Mengapa?
Keringat dan darah kusimbahkan
Menit dan waktu kukorbankan
Hanya untuk sebuah pengakuan
Lantas apa lagi yang harus kurelakan?
Menhabisinya?
Anggota kelompok :
Kayla Shazia
Salsabila Alyanitazahra
Nadina Syifa
Athala Zia
Farrel Zidane
DAKU bermimpi
Selepas Institusi
Karya : Azkha dan Mikail
Kulihat mereka
Menggoreskan penanya
Jangan sampai ditumpahkan tinta merah ke buku itu
Buku yang menghantui nama-nama di dalamnya
Padahal apa?
Itu hanyalah sebuah angka
Hanya demi muka cerah semata
Hanya akan hilang termakan usia
Selepas institusi
Angka itu terbuang sia-sia
Jutaan karya masih terhambat
Akibat rasa penasaran tak tersalurkan
Selepas institusi
Angka itu hanya menjadi angka
Tak ada yang peduli
Tak ada yang menanyakannya lagi
Anggota kelompok:
1. Exell Ibrahim
2. Fadel Bryan S.
3. Farhan Algani P.
4. Hanggaprabaswara A.
5. Nala Anindita W.
6. Rizqa Adinda S.
Tentang Pengungsi
1. M. Farrel Rayyan P.
2. Dustin Bonaventura
3. Alyrafi Firmansyah D.
4. Kalisha Putri S.
5. Salma Salsabila
Libur tiba
Hari penting untuk Indonesia
Istana juga senayan
Sedang jadi incaran
Libur tiba
Lebaran terasa
Perantau kembali ke desa
Kembali ke pelukan keluarga
Kepada angka-angka
Tertitip doa dan harapan
Akan Indonesia ke depan
1. Andhika Putra D.
2. Kean Nafis S.
3. M. Satria Aditama
4. Tasykira Khairunnisa
5. Velika Freesia U.
5 hari terlepas
5 hari menerpih
1. Diva Fadhila
2. Axel Matthew Nathaniel Sihite
3. Freya Suryadarma
4. Maritza Catriona B.
5. Nafi Maheswara P.
Tiara A Talitha
Nasya Fitria A.
R. R. Candrika
Nafiis W
Figo A.
Farrel F
Tersesatku di adiwarnamu
Kasmaran yang tak berujung
Hati yang luluh akan sebuah tatapan
Kian terukir
1. Dhia Rana N.
2. Hugo Sulaiman S.
3. Nazira Abyan H.
4. Rafifah Najla A.
5. Shafwa Aishah R.
Ku jinjing tasku
Ke bangunan krem itu
Berkali-kali ku menyerah
Tapi ku ingat perkataan sang baret merah
CEMAR LINGKUNGAN
Gunung-gunung menangis,
menahan sakitnya dikikis
Laut juga menangis
menahan sakitnya ditusuk
Di langit
Para birokrat berduduk selonjor
Sedang di Bumu
Rakyat merayap mengais rezeki
Pulau kita
Buah karya penyair muda
Keindahan dunia
Aku mempertaruhkan nyawa
Bertahan diri di atas gunung
Demi melihat keindahan alam
Keindahan ciptaan Tuhan
Karna jasanya
Semuanya dapar digenggam
Semuanya dalam satu ketukan
Serba instan
Berpegangan erat
Melepas penat
Duniaku duniamu
Ku harap kau setuju padaku
Bukan begitu?
