bakanakan

1
2

Maka dari itu kesalahan atau kejanggalan dari tulisan ini, hanya ka
ganti siriah nan sakapua, rokok nan sabatang, kato nan sapatah, mohon
di maafkan. Papatah mangatokan:

Panakiak pisau si rauik


Kapasa ka lubuak aluang
Basimpang tantang pasa baru
Kok satitiak jadikan lauik
Sakapa jadikan gunuang
Alam takambang jadi guru

Wabillahi taifiq wallihidayah, assmualaikum warahmatullahi


warabkatu.

Lubuk basung 25 Oktober 2021

Pengarang
(FADILLA SYLVIANI)
3

BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita memasuki apa itu kearifan lokal Minangkabau,kita
harus memahami adat di Minangkabau terlebih dahulu.
Seandainya orang minang itu dikatakan bahwa mereka tidak beradat,
maka pastilah mereka itu akan sangat marah sekali, karena kata-kata
ataupun ucapan yang mengatakan mereka tidak beradat ita adalah
merupakan suatu salah satu penghinaan terhadap mereka, baik secara
individu ataupun kelompok atau hal tersebut juga dapat dikatakan
dikatagorikan sebagai penghinaan terhadap nenek moyang mereka yang
telah mewariskan adat itu secara turun temunin kepada mereka, mulai
semenjak adat itu diberlakukan di Ranah Minang sesuai dengan bunyi
pepatah minang :
Biriak- biriak tabang ka rimbo
Dari samak kahalaman
Nak taruih kasaruaso
Dari niniak turun ka mamak
Dari mamak ka manakan
Puaso balega kanan mudo
Apakah adat itu?
Adat adalah merupakan suatu peraturan-peraturun dan hukum-hukum
yang berlaku bagi masyarakat minang yang telah dibuat dan disusun
sedemikian rupa oleh nenek moyang orang minang pada zaman dahulu
kala. Dengan maksud dan tujuan untuk mencapai kehidupan yang bahagia
sejahtera di dunia dan diakhirat. lahir maupun batin
Adat itulah yang mengatur norma-norma kehidupan masyarakat
dalam bermasyarakat di Minangkabau yang dilandasi. Adat basandi syarak.
syarak basandi kitabullah, yang harus dipakai oleh setiap orang per orang
di Ranah Minang demi kelestarian adat itu sendiri.
Adat minang yang sangat di bangga-banggakan oleh masyarakat
minang, dan dikagumi oleh suku-suku lain disantero dunia, tidaklah akan
ada artinya dan fungsinya apabila orang minang itu sendiri tidaklah merasa

3
4

terikat untuk mematuhi segala aturan-aturan dan hukum-hukumnya, namun


demikian adat minang itu sendiri sebagai suatu aturan hidup tidak bersifat
kaku, bahkan sebagian dari adat itu mempunyai daya itu yang sangat tinggi.
Adapun sifat dasar Adát Minang itu sebagai mana bunyi pepatah adat:
“Adat Babuhua Sintak-Syarak Rabuhua Mati"
Yang artinya Sifat adat itu boleh dilonggarkan dan boleh dikencangkan.
Kita masuk kearifan lokal. Apa itu kearifan lokal?
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang
tidak dapat dipisahkan dari masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui
cerita dari mulut ke mulut. Kearifan lokal ada di dalam cerita rakyat,
peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal sebagai suatu
pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui
kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan
pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat.
Setelah kita mengenal kearifan lokal di minang kabau,lalu saya
mengambil sebanyak lima kearifan lokal yang ada di Nagari Kampung
Tangah, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, diantara sebagai
berikut ini:
A. Baralek
Baralek merupakan tipe kearifan lokal dalam hubungan sesama
manusia karena baralek tidak hanya berkaitan antara dua keluarga yang
berbeda saja, akan tetapi banyak juga orang-orang yang berperan di
dalamnya baik itu dari kerabat sanak saudara maupun masyarakat
sekitar atas kesuksesan baralek
filosofi dari baralek adalah adanya nilai gotong royong yang
diterapkan seperti saat masak-masak untuk makanan baralek, masak-
masak tersebut ditolong oleh masyarakat yang tinggal didekat
diadakannya baralek.
Sebelum diadakannya baralek ada beberapa kegiatan atau proses
adat yang harus di jalani terelebih dahulu di antaranya:
5

