Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang

“SISTEM KEKERABATAN DAN TAMADUN MELAYU”

Dosen Pembimbing : Prayugo, M.Si

DI SUSUN OLEH :

MURTI SARI DEWI


KELAS : III A

PRODI EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

          Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan rahmat
dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selawat serta salam
semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

            Dalam makalah “Sistem Kekerabatan Dan Tamadun Melayu” penulis


bermaksud menjelaskan secara

detail akan Penalaran. Adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu
syarat tugas mata kuliah.

            Akhir kata tak ada gading yang tak retak, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun untuk perbaikan penulis dalam menyelesaikan tugas ini.

Bengkalis, 30 Agustus 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Pembuatan Makalah..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Kekerbatan Melayu..........................................................3
B. Panggilan- Panggilan Umum Dalam Kekerabatan Orang Melayu................4
C. Nilai- Nilai Dalam Sistem Kekerabatan Orang Melayu................................5
D. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Kekerabatan Orang Melayu.................6
E. Pengertian Tamandu Melayu.........................................................................7
F. Mata Pencarian Orang Melayu......................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah asal mula dan perkembangan keluarga dalam masyarakat telah
lama menjadi perhatian para ahli ilimu- ilmu sosial, yang dalam upaya itu telah
mencari bahan perbandingannya dalam kawanan- kawanan hewan yang hidup
berkelompok. Dengan menganalisis hubungan anak terhadap ayahnya dengan
membandingkan hubungan yang ada dalam keluarga.
Pada tingkat pertama dalam proses perkembangan masyarakat dan
kebudayaannya, manusia mula- mula hidup mirip sekawan hewan berkelompok,
pria dan wanita hidup bebas tanpa ikatan. Kelompok keluarga inti sebagai inti
masyarakat karena itu juga belum ada. Lama- lama manusia sadar akan hubungan
antara seorang ibu dan anak- anaknya, yang menjadi satu kelompok keluarga inti
karena anak- anak hanya mengenal ibunya, tetapi tidak mengenal ayahnya. Dalam
kelompok seperti ini ibulah yang menjadi kepala keluarga. Perkawinan antara ibu
dan anak yang berjenis pria di hindri, sehingga timbullah adat eksogami.
Kelompok keluarga yang mulai meluas karena garis keturunan diperhitungkn
melalui garis ibu, dengan ini telah mencapai tingkat dalam proses perkembangan
kebudayaan manusia.
Dari penelitian para ahli terungkap bahwa masyarakat dengan sisitem
kekerabatan berdasarkan matrilineal tidak hanya ada pada masyarakat- masyarakat
dengan tingkat perkembangan kebudayaan yang sangat rendah, tetapi juga ada
apada banyak kebudayaan yang berasal dari berbagai tingkat perkembangan.
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.
Setiap suku di indonesia memilki sistem kekerabatan yang berbeda- beda.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang
memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri

1
atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan
seterusnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem kekerbatan melayu?
2. Apa saja panggilan- panggilan umum dalam kekerabatan orang melayu?
3. Apa saja nilai- nilai dalam sistem kekerabatan orang melayu?
4. Apa kelebihan dan kekurangan sistem kekerabatan orang melayu?
5. Jelaskan Apa Yang Dimaksud dengan Tamandu Melayu?
6. Jelaskan Mata Pencarian Orang Melayu?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian sistem kekerbatan melayu
2. Untuk mengetahui panggilan- panggilan umum dalam kekerabatan orang melayu
3. Untuk mengetahui nilai- nilai dalam sistem kekerabatan orang melayu
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem kekerabatan orang melayu
5. Untuk mengetahui Pengertian Tamandu Melayu
6. Untuk mengetahui Mata Pencarian Orang Melayu

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Kekerabatan Orang Melayu


Kekerabatan atau sanak saudara adalah unut-unit sosial yang terdiri dari
beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.
Sistem kekerabatan pada masyarakat melayu di kelimatan barat pada umumnya
menganut sistem bilinal atau bilateral yaitu mengambil garis keturunan dari ayah
dan ibu. Anak dapat perhatian dan pelaku yang sama dari orang tua maupun dari
sanak keluarga dari ayah dan ibu. Tetapi dalam pembagaian warisan, anak laki-
laki memperoleh bagian yang lebih banyak dari anak permpuan.
Namun sistem kekerabatan menurut adad hanya formalitas saja,sedangkan
pelaksanaannya semakin menipis. Bahkan genarasi muda tidak kenal pada
kekerabatan panggilan untuk dan bibi selalu “ om”. Tante” mereka tidak kenal
dengan “Mak Ngah”. “Mak Long”, dan sebagainya.
Sistem kelurga atau kekerabatan adalah hukum adat yang bentuknya tidak
tertulis dan di dalamnya terdapat pengaturan mengenai hubungan hukum atau
kekerabatan yang terdapat diantara individu dengan individu yang lainya, apakah
hubungan ayah dan anak, ibu dan anak, kakek dan cucu, dan sebagainya.
Hubungan keluarga atau kekerabatan merupakan yang sangat penting
dalam hal : 1
1. Masalah perkawinan, untuk meyakinkan apakah ada hubungan kekeluargaan
yang merupakan larangan untuk menjadi suami istri (misalnya terlalu dekat,
adik kakak sekandung).
2. Masalah warisan, hubungan kekeluargaan merupakan dasar pembagian harta
peninggalan.

