Anda di halaman 1dari 73

Manis-manis Lucu, Pantun Dalam Prosesi Pernikahan

Adat Melayu Ini Bakal Bikin Kamu Senyum-senyum


Sendiri
Macam mana aku nak pulang, kalau adik
terus memandang.

Pantun Pernikahan - Indonesia sangat kaya akan budaya. Dari


Sumatera sampai Papua, ada ribuan budaya yang mewarnai
kehidupan masyarakat di seluruh nusantara, termasuk dalam
acara pernikahan. Beda adat, beda pula prosesi pernikahannya.
Salah satu prosesi pernikahan adat yang menarik adalah adat
Melayu.

Dalam rangkaian prosesi yang panjang, ada satu prosesi yang


sangat berkesan yaitu tradisi berbalas pantun pernikahan.
Pantunnya juga khusus, berbeda dengan pantun biasa.
Penasaran seperti apa pantun pernikahan adat Melayu? Yuk
simak contoh-contohnya berikut!
1 Pantun Bersanding
Air siak sangatlah tenang
Naik sampan,sampanya oleng
Ayah dan ibu merasa senang
Melihat anak sedang bersanding
Dari siak hendak ke dumai
Sampai di pasar membeli baju
Ucapan selamat kepada kedua mempelai
Bahagialah sampai ke anak cucu

Diusia dini janganlah lalai


Tuntutlah ilmu sebanyak mungkin
Datang tamu melihat mempelai
Mempelai duduk diatas pelamin
1
2 Pantun Merisik
Dari seberang berjalan kaki
Sampai dipasar naik kereta
Apa hajat tuan kesini
Silahkan duduk silahkan bicara

Kalau tuan hendak keseberang


Naik sampan hati-hati
Saya datang bukan sembarang datang
Datang ada hajat dihati

Tuan datang bukan sembarang datang


Katanya ada hajat di hati
Sekarang bilang silahkan bilang
Kami dengar dengan senang hati

Pokok pauh ada sebatang


Buahnya lebat batangnya pendek
Dari jauh kami ni datang
Hajat dihati mau merisik

3 Pantun Antar Belanja


Manis sungguh buah rambutan
Waktu dibagi semuanya rebutan
Kami datang membawa antaran
Sila dilihat semoga berkenan

Cantik sungguh semua antaran


Cocok dipakai nak dara jelita
Kalau ini semua dari tuan
Coba kami lihat biar kami buka

Tanam bibit bunga kenanga


2
Tanam bersemai padi jerami
Sejumlah duit ada kami bawa
Berapa jumlahnya sesuai dengan janji

Buah kurma ditudung saji


Itu bawaan di musim haji
Kami terima duit sesuai dengan janji
Kami percaya dan tak dihitung lagi

Pergi keteluk memasang belat


Belat dipasang perangkap ikan
Kami sertakan seperangkap alat sholat
Supaya dipakai sepanjang hayat dibadan

Belat dipasang perangkap ikan


Ikan didapat taruk disampan
Seperangkap alat sholat tuan sertakan
Itu tanda melayu orang beriman

Buah salak keras kulitnya


Buah dimakan manis terasa
Inilah tenun siak sehelai dua
Supaya tuan suka menerimanya

Tanam tuan taman kiambang


Dibuatlah pilinanya tiga
Jangan tuan merasa bimbang
Kami disini semuanya suka

4 Pantun Buka Pintu


Cantik kembang bunga melati
Tumbuh sebatang ditepi kota
Apa hajat tuan datang kesini
3
Bolehkah kami untuk bertanya

Asalamualaikum kami ucapkan


Kepada semua yang hadir disini
Didepan pintu kami rombongan
Bolehkah kami masuk lihat permaisuri

Dari siak hendak kepekan


Tiba dipekan jeruk dibeli
Kalau syarat sudah dipenuhi
Bolehlah lihat permaisuri

Jangan diraba sarang lebah


Lebah beribu berani mati
Syarat sudah kami serah
Apakah syarat lagi

Layang – layang terbangnya tinggi


Putus jatuh dipohon memperlam
Syarat pertama sudah dipenuhi
Tapi belum boleh masuk ke dalam

Syarif kasim diberi nama


Raja terkenal dimana-mana
Berdiri dipintu sudahlah lama
Bolehkah kami masuk segera

Ambil pena tuliskan surat


Mari ditulis diatas batu
Kalau anda sudah memenuhi syarat
Terpaksa kami bukakan pintu

5 Pantun Tepung Tawar

4
Jika bunga terbawa pergi
Dikaki celana dia menyangkut
Untuk pertama menepung tawari
Kepada bapak kami jemput

Bertepung tawar adat yang asli


Tepung ditepuk tangan kanan dan kiri
Sial dibuang utung dicari
Mintak taufik hidayat kepada ilahi

Tepung tawar tepung bermakna


Tepung berguna dihari raya
Keluarga berhimpun bersuka ria
Mengantar kedua mempelai berumah tangga

Sambutlah salam penepuk tawar


Angkatlah tangan jari sepuluh
Berumah tangga sering bertengkar
Itu tanda bahagia akan roboh

Kalau jadi menggulai nangka


Jangan dibelah pisau berkarat
Kalau nak serasi berumah tangga
Tentulah kata selalu mufakat

Perahu dilaut memakai layar


Layar tekulai tiangnya patah
Selesailah sudah bertepung tawar
Semoga mempelai diberkahi Allah

Tradisi berbalas pantun pernikahan tidak langsung dilakukan


oleh mempelai, melainkan oleh ahli silat lidah, orang yang
memang sudah didaulat atas kelihaiannya berbalas pantun.

5
Saling membalas ini dilakukan dalam prosesi Merisik Resmi
dan Meminang Gadis yaitu setelah hal-hal terkait pernikahan
disetujui oleh kedua pihak seperti tanggal pernikahan dan
mahar. Dalam prosesi ini pihak lelaki tinggal ‘mematangkan’
segala rencana dengan pihak perempuan.

Selain untuk prosesi adat pernikahan Melayu, pantun


pernikahan masih banyak lagi jenis dan rupanya, lho. Untuk
lebih mengetahui tentang pantun, simak video dari IniBudi
berikut, ya.

PANTUN MELAYU PADA SAAT ACARA SERAH


TERIMA HANTARAN ADAT BENGKALIS
Pada awalnya Iringan Pihak Laki-Laki memasuki Rumah Pihak
Wanita diiringi dengan hantaran belanja yang dibawa oleh dayang-
dayang atau gading-gading dari Pihak Laki-Laki, Hantaran Belanja ini
berupa tepak sirih ,Peralatan Kosmetik, pakaian dan perlengkapan
wanita, makanan dan buahan, mas kawin, dan Sejumlah Uang yang
sebelumnya telah ditetapkan sebagai nominal jumlah uang hantaran
dan semuanya dikemas dalam bentuk wadah yang unik dan
menarik.

