pada ekspresi perasaan atau temperamen penulis gyms, 1981: 189) Selden (1985: 52)
mengungkapkan bahwa karya sastra adalah anak kehidupan kreatif seorang penulis dan
mengungkapkan pribadi pengarang.
Pendekatan ekspresif adalah pendekatan karya sastra dengan jalan menghubungkan karya
satra dengan pengarangnya.
Teori ekspresif sastra (The expressive theory of literature) adalah sebuah teori yang
memandang sebuah karya sastra terutama sebagai pernyataan atau ekspresi dunia batin
pengarangnya.
2. Kata author berarti pengarang, yang bila ditambah akhiran -ity berarti berwenang atau
berkuasa; dan
3. Pengarang adalah ora ng yang mempunyai kepekaan terhadap persoalan, punya wawasan
kemanusiaan yang tinggi dan dalam.
Pikiran dan perasaan pengarang adalah sumber utama dan pokok masalah dalam suatu
novel. Pendekatan ekspresif ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
pengarang dalam mengungkapkan gagasan-gagasan, imajinasi, dan spontanitasnya.
Teeuw (1984) menyatakan bahwa karya sastra tidak bisa dikaji dengan mengabaikan kajian
terhadap latar belakang sejarah dan sistem sastra : semesta, pembaca, dan penulis. Informasi
tentang penulis memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan kajian dan apresiasi sastra.
lni dikarenakan karya sastra pada hakikatnya adalah tuangan pengalaman penulis (Teeuw, 1984;
Selden, 1985; Roekhan, 1995; Eneste, 1982).
Pendekatan Ekspresif
Pendekatan ini digunakan secara dominan pada abad ke-19 pada zaman Romantik. Di
Belanda dikenal melalui angkatan 1880 (80an), di Indonesia melalui angkatan 1930 (30-an) yaitu
pada periode Pujangga Baru yang dipelopori Tatengkeng, Amir Hamzah, Sanusi Pane yang
didominasi puisi lirik. Teeuw (1988: 168-169) mengatakan tradisi ini masih berlanjut hingga
Sutadji Calzoum Bachri, yang tidak terbatas pada cipta sastra tetapi juga pada kritik sastra.
Pendekatan ekspresif membuktikan bahwa aliran romantik cenderung tertarik pada masa
purba, masa lampau, masa primitif kehidupan manusia. Pendekatah ini dapat menggali ciri-ciri
individuaIisme, nasionalisme, komunisme, feminisme dalam karya, baik katya satra individual
maupun karya sastra dalam kerangka periodisasi.