1
Bushar Muhammad, Pokok-Pokok Hukum Adat, Pmdnya Paramita, Jakarta, 2009, hal 5.

3
B. Panggilan-panggilan Umum Dalam Kekerabatan Orang Melayu
Dalam proses interaksi orang melayu, biasa menggunakan beberapa
panggilan umum yang sering mereka gunakan, diantaranya:2
 Atan, awing, ajak, amad, sebutan untuk anak atau orang lelaki secara umum.
 Siti, lela, laila, nong, nur, sebutan untuk anak perempuan melayu secara
umum.
 Wak: orang yang telah terbiasa dipanggil oleh ponakan yang berarti paman
atau Om / tante/ bibi, sehingga menjadi wak atan, wak amad, wak siti, wak
lela, dan lainya.
         Mak : panggilan bagi perempuanmelayu yang telah berumur misalnya
menjadi kebiasaan mak ucu, mak uteh, mak ude, mak njang, dan sebagainya.
 Cik : berasal dari gelar kebangsawanan bagi keturunan cina tetapi telah
dipergunakan luas diberbagai suku lain, sehingga orang melayupun ada juga
yang dipanggil misalnya Cik awing ataupun Cik siti.
 Long : panggilan terhadap anak sulung.
 Ngah : panggilan terhadap anak tengah , baik yang kedua ataupun yang lain
tetapi bukan panggilan anak yang paling kecil.
 Ude : menjadi kebiasaan panggilan terhadap anak yang paling muda ataupun
nomor kedua muda.
 Ucu : menjadi kebiasaan panggilan anak yang paling kecil atau bungsu.
 Uteh : orang yang berkulit putih.
 Itam : orang yang berkulit hitam.
 Njang atau anjang : oaring yang tinggi
 Iting : orang yang berambut kriting.
 Yek : umumnya digunakan sebutan diawal nama panggilan kebiasaan bagi
kalangan bugis melayu sehingga misalnya panggilan menjadi Yek long, Yek
ucu, Yek ngah, dan sebagainya.
2
http://www.lamriau.org/2012/05/kata-sapaan-dalam-kekerabatan-melayu.html

4
Dari berbagai banyak panggilan yang beragam karena menurut orang
melayu adalah :
1. Sebagai penghormatan
2. Jujur dari panggilan mereka
3. Mudah untuk dihafal
4. Tanda kasih sayang keluarga
5. Sebagai lambing tradisi
6. Pembeda antara sanak saudara

C. Nilai- nilai Dalam Sistem Kekerabatan Orang Melayu


Sistem kekerabatan orang melayu mengandung nilai- nilai luhur dalam
kehidupan, diantaranya : 3
1. Pembagiaan peran. Nilai ini tercemin dari sistem kekerabatan yang dibagi
dalam bagian- bagian tertentu. Secara sosial, pembagiaan ini ditunjukkan
untuk membagi peran masing- masing, baik dikeluarga maupun masyarakat.
2. Harmoni masyarakat. Sistem ini secara sosial juga bernilai kepada
harmonisasi masyarakat. Dengan ini tentunya kehidupan sosial akan berjalan
dengan baik jika masing- masing menjalankan peranya dan tidak melanggar
aturan.
3. Melestarikan tradisi. Pelaksanaan sistem ini dalam kehidupan keluarga
maupun sosial menjadi bukti tindak orang melayu dalam melestarikan tradisi.
4. Menghargai sesame melalui sistem ini, orang melayu satu keluarga telah
diberi porsi masing- masing. Hal itu akan berefek pada sikap saling
menghormati antar sesame anggota keluarga.
5. Menjaga adat. Salah satu tugas yang diemban oaring melayu menjadi wali
adat. Dari sini dapat disimpulkan bahwa salah satu tujuan sistem kekerabatan
ini adalah untuk menjaga adat melayu agar tetap lestari.

3
Soemannan. Anto, hal 102

5
6. Menjaga keturunan. Satu hal penting dari sistem kekerabatan adalah
berlangsungnya keturunan agar bertahan dan bermanfaat bagi sesame. Melalui
sistem ini, keluhuran melayu ingin menjaga nasab setiap orang agar tetap
tersambung.
7. Menjaga persatuan dan kesatuan suku dalam konteks suku, sistem kekerabatan
bernilai untuk menjaga persatuan dan kesatuan suku. Hal ini disebabkan oleh
kesadaran mereka yang diikat oleh satu keluhur dari suku yang sama.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Kekerabatan Orang Melayu


Ada beberapa kelebikan dari sistem kekerabatan orang melayu diantaranya
adalah : 4
 Kuatnya hubungan jauh dekat antara keluarga
 Tetap terjaganya silaturrahmi
 Terjaganya nilai kekerabatan
 Terjaganya nilai budaya
 Terjaganya nilai keturunan
Ada beberapa kekurangan atau kelemahan sistem kekerabatan orang
melayu diantaranya adalah :
 Hanya tetkumpul satu kekerabatan saja
 Tidak berkembang
 Kurangnya pariasi suku dalam keluarga
 Kurangnya pariasi adat istiadat
 Kerukunan hanya terjaga dalam satu kelompok saja
 Timbulnya panatisme suku keluarga
E. Pengertian Tamandu Dan Melayu
Pengertian tamadun yang berasal dari kata Arab “maddana” yang berarti
peradaban, dapat diartikan sebagai keadaan atau kondisi kehidupan bermasyarakat
4
Mulyadi, Perkuliaha Islam Dan Tamadun Melayu (Tembilahan : STAI Auliaurrasyidin 2011)

6
yang bertambah maju. Oleh karenanya, melalui Pusat Kajian Tamadun Melayu
Nusantara, berbagai fenomena yang terkait dengan kehidupan masyarakat Melayu,
serta berbagai aspek yang menyertainya akan dipelajari, dikaji diteliti, dan
dikembangkan oleh para peneliti baik yang berasal dari UI maupun dari luar UI.5
Hal yang menarik adalah penelitian tentang Tamadun Melayu Nusantara
dapat dilakukan dengan pendekatan yang bersifat multidisiplin atau interdisiplin.
Untuk itulah diperlukan juga suatu dialog kritis melalui berbagai kerjasama dari
berbagai pihak, baik institusi UI maupun institusi di luar UI, agar penelitian
tentang Tamadun Melayu Nusantara dapat bermanfaat secara pragmatis bagi
pendidikan, penelitian, dan masyarakat luas yang membutuhkan wawasan kajian
Tamadun Melayu Nusantara dengan benar. 6

F. Mata Pencaharian Orang Melayu


Mata pencarian masyarakat orang melayu beraneka ragam, mulai dari
usaha yang bergantung kepada alam sampai pada usaha yang mengandalkan jasa.
Kekayaan yang di miliki oleh bumi melayu merupakan anugrah allah, dan
membuat masyarakatnya hidup dalam serba cukup. Secara geografis, mata
pencaharian tradisional masyarakat bisa di bagi dalam dua kelompok, yaitu,
masyarakat yang hidup di daerah daratan yang berhutan lebat, bersungai sungai
dan berawa rawa dan masyarakat yang hidup di daerah pesisir yang berlaut
luas.maka usaha tradisionalpun di sesuaikan dengan keadaan kedua daerah
tersebut.

BAB III
PENUTUP

5
Dahril, Tengku.2000. Tamadun Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
6
http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-masyarakat-tamadun-melayu.html

7
A. Kesimpulan
Kekerabatan atau sanak saudara adalah unut-unit sosial yang terdiri dari
beberapa keluarga yang memmiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.
Sistem kekerabatan pada masyarakat melayu di kelimatan barat pada umumnya
menganut sistem bilinal atau bilateral yaitu mengambil garis keturunan dari ayah
dan ibu. Anak dapat perhatian dan pelaku yang sama dari orang tua maupun dari
sanak keluargadari ayah dan ibu. Tetapi dalam pembagaian warisan, anak laki-laki
memperoleh bagian yang lebih banyak dari anak permpuan.

Sistem kelurga atau kekerabatan adalah hukum adat yang bentuknya tidak
tertulis dan di dalamnya terdapat pengaturan mengenai hubungan hukum atau
kekerabatan yang terdapat diantara individu dengan individu yang lainya, apakah
hubungan ayah dan anak, ibu dan anak, kakek dan cucu, dan sebagainya.
Tamadun yang berasal dari kata Arab “maddana” yang berarti peradaban,
dapat diartikan sebagai keadaan atau kondisi kehidupan bermasyarakat yang
bertambah maju.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat kami uraikan. Kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan. Terimaksih dan semoga bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

8
Bushar Muhammad, Pokok-Pokok Hukum Adat, Pmdnya Paramita, Jakarta, 2009.
Soemannan. Anto, hal 102
Mulyadi, Perkuliaha Islam Dan Tamadun Melayu (Tembilahan : STAI Auliaurrasyidin
2011)
Dahril, Tengku.2000. Tamadun Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka
http://www.lamriau.org/2012/05/kata-sapaan-dalam-kekerabatan-melayu.html
http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-masyarakat-tamadun-melayu.html

Anda mungkin juga menyukai