Setelah memasuki Rumah Pihak Wanita, Rombongan dari Pihak Laki


Laki dipersilahkan duduk. Dan kemudian Utusan dari Pihak Laki-Laki
dan Wanita saling bersalaman, kemudian utusan dari Pihak Laki-Laki
menyampaikan beberapa buah pantun sebagai Kata Pengantar dan
pantun ini diucapkan sebelum tepak sirih dipertukarkan. Berikut
contoh berbalas Pantun dalam prosesi Pernikahan Adat dan Resam
Melayu Bengkalis (Sei Pakning) pada saat Acara Hantaran.

Pantun dari Utusan Pihak laki Laki :

Batang ramai suka memanjat


Melilit sampai pohon menanti
6
Datang kami mempunyai hajat
Ingin menyampaikan hasrat hati

Kain puteri sulaman pelangi


Cantik dan molek jadi idaman
Dahulu kami pernah berjanji
Memetik bunga kembang di taman

Sebelum hajat kami kemukakan


Titipan salam kami sampaikan
Dari Bapak...... (Nama Keluarga Dari Pihak Laki-Laki)
Untuk keluarga Bapak ..... (Nama Keluarga dari Pihak Wanita)

Sampan kotak muatan lada


Menuju selatan kemudi diarahkan
Sopan dan santun kami tiada
Mohon maaf ikhlas diberikan

Rama-rama dikumbang jati


Kesana kemari asyik berterbang
Ramai nampaknya majlis disini
Siapa gerangan teman berbincang

Pantun dari Utusan Pihak Wanita :


Sirih sekapur pinang keratin
Dimakan oleh muda jejaka
Kalau tuan tidak keberatan
Dengan kamilah tuan berseloka

Buah kemang rasanya kelat


Jangan disimpan di dalam peti
Jika memang ada dihajat
7
Jangan disimpan di dalam hati

Jati tuan jati melayu


Jati kami orang bahari
Janji tuan masa yang lalu
Kami nantikan setiap hari

Sultan bintan sultan ternama


Terkenal sudah diseluruh dunia
Kiriman salah kami terima
Semoga kita sehat semua

Bunga melur bunga melati


Warnanya putih memikat hati
Sambutan kamitidak seperti
Jangan tuan berkecil hati

Selanjutnya dilakukan tukar menukar tepak sirih dari pihak


perempuan ke pihak laki-laki dan kemudian saling mencicipi , dan
Pihak Laki-Laki melanjutkan pantunnya.

Daun selasih kami larutkan


Dimasak untuk buat santapan
Sedikit antaran kami sertakan
Lengkap dengan semua persyaratan

Kini gendang kami tingkahkan


Mengiring lagu pelipur hati
Ini semuanya kami serahkan
Untuk ananda di rumah ini

Baju kurang teluk belanga


Terbuat dari kain cita

8
Yang kami antarkan tidak seberapa
Terimalah dengan sukacita

Selanjutnya utusan dari pihak Laki-Laki menyebutkan satu persatu


dari Hantaran dan kemudian juga menyerahkan hantaran kepada
Utusan Pihak Perempuan. Dan kemudian pihak Perempuan
menyampaikan pantun balasan :
Tabir gulung kami labuhkan
Melati sunting kami tatahkan
Terima kasih kami ucapkan
Kecil tangan nyiru ditadahkan

Putra raja duduk digeta


Memakai mahkota kebesarannya
Seperti pesan yang tuan minta
Kami sampaikan kepada yang punya

Buah pauh di tepi pantai


Diambil anak yang sedang mandi
Tidak harta yang kami nilai
Budi baik pengikat hati

Pasir putih di pinggir kali


Tempat mainan ayam berlaga
Kasih tak boleh dijual beli
Bukannya benda buat berniaga

Setelah selesai serah terima hantaran kemudian dilanjutkan


dengan prosesi lainnya biasanya juga dilanjutkan dengan acara
berbalas pantun dan kemudian dilangsungkan akad pernikahan
atau juga dilakukan resepsi pernikahan (bersanding) dihari yang
sama atau dihari berikutnya dan hari yang telah ditetapkan
sebelumnya.

9
PANTUN PENGANTAR SERAH SERAHAN oleh Yas
Budaya (ADAT SUMATERA SELATAN)

(Naskah ini disusun pada tanggal 30 November 2012 untuk


acara serah-serahan pada pernikahan Meidi Sulyantoni SSi
(anak dari keponakan Yas Budaya) dengan Dewi Ekayanti SSi
pada yang dilangsungkan pada Desember 2012)

PEMBAWA ACARA ( M.C ) :

Assalaamu’alaikum
warohmatullaahi,wabarokatuh.

Bismillaahir rohmaanir rohim,


Alhamdulillaahi robbil’alamiin,
Asholaatu wassalaamu ‘ala Rosulillaah,
Wa’alaa alihi wa shohbihi ajma’in.

Hadirin yang saya hormati, Selamat datang kami ucapkan.


Segala Puji bagi Allah.
Semoga Allah swt, senantiasa melimpahkan Rahmat dan
Keselamatan serta petunjuk dan bimbingan kepada kita semua.

Sholawat dan salam kiranya senantiasa pula dicurahkan Allah


kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.

Amiin.!

10
Sebagaimana kita saksikan sekarang, telah hadir bersama kita,
keluarga besar Bapak Haji Burhanuddin Sulaiman SE serta Ibu
Hajjah Ratna Agustina SPd dan rombongan.

Menyambut kedatangan beliau dan rombongan, marilah kita


simak sekapur sirih seuntai kata dari Bapak Zulkarnain dan
keluarga yang akan disampaikan oleh juru bicara beliau yaitu:
Bapak……………………………………………………………

Dan akan disambut nanti oleh juru bicara keluarga besar Bapak
Haji Burhanuddin Sulaiman SE, yaitu Bapak Drs.Haji
Muhammad Yasmin Burniat atau lebih dikenal dengan
panggilan Yas Budaya.

Kepada bapak…………………..kami persilahkan.

JURU BICARA KEL.BPK ZULKARNAIN: Bapak


……………………… …

Assalaamu’alaikum warohmatullaahi wa barokaatuh.

Alhamdulillaahi robbil’aalaamin.
Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada
kita untuk urusan ini. Tidaklah mendapat petunjuk, sekiranya
Allah tidak memberi petunjuk kepada kita. Rahmat dan
Keselamatan Allah semoga senantiasa diberikan kepada
kekasih-Nya Muhammad putera Abdillah, kepada keluarga,
sahabatnya dan orang orang yang mengikutnya.

Yth. Bapak Yas Budaya selaku juru bicara keluarga besar


bapak Haji Burhanuddin Sulaiman SE dan rombongan. Izinkan

11
saya selaku juru bicara bapak Zulkarnain dan keluarga
menyampaikan sekapur sirih menyambut kehadiran bapak Haji
Burhanuddin Sulaiman SE dan rombongan.

Terlebih dahulu saya mohon maaf seandainya ada penerimaan


kami yang kurang berkenan dihati bapak bapak dan ibu ibu.

