4
Jika bunga terbawa pergi
Dikaki celana dia menyangkut
Untuk pertama menepung tawari
Kepada bapak kami jemput
5
Saling membalas ini dilakukan dalam prosesi Merisik Resmi
dan Meminang Gadis yaitu setelah hal-hal terkait pernikahan
disetujui oleh kedua pihak seperti tanggal pernikahan dan
mahar. Dalam prosesi ini pihak lelaki tinggal ‘mematangkan’
segala rencana dengan pihak perempuan.
8
Yang kami antarkan tidak seberapa
Terimalah dengan sukacita
9
PANTUN PENGANTAR SERAH SERAHAN oleh Yas
Budaya (ADAT SUMATERA SELATAN)
Assalaamu’alaikum
warohmatullaahi,wabarokatuh.
Amiin.!
10
Sebagaimana kita saksikan sekarang, telah hadir bersama kita,
keluarga besar Bapak Haji Burhanuddin Sulaiman SE serta Ibu
Hajjah Ratna Agustina SPd dan rombongan.
Alhamdulillaahi robbil’aalaamin.
Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada
kita untuk urusan ini. Tidaklah mendapat petunjuk, sekiranya
Allah tidak memberi petunjuk kepada kita. Rahmat dan
Keselamatan Allah semoga senantiasa diberikan kepada
kekasih-Nya Muhammad putera Abdillah, kepada keluarga,
sahabatnya dan orang orang yang mengikutnya.
11
saya selaku juru bicara bapak Zulkarnain dan keluarga
menyampaikan sekapur sirih menyambut kehadiran bapak Haji
Burhanuddin Sulaiman SE dan rombongan.
12
Yth. Bapak Zulkarnain dan Ibu Sulastri serta keluarga besar.
Yth. Bapak……………………………selaku juru bicara.
Tepak ini saya terima dan akan saya serahkan kepada bapak
Haji Burhanuddin Sulaiman SE dan rombongan.
Tepak telah saya serahkan dan telah pula dicicipi oleh Pak Haji
Burhanuddin Sulaiman SE dan keluarga serta rombongan.
Kami ucapkan terima kasih atas penghormatan yang diberikan.
Selanjutnya kami juga akan menyerahkanTEPAK
PERSEMBAHAN dari Pak Haji Burhanuddin Sulaiman SE dan
keluarga. Mohon pula dicicipi oleh bapak Zulkarnain dan
keluarga besar.
13
Kalau boleh kami bertanya
Rombongan datang apa tujuan.
:
PAK YAS BUDAYA:
14
Kami datang memenuhi janji
Terima kasih.
15
Bunga melati mekar setaman
Banyak kumbang datang menggoda
Agar hati bertambah senang
Apakah gerangan yang dibawa
Pertama:
Seperangkat busana lengkap dengan alat
kosmetiknya.
Untuk calon mempelai wanita, ungkapan rasa cinta, bahagia
menyunting putri idaman menjadi keluarga.
Kedua:
Ketiga:
Keempat:
16
Demikian GEGAWAAN yang kami persembahkan.
Wassalaamu’alaikum wa rohmatullahi wa
barokatuh.
17
Air dogan enak diminum
Setelah diminum badan terasa segar
Cerita tuan kami sudah maklum
Apa yang didengar semuanya benar
Wassalaamu’alaikum wa rohmatullahi wa
barokatuh.
PEMBAWA ACARA ( MC )
18
Hadirin yang kami muliakan sebagai akhir dari serah serahan
ini marilah kita saksikan penyerahan GEGAWAAN secara
simbolik dari keluarga bapak Haji Burhanuddin Sulaiman SE
kepada keluarga bapak Zulkarnain yang akan diserahkan oleh
ibu Hajjah Ratna Agustina SPd ibu kandung Meidi Sulyantoni
SSi dan akan diterima oleh ibu Sulateri ibu kandung Dewi
Ekayanti SSi.
PEMBAWA ACARA ( MC ):
Hadirin yang berbahagia!
19
DI AULA UNIVERSITAS SUMPAH PEMUDA, JLN.
SUKABANGUN KM. 7 PALEMBANG.
Demikianlah hasil mufakat kita hari ini. Sebelum acara ini kita
tutup marilah kita berdoa mohon keselamatan dan ridho Allad
swt agar apa yang direncanakan ini berjalan dan berhasil
dengan selamat. Untuk memimpin do’a kami persilahkan
Bapak………………………….( DO’A ).
Amiin!.
desember 2012
-- yas budaya --
25
Burung jantan kepalenye melenggak
Jual: Sampai ditunde hendak kali kurau
Ikan kakap yang didapatkan
Dalam bersende kite bergurau
Tersalah cakap mohon maafkan
Beli: Kalau betung jadikan galah
Letakkan papan di pinggir kote
Kalau tersandung kate-kate yang salah
Jangan disampan maaf dipinta
Jual: Orang Baran pergi ke Musai
Pecah belah iye bawakan
kalau hantaran sudah selesai
Akat nikah kite laksanekan
Beli: Hari ujan tanahnye lecak
Rasenye susah hendak berjalan
Untuk penyelesaian akad nikah
Kepade Pak Kua kami persilekan
Ibrahim, Hasan. 2004. Koleksi Pantun Acara Pernikahan Melalu
Kepulauan Riau. Tanjungpinang: CV. Cetak Ratu.