(A. Vanesha Aji, Danendra Herdiansyah, M. Rezky Sofyan, Nabila Danastri, Neva
Dittya, Raniya Hananvy)
Derita Tanahku
Karya : Penyair Muda
Alam kecewa,
Mengamati tingkah manusia
(Ananta Z. Dhanio, Fakhril Ramadhan, Kalia Najwa, Keitaro Wildan, Made Zanvika,
Rizki A. Muhammad)
Sang Pahlawan Perjuangan
Karya : Pengabdi Muda
Kemarin kulihat
Negara ini merdeka
Bukan oleh seribu pemuda pintar tapi peragu
Tapi cukup oleh segelintir pemuda pemberani
Tapi tetap
Kian hari kian lama
Rumah ini sekadar bangun
Barangmu sekadar kenangan
Waktu sekadar lewat
Harapku putus
Tapi ku tak bisa berhenti
Hati ini rindu bertemu
Karena semua pun tahu
Ku belum berhenti mencintaimu
Mungkin memang
Ku harus berpaling
Tapi tak lantas dan enggan
Karena mana bisa aku
Bila kenangan ini
Nyawa terakhirmu
(Ammat Rasyad, Arya Daniswara, Ghania Farah Aqila, M. Raffi Wahyu, Yasmin
Hanifah)
Siapa Aku?
Siapa aku?
Pertanyaan yang selalu aku tanyakan seumur hidupku
Pertanyaan yang mungkin tidak akan aku temukan
Tetapi selalu ku renungkan
Kelompok 1:
- Alifya Muthia Zahra (2)
- Anisa Salsabila Prihandono (3)
- Mukti Subagja (18)
- Mya Naja Zahra (19)
- Nadira Putri Utami (23)
- Reyaska Marcel Adinata (31)
Pergi Tanpa Pamit
Kubuka mata
Menatap mentari, yang menyinari hari
Kudengar langkah kaki
Anak-anak yang sedang berlari
Tertawa gembira
Dengan wajah ceria
Belum kenal rasa duka
Hidup masih bahagia
Kelompok 2
Demokrasi?
Nyatanya tidak.
Nyatanya, mereka
egois, Mereka tak
peduli, Mereka serakah.
Dan walau saat ini masih bisa kita hidup dalam penyangkalan, Berapa
lama lagi sampai kita berani mengakui realita kondisi negara kita ini?
Sementara kebebasan kita diiris sedikit demi sedikit atas nama hukum yang tidak
adil?
Berapa lama lagi kita harus memalingkan muka
Dan bila waktu itu datang, apa yang akan kalian lakukan?
Kelompok 3
• Erlangga
• Karisa
• Eca
• Syifa
• Rakha
HARAPAN SEMU
Keompok 4
- Aqila Maritsa R.
- Alifah Nur
- Felicia Ulima
- Muhammad Rasya F.
- Nafil Trisarjono
- Ramzy Izza
DERITA SANG RAKYAT JELATA
Kelompok 5
• Aurel Pranandhia S.
• Saskia Kirana A.
• Kayla Adyapratista S.
• Arkhan Muhammad S.D
• Kayla Adzka A. B.
• Haryo Singgih I. S.
Lentera Menuju Senja
Kelompok 6
• Rozan Amin(32),
• Syafiqo (34),
• Reiza Athiya (30),
• Ranggi Rembang (29),
• Raissa Rafa (27)
Hina
Ibu, diriku tak luput dari tatapan menelisik Seolah ingin tahu apa yang terjadi tadi malam
hingga berisik
Aku kembali berjalan dengan langkah tertahan
Mencari diriku dan kehormatanku yang telah hilang perlahan
Ibu, Orang-orang seakan enggan denganku Terus menerus menunjuk seraya menjauhiku
Yang bisa kulakukan hanya bersembunyi dan mencari uluran tangan
Ternyata, tak juga tersedia walaupun satu pelukan selamat datang
Ibu, Aku pergi menelusuri padatnya kota Ingin aku mencari secercah pembelaan
Kala aku dilempari cercaan dan cemoohan
Mereka pikir aku memang jalang yang tak merana
oleh kelompok:
Nadira A. , Alma Putri , Hisaan R. , Aryo W. , Dandy R. , Demi N.
Sebatas Kenangan
Oleh:
Abitama Ramadhan, Alysa Audriani, Inayah Romzy, Gavril Dhiren, Khansa Archika, Raissa
Andaratri
Oleh:
Adinda Rahmania A., Muhammad Nadhif Al- Ghifari, Nadya Argyanti M., R.A. Imtam
Chaniani S., Ratnamaya Keisha R.
