Anda di halaman 1dari 1

Pada hari Indonesia lahir, ku dapati pendeta berhati ramah,rahib-rabib berwajah sumringah,

ulama dan kiyai pun hanyutdengan pekik takbir yang megah. Didepan ruang
persalinangaruda akan lahir, masing-masing berdoa kepada Tuhanya.Tak ada saling tuding,
tak ada saling caci, tak ada saling sikutbahkan tak ada saling bunuh. Semua sibuk dengan
doanya,dengan rasa gembiranya akan kelahiran garuda. Ini Indonesia, republik ini lahir bukan
hanya karena jasasaudaraku diujung timur dengan kekayaan alamnya. Bukanhanya karena
jasa saudaraku di jawa dengan kerisnya. Bukanhanya karena renconganya, badiknya,
cluritnya, mandaunya,dan goloknya , tetapi karena darahnya yang sama-sama anyirdan amis
untuk garuda.Saat garuda masih balita, duh. . . aduh begitu lucunya, begitumenggemaskanya!
Dahulu demi merawat garuda, Papuamenyumbangkan emasnya, Riau menyumbang gas
alamnya, Jawa menyumbang pemikiranya, Kalimantan menyumbangbatubara, Sumatera
menyumbang alamnya semua demitumbuh sehatnya garuda, agar mengangkasa,
mengepakkansayap-sayap langit Bhineka. Dahulu demi merawat garuda,yang miskin
menyumbang keringatnya, yang kayamenyumbang hartanya, ulamak menyumbang doanya,
janda- janda menyumbangkan nyawa suaminya, anak-anak yatimmenyumbangkan kepala
bapaknya, pejabat hingga presidenmengorbankan gajinya semua demi tumbuh sehatnya
garuda,mengangkasa melanglang jagad raya, meneriakan bhineka,menggetarkan
dunia.Namun kini, saat garuda menginjak usia renta. Aduh. . . duh.. duh! Aku melihat anak
cucu garuda bergulat berebut warisan,sekan-akan menyumpahi besok pagi garuda akan
moksa. Akumelihat anak-anak pejabat memaksa bapaknya mengambiltanah-tanah anak
yatim. Aku melihat yang tak suka sholawatmenghujat yang bersholawat. Aku mendengar
yang salahteriak Allahu Akbar, yang benar teriak Allahu Akbar! Aku jadi bingung ikut yang
mana?

Hingga kini, saat garuda di usia tua. Di sana sini aku dengarhuru hara. Di negeri ini aku
dengar seorang gurudipenjarakan muridnya, aku dengar anak-anak bermatabening diperkosa,
aku dengar seorang ibu membuang bayinyakarena malu tak ada bapaknya, aku dengar
perempuan-perempuan bunting dibakar hidup-hidup karena mencurisusu, aku dengar nenek-
nenek tua dipenjara karena mencurikayu, aku dengar istri jendral menganiaya petugas
bandara,aku dengar ahli ibadah tak menjaga lidah, aku dengar yangrajin ngaji sibuk mencaci,
aku dengar orang seni mencabuli,aku dengar aparat bersenjata main mata di gudang-
gudangnegara, aku dengar hakim-hakim mulia dirusak wajahnya, akumelihat para sarjana
sibuk bertengkar dan memfitnahalamamaternya.Garuda! aku semakin bingung!Ketika
sebagian anak-anak garuda tak mau lagi hormatbendera, bahkan mengatakan hormat bendera
adalah perilakuahli neraka, menyanyikan lagu Indonesia raya adalahpengingkaran kesetiaan
pada tuhan, mengamalkan bhinekatunggal ika adalah kebodohan. Lihatlah, garuda! Anak
cucugaruda ditimang-timang oleh zaman yang brengsek. Makaajarkan kami lagi tentang
sabdamu. Sabda garuda: BhinekaTunggal Ika

Anda mungkin juga menyukai