Anda di halaman 1dari 7

Negeriku Indonesia

Dari sabang sampai merauke


Terdiri atas gugusan pulau-pulau
Negeriku Indonesia
Yang kaya, subur dan indah
Beragam suku agama dan budaya
Di negeriku Indonesia
Beragam warna serta perbedaan
Terpadu dalam satu harmoni
Bersatu dalam indahnya keragaman
Tanah ibu pertiwi tanah airku Indonesia
Tempatku dilahirkan dan dibesarkan
Takkan tergantikan bumi indah yang kupijak ini
Takkan terlupakan segala yang ada di sini
Negeriku Indonesia
Meski banyak goresan tinta sejarah
Melukiskan pahit getirnya konsekuensi perbedaan
Namun kau tahu kita selalu bisa melaluinya
Dengan cara penyelesaian yang indah
Negeriku Indonesia
Di tanahmu tertumpah genangan darah para pejuang
Yang gagah berani berkorban membelamu
Indonesia, sungguh aku bertekad untuk mencitaimu
Membelamu sampai darah ini habis tertumpah di tanahmu
Di negeriku Indonesia
Kolam Kecilku
Kolam kecilku
Jika kupandangi engkau terlalu mungil
Jika disebut sebagai kolam
Tetapi engkau terlalu besar
Jika dikatakan sebagai sebuah kubangan
Namun tak mengapa
Engkau tetaplah disebut kolam

Kolam kecilku
Senantiasa kujaga dirimu
Kebersihakn setiap hari
Kuberi sedikit hiasan teratai
di atas warna keruh airmu
kolam kecilku
meski warnamu keruh
kau menyimpan beberapa jenis binatang air
yang saat besar nanti akan ku santap
meski terlihat biasa
engkau membawa kebahagiaan untukku
membawa ketenangan bagiku
di kala gundahku dan sedihku
Kucing Manisku
Kau amat cantik
Bulu halus putih kehitaman
Serta sorot matamu yang tajam
Semakin menambah kharismamu
Kucing manisku
Menggeliat manja di pergelangan kaki
Mengelus-ngelus dan mengeong
Alangkah lucunya
Kucing manisku ini
Tertidur pulas di siang hari
Terjaga di malam hari
bercakar dan kuku tajam
tetapi engkau begitu jinak
Kucing manisku
Ketika kupulang sekolah
Kau sambut diriku dengan erangan manja
Kau ajak aku bermain denganmu
Dengan sedikit tingkah polah anehmu
Kucing manisku
Sungguh aku menyayangimu
Kertas Lipat Origami
Warna warni wujud indahmu
Memukau elok paras fisik dan parasmu
Lekukan fisikmu amatlah menarik hati
Siapapun yang melihatnya
Kan kulipat engkau sesuka hatiku
Kan kujadikan dirimu permadani terbangku
Kan kujadikan perahu layar nelayan ditepian pantai
Aku juga mampu membuat ikan-ikan di lautan
Dengan adanya dirimu
Kertas lipat origamiku
Sungguh kubahagia bisa memilikimu
Meskipun engkau hanyalah benda sederhana
Namun kau nampak luar biasa
Dengan segala kelebihan yang ada padamu
Muadzin Tua yang Tertinggalkan Zaman
Dahulu sangat merdua lantunan adzanmu
Dahulu kau amat gagah berdiri di hadapan mimbar
Dahulu kau mampu melantangkan suara ajakan sembahyang
Namun kini
Suaramu tak lagi lantang
Napasmu kian hari kian memendek
Tak jarang kau tersebngal saat menjalankan tugasmu
Wahai muadzin tua
Bilakah kau usaikan tugas muliamu ini
Tak adakah generasi muda yang menggantikanmu
Wahai muadzin tua
Ragamu sudah semakin renta
Rambutmu semakin memutih
Kulitmu semakin berkerut
Namun kutahu jiwamu tak berubah sedikitpun
Kutahu jiwamu masihkah seorang muadzin muda
Wahai muadzin tua
Jikalau seluruh makhluk menolak
Sebagai saksimu di akhirat kelak
Cukuplah diri ini menjadi saksi
Keteguhanmu dalam mengajak anak adam
Untuk menuju Tuhannya
Salam takdzim dan terima kasihku
Untukmu muadzin tua
Belajar
Belajar belajar belajar
Setiap hari wajib belajar
Di rumah
Di sekolah
Di tempat mengaji
Di manapun Harus belajar

Ayah menyuruhku belajar


Ibu menyuruhku belajar
Nenek menyuruhku belajar
Kakek menyuruhku belajar
Semua menyuruhku belajar
Belajar belajar belajar
Kapankah belajar usai

Kuteringat pesan ibu guru


Kata beliau belajar itu kewajiban
Kata beliau belajar itu keharusan
Kata beliau belajarlah hingga napas
Hanya tersisa di tenggorokan
Agar kelak menjadi manusia yang beradab

Kuteringat petuah pak ustadz


Belajar adalah ibadah
Kata beliau belajar itu tak pernah usai
Dari buaian sampai ke liang lahat
Belajar belajar belajar
Meski membosankan ku coba terus belajar
Ku coba menikmati proses belajar
Demi kewajibanku sebagai manusia yang beriman
Dan manusia yang beradab
Lembaran Usang Kalam Ilahi
Lembaran usang kalam ilahi
Berdebu dan terabaikan
Guratan aksaranya menunjukkan keagungan
Dimasa lalu dan masa mendatang
Apa yang terjadi dengan umat di dusun ini
Dengan apakah mereka mengaji
Jika bukan dengan lembaran usang ini
Lembaran kalam ilahi
Tergeletak tak berdaya di almari surau tua
Siapa gerangan umat tak amanah di zaman ini
Yang abai terhadap lembaran kalam sucu ilahi ini
Ya Tuhan
Jagalan lembaran-lembaran ini
Sebagaimana engkau menjamin
Akan menjaga segala keutuhan isinya
Hingga hari kiamat kelak
Ya Tuhan
Bantu kami untuk dapat menjaga lembaran kalam ilahi-Mu
Bantu kami juga agar dapat mengkajinya
Tak hanya sekedar membaca
Atau hanya sekedar bangga padanya

Anda mungkin juga menyukai