Sebagai juru bicara dari bapak Zulkarnain saya diberi amanat


untuk menyerahkan TEPAK PENGHORMATAN menyambut
kedatangan bapak Haji Burhanuddin dan keluarga serta
rombongan.

Sebagaimana lazimnya tepak ini berisi bahan penginangan,


cukup berisi sirih, kapur,pinang, gambir dan tembakau.

Mohon disampaikan kepada bapak Haji Burhanuddin


Sulaiman SE serta ibu Hajjah Ratna Agustina SPd dan
rombongan, tanda hormat kami dengan iringan salam Selamat
Datang.

( TEPAK DIBERIKAN KEPADA PAK YAS BUDAYA,


SAMBIL MENJAWAB UCAPAN JURU BICARA PAK
ZULKARNAIN )
JURU BICARA PAK HAJI BURHANUDDIN SE: Bapak YAS
BUDAYA:
Assalaamu’alaikum wa rohmatullaahi wa
barokatuh.
Alhamdulillahi robbil ‘aalaamin.Segala Puji bagi Allah Yang
Maha Esa.Maha Benar janji-Nya, menolong hamba-Nya,
memberi petunjuk kepada kita.

Rahmat dan Keselamatan semoga senantiasa dicurahkan


kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw,serta
keluarga dan para sahabat beliau serta para pengikutnya. Amiin.

12
Yth. Bapak Zulkarnain dan Ibu Sulastri serta keluarga besar.
Yth. Bapak……………………………selaku juru bicara.

Tepak ini saya terima dan akan saya serahkan kepada bapak
Haji Burhanuddin Sulaiman SE dan rombongan.

(TEPAK DITERIMA PAK BURHANUDDIN,ISINYA


DICICIPI BERSAMA KELUARGA DAN ROMBONGAN.
SETELAH DICICIPI PAK YAS BUDAYA MELANJUTKAN
SAMBUTANNYA:)

Tepak telah saya serahkan dan telah pula dicicipi oleh Pak Haji
Burhanuddin Sulaiman SE dan keluarga serta rombongan.
Kami ucapkan terima kasih atas penghormatan yang diberikan.
Selanjutnya kami juga akan menyerahkanTEPAK
PERSEMBAHAN dari Pak Haji Burhanuddin Sulaiman SE dan
keluarga. Mohon pula dicicipi oleh bapak Zulkarnain dan
keluarga besar.

(TEPAK DISERAHKAN KEPADA JURU BICARA PAK


ZULKARNAIN UNTUK DICICIPI OLEH PAK
ZULKARNAIN DAN KELUARGA. SETELAH DICICIPI
JURU BICARA PAK ZULKARNAIN MELANJUTKAN
BICARA:)

Yth. Pak Yas Budaya


TEPAK PERSEMBAHAN telah saya serahkan kepada bapak
Zulkarnain dan keluarga. Sudah beliau cicipi dengan baik dan
senang hati. Tua tua kami menitip pesan,

Pulau Weh diatas Sumatera


Tempat bersenang para wisatawan

13
Kalau boleh kami bertanya
Rombongan datang apa tujuan.
:
PAK YAS BUDAYA:

Yth. Bapak Zulkarnain dan ibu Sulasteri dan keluarga.


Yth. Bapak …………………………selaku juru bicara.

Terima kasih atas segala penghormatan yang diberikan kepada


kami. Saya mohon ma’af andai tutur kata kami nanti kurang
berkenan dihati.

Petang petang memetik duku


Rumpun mangga tumbuh sebatang
Kami datang dari jauh
Mohon diterima dengan senang
Orang kepasar membawa padi
Juga membawa coklat bersama kopi
Kembang mekar bernama Dewi Ekayanti
Telah memikat hati Meidi Sulyantoni bujang kami

Buluh perindu seruling sakti


Suaranya merdu memikat hati
Rindunya sungguh tak tertanggung lagi
Dendam dikalbu menjadi jadi

Memakai gelang akar bahar


Guna mencegah rasa nyeri
Menurut kabar yang kami dengar
Meidi dan Dewi telah mengikat janji

Naik sekunar kepulau selayar


Jaring dipasang menangkap tenggiri
Kalau benar kabar yang kami dengar

14
Kami datang memenuhi janji

Merdu suara burung kenari


Terdengar gemanya diseluruh negeri
Itu sebabnya kami datang kemari
Membawa GEGAWAAN untuk puteri jauhari.

Burung Punai terbang rendah


Pohon kurma berdaun pinang
Kalau dinilai harga tak seberapa
Mohon diterima dengan hati senang

JURU BICARA PAK ZULKARNAIN;


Bapak………………….

Merajut benang menenun sarung


Benang pilihan dari Semarang
Maksud tujuan kami jadi maklum
Kami terima rombongan dengan senang

Pulau Bangka penghasil timah


Pantainya indah tempat tamasya
Kalau ada GEGAWAAN yang dibawa
Tentulah kami merasa bahagia

Air telaga cahaya berkilauan


Itik berenang lari ketepian
Bukan harga yang jadi ukuran
Ke ikhlasan hati yang diharapkan

Terima kasih.

15
Bunga melati mekar setaman
Banyak kumbang datang menggoda
Agar hati bertambah senang
Apakah gerangan yang dibawa

PAK YAS BUDAYA:

Burung balam terbang sekawan


Terbang menuju tepian kolam
Empat macam barang GEGAWAAN
Hanya itu yang dapat kami persembahkan.

Pertama:
Seperangkat busana lengkap dengan alat
kosmetiknya.
Untuk calon mempelai wanita, ungkapan rasa cinta, bahagia
menyunting putri idaman menjadi keluarga.

Kedua:

Wajik dodol minta wali. Kepada bapak isyarat ditujukan,


sebagai wali gadis pilihan. Agar berkenan untuk menikahkan.

Ketiga:

Beberapa nampan bolu dan juadah untuk kudapan kita


bersama .

Keempat:

Sembilan bahan pokok ( sembako ), kami sertakan.


Sebagai pelengkap barang GEGAWAAN.

16
Demikian GEGAWAAN yang kami persembahkan.

Pulau Tembelan jauh disana


Awan berarak menuju selatan
Kalau GEGAWAAN sudah diterima
Kapan kiranya anak dinikahkan

Pohon mangga tumbuh digunung


Tidak sebanyak tanaman salak
Mohon ma’af mohon ampun
Kalau kata banyak yang salah.

Wassalaamu’alaikum wa rohmatullahi wa
barokatuh.

JURU BICARA BAPAK ZULKARNAIN, Bapak……………..