26
PANTUN MAS KAWIN
PANTUN PENGANTIN
27
PANTUN DUDUK BERSANDING
28
Secara umum, tradisi perkawinan masyarakat Melayu
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia terbagi
dalam beberapa tahapan, antara lain; (1) Menjodoh, Merisik,
(2) Memberitahu/Menyampaikan Hajat, (3) Meminang, (4)
Berjanji Waktu, (5) Mengantar Belanja, (6) Ajak Mengajak, (7)
Beganjal, (8) Betangas, (9) Gantung-gantung, (10) Berandam,
(11) Berinai Kecil, (12) Serah Terima Hantaran, (13) Akad
Nikah, (14) Berinai Besar, (15) Tepuk Tepung Tawar, (16)
Berarak, dan (17) Bersanding (Ishak Thaib, 2009).
1) Menjodoh
Menjodoh adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua
untuk mencari dan mencocokkan calon suami/istri untuk
anaknya. Mencari jodoh merupakan tanggung jawab orang tua
terhadap anaknya dan oleh sebab itulah pekerjaan ini dilakukan
dengan sangat hati-hati dan sangat rahasia, yang diawali
dengan niat dan penglihatan. Penglihatan ini tidak hanya
dengan mata kasar akan tetapi juga dengan mata hati.
Umumnya yang menjadi penilaian di dalam kegiatan mencari
jodoh adalah tentang kepercayaan. Calon pasangan anak harus
se-iman, ya sudah tentu Islam, garis keturunannya,
pekerjaannya, tingkah laku dan perangainya, dan terkhir adalah
tentang status.
Dalam proses menjodoh ini sering sekali orang tua yang
langsung mencari, namun ada beberapa juga yang
memercayakannya pada orang lain yang dipercaya. Biasanya
orang ini disebut dengan tali barut atau mak comblang.
Orang tua zaman dulu memang memiliki kemampuan untuk
melihat sifat dan prilaku seseorang dari berbagai media; telaah
nama, tanggal kelahiran, tanda badan, dan lain-lain yang
sifatnya abstrak. Proses ini merupakan langkah awal untuk
menentukan apakah nantinya pasangan yang dipilih cocok atau
tidak dengan anaknya.
29
Seiring perkembangan zaman, masyarakat Melayu
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia secara
umum sudah tidak lagi melakukan proses menjodoh ini. Orang
tua secara utuh memberikan kepercayaan kepada anaknya
untuk memilih jodohnya sendiri. Dan peranan orang tua zaman
sekarang hanya me-monitor pilihan anaknya jangan sampai
salah.
2) Merisik
Merisik atau menyelidiki adalah pekerjaan yang sering
dilakukan oleh perempuan separuh baya. Perempuan ini
ditugaskan untuk pergi melihat dari dekat keadaan
sesungguhnya dari dekat perihal sigadis yang akan
dipersunting.
Orang yang ditunjuk menjadi perisik haruslah sopan, ramah
dan amanah. Ahli dalam bertutur kata yang bermakna tersirat
atau berupa bahasa kias. Biasanya orang tersebut berasal dari
keluarga atau kerabat terdekat yang mempunyai hubungan
keakraban yang kuat dengan orang tua si gadis.
Perisik melaksanakan tugasnya dengan cara bertamu, atau ada
juga yang sambil mencari kutu. Sering sekali hal ini dilakukan
dengan bersenda gurau. Jika seluk beluk si gadis baik yang
menyangkut sifat dan prilaku maupun yang menyangkut ibadah
telah diketahui secara pasti, barulah hasilnya disampaikan
kepada orang tua yang mengutus. Jika masih ada yang
diragukan, biasanya perisik akan berkunjung lagi dengan alasan
yang berbeda, agar tidak dietahui oleh pihak perempuan
maksud dan tujuan yang sebenarnya.
Pada hakekatnya merisik bertujuan untuk mendapatkan
informasi lebih teliti, penuh kearifan dan bijaksana tentang
calon yang dirisik atau yang diinginkan.
30
keluarga atau orang tua yang “dituakan” sebagai wakil pihak
laki-laki untuk memberitahu orang tua si gadis bahwa akan ada
utusan pihak lelaki untuk menyampaikan hajat meminang. Pada
saat ini terjadi perundingan kedua belah pihak untuk
menentukan waktu yang tepat untuk meminang.
Pemberitahuan ini merupakan etika adat Melayu yang berguna
agar pihak perempuan dapat memberitahu sanak keluarga atau
kerabatnya untuk hadir dalam acara tersebut dan atau dengan
kata lain agar pihak perempuan “punya” persiapan untuk
menerima tamu yang akan datang. Secara umum tujuan
memberitahu ini adalah meluahkan apa yang tersirat di hati
untuk disampaikan kepada pihak perempuan.
4) Meminang
Sebelum proses meminang dilaksanakan, terlebih dahulu perlu
mempersiapkan se-tepak sirih lengkap, masing-masing
kelengkapan yang diletakkan di dalam tepak sirih juga
mengandung lambang tertentu. Adapun isi dari tepak sirih dan
perlambangan tersebut :
a. Buah pinang
Sebutir pinang yang telah diupas kulitnya dan diraci. Tidak
boleh dibelah dua (utuh). Dalam adat Melayu Tanjungpinang,
Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia, buah pinang
melambangkan keikhlasan dan ketulusan hati seseorang.
