CALON MEMPELAI PRIA Ananda Heru mempelai pria Mohon diterima sebagai menantu
Jauh nian kami berjalan Pohon aur tumbuh di tebing
Dari Bengkulu sampai ke sini Ditebang jangan diambil tak boleh Mohon maaf kami sampaikan Heru Cakra mohon dibimbing Izin kami perkenalkan diri Agar jadi suami yang shaleh
Habibi dulu presiden kita Gula kelapa si gula merah
Zaman berganti sekarang Jokowi Diambil disadap di pohon tinggi Abriyandi itulah nama saya Kami terima ananda Sarah Saya mewakili keluarga pengantin laki-laki Seperti anak kandung sendiri
Jika Tuan ke tempat saya Enak makan buah belimbing
Di sana banyak kuda pedati Di tengah hari melepas lelah Jika salah ucapan saya Ananda Sarah ‘kan kami bimbing Jangan masukkan ke dalam hati Agar jadi istri shalehah
Tengah hari minum selasih Anak gadis jalan berlenggang
Selasih diminum penghilang haus Bersiul merdu anak perjaka Kepada Bapak Basuki Hardigaluh terima kasih Jika kami berbuat sumbang Atas sambutannya yang sangat tulus Mohon maaf jangan dicela
Rumah Pak Basuki di Kompleks Untan Jika masuk bulan Ramadhan
Rumahnyabesar tanahnya luas Banyak muncul Pasar Juadah Kami serahkan barang antaran Jika sambutan sudah disampaikan Mohon diterima dengan ikhlas Tinggal menunggu akad nikah
Pulau Kalimantan pulau terbesar Pergi haji ke kota Makkah
Sungai Kapuas panjang dan lebar Wukuf sehari di Padang Arafah Gerangan apa barang diantar Sebentar lagi aqad nikah Semuanya ada di dalam daftar Semoga ridha Allah s’lalu tercurah
Wabillahit taufiq Wal Hidayah.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. SAMBUTAN Harum semerbak si bunga Tanjung PENERIMAAN BARANG ANTARAN Terbuai lena dara jelita OLEH PIHAK CALON MEMPELAI WANITA Adat dijunjung budaya disanjung Begitu amanah leluhur kita Minta daun diberi daun Daun keladi lembut terasa Panglima Melayu bernama Hang Tuah Bapak Sumarno tadi berpantun Orangnya bijak lagi amanah Berpantun kini giliran saya Orang Melayu orang bertuah Tradisi dibina meninggikan marwah Gadis Melayu tingkahnya santun Santun dibina dalam keluarga Elang bercengkrama di atas awan Mengapa Melayu suka berpantun Tekukur bersiul di padang luas Pantun mengandung budi bahasa Kami terima barang antaran Dengan hati yang tulus ikhlas Nabi Muhammad utusan Tuhan Menyampaikan risalah kepada insan Kota Pontianak Kota Khatulistiwa Izinkan saya sampaikan sambutan Dulunya hutan sekarang kota Mewakili pihak pengantin perempuan Kami terima barang yang dibawa Niat terkandung tentu mulia Sekapur sirih seulas pinang Adat budaya orang Melayu Buah nangka buah pepaya Keluarga Bapak Yance Yohanesselamat datang Buah delima jatuh di batu Keluarga Bapak Basuki Hardigaluh sudah menunggu Kami serahkan mempelai wanita Mohon diterima sebagai menantu Burung Cendrawasih mengirai bulu Enak makan buah belimbing Menyambut pagi di hari baru Belimbing dipanjat pohonnya patah Berjalan jauh dari Bengkulu Mohon anak kami dapat dibimbing Akhirnya sampai di Silat Baru Agar jadi istri sholihah
Nelayan pulang menjelang siang Wahai anak dengarlah petuah
Sampan penuh ikan sembilang Berumah tangga tidaklah mudah Calon pengantin selamat datang Kewajiban banyak beban bertambah Datang mengantar sirih dan pinang Tersalah bawa berpecah belah
Sirih pembuka pintu rumah Adat hidup bersuami isteri
Sirih pembuka pintu hati Sama menjaga budi pekerti Karena sirih yang jauh jadi dekat Pelihara memelihara setulus hati Karena sirih yang renggang jadi rapat Lahir dan batin sama berbagi Kalau menjadi isteri orang Adat hidup berumah tangga Ada juga pantang dan larang Pahit dan manis sama dirasa Jangan lupa periuk terjerang Kasih dan sayang tiada berhingga Jangan lupa beban dan hutang Ke mana pergi se-iya se-kata Jangan suka main belakang Jangan berkata sembarang-barang Adat hidup berumah tangga Jangan duduk tuah terbuang Banyak elok ada buruknya Jangan tegak marwah hilang Bila tak bijak menghadapinya Jangan berjalan sampai memetang Di situlah puncak silang sengketa Jangan bertandang pagi dan petang Jangan duduk suka membelakang Adat hidup berumah tangga Jangan berdiri suka menyilang Di dalam manis ada pahitnya Jangan berjalan suka melintang Bila tak bijak menerimanya Di situlah masuk malapetaka Adat hidup dengan ibu bapa Elokkan laku bertegur sapa Bersuami isteri bebannya berat Baikkan budi luruskan sangka Bertanggung jawab dunia akhirat Lembutkan lidah maniskan muka Salah sedikit akibatnya laknat Duduk bertanya minta petuah Salah hitung hidup melarat Taati suruh dengan larangnya Patuhi tunjuk dengan ajarnya Bersuami isteri hendaklah setia Teladani sifat contoh budinya Ke tengah ke tepi se-iya se-kata Jauhkan sifat berburuk sangka Adat duduk dengan mertua Buanglah sifat sak dan sangka Jangan sekali bermasam muka Dalam berkata lembutkan lidah Wahai anak dengarlah petuah Dalam bergaul mintalah petuah Kalau menjadi suami orang Banyak pula pantang dan larang Mana tak betul ajak musyawarah Jangan sekali berlaku garang Mana yang sumbang sama dibenah Jangan bercakap lagak temberang Mana yang janggal sama diubah Jangan memaksa sewenang-wenang Mana yang kurang sama ditambah Jangan lupa beban dan hutang Jangan suka main belakang Jangan menganiaya anak orang Jangan menista keluarga orang Jangan hidup senang seorang