Kepasar Sekanak membeli ikan


Banyak kepiting yang ditawarkan
Setelah disimak dan direnungkan
Sadarlah kami maksud tujuan

Kuning emas siburung bayan


Indah bulunya cahaya kemilauan
Kami terima semua GEGAWAAN
Kalau begitu hajat tujuan

Tinggi sekali pohon jati


Daunnya lebar jatuh kekolam
Kami merasa bahagia dihati
Menerima GEGAWAAN beraneka ragam

17
Air dogan enak diminum
Setelah diminum badan terasa segar
Cerita tuan kami sudah maklum
Apa yang didengar semuanya benar

Anak saudagar pergi berburu


Kadal melompat kelubang batu
Kami mendengar rasa terharu
Bakal mendapat anak menantu

Itik serati berenang di kali


Asyik memakan pucuk keladi
Anak kami Dewi memang mengikat janji
Dengan Meidi yang baik budi

Menangkap kuda ditengah padang


Badak bercula sukar didapat
Lengkap sudah semua GEGAWAAN
Sempurna pula syarat beradat

Anak terkuku terbang malam


Kena pikat bujang pilihan
Cukup sudah berpanjang kalam
Tinggal waktu nikah belum ditentukan.

Kalau desa telah jadi kota


Pohon dadap tak bertunas lagi
Kalau kami salah berkata
Mohon ma’af setulus hati.

Wassalaamu’alaikum wa rohmatullahi wa
barokatuh.

PEMBAWA ACARA ( MC )

18
Hadirin yang kami muliakan sebagai akhir dari serah serahan
ini marilah kita saksikan penyerahan GEGAWAAN secara
simbolik dari keluarga bapak Haji Burhanuddin Sulaiman SE
kepada keluarga bapak Zulkarnain yang akan diserahkan oleh
ibu Hajjah Ratna Agustina SPd ibu kandung Meidi Sulyantoni
SSi dan akan diterima oleh ibu Sulateri ibu kandung Dewi
Ekayanti SSi.

( PROSESI PENYERAHAN GEGAWAAN SECARA


SIMBOLIK)
.

PEMBAWA ACARA ( MC ):
Hadirin yang berbahagia!

Hasil dari musyawarah bapak Zulkarnain dan keluarga ,dengan


bapak Haji Burhanuddin Sulaiman SE dan keluarga. Setelah
dipikir dan ditimbang, atas persetjuan Dewi Ekayanti SSi dan
Meidi Sulyantoni SSi ,
diputuskan :
BAHWA AKAD NIKAH DAN WALIMATUL URUSY
( RESEPSI ) DITETAPKAN SBB:

AKAD NIKAH : PADA HARI SABTU MALAM TGL. 22


DESEMBER 2012, JAM ; 19.30 WIB ATAU JAM 7.30
MALAM DIRUMAH CALON MEMPELAI WANITA.

WALIMATUL URUSY ( RESEPSI ) :

PERTAMA ; HARI MINGGU, TGL. 23 DESEMBER


2012,JAM: 10.00

19
DI AULA UNIVERSITAS SUMPAH PEMUDA, JLN.
SUKABANGUN KM. 7 PALEMBANG.

KEDUA : HARI SELASA, TGL. 25


DESEMBER 2012, JAM 10.00
DI GEDUNG BALAI KECAMATAN SAKO (PERUMNAS)
KECAMATAN SAKO PALEMBANG.

Demikianlah hasil mufakat kita hari ini. Sebelum acara ini kita
tutup marilah kita berdoa mohon keselamatan dan ridho Allad
swt agar apa yang direncanakan ini berjalan dan berhasil
dengan selamat. Untuk memimpin do’a kami persilahkan
Bapak………………………….( DO’A ).

Amiin!.

Kami selaku pembawa acara mohon ma’af atas kekurangan


dan kekeliruan yang kami lakukan. Kepada Allah saya mohon
ampun. Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada
saya.

Billahi taufiq wal hidayah.


Assalaamu’alaikum warohmatullah.

desember 2012

-- yas budaya --

PANTUN PERNIKAHAN MELAYU KEPULAUAN


RIAU

ADAT PERKAWINAN (MERISIK)


20
Jual: Bukan lalang sembarang lalang
Akarnye melilit di pokok jati
Bukan datang sembarang datang
Besar rase hajat di hati
Beli: Kele petang mencari sabot
Sabot kelape membakar ikan
Tuan datang kami sambot
Hajat ape sile sampaikan
Jual: Buah Paoh buah embacang
Dibawak lari dari Gesek
Dari jaoh kami datang
Niat hati ingen merisek
Beli: Anak piatu mengayam sami
Dudok berduwe adek-beradek
Kalau begitu pahamlah kami
Ape diye enak dirisek
Jual: Nampak tumbang pokok kesom
Banyak juge daonya lisot
Mekar kembang hanye sekuntom
Itulah diye yang kami maksot
Beli: Di atasa batu banyaklah sipot
Sipot bermate tidak diusik
Kalau itu yang tuan maksot
Untuk siape tuan merisik
Jual: Pisang setandan patah tengkok
Batangnye tentu akan mati
Agaknye tuan selalu tengok
Kumbang yang selalu terbang kemari
Beli: Pulau liat kote dibuat
Letak kotenye di pulau Bangke
Kalau niat sudah bulat
Tunggukan saje seketike
Jual: Kalau ade kace di pintu
Letak juge di tatas peti
Kalau ade kate begitu
Sampai bile kah kami menanti
21
Beli: Kace peceh di atas peti
Jangan letakkan di atas kaki
Sabar sajelah tuan menanti
Nanti akan disambong lagi
Jual: Kalau pagi duduk di tingkap
Anak mandi di dalam bilek
Tak ade lagi hendak dicakap
Izinkan kami hendak balek
Beli: Hendak bilek ku berikan bilek
Bilek ade di pelantar pak andak
Hendak balek silekan balek
Balek ade berantar tidak.

ADAT PERKAWINAN (MEMINANG)


Jual: Dari mane hendak kemane
Dari Kedah ke Bandar Cine
Sekedar bertanye ape salahnye
Wakil tuan rumah siape namenye
Beli: Datok penglime ke pulau Kedung
Berlayar juge ke Tanjong Datok
Saye bername Atan Kodong
Bergelar juge burong Pelatok
Jual: Beras secupak tumpah ke tanah
Dimakan bersih si ayam jantan
Kepade bapak wakil tuan rumah
Terime kasih atas sambutan
Beli: Duduk di batu seorang diri
Sekali sekali melambai tangan
Kalau begitu kate diberi
Mari kite berjabat tangan
Jual: Kayu idat daunye layu
Kayu nyireh di ujung pekan
Sebagai adat orang melayu
Sekapur sirih jemput makan
Beli: Kecap kecap si buah pinang
22
Pinang kelat jangan disepahkan
Sudah dicicip sireh dan pinang
Ape hajat sile sampaikan
Jual: Bukan datang sembarang datang
Ade sebatang pokok kenange
Bukan datang sembarang datang
Datang menengok sekuntom bunge
Beli: Di pagi raye meriam bedentum
Kuceng tidor sampai terjage
Kembang saye cume sekuntom
Tuan tengok nak buat ape
Jual: Encek Leman berlari-lari
Menoleh nampak ke kiri ke kanan
Bunge di taman indah berseri
Apekah sudah dipetik tangan
Beli: Encek Leman pergi ke tasek
Bawa bekal buah berangan
Bunge di taman belom diusek
Ape lagi dipetek tangan
Jual: Encek Anom goreng berangan
Sayang termasuk dengan putiknye
Bunge belom dipetk tangan
Bolehkah agak kami memetiknye
Beli: Hendak putek ku beri putek
Menjadi buah terase berat
Hendak petek silelah petek
Asal cukup dengan syarat
Jual: Niat hati hendak berenang
Takot kirenye lautan cine
Niat hati hendak meminang
Kalau kirenye belum berpunye
Beli: Berkemban kain sambil berjalan
Bersame same bersuke riye
Punyelah yang lain memanglah belum
Tapi yang punye Emak Bapaknye
Jual: Buah kemang buah durian
23
Durian berisi sedap rasenye
Kalau memang sudah demikian
Pinangan kami apekah dah diterime
Beli: Kalaulah panjat pokok pinang
Jangan panjat pinang mude
Kalau hajat hendak meminang
Dapatlah diikat dengan tande
Jual: Sungguh cantek gunung sepincan
Same halnye dengan gunung tande
Sungguh cantek cincin hantaran
Inilah hanye sebagai tande
Beli: Orang Belande tanam delime
Tanam satu di Mulu Daik
Cincin tande kami terime
Same menunggu hari yang baik