Lurusnya hati seumpama mempulur pinang. Buah tersebut
diletakkan di dalam cembul, yaitu tempat di dalam tepak sirih.
b. Kapur sirih
Kapur sirih berwarna putih melambangkan kebersihan dan
kesucian hati. Kapur ini juga diletakkan di dalam cembul.
c. Gambir
Melambangkan keberkatan dan obat penawar. Gambir juga
diletakkan di dalam cembul.
d. Tembakau
31
Tembakau diletakkan di dalam cembul, gunanya untuk
menyugi gigi sesudah memakan sirih. Tembakau
melambangkan kebersihan jasmani.
e. Daun sirih
Daun sirih melambangkan kebesaran, persaudaraan, dan
persatuan. Hal tersebut disebabkan sifat dari sirih yang mudah
tumbuh dan memiliki khasiat untuk mengobati beragam
penyakit. Daun sirih dari pihak laki-laki disusun dalam posisi
telungkup dalam jumlah ganjil. Daun sirih telungkup bermakna
rendah hati dan berserah diri. Lain halnya sirih dari pihak
perempuan yang disusun telentang. Hal ini melambangkan
penerimaan dan penyerahan diri. Daun sirih yang bertemu
ujung bermakna tercapainya kesepakatan di kedua belah pihak.
f. Kacip
Merupakan alat pembelah atau peracik buah pinang. Terbuat
dari besi. Selain untuk meracik juga digunakan untuk
mengupas kulit pinang. Kacip melambangkan se-iya se-kata,
kemufakatan bersama dalam keputusan yang baik.
32
Disebabkan perubahan zaman, sekarang ini acara meminang
disejalankan dengan membawa tanda jadi (tanda pinangan). Hal
ini dikarenakan kedua calon pengantin sudah saling suka atau
saling kenal (berpacaran). Berbanding terbalik jika
dibandingkan dengan zaman dahulu, anak gadis dilarang keluar
rumah, apalagi berpacaran. Hal tersebut sudah barang tentu
menyebabkan laki-laki dan perempuan yang akan menikah
tidak saling kenal.
Begitu juga dengan halnya mengantar tanda (bertunangan). Di
zaman dahulu, acara ini tidak banyak diketahui orang, karena
sifatnya sangat rahasia dan tertutup. Acara mengantar tanda
dahulunya tidaklah merupakan suatu adat, ini disebabkan antara
kedua belah pihak tidak lama bertangguh tempo, sehingga
tidaklah perlu acara mengantar tanda dilaksanakan. Tidak
halnya dengan zaman sekarang, acara mengantar tanda telah
menjadi satu kebiasaan dalam masyarakat Melayu
Tanjungpinang. Hal ini disebabkan di antara kedua belah pihak
berjanji untuk melangsungkan pernikahan dalam waktu yang
lama, untuk itu perlu diberikan cincin sebagai tanda (tunangan).
Sewaktu mengantar tanda dibuat juga perjanjian antara kedua
belah pihak, perjanjian terbut berbunyi :
“… Jika pihak laki-laki mengingkar janji, maka tanda yang
telah diberikan menjadi milik perempuan, atau dengan istilah
lain “hangus”. Namun, jika pihak perempuan yang mengingkar
janji, maka harus mengganti dua kali lipat dari tanda yang
diberikan…”
5) Berjanji Waktu
Setelah pinangan diterima maka kedua belah pihak berunding
untuk menentukan hari pelaksanaan pernikahan yang tepat (hari
baik, bulan baik). Waktu yang lazim digunakan untuk
melaksanakan pernikahan tersebut adalah pada bulan Rabi’ul
Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadi Akhir, Sa’ban, dan
33
Zulhijah. Bulan yang jarang diambil untuk pelaksanaan
pernikahan adalah bulan Syafar dan Zulkaedah atau disebut
juga dengan nama bulan Apit, pada umumnya ada kepercayaan
dalam masyarakat, pada bulan apit ini banyak
mendatangkanmudaharat. Dalam memilih hari, yang dianggap
hari baik adalah hari senin, kamis, jum’at, sabtu, dan minggu.
Sedangkan hari selasa dan rabu dianggap juga mendatangkan
mudharat.
Maksud dan tujuan diadakan berjanji waktu ini adalah untuk
mencari hari baik dan bulan baik agar pasangan yang menikah
nanti mendapatkan hal yang baik-baik dan terhindar dari
kemudharatan.
6) Mengantar Belanja
Mengantar tanda bermaksud menunjukkan rasa tanggung jawab
dari pihak laki-laki untuk mempersunting gadis idamannya.
Pada hakekatnya mengantar belanja mencerminkan rasa senasib
sepenanggungan, se-aib se-malu, yang berat sama dipikul, yang
ringan sama dijinjing. Dalam ungkapan Melayu disebutkan :
Adat orang mengantar belanja
Tanda beban sama dipikul
Tanda hutang sama dibayar
Tanda adat sama diisi
Tanda lembaga sama dituang
Antar belanja bukan bersifat jual beli atau menghitung untung
rugi, tetapi sepenuhnya mengacu pada nilai kekeluargaan dan
kekerabatan, seperti dalam ungkapan sebagai berikut ;
Yang lebih tambah menambah
Yang kurang isi mengisi
Yang berat sama dipikul
Yang ringan sama dijinjing
Yang pahit sama dirasa
Yang manis sama dicecah
34
Adat Melayu melarang serta memantangkan tawar menawar
dalam menentukan besar kecilnya hantaran. Dalam
memberikan hantaran terbagi atas dua cara, yaitu ; (i) Hantaran
tidak sama naik, dan (ii) Hantaran sama naik.