Senja Terakhir
Oleh:
Achmad Raihan Lucky Athallah, Audira Nabila Raditianti, Caitlyn Calista Tiarazeva Arianto,
Farras Abyan Tejakusuma, Hasna Ghassani Nafla Perkasa, Pijar Sang Matahari Lubis
Hatiku sakit
selama ini aku menyayanginya
selama ini aku ingin
mendengar tawanya
ketika kami bercanda
aku hanya ingin keluarga
apa salah?
Oleh:
alma indira s.p, keyza larasati k., m. dhirham, nafisa sivira a., rio sidqi, sarah shafiqa l.
Kamu dan Pergi
Ku melihat dirimu berjalan sendirian
Entah kemana arah yang kau tuju
Tapi berhasil membuat mataku mengikutimu
Semakin menjauh, semakin menghilang dari pandanganku
Ingin ku bertanya
Mau kemana dirimu?
Kemarilah….
Aku ingin bicara
Kehadiranmu di hidupku
Sangat penting..
Bahkan jika kamu mau tau
Kehadiranmu lebih penting dari diriku sendiri
Andi Kintanya, Carissa Rafa, Favian L.Tobing, Nayla Hanifa, Rangga Balang
KELUARGA
Adeva Bima, Muhammad Diaz, Haiqa Matahati, Keisha Ayu, Tania Annisa.
Hidup Itu Perubahan
Katanya hidup itu seperti
mengendarai sepeda. Kita harus
terus bergerak untuk tetap menjaga
keseimbangan agar tidak terjatuh.
Tidak ada yang abadi Baik bahagia maupun luka Suatu saat kita
akan tiba di titik menertawakan rasa yang dulu sakit Atau mengisi
rasa yang dulu indah
Sanggupkah engkau
bayangkan Harta sakral bagi
seorang perempuan Direnggut
paksa di tengah jalan Hanya
satu jari yang dibutuhkan Oleh
orang2 gila kerasukan
Tak
habis
pikir
Apa yang terlintas di
anganmu itu
Marva Ramelan, Ravenska Maulana, Najla Rizka, Razaan Rachbini, Kinara Anindhita
SUARA DARA
Jasmine Idris, Karina Dyah, Gadis Anatolia, Riza Arya, Darian Adiputra
Yang Ku Kagumi
Aku terkagum,
pada sorot matanya
yang tak pandai
untuk mendua
Aku terkagum,
pada tutur katanya
yang tak biasa
untuk mendusta
Aku terkagum,
pada tiap langkahnya
yang tak bisa jauh
dari usaha
Dunia pertama
Namunku sadar
Di balik itu
Telinganya tuli
Dari mangsa
Saat duka
Langin digelapi
Melukai makhluk
Dengan penghinaan
Lewat luka-luka
satu persatu
terasa tetes air menikam
kelam dan sendu
namun gelisah sedikit meredam
hujan
terus alunkan nada
kau tenangkan jiwa
kau larutkan duka
hujan, tak disangka
menyimpan banyak rahasia
temani aku saat gembira
hibur diriku dalam lara
tuhan ku mohon
sirnakan rasa retak di hatiku
rasa retak yang membuat hatiku berkecamuk
niskala
cinta...
coba kau katakan apa itu cinta
seorang pujangga pun tidak akan bisa
sebab cinta itu niskala!
karenanya
jangan biarkan dirimu terbawa
oleh suatu hal fana
yang dinamakan cinta
Tahukah kau?
Cintamu tak seperti bintang
Yang hanya bersinar di malam hari
Cintamu seperti sungai
Yang mengalir untukku selamanya
tumpukan kertas itu menjadi saksi betapa banyak yang harus dilalui,
suara-suara serak tak bertuan memenuhi pikiran,
“kenapa tak kau selesaikan saja di tempat mu?”
mungkin, tetapi itu terlalu mudah untukmu, sayang.