ADAT PERKAWINAN (ANTARAN)


Jual: Kayu nyireh si kayu idat
Bulat jenang di kampung hulu
Tepak sireh budaya adat
Sireh pinang jamahlah dulu
Beli: Jatuh di tanah sibuah pinanag
Pinang serage bawak pekake
Sudah dijamah sirih pinang
Ape cerite hendak dibuke
Jual: Sebelum saye pergi ke kote
Orang di sane sudah pun sampai
Sebelum saye buka cerite
Terimelah dulu bunge ramapai
Beli: Bunge rampai beraneka bunge
Minyak wangi sebagai tambahnye
Bunge rampai saye terime
Perpaduan silaturahim kite bersame
Jual: Asam paye si buah malai
Buah rambutan campur delime
Datang membawe calon mempelai
Lanjutan perjanjian sudilah diterime
24
Beli: Buah malai buah delime
Mari ditimbang same beratnye
Calom mempelai saye terime
Tentulah pulak dengan saratnye

Jual: Membuat surat dengan rajinnye


Rapi pulak dengan lipatan
Sebagai syarat ini mas kawinnye
Sebentuk cincin mas belah rotan
Beli: Kail gulame memakai joran
Duduk di titi dekat jambatan
Saye terime syarat hantaran
Sebentuk cincin mas belah rotan
jual: Anak Hindi di kaki lime
Goreng berangan ke seorangan
Semuwe ini sudilah di terime
Calon mempelai dan iring-iringan
Beli: Kalau pecah kace di pintu
Tidaklah dapat digunekan lagi
Kalau sudah kate begitu
Dapatlah diterime dengan senang hati
Jual: Makan malai di tepi tingkap
Ade juge duduk di batu
Calom mempelai ade bercakap
Sukenye diye jadi menantu
Beli: Siape tak suke gule batu
Boleh juge dibuat obat
Sape tak suke jadi menantu
punye mertuwe bini pun dapat
Jual: Buat cupak dari tempurong
Untuk sukatan ukuran lame
Iringan nampak dua ekor burong
Yang mane jantan yang mane betine
Beli: Pokok sene dihinggap pelatok
Pokok rambutan dihinggap gagak
Burung betine kepalenye melentok

25
Burung jantan kepalenye melenggak
Jual: Sampai ditunde hendak kali kurau
Ikan kakap yang didapatkan
Dalam bersende kite bergurau
Tersalah cakap mohon maafkan
Beli: Kalau betung jadikan galah
Letakkan papan di pinggir kote
Kalau tersandung kate-kate yang salah
Jangan disampan maaf dipinta
Jual: Orang Baran pergi ke Musai
Pecah belah iye bawakan
kalau hantaran sudah selesai
Akat nikah kite laksanekan
Beli: Hari ujan tanahnye lecak
Rasenye susah hendak berjalan
Untuk penyelesaian akad nikah
Kepade Pak Kua kami persilekan
Ibrahim, Hasan. 2004. Koleksi Pantun Acara Pernikahan Melalu
Kepulauan Riau. Tanjungpinang: CV. Cetak Ratu.

PANTUN BUNGA RAMPAI

Pantun ini dapat dipersembahan saat pemberian bunga Rampai


pada Perkawinan Adat Melayu.

Dari ubi dibuat tapai


Tapai dimakan rasenye manis
Bunge di iris namenya bunge rampai
Untuk pewangi dalam majlis.

Bukan kajang sembarang kajang


Kajang di bentang penjemur bilis
Bukan bujang sembarang bujang
Bujang kami belum berkumis.

26
PANTUN MAS KAWIN

Batin limas memancing ikan


Ikan dipancing si ikan jahan
Seutas kalung emas kami serahkan
Sebagai mas kawin pernikahan.

Pergi belanje ke Batu Pahat


Jangan lupe beli buah kepayang
Kami serahkan seperangkat alat sholat
Untuk istri melaksanakan sembahyang

PANTUN PENGANTIN

Bukan kajang sembarang kajang


Kajang melayang ditiup angin
Bukan bujang sembarang bujang
Bujang ini lah yang nak kawin.

PANTUN TEPAK SIRIH

Tepak sirih tidak berkacip


Pinang nye kelat bile di makan
Sirih pinang kami tolong dicicip
Barulah hajat kami sampaikan.

Pergi Basrah beli kurme


Terase haus minum selasih
Barang-barang yang saye serahkan tolong diterime
Saya ucapkan terima kasih.

27
PANTUN DUDUK BERSANDING

Indah bunge bile berkembang


Bunge kapas elok rupenye
Adat lembage same dipegang
Membuke kipas ade syaratnye

Cantik sungguh rumah cik none


Banyak bunge penghias dinding
Uncang bertuah kami terime
Silekan cik abang duduk bersanding

PERNIKAHAN ORANG MELAYU


KEPULAUAN RIAU
A,adat pernikahan
Dalam adat melayu kepulauan riau banyak cara atau upacara
yang di lakukan sebelum seseorang menikah.hal ini di lakukan
sampai sekarang yang bertujuan menjaga budaya warisan agar
tidak hilang di makan zaman yang semakin modern ini.

28
Secara umum, tradisi perkawinan masyarakat Melayu
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia terbagi
dalam beberapa tahapan, antara lain; (1) Menjodoh, Merisik,
(2) Memberitahu/Menyampaikan Hajat, (3) Meminang, (4)
Berjanji Waktu, (5) Mengantar Belanja, (6) Ajak Mengajak, (7)
Beganjal, (8) Betangas, (9) Gantung-gantung, (10) Berandam,
(11) Berinai Kecil, (12) Serah Terima Hantaran, (13) Akad
Nikah, (14) Berinai Besar, (15) Tepuk Tepung Tawar, (16)
Berarak, dan (17) Bersanding (Ishak Thaib, 2009).