Hantaran tidak sama naik maksudnya, uang hantaran (uang
hangus) dihantarkan jauh-jauh hari sebelum acara pernikahan
dilaksanakan. Sedangkan uang hantaran sama naik bermaksud,
uang hantaran diberikan pihak laki-laki sewaktu pelaksanaan
pernikahan. Jumlah uang hantaran tidak menjadi konsumsi
umum, yang mengetahui besaran uang hantaran yang diberikan
hanya keluarga dan kerabat dekat pengantin saja.
7) Ajak Mengajak
Prosesi ini dilakukan untuk meminta pertolongan kerabat,
sekaligus memberi kabar baik pada sanak saudara, kaum
kerabat, dan tetangga terdekat yang secara khusus diminta
datang untuk menolong mempersiapkan acara. Prosesi ini
dilakukan sekurang-kurangnya tiga hari sebelum acara
gantung-gantung. Maksud dan tujuan mengajak adalah untuk
membantu bergotong royong membuat bangsal, tempat
berkhatam – berzanzi, mencari kayu api, dan segala hal yang
perlu disiapkan.
8) Beganjal
Sama istilah dengan gotong royong. Pekerjaan yang
digotongrotongkan antara lain; mengambil kayu untuk
membangun bangsal (rumah perlengkapan dan masak);
meminjam barang pecah belah; mengupas kelapa, dan lain-lain.
Dengan perkembangan zaman, adat beganjal ini sudah jarang
ditemukan. Apatah lagi pelaksnaan pernikahan tidak
dilaksanakan di rumah, dan tuan rumah tidak juga masak
melainkan menyewa jasa tukang masak (catering).
35
9) Betanggas
Manfaat bertanggas adalah untuk mengeluarkan serta
menghilangkan bau keringat serta untuk mengharumkan dan
menyegarkan badan calon pengantin perempuan. Peralatan dan
bahan-bahan yang diperlukan; (a) satu buah bangku, (b) tepak
bara lengkap, (c) setanggi, serai wangi, kayu cendana, gaharu,
(d) air panas, dan (e) tikar.
Cara bertanggas dimulai dengan mendudukkan calon pengantin
(perempuan) di atas bangku, pengantin duduk tanpa baju.
Dibawah bangku diletakkan tepak bara dan ramuan, kemudian
calon pengantin ditutup dengan kain sebatas leher. Mengenai
lamanya calon pengantin berada di dalam kain tersebut, tidak
ditentukan secara pasti.
Setelah bertanggas selesai, dilanjutkan dengan belangi. Bahan-
bahan untuk belangi, antara lain; (a) beras kunyit, (b) daun
kemuning, (c) bedak sejuk, dan (d) air limau purut.
Pengantin zaman sekarang lebih senang menempuh jalur
praktis untuk bertanggas dan belangi ini. Mereka lebih suka ke
Salon karena dianggap lebih praktis, efektif, dan efisien.
10) Gantung-gantung
Mengagantung adalah prosesi serangkaian acara
penggantungan. Yang digantung terlebih dahulu adalah tabir.
Prosesi penggantunga diawali dengan doa selamat, agar apa
yang dilakukan mendapat ridha dari Allah. Kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan yang lain, seperti perakne, dan
pelaminan.
11) Berandam
Berandam pada hakikatnya adalah membersihkan lahiriah
untuk menuju kebersihan batiniah. Berandam dilakukan oleh
tukang andam. Di Tanjungpinang tukang andam tidak hanya
dari kaum perempuan, namun ada juga tukang andam laki-laki.
Orang-orang yang menjadi tukang andam umumnya
36
mempunyai kepandaian yang dipusakai secara turun temurun,
atau bisa juga darimenuntut dengan tukang andam terdahulu.
Ungkapan adat dalam berandam :
Adat berandam disebut orang
Membuang segala yang kotor
Membuang segala yang buruk
Membuang segala yang sial
Membuang segala pemali
Membuang segala pembenci
Agar seri naik ke muka
Agar tuah naik ke kepala
Agar cahaya melekat di dada.
37
Pelaksanaan berandam dimulai dengan mendudukkan calon
pengantin pada alas tempat duduk yang dibuat dari kain
songket atau sejenisnya yang dilipat sebesar ukuran pengantin
bersila. Calon pengantin perempuan memakai kain sarung
pelekat atau sejenisnya serta tidak memakai baju (berkemban).
Selanjutnya barulah tepak bara dihidupkan, lilin dinyalakan dan
semua peralatan berandam diletakkan di hadapan calon
pengantin yang akan diandam.
Untuk langkah awalnya mak andam memulaikannya dengan
menabur beras kunyit, di pakai kain putih, di tepuk tepung
tawar untuk 3 orang ( keluarga terdekat membaca doa
selamat ). Leher dikalungkan dengan benang tukal, yang
dilanjutkan dengan mencukur rambut/bulu diatas kening
(dahi).kedua pelipis dan bulu roma , mulai dari wajah , tangan
hingga kaki ( bulu di daerah sendi-sendi ) setelah itu
keseluruhan badan yang di anggap perlu. Kemudian dilanjutkan
dengan memperelok alis mata , kumis dan ada juga yang
sampai mengasah atau membersihkan gigi calon pengantin.