1. Manapuak bandua
Manapuak bandua ini sama dengan istilah perkenalan antara
orang tua dari mempelai pria dan wanita. Perkenalan ini dilakukan di
rumah kedua belah pihak dilakukan secara bergantian tanpa
membawa kedua mempelai di mana diadakan terlebih dahulu itu
tergantung kesepakatan kedua belah pihak untuk mengunjungi
kediaman terkait perekanalan tersebut tersebut keluarga hanya
membawa sedikit buah tangan untuk tuan rumah seperti kue ataupun
buah-buahan.
2. Maminang (batamu mamak)
Batamu mamak dilakukan antara Mamak puasko (kakak/adik
laki-laki dari ibu), baik mamak pusako mempelai laki-laki dengan
mamak pusako perempuan. Di nagari kampung tangah batamu
mamak dilakukan dengan cara mamak pusako mempelai laki-laki
mendatangi mamak dari mempelai perempuan mereka melakukan
perundingan yang membahas masalah uang adat, kapan diadakan
manyiriah, akad nikah dan baralek.
3. Manyiriah
Sebelum diadakannya baralek (sahari sebelum baralek di
adakan) berkumpul mamak-mamak pusako untuk mengundang
masyarakat kampung, kerabat, sanak saudara, itulah yang
dinamakan manyiriah. Manyiriah ini memberitahu kepada
masyarakat kapan diadakannya akad dan baralek.
4. Akad
Akad merupakan proses ijab Kabul untuk menyatukan mempelai
laki-laki dengan mempelai perempuan secara sah di mata agama.
Akad nikah dapat diselenggarakan di kantor KUA atau kediaman
mempelai Wanita, itu tergantung kepada kesepakatan kedua belah
pihak.
6

5. Manjapuik marakpulai
Proses manjapuik marakpulai dilakukak sebelum alek pacah
(baralek dimulai), di Nagari Kampung Tangah manjapuik marakpulai
di lakukan malam hari. Mamak pusako mendatangi kediaman
mempelai laki-laki dengan tujuan menjeput marakpulai. Proses
manjapuik marakpulai ini di awali dengan pasambahan antar mamak
puasko kedua mempelai dan ditutup juga dengan pasambahan.
Setelah itu barulah mempelai laki-laki di bawa ke diaman mempelai
Wanita,pakaian yang gunakan biasanya kemeja putih, sarung, peci,
serta lengkap sama sepatu dan kaus kaki.
6. Baralek
Setelah proses manjapuik marakpulai dilakukan, barulah
mempelai laki-laki duduk bersanding dengan mempelai wanita di
palaminan, inilah yang dinamakan baralek. Akan dating para tamu
undangan untuk menghadiri baralek, mereka akan menghadiahkan
uang, kado, kain saruang, Kampia maupun kain panjang. Para tamu
undangan akan dihidangkan makanan khas barale, seperti rendang,
sampadeh ikan/dagiang, gulai ikan dan lain-lain.
7. Baralek bako
Diamana mempelai laki-laki atau Wanita (kebanyakan mempelai
wanita) di jemput oleh keluarga dari pihak ayah mempelai (bako).
Baisanya di japuik bako di nagari kampuang tangah, kedua
mempelai akan diarak dengan tambua dari rumah bako menuju
tempat baralek. Sebagai hadiah pernikahan, bako biasanya
memberikan sapi, kambiang, atau paling emas. dan juga bako
menghadiahkan sapanatiangan(piriang, mangkok, gelas, dan
sendok)
8. Manutuik alek
Ini merupakan proses terakhir,manutuik alek di nagari kampung
tangah di lakukkan pada malam hari dirumah mempelai perempuan.
Ini semacam syukuran yang dilakukakan oleh pihak keluarga
7