1) Menjodoh
Menjodoh adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua
untuk mencari dan mencocokkan calon suami/istri untuk
anaknya. Mencari jodoh merupakan tanggung jawab orang tua
terhadap anaknya dan oleh sebab itulah pekerjaan ini dilakukan
dengan sangat hati-hati dan sangat rahasia, yang diawali
dengan niat dan penglihatan. Penglihatan ini tidak hanya
dengan mata kasar akan tetapi juga dengan mata hati.
Umumnya yang menjadi penilaian di dalam kegiatan mencari
jodoh adalah tentang kepercayaan. Calon pasangan anak harus
se-iman, ya sudah tentu Islam, garis keturunannya,
pekerjaannya, tingkah laku dan perangainya, dan terkhir adalah
tentang status.
Dalam proses menjodoh ini sering sekali orang tua yang
langsung mencari, namun ada beberapa juga yang
memercayakannya pada orang lain yang dipercaya. Biasanya
orang ini disebut dengan tali barut atau mak comblang.
Orang tua zaman dulu memang memiliki kemampuan untuk
melihat sifat dan prilaku seseorang dari berbagai media; telaah
nama, tanggal kelahiran, tanda badan, dan lain-lain yang
sifatnya abstrak. Proses ini merupakan langkah awal untuk
menentukan apakah nantinya pasangan yang dipilih cocok atau
tidak dengan anaknya.

29
Seiring perkembangan zaman, masyarakat Melayu
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia secara
umum sudah tidak lagi melakukan proses menjodoh ini. Orang
tua secara utuh memberikan kepercayaan kepada anaknya
untuk memilih jodohnya sendiri. Dan peranan orang tua zaman
sekarang hanya me-monitor pilihan anaknya jangan sampai
salah.

2) Merisik
Merisik atau menyelidiki adalah pekerjaan yang sering
dilakukan oleh perempuan separuh baya. Perempuan ini
ditugaskan untuk pergi melihat dari dekat keadaan
sesungguhnya dari dekat perihal sigadis yang akan
dipersunting.
Orang yang ditunjuk menjadi perisik haruslah sopan, ramah
dan amanah. Ahli dalam bertutur kata yang bermakna tersirat
atau berupa bahasa kias. Biasanya orang tersebut berasal dari
keluarga atau kerabat terdekat yang mempunyai hubungan
keakraban yang kuat dengan orang tua si gadis.
Perisik melaksanakan tugasnya dengan cara bertamu, atau ada
juga yang sambil mencari kutu. Sering sekali hal ini dilakukan
dengan bersenda gurau. Jika seluk beluk si gadis baik yang
menyangkut sifat dan prilaku maupun yang menyangkut ibadah
telah diketahui secara pasti, barulah hasilnya disampaikan
kepada orang tua yang mengutus. Jika masih ada yang
diragukan, biasanya perisik akan berkunjung lagi dengan alasan
yang berbeda, agar tidak dietahui oleh pihak perempuan
maksud dan tujuan yang sebenarnya.
Pada hakekatnya merisik bertujuan untuk mendapatkan
informasi lebih teliti, penuh kearifan dan bijaksana tentang
calon yang dirisik atau yang diinginkan.

3) Memberitahu / Menyampaikan hajat


Setelah proses merisik terlaksana dengan baik, lalu diutuslah

30
keluarga atau orang tua yang “dituakan” sebagai wakil pihak
laki-laki untuk memberitahu orang tua si gadis bahwa akan ada
utusan pihak lelaki untuk menyampaikan hajat meminang. Pada
saat ini terjadi perundingan kedua belah pihak untuk
menentukan waktu yang tepat untuk meminang.
Pemberitahuan ini merupakan etika adat Melayu yang berguna
agar pihak perempuan dapat memberitahu sanak keluarga atau
kerabatnya untuk hadir dalam acara tersebut dan atau dengan
kata lain agar pihak perempuan “punya” persiapan untuk
menerima tamu yang akan datang. Secara umum tujuan
memberitahu ini adalah meluahkan apa yang tersirat di hati
untuk disampaikan kepada pihak perempuan.

4) Meminang
Sebelum proses meminang dilaksanakan, terlebih dahulu perlu
mempersiapkan se-tepak sirih lengkap, masing-masing
kelengkapan yang diletakkan di dalam tepak sirih juga
mengandung lambang tertentu. Adapun isi dari tepak sirih dan
perlambangan tersebut :
a. Buah pinang
Sebutir pinang yang telah diupas kulitnya dan diraci. Tidak
boleh dibelah dua (utuh). Dalam adat Melayu Tanjungpinang,
Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia, buah pinang
melambangkan keikhlasan dan ketulusan hati seseorang.
Lurusnya hati seumpama mempulur pinang. Buah tersebut
diletakkan di dalam cembul, yaitu tempat di dalam tepak sirih.
b. Kapur sirih
Kapur sirih berwarna putih melambangkan kebersihan dan
kesucian hati. Kapur ini juga diletakkan di dalam cembul.
c. Gambir
Melambangkan keberkatan dan obat penawar. Gambir juga
diletakkan di dalam cembul.
d. Tembakau

31
Tembakau diletakkan di dalam cembul, gunanya untuk
menyugi gigi sesudah memakan sirih. Tembakau
melambangkan kebersihan jasmani.
e. Daun sirih
Daun sirih melambangkan kebesaran, persaudaraan, dan
persatuan. Hal tersebut disebabkan sifat dari sirih yang mudah
tumbuh dan memiliki khasiat untuk mengobati beragam
penyakit. Daun sirih dari pihak laki-laki disusun dalam posisi
telungkup dalam jumlah ganjil. Daun sirih telungkup bermakna
rendah hati dan berserah diri. Lain halnya sirih dari pihak
perempuan yang disusun telentang. Hal ini melambangkan
penerimaan dan penyerahan diri. Daun sirih yang bertemu
ujung bermakna tercapainya kesepakatan di kedua belah pihak.
f. Kacip
Merupakan alat pembelah atau peracik buah pinang. Terbuat
dari besi. Selain untuk meracik juga digunakan untuk
mengupas kulit pinang. Kacip melambangkan se-iya se-kata,
kemufakatan bersama dalam keputusan yang baik.

Semua peralatan di atas disusun di dalam cembul tepak.


Penyusunan dimulai dari cembul kapur, cembul pinang, cembul
gambir, cembul tembakau, dan kacip di sebelahnya serta daun
sirih. Secara keseluruhan tepak sirih melambangkan
persaudaraan, keterbukaan, persatuan, dan kesatuan dalam
keutuhan saling melengkapi.

Persiapan selanjutnya, pihak laki-laki menunjuk orang yang di-


tuakan dan sangat faham dalam hal pinang meminang.
Biasanya orang tersebut juga memiliki pengaruh dalam
masyarakat, seperti; tok lebai, tok haji, tokoh adat, pemantun,
dan pak imam. Sebelum berangkat meminang, di rumah pihak
laki-laki diadakan pembacaan doa selamat dan hidangan.
Perundingan dalam acara pinang meminang ini selalu dibuka
dengan bait-bait pantun.