Apabila telah selesai pelaksanaannya, kain pengalas tempat
duduk, bulu dan roma yang jatuh dikumpul dan dibungkus serta
diserahkan kepada masing-masing pihak calon pengantin.
Setelah itu barulah calon pengantin didudukan di kursi dan mak
andam pun mulailah melakukan meremas rambut dengan air
limau purut dan berlangi. Hal ini berujuan agar kotoran di
seluruh badan menjadi bersih dan badan berbau harum. Setelah
beberapa menit kemudian lalu dibilas dengan air bersih dan
diteruskan dengan mandi biasa. Setelah kegiatan itu calon
pengantin dipakaikan baju kurung lengkap seperti sebelum
berandam.
Kebiasaan yang tidak pernah dilupakan mak andam sewaktu
akan mulai pencukuran/menggunting rambut ialah membaca
mantra/jampi-jampi. Setiap mak andam memunyai
mantra/jampinya masing-masing. Diantara jampi-jampi
tersebut ada yang bunyinya sebagai berikut :
38
Bismillahirahmanirrahim
Limau manis limau setawa
Bedak langir pembuang sial
Aku mencukur kaki rambut si dare
Bertambah cantek sri naek muke
Ku semangat , ….
Cantik mulai hendak dipakai
Cantik molek dipandang mate
Berkat aku yang memakaikan sri muke,
kasihlah orang melihatnye
Berkat doa laillahaillallah… “
39
rumah calon pengantin perempuan, biasanya diambil sedikit
saja karena inai tersebut akan dipersiapkan pada acara berinai
besar.
40
Sebelum mempelai laki-laki menuju ke rumah mempelai
perempuan terlebih dahulu diadakan doa selamat dengan
maksud agar seluruh prosesi yang akan dijalani mendapat
kemudahan. Selesai membaca doa, dilanjutkan dengan
menyantap hidangan se-adanya, langsung masuk dalam proses
perjalanan menuju ke rumah mempelai perempuan dengan
melalui tahapan :
1) utusan pihak perempuan mengantar seperangkat pakaian
untuk menikah, biasanya baju kurung degan songkok berhias.
Sedangkan alas kaki memakai sendal capal. Pihak perempuan
memakai baju kurung dan tudung manto. Sebelum mengenakan
baju, mempelai wajib mengambil wudhu.
2) Sebelum pengantin turun dari rumah terlebih dahulu
dibacakan doa selamat.
3) Calon pengantin bersalam dengan orang tua dan beberapa
kerabat keluarga yang hadir.
4) Calon pengantin turun dari rumah, diawali dengan
pembacaan salawat nabi sebanyak tiga kali.
5) Mak inang menaburkan beras kunyit bercampur uang logam.
6) Susun urut barisan pengiring pengantin laki-laki :
a. Barisan depan terdiri dari beberapa orang perempuan atau
barisan ini disebut juga barisan pengiring.
b. Barisan pembawa hantaran
i. Pembawa tepak sirih
ii. Pembawa mas kawin
iii. Pembawa bunga rampai
iv. Dikuti pembawa pengiring tambahan (kue, buah, alat sholat,
kosmetik, dll)
c. Mempelai laki-laki yang diapit oleh gading kiri dan gading
kanan (pengapit).
d. Rombongan pengiring laki-laki
7) Sampai di halaman rumah mempelai perempuan, mak inang
kembali menaburkan beras kunyit bercampur uang logam
41
8) Rombongan dipersilahkan masuk, dan pengantin laki-laki
dipersilakan duduk. Pada saat pengantin duduk, tidak boleh
“terduduk” dan tikar alas nikah tidak boleh terlipat.
9) Acara serah terima hantaran dimulai dengan penyerahan
tepak sirih dilanjutkan dengan seluruh hantaran yang dibawa.
10) Barang hantaran yang telah diterima dibawa masuk ke
dalam kamar pengantin.
11) Sebelum akad nikah dimulai, tok kadi mencari dua orang
saksi, satu orang merupakan saksi wakil pihak perempuan, satu
orang lagi merupakan saksi wakil dari pihak laki-laki.
12) Melangsungkan Akad nikah
42
sangat jauh, sehingga tidak memungkinkan untuk kembali ke
rumah.
tahapan dua kali pengantin laki-laki naik ke rumah
perempuan
– penyerahan hantaran dan mahar
– ijab kabul akad nikah
– tepuk tepung tawar dan berinai besar
– khatam al quran
– bersanding dan bersatu
43
perempuan didudukan di ataspeterakne dengan posisi duduk
bersimpuh dan bantal susu ari diletakkan di atas pahanya,
telapak tangan ditelentangkan diatas bantal susu ari diletakkan
diatas bantal susu ari. Pelaksanaannya dimulai oleh keluarga
tertua , tokoh agama dan adat yang (berjumlah 3 s.d 7 orang
perempuan berjumlah ganjil , jika 7 orang diambil wakil dari
pihak laki laki 3 orang dan pihak perempuan 3 orang serta satu
orang tok lebai/Ka. Kua sekaligus untuk membaca doa).