B. Balimau
Balimau merupakan salah satu tradisi yang ada di kampuang
tangah. Balimau yang dimaksud adalah masyarakat disini akan
mengunjungi Pantai Tiku untuk berkumpul dengan sanak saudara
ataupun masyarakat setempat, mereka akan berbondong-bondong
mengunjugi Pantai Tiku tersebut, masyarakat akan bersantai—
santai bagi orang dewasa, sedangkan bagi anak-anak mereka akan
berenang di pantai.
Tradisi ini dilakukan setiap tahun, seperti sebelum masuknya
bulan Ramadhan. Sepulang dari pantai tiku, masyarakat akan mandi
(membersihkan diri) lalu setelah itu mereka akan menggunakan
limau(jeruk nipis), bunga kenanga, daun pandan, dan lainnya.
Bahan-bahan tersebut di satukan kedalam air, lalu dibasahkan ke
rambut.
Balimau merupakan bentuk kearifan lokal dalam falsafah, tradisi
dan kepercayaan. Filosofi balimau adalah untuk mensucikan diri
dalam rangka mempersiapkan diri untuk menyambut bulan
ramdahan dan menunaikan inadah puasa dan sholat tarawih.dan
sebagai sarana untuk mempererat rasa persaudaraan dengan saling
mengunjungi dan minta maaf.
C. Manjalang Mintuo
Manjalang mintuo sama artinya dengan mengunjungi mertua.
Suami dan istri yang baru menikah akan dating kerumah keluarga
dari suami dengan membawa rantang yang berisi makanan dan kue
sebagai pelengkap sebagai buah tangan dari menantu unruk mintuo.
Rantang makanan yang diberikan biasnya ada 4 tingkat yang berisi
nasi, rendang, satu ekor singgang ayam, telur mata sapi.
Rantang makanan tidah hanya diberikan kepada mertua atau
orangtua dari suami, akan tetapi juga diberikan kepada keluarga inti,
seperti adik atau kakak dari ibuk mertua (mamak atau etek suami)
dalam porsi rantang yang sedikit dibandingkan rantang untuk
mertua.
8

Rantang yang diberikan tersebut biasanya akan dibalas oleh


mertua. Maksud membalas disini adalah mertua akan membalas isi
dari rantang dengan mengisikan sejumah uang dan beras kedalam
rantang.
Manjalang mintuo ini termasuk kedalam tipe kearifan lokal
hubungan sesama manusia. Filosofinya adalah meskipun pasangan
tersebut sudah sah dalam ikatan pernikahan, mereka tidak boleh
melupakan kedua orangtua, khususnya seorang istri terhadap
orangtua suami (mintuo). Ikatan silaturahmi tetaplah dijaga, maka
dari itu tradisi manjalang mintuo tetap ada sampai saat sekarang ini.
D. Bulan Lamang
1. Membuat lamang
Pembuatan lamang dilakukan oleh ibuk-ibuk. Lamang dibuat
menggunakan talang yang telah disediakan, didalam talang
tersebut dialas menggunakan daun pisang lalu dimasukkkan lah
beras puluik c ke dalam talang dan disusul dengan memasukkan
santan kedalam talang, barulah talang dibakar sampai lamang
tersebut masak.
2. Mandoa
Diawali dengan acara berdoa bersama untuk menyambut
bulan suci ramadhan yang biasanya dipimpin oleh seorang labai
(tokoh agama dalam suatu suku), barulah makan Bersama
dilakukan dan hadirin juga menikmati lamang yang dibuat tadi.
Bulan lamang merupakan salah satu kearifan lokal dalam
falsafah, tradisi dan kepercayaan. Filosofi yang ada di tradisi ini
adalah nilai sosial yang terkandung dalam tradisi tersebut. Ibuk-
ibuk atau tetangga saling membantu dalam proses pembuatan
lamang, masak-masak untuk mandoa, disini juga ajang
silaturahmi bagi tetangga untuk saling meminta maaf untuk
menyambut bulan suci ramadhan.
9

SUMBER REFERENSI
bakri bagindo nan sari. Adat lamo pusako usaung sarato pitaruah
mandeh.
Tokoh masyarakat: mamak pusako piliang di kampuang tangah:
Syofian Filnandho

Anda mungkin juga menyukai