32
Disebabkan perubahan zaman, sekarang ini acara meminang
disejalankan dengan membawa tanda jadi (tanda pinangan). Hal
ini dikarenakan kedua calon pengantin sudah saling suka atau
saling kenal (berpacaran). Berbanding terbalik jika
dibandingkan dengan zaman dahulu, anak gadis dilarang keluar
rumah, apalagi berpacaran. Hal tersebut sudah barang tentu
menyebabkan laki-laki dan perempuan yang akan menikah
tidak saling kenal.
Begitu juga dengan halnya mengantar tanda (bertunangan). Di
zaman dahulu, acara ini tidak banyak diketahui orang, karena
sifatnya sangat rahasia dan tertutup. Acara mengantar tanda
dahulunya tidaklah merupakan suatu adat, ini disebabkan antara
kedua belah pihak tidak lama bertangguh tempo, sehingga
tidaklah perlu acara mengantar tanda dilaksanakan. Tidak
halnya dengan zaman sekarang, acara mengantar tanda telah
menjadi satu kebiasaan dalam masyarakat Melayu
Tanjungpinang. Hal ini disebabkan di antara kedua belah pihak
berjanji untuk melangsungkan pernikahan dalam waktu yang
lama, untuk itu perlu diberikan cincin sebagai tanda (tunangan).
Sewaktu mengantar tanda dibuat juga perjanjian antara kedua
belah pihak, perjanjian terbut berbunyi :
“… Jika pihak laki-laki mengingkar janji, maka tanda yang
telah diberikan menjadi milik perempuan, atau dengan istilah
lain “hangus”. Namun, jika pihak perempuan yang mengingkar
janji, maka harus mengganti dua kali lipat dari tanda yang
diberikan…”

5) Berjanji Waktu
Setelah pinangan diterima maka kedua belah pihak berunding
untuk menentukan hari pelaksanaan pernikahan yang tepat (hari
baik, bulan baik). Waktu yang lazim digunakan untuk
melaksanakan pernikahan tersebut adalah pada bulan Rabi’ul
Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadi Akhir, Sa’ban, dan

33
Zulhijah. Bulan yang jarang diambil untuk pelaksanaan
pernikahan adalah bulan Syafar dan Zulkaedah atau disebut
juga dengan nama bulan Apit, pada umumnya ada kepercayaan
dalam masyarakat, pada bulan apit ini banyak
mendatangkanmudaharat. Dalam memilih hari, yang dianggap
hari baik adalah hari senin, kamis, jum’at, sabtu, dan minggu.
Sedangkan hari selasa dan rabu dianggap juga mendatangkan
mudharat.
Maksud dan tujuan diadakan berjanji waktu ini adalah untuk
mencari hari baik dan bulan baik agar pasangan yang menikah
nanti mendapatkan hal yang baik-baik dan terhindar dari
kemudharatan.

6) Mengantar Belanja
Mengantar tanda bermaksud menunjukkan rasa tanggung jawab
dari pihak laki-laki untuk mempersunting gadis idamannya.
Pada hakekatnya mengantar belanja mencerminkan rasa senasib
sepenanggungan, se-aib se-malu, yang berat sama dipikul, yang
ringan sama dijinjing. Dalam ungkapan Melayu disebutkan :
Adat orang mengantar belanja
Tanda beban sama dipikul
Tanda hutang sama dibayar
Tanda adat sama diisi
Tanda lembaga sama dituang
Antar belanja bukan bersifat jual beli atau menghitung untung
rugi, tetapi sepenuhnya mengacu pada nilai kekeluargaan dan
kekerabatan, seperti dalam ungkapan sebagai berikut ;
Yang lebih tambah menambah
Yang kurang isi mengisi
Yang berat sama dipikul
Yang ringan sama dijinjing
Yang pahit sama dirasa
Yang manis sama dicecah

34
Adat Melayu melarang serta memantangkan tawar menawar
dalam menentukan besar kecilnya hantaran. Dalam
memberikan hantaran terbagi atas dua cara, yaitu ; (i) Hantaran
tidak sama naik, dan (ii) Hantaran sama naik.
Hantaran tidak sama naik maksudnya, uang hantaran (uang
hangus) dihantarkan jauh-jauh hari sebelum acara pernikahan
dilaksanakan. Sedangkan uang hantaran sama naik bermaksud,
uang hantaran diberikan pihak laki-laki sewaktu pelaksanaan
pernikahan. Jumlah uang hantaran tidak menjadi konsumsi
umum, yang mengetahui besaran uang hantaran yang diberikan
hanya keluarga dan kerabat dekat pengantin saja.

7) Ajak Mengajak
Prosesi ini dilakukan untuk meminta pertolongan kerabat,
sekaligus memberi kabar baik pada sanak saudara, kaum
kerabat, dan tetangga terdekat yang secara khusus diminta
datang untuk menolong mempersiapkan acara. Prosesi ini
dilakukan sekurang-kurangnya tiga hari sebelum acara
gantung-gantung. Maksud dan tujuan mengajak adalah untuk
membantu bergotong royong membuat bangsal, tempat
berkhatam – berzanzi, mencari kayu api, dan segala hal yang
perlu disiapkan.

8) Beganjal
Sama istilah dengan gotong royong. Pekerjaan yang
digotongrotongkan antara lain; mengambil kayu untuk
membangun bangsal (rumah perlengkapan dan masak);
meminjam barang pecah belah; mengupas kelapa, dan lain-lain.
Dengan perkembangan zaman, adat beganjal ini sudah jarang
ditemukan. Apatah lagi pelaksnaan pernikahan tidak
dilaksanakan di rumah, dan tuan rumah tidak juga masak
melainkan menyewa jasa tukang masak (catering).

35
9) Betanggas
Manfaat bertanggas adalah untuk mengeluarkan serta
menghilangkan bau keringat serta untuk mengharumkan dan
menyegarkan badan calon pengantin perempuan. Peralatan dan
bahan-bahan yang diperlukan; (a) satu buah bangku, (b) tepak
bara lengkap, (c) setanggi, serai wangi, kayu cendana, gaharu,
(d) air panas, dan (e) tikar.
Cara bertanggas dimulai dengan mendudukkan calon pengantin
(perempuan) di atas bangku, pengantin duduk tanpa baju.
Dibawah bangku diletakkan tepak bara dan ramuan, kemudian
calon pengantin ditutup dengan kain sebatas leher. Mengenai
lamanya calon pengantin berada di dalam kain tersebut, tidak
ditentukan secara pasti.
Setelah bertanggas selesai, dilanjutkan dengan belangi. Bahan-
bahan untuk belangi, antara lain; (a) beras kunyit, (b) daun
kemuning, (c) bedak sejuk, dan (d) air limau purut.
Pengantin zaman sekarang lebih senang menempuh jalur
praktis untuk bertanggas dan belangi ini. Mereka lebih suka ke
Salon karena dianggap lebih praktis, efektif, dan efisien.

10) Gantung-gantung
Mengagantung adalah prosesi serangkaian acara
penggantungan. Yang digantung terlebih dahulu adalah tabir.
Prosesi penggantunga diawali dengan doa selamat, agar apa
yang dilakukan mendapat ridha dari Allah. Kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan yang lain, seperti perakne, dan
pelaminan.

11) Berandam
Berandam pada hakikatnya adalah membersihkan lahiriah
untuk menuju kebersihan batiniah. Berandam dilakukan oleh
tukang andam. Di Tanjungpinang tukang andam tidak hanya
dari kaum perempuan, namun ada juga tukang andam laki-laki.
Orang-orang yang menjadi tukang andam umumnya

36
mempunyai kepandaian yang dipusakai secara turun temurun,
atau bisa juga darimenuntut dengan tukang andam terdahulu.
Ungkapan adat dalam berandam :
Adat berandam disebut orang
Membuang segala yang kotor
Membuang segala yang buruk
Membuang segala yang sial
Membuang segala pemali
Membuang segala pembenci
Agar seri naik ke muka
Agar tuah naik ke kepala
Agar cahaya melekat di dada.

Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan untuk berandam,


serta perlambang yang terkandung di dalamnya :
1. tempat duduk calon pengantin, pondasi kehidupan
2. kain songket atau sejenisnya, menghimpun yang berserak
dan menampung segala permasalahan yang lalu, sekarang, dan
masa depan.
3. kain putih, ketulusan, kesucian, dan kebersihan hati.
4. lilin berkaki, penerang hati
5. pisau lipat, gunting, dan sikat, pembersih jasmani maupun
rohani
6. benaang tukal, mempererat silaturahmi
7. beras kunyit, beretih padi dan beras basuh, tepuk tepung
tawar, pemberkah hidup.
8. kelapa yang dibuang kulit, kesuburan dan cita-cita
9. padi, rezeki
10. talam tembaga yang berkaki, keutuhan rumah tangga
11. seperangkat alat belangi, penegap semangat hidup.
12. tepak bara, rasa cinta sesama.
13. air limau purut, pembuang kotoran hati
14. penepuk tepung tawar, ucapan tahniah.

37
Pelaksanaan berandam dimulai dengan mendudukkan calon
pengantin pada alas tempat duduk yang dibuat dari kain
songket atau sejenisnya yang dilipat sebesar ukuran pengantin
bersila. Calon pengantin perempuan memakai kain sarung
pelekat atau sejenisnya serta tidak memakai baju (berkemban).
Selanjutnya barulah tepak bara dihidupkan, lilin dinyalakan dan
semua peralatan berandam diletakkan di hadapan calon
pengantin yang akan diandam.
Untuk langkah awalnya mak andam memulaikannya dengan
menabur beras kunyit, di pakai kain putih, di tepuk tepung
tawar untuk 3 orang ( keluarga terdekat membaca doa
selamat ). Leher dikalungkan dengan benang tukal, yang
dilanjutkan dengan mencukur rambut/bulu diatas kening
(dahi).kedua pelipis dan bulu roma , mulai dari wajah , tangan
hingga kaki ( bulu di daerah sendi-sendi ) setelah itu
keseluruhan badan yang di anggap perlu. Kemudian dilanjutkan
dengan memperelok alis mata , kumis dan ada juga yang
sampai mengasah atau membersihkan gigi calon pengantin.
Apabila telah selesai pelaksanaannya, kain pengalas tempat
duduk, bulu dan roma yang jatuh dikumpul dan dibungkus serta
diserahkan kepada masing-masing pihak calon pengantin.
Setelah itu barulah calon pengantin didudukan di kursi dan mak
andam pun mulailah melakukan meremas rambut dengan air
limau purut dan berlangi. Hal ini berujuan agar kotoran di
seluruh badan menjadi bersih dan badan berbau harum. Setelah
beberapa menit kemudian lalu dibilas dengan air bersih dan
diteruskan dengan mandi biasa. Setelah kegiatan itu calon
pengantin dipakaikan baju kurung lengkap seperti sebelum
berandam.
Kebiasaan yang tidak pernah dilupakan mak andam sewaktu
akan mulai pencukuran/menggunting rambut ialah membaca
mantra/jampi-jampi. Setiap mak andam memunyai
mantra/jampinya masing-masing. Diantara jampi-jampi
tersebut ada yang bunyinya sebagai berikut :

38
Bismillahirahmanirrahim
Limau manis limau setawa
Bedak langir pembuang sial
Aku mencukur kaki rambut si dare
Bertambah cantek sri naek muke
Ku semangat , ….
Cantik mulai hendak dipakai
Cantik molek dipandang mate
Berkat aku yang memakaikan sri muke,
kasihlah orang melihatnye
Berkat doa laillahaillallah… “

Kalau calon pengantin perempuan lagi berhalangan, rambut


yang dicukur dikumpulkan dulu, kemudian harus dimandikan
bersama-sama di saat calon pengantin mandi hadas besar.

12) Berinai Kecil


Berinai kecil disebut juga dengan curi inai. Berinai kecil
maksudnya adalah menginai calon pengantin laki-laki dan
perempuan sebelum waktu diinaikan. Sedangkan waktu berinai
yang sebenarnya adalah setelah acara tepuk tepung tawar
dilaksanakan. Oleh karena itu hal semacam ini disebut dengan
curi inai atau inai curi ( inai sendi ).
Biasanya pelaksanaan berinai kecil dilakukan sehari sebelum
prosesi akad nikah. Pelaksanaannya dilakukan oleh satu orang
atau beberapa orang saudara mara calon pengantin baik laki-
laki maupun perempuan.
Maksud berinai kecil ( inai curi atau inai sendi ) adalah sebagai
pertanda bahwa calon penganti telah siap memasuki gerbang
pernikahan dan karena itulah yang diinai hanya pada ujung jari
jemari saja dan tidak sampai pada telapak tangan dan telapak
kaki.
Inai yang akan digunakan calon pengantin laki-laki diantar dari

39
rumah calon pengantin perempuan, biasanya diambil sedikit
saja karena inai tersebut akan dipersiapkan pada acara berinai
besar.

13) Serah Terima Hantaran


Serah terima hantaran adalah penyerahan mahar mas kawin dari
pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang kemudian
dilanjutkan dengan acara ijab kabul atau akad nikah. Ijab kabul
merupakan acara yang paling dinantikan dan merupakan acara
puncak dari segala prosesi pernikahan. Acara ini terkesan
sakral.
Dalam ungkapan adat Melayu dikatakan :
Seutama-utama upacara pernikahan ialah ijab kabulnya
Di situlah ijab disampaikan
Disitulah kabul dilahirkan
Disitulahsyara ditegakkan
Disitulah adat didirikan
Disitulah janji dibubul
Disitulah simpul dimatikan