Mempelai yang akan didudukkan pada peterakne terlebih
dahulu pengantin laki laki, setelah selesai dan dikembalikan
ketempat semula (duduk disamping peterakne) ,barulah
digantikan dengan mempelai perempuan hingga selesai . saat
pengantin laki laki tepuk tepung tawar, pengantin perempuan
berada dibelakang pelamin/dalam bilik) .
Didalam ungkapan adat Melayu dikatakan :
Yang disebut tepuk tepung tawar
Menawar segala yang berbisa
Menolak segala yang menganiaya
Menjauhkan segala yang menggila
Meninding segala yang menggoda
Menepis segala yang berbahaya
44
gelas/sejenisnya, dengan setangkai bunga yang terpasang pada
secelis bambu (buluh) yang telah diraut dan ditusuk pada
sebutir telur merah yang dibuat sedemikian rupa.
Acara tepuk tepung tawar pada pelaksanaannya ada yang
dilaksanakan dengan cara duduk satu-satu (pengantin laki-laki
dan perempuan terpisah), dan ada pula kedua mempelai duduk
berdua sekaligus. Pelaksanaan duduk satu-satu dengan
partimbangan bahwa kedua pengantin belum melakukan mahar
batin dan akan melaksanakan tebus kipas. Sedangkan tepuk
tepung tawar duduk berdua dapat dilakukan dengan
partimbangan kedua mempelai sudah menikah.
45
telapak kedua tangan (posisi tangan pengantin harus
telungkup). Untuk merenjis digambarkan dalam bentuk lam alif
yang bermakana Allah Berkehendak.
46
16) Berarak
Merupakan kegiatan mengantar pengantin laki-laki ke rumah
pengantin perempuan. Pada saat berarak pengantin laki-laki
diusung, atau bisa juga berjalan kaki. Iringan pengantin disertai
bunyi kompang dan rebana di sepanjang perjalanan. Ketika
sampai di depan rumah pengantin perempuan, rombongan
disambut dengan pencak silat, lalu silat tersebut “disambut”
dari pihak laki-laki.
Setelah bersilat, rombongan pengantin laki-laki tersebut tidak
serta merta melenggang ke dalam rumah. Mereka dihadang di
pintu masuk dengan tali lawe (biasanya digunakan kain panjang
yang direntang sebagai penghalang). Untuk membuka tali lawe,
selalu diikuti dengan berbalas pantun dan tebus uang pintu.
Uang tebusan ini sepenuhnya milik orang yang menjaga tali.
Jumlah tebusan tidak ditentukan secara pasti, mengikut
kesepakatan dari dua belah pihak saja.
Setelah tebusan disetujui, maka tali penghadang akan dibuka,
selanjutnya iring-iringan pengantin laki-laki dipersilakan
masuk. Di depan pintu beberapa perempuan sudah menunggu
untuk menaburkan beras kunyit yang bercampur dengan uang
logam. Rombongan terus berjalan menuju peterakne.
Baik lah teman”,,semoga apa yang saya pos kan ini bisa
bermanfaat untuk teman” semua dan semoga bisa menambah
pengetahuan kita bersaama.dan tak kalah penting nya semoga
dengan membaca pos ini kita bisa sama” menjaga budaya yang
telah di warisi oleh leluhur kita yang terdahulu.
Sajian ini berupa : roti jala, roti perata atau roti canai yang
kesemuanya ini dinamakan dengan lauk masak kari ayam,
daging kambing, udang atau ikan. Selain itu sebagai “pencuci
mulut” yaitu sejenis makanan yang dimakan setelah makan
makanan yang pedas seperti : buah-buahan, kue-mue manis.
Buah-buahan yang menjadi pencuci mulut antara lain pisang
dan semangka, pencuci mulut berupa kue-mue manis seperti
anta-kesuma (hantu kesuma), dodol, kole-kole, dan wajik.
49
Posisi sirih disusun telungkup. Sedangkan serba satu adalah
berupa seperangkat pakaian seperti baju, kain (sarung), dan
sandal.
Penjelasan :
51
Setelah diketahui siapa teman bercakap, maka wakil ahli bait
calonpengantin lelaki menyerahkan tepak sirih untuk dicicipi
sebagai pertanda upacara serah terima dimulai. Diperkatakan
pula dengan pantun...
Penjelasan :
Setelah menyampaikan salam takzim dan pesan dari pihak
kedua orang tua calon pengantin lelaki dan keluarganya, karena
sesuatu hal tidak dapat datang dan mewakilkan kepadanya;
Penjelasan :
Maka si pihak lelaki menyerahkan satu persatu barang iring-
iringan dengan diiringi pantun, yang kemudian diterima oleh
pihak perempuan.
53
Kalau tuan berkarang lokan,
Dimasak lokan berkuah kari.
Kue-mue kami sertekan,
Buat santapan keluarge puteri.
Siramkan pokok bunge melati,
Melati buat penghias siput.
Buah-buahan tidak sepeti,
Sekedar buat pencuci mulut.
Penjelasan :
Dalam pantun di atas terdapat perkataan “seperangkat pakai
patut”, yang dimaksudkan adalah pakaian yang layak dipakai.
Sedangkan kata-kata “penghias siput” maksudnya bentuk
sanggul perempuan, yaitu sanggul siput.
