Kudapati pendeta berhati ramah Rahib-rahib berwajah sumringah Ulama dan kyai pun hanyut dalam pekik takbir yang megah Di depan ruang persalinan Garuda akan lahir Masing-masing berdoa pada Tuhannya Tak ada saling tuding Tak ada saling caci Tak ada saling sikut Bahkan tak ada saling membunuh yang ada hanya rasa gembira atas kelahiran garuda Ini Indonesia.. Republik ini lahir bukan karena jasa saudaraku di ujung timur karena kekayaan alam Bukan hanya karena saudaraku dijawa dengan kerisnya Bukan hanya rencongnya, badiknya, celuritnya, mandaunya atau goloknya Tetapi karena darahnya, darah yang sama-sama anyir dan amis untuk garuda, untuk Indonesia Saat garuda masih balita Adududu.. Begitu lucunya, Begitu menggemaskannya Dahulu demi merawat garuda yang miskin menyumbang keringatnya, yang kaya menyumbang hartanya Ulama menyumbang doanya Janda-janda menyumbang nyawa suaminya Anak-anak yatim menyumbangkan kepala bapaknya Pejabat hingga presiden mengorbankan gajinya Semua demi tumbuh sehatnya garuda Agar mengangkasa melalang jagad raya, meneriakkan bhineka, menggetarkan dunia Dan kini saat Garuda menginjak usia renta Aduuhhh... Aku melihat anak cucu garuda bergulat berebut warisan seakan-akan menyumpahi besok pagi Garuda akan moksa Aku melihat anak-anak pejabat memaksa bapaknya mengambil tanah-tanah anak yatim Aku mendengar yang tak suka shalawat menghujat yang bershalawat Aku mendengar yang mungkar teriak Allahuakbar, yang ma’ruf teriak Allahubakbar Aku jadi bingung ikut yang mana Hingga kini saat garuda di usia tua Di sana- sini aku dengar huru hara Di negeri ini aku dengar seorang guru dipenjarakan muridnya Aku dengar istri jenderal menganiaya petugas negara Aku dengar aparat bersenjata main mata di gudang-gudang negara Aku dengar anak-anak bermata bening diperkosa Aku dengar seorang ibu membuang bayinya karena malu tak ada bapaknya Aku dengar hakim-hakim mulia dirusak wajahnya, aku dengar para sarjana kehilangan moralnya Aku dengar perempuan-perempuan bunting dibakar hidup-hidup karena mencuri susu Aku dengar nenek-nenek tua dipenjarakan karena mencuri kayu Aku dengar ahli ibadah tak menjaga lidah Aku dengar yang rajin ngaji sibuk mencaci Aku dengar di mimbar-mimbar suci dicabuli, yang terakhir aku dengar seorang tukang reparasi hampir dipukuli, dihabisi, diremuk, dibakar sampai mati Aku semakin bingung Garuda Kini sebagian anak-anak Garuda tak mau lagi hormat bendera Bahkan mengatakan hormat bendera adalah perilaku ahli neraka Menyanyikan lagu indonesia raya adalah pengingkaran kesetian pada Tuhan Mengamalkan bhineka tunggal ika adalah kekufuran Aku tak habis pikir, Garuda bukanlah berhala Lihatlah kesitu ke hatimu, ke dalam dadamu yang dipenuhi benci dan cemburu Lihatlah dirimu! Lihatlah istrimu! Lihatlah anakmu! Mereka tengah ditimang-timang oleh zaman yang brengsek Maka akan lahir anak-anak brengsek, para sarjana-sarjana yang brengsek, hakim-hakim yang brengsek dan bangsa-bangsa yang brengsek Maka tolong tulis lagi dihatimu tentang sebuah sabda yang indah Sabda Garuda, Bhineka tunggal ika