Anda di halaman 1dari 3

Sabda Garuda

Emha Jayabrata

Pada hari Indonesia lahir


Kudapati pendeta berhati ramah
Rahib-rahib berwajah sumringah
Ulama dan kyai pun hanyut dalam pekik takbir yang megah
Di depan ruang persalinan Garuda akan lahir
Masing-masing berdoa pada Tuhannya
Tak ada saling tuding
Tak ada saling caci
Tak ada saling sikut
Bahkan tak ada saling membunuh yang ada hanya rasa gembira atas kelahiran garuda
Ini Indonesia..
Republik ini lahir bukan karena jasa saudaraku di ujung timur karena kekayaan alam
Bukan hanya karena saudaraku dijawa dengan kerisnya
Bukan hanya rencongnya, badiknya, celuritnya, mandaunya atau goloknya
Tetapi karena darahnya, darah yang sama-sama anyir dan amis untuk garuda, untuk Indonesia
Saat garuda masih balita
Adududu..
Begitu lucunya, Begitu menggemaskannya
Dahulu demi merawat garuda yang miskin menyumbang keringatnya, yang kaya
menyumbang hartanya
Ulama menyumbang doanya
Janda-janda menyumbang nyawa suaminya
Anak-anak yatim menyumbangkan kepala bapaknya
Pejabat hingga presiden mengorbankan gajinya
Semua demi tumbuh sehatnya garuda
Agar mengangkasa melalang jagad raya, meneriakkan bhineka, menggetarkan dunia
Dan kini saat Garuda menginjak usia renta
Aduuhhh...
Aku melihat anak cucu garuda bergulat berebut warisan seakan-akan menyumpahi besok pagi
Garuda akan moksa
Aku melihat anak-anak pejabat memaksa bapaknya mengambil tanah-tanah anak yatim
Aku mendengar yang tak suka shalawat menghujat yang bershalawat
Aku mendengar yang mungkar teriak Allahuakbar, yang ma’ruf teriak Allahubakbar
Aku jadi bingung ikut yang mana
Hingga kini saat garuda di usia tua
Di sana- sini aku dengar huru hara
Di negeri ini aku dengar seorang guru dipenjarakan muridnya
Aku dengar istri jenderal menganiaya petugas negara
Aku dengar aparat bersenjata main mata di gudang-gudang negara
Aku dengar anak-anak bermata bening diperkosa
Aku dengar seorang ibu membuang bayinya karena malu tak ada bapaknya
Aku dengar hakim-hakim mulia dirusak wajahnya, aku dengar para sarjana kehilangan
moralnya
Aku dengar perempuan-perempuan bunting dibakar hidup-hidup karena mencuri susu
Aku dengar nenek-nenek tua dipenjarakan karena mencuri kayu
Aku dengar ahli ibadah tak menjaga lidah
Aku dengar yang rajin ngaji sibuk mencaci
Aku dengar di mimbar-mimbar suci dicabuli, yang terakhir aku dengar seorang tukang
reparasi hampir dipukuli, dihabisi, diremuk, dibakar sampai mati
Aku semakin bingung Garuda
Kini sebagian anak-anak Garuda tak mau lagi hormat bendera
Bahkan mengatakan hormat bendera adalah perilaku ahli neraka
Menyanyikan lagu indonesia raya adalah pengingkaran kesetian pada Tuhan
Mengamalkan bhineka tunggal ika adalah kekufuran
Aku tak habis pikir, Garuda bukanlah berhala
Lihatlah kesitu
ke hatimu, ke dalam dadamu yang dipenuhi benci dan cemburu
Lihatlah dirimu!
Lihatlah istrimu!
Lihatlah anakmu!
Mereka tengah ditimang-timang oleh zaman yang brengsek
Maka akan lahir anak-anak brengsek, para sarjana-sarjana yang brengsek, hakim-hakim yang
brengsek dan bangsa-bangsa yang brengsek
Maka tolong tulis lagi dihatimu tentang sebuah sabda yang indah
Sabda Garuda,
Bhineka tunggal ika

Anda mungkin juga menyukai