Hal yang sedemikian tiada pula berlaku bagi si abang dari calon
pengantin perempuan. Dalam hal ini ada pula pantunnya...
54
Diserahkan sudah pengantin lelaki,
Tolong nikahkan, tolong kawinkan.
Penjelasan :
Yang dimaksud dengan “tupai-tupai” adalah bagian dari
bangunan atap rumah yang berfungsi sebagai penopang atap.
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Ash sholatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya i wal mursalin
Wa’ala ‘alihi wa ashhabihi ajmain...
56
Yang berpangkat tidak disebut jabatannye.
Seraye bersyukur kepade Allah SWT.
Alhamdulillah...
Adat tepian berbahase
Cukup bercakap sudah terjawab
Ibarat gendang sudah bertingkah
Barang antaran sudah diterime
Kecik telapak tangan, nyiru kami tadahkan
Terime kasih daun keladi
Kalau nak beri tambahlah lagi...
Penjelasan :
Kemudian dilakukan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Setelah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, acara dilanjutkan
kembali dengan ....
58
14. Orang tua calon pengantin perempuan :
59
Kemudian diletakkan 5 buah piring nasi yang di atasnya ada
sebuah mangkok untuk tempat mencuci tangan berisi air putih
dan ditutup dengan piring nasi yang disebut “pinggan”.
1. Merisik
Merisik berasai dari kata "risik" yang berarti "menyelidiki".
Pada tahap ini pihak keluarga laki-laki melakukan penyelidikan
terhadap si gadis. Hal itu untuk menilai dan menentukan
apakah gadis itu layak menjadi menantu atau tidak. Kegiatan
ini dilakukan oleh seorang perempuan yang berumur separuh
baya. Orang itu disebut sebagai tukang perisik. Tugasnya
adalah mengamati secara diam-diam wajah dan tingkah laku si
gadis. Untuk itu, tukang perisik harus datang bertamu ke
rumahnya.
61
Merisik biasanya dilakukan pada siang hari (pukul 08.00-10.00
WIB) atau pada sore hari (pukul 15.00-17.00 WIB). Pada
waktu-waktu tersebut biasanya si gadis sedang mengerjakan
pekerjaan rumah. Tempat-tempat yang biasanya digunakan
untuk merisik adalah ruang makan, tengah rumah, beranda
rumah, dan dapur. Kegiatan merisik ini dilakukan berulang-
ulang sampai pengetahuan tentang tingkah laku si gadis dinilai
sudah cukup. Kemudian, hasil penyelidikan itu dilaporkan
kepada pihak keluarga laki-laki. Jika dari laporan itu ternyata
layak, pihak keluarga laki-laki akan menyetujuinya. Artinya, si
gadis pada saatnya akan dijadikan menantu. Jika tidak layak,
niat untuk menjadikan si gadis sebagai menantu diurungkan.
2. Meminang
Pihak keluarga laki-laki mengirim rombongan peminangan
yang biasanya berjumlah lima orang. Rombongan ini terdiri
atas satu orang ketua (laki-laki) dan empat orang, anggota (dua
orang laki-laki dan dua orang perempuan). Orang yang menjadi
ketua rombongan peminangan adalah orang yang bijak dan
santun dalam berbicara dan bisa berpantun atau berseloka. Jika
dalam kerabatnya orang seperti itu tidak ada, dapat minta
tolong kepada orang lain. Anggota yang berjumlah empat orang
itu biasanya terdiri atas dua orang kerabat dan dua orang
tetangga.
3. Mengantar Tande
Kegiatan ini dilakukan pada hari ke-4 atau ke-5 dari
peminangan. Perlengkapan yang perlu dipersiapkan dalam
kegiatan ini adalah (1) tepak sirih, 2) Bunga rampai, (3) cincin,
dan (4) barang pengiring.
62
rampai terdiri atas daun pandan, bunga melati, kemuning, dan
kenanga. Bunga ini diletakkan pada ceper atau sanggan yang
beralaskan kain renda dan bertutup kain renda pula atau kain-
tekat.
4. Berandam
Berandam adalah memotong atau mencukur rambut, baik calon
pengantin laki-laki maupun perempuan.Untuk calon pengantin
laki-laki biasanya yang dicukur adalah rambut yang tumbuh
dikepala saja. Untuk calon pengantin perempuan meliputi
rambut yang tumbuh tipis di tengkuk, pelipis, dan dahi.
Pencukuran ini, khususnya untuk calon pengantin perempuan,
biasanya dilakukan sehari sebelum adad nikah.
5. Akad Nikah
63
Akad nikah merupakan proses perkawinan yang paling utama.
Dengan dilaksanakannya akad nikah, sepasang muda-mudi
telah resmi menjadi suami-isteri. Tempatnya biasanya di depan
pelaminan. Pada saat akad nikah berlangsung, Kahdi yang
disaksikan oleh dua orang saksi meminta calon pengantin laki-
laki untuk mengucapkan kalimat istighfar tiga kali, syahadat
tiga kali, dan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Selain
itu, Kahdi juga meminta calon pengantin laki-laki
mengucapkan lafadz ijab kabul. Jika pengucapan ijab kabul
yang dilakukan oleh pengantin laki-laki itu benar, maka kedua
orang saksi itulah yang mengesahkannya (maksudnya
pengucapannya tidak perlu diulang).
7. Berinai
64
Berinai berarti mengolesi kuku jari tangan dan kaki dengan
inai. Acara ini dilakukan pada hari berikutnya (setelah acara
bertepuk tepung tawar). Dalam hal ini kuku jari tangan dan
kaki kedua mempelai diinai. Makna simbolik yang terkandung
dalam penginaian ini adalah hidup baru. Artinya, dengan
berinai, sepasang muda-mudi telah melangkahkan kakinya
(memasuki) kehidupan berumah tangga.
65
Selesai acara suap-menyuap, Pak Imam atau Pak Lebai atau
yang dituakan diminta untuk meletakkan dua buah pacasode.
Pacasode adalah barang yang menyerupai tusuk konde yang
terbuat dari perak kepada pengantin laki-laki dan perempuan.
Satu buah disisipkan/diletakkan di sorban/songkok pengantin
laki-laki dan satunya lagi disisipkan ke sanggul pengantin
perempuan. Kemudian, Pak Imam atau Pak Lebai membacakan
doa selamat dan tolak-bala.
9. Mandi-Mandi
Setelah bersanding, ada acara yang disebut mandi-mandi. Acara
ini dibagi menjadi dua, yakni mandi pelanggi yang dikhususkan
bagi kedua pengantin dan mandi bersiram-siram yang
dilakukan oleh kaum kerabat kedua pengantin. Setelah acara
mandi pelanggi selesai, acara dilanjutkan dengan mandi
bersiram-siram yang dilakukan oleh kerabat dan handai taulan.
Acara ini menjadi semakin meriah karena sisa airnya
disiramkan kepada siapa saja yang ada di sekitarnya dan
halaman rumah. Oleh karena itu, acara ini biasanya dilakukan
di suatu tempat yang tidak mengganggu kegiatan dapur,
membasahi ruang tengah rumah, serambi depan, dan tempat
bersanding.
10. Berunut
Berunut berarti berkunjung ke rumah pihak keluarga pengantin
laki-laki. Ini dilakukan paling lambat tiga hari setelah mandi
pelanggi yang dipimpin oleh Mak Inang. Beliau inilah yang
mengajak kedua pengantin dan beberapa kerabatnya untuk
berkunjung ke pihak keluarga pengantin laki-laki. Tujuannya
adalah silaturahmi sekaligus sembah-sujud kepada orang tua
pengantin laki-laki dan kerabatnya. Pakaian yang dikenakan
oleh pengantin perempuan pada kesempatan ini adalah kain
batik sarung atau kain batik panjang, baju kurung, dan tudung
66
lingkup. Pakaian yang dikenakan oleh pengantin laki-laki, yaitu
baju kurung (satu stel), kain songket, dan kopiah.
67
Mungkin yang dimaksudkan adalah membersihkan lantai dari
percikan darah pada saat seseorang melahirkan. Akan tetapi,
yang jelas masyarakat Lingga percaya bahwa lantai ada
penghuninya (makhluk halus). Karena itu, jika lantai terkena
darah perempuan yang sedang melahirkan, maka lantai itu
harus "dibersihkan”. Upacara itu juga sebagai ungkapan terima
kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena proses kelahiran
dapat berjalan lancar.
68
dukun bersedia membantu isterinya dalam proses kelahiran.
Pemberitahuan dan sekaligus permohonan ini disebut sebagai
menepah. Syaratnya berupa telur dan pulut. Semenjak saat itu,
suami dan isterinya yang sedang hamil setiap hari Jumat datang
ke rumah dukun. Mereka membawa sebotol air dan tiga buah
limau untuk dimanterai. Air dan buah yang telah dimanterai itu,
lalu digunakan untuk mandi selama tiga hari berturut-turut.
69
terhindar dari patukan ayam. Upacara dilanjutkan dengan acara
lompat tiung (benang) yang bertempat di luar kamar dan
pemutaran (pengelilingan) buah kelapa yang di atasnya terdapat
lilin yang menyala.
70
Tuhan Yang Maha Esa. Setelah pembacaan doa yang dipimpin
oleh lebai, maka kendurian diakhiri dengan makan bersama.
Ketika para tamu sudah pulang, tuan rumah memberikan
hantaran yang berupa makanan beserta lauk-pauknya kepada
Mak Dukun. Selain itu, juga seekor ayam, kain, dan sejumlah
uang sebagai ungkapan terima kasih.
71
Setelah perlengkapan upacara tersedia, para peserta yang
berusia di atas 30 tahun akan duduk dan membentuk sebuah
lingkaran (mulai dari kanan dan kiri pimpinan upacara). Peserta
yang lebih muda usianya, duduk di belakang para orang tua
tersebut. Setelah semua peserta duduk dengan sempurna
(menyerupai posisi duduk dalam ”tahyatul akhir” yang
dilakukan dalam salat), pemimpin upacara menjelaskan bahwa
yang dilakukan tidak untuk memuja Syeh Saman. Akan tetapi,
ditujukan kepada Allah agar meridhoi ratif dan menurunkan
malaikat beserta jin putih (jin Muslim) untuk memerangi dan
mengusir setan dari Desa Resun. Selain itu, pemimpin upacara
juga menjelaskan tata cara melaksanakan Ratif Saman.
72
H. RANGGA PRAMADYA ANUTUH, SE
(RANGGA)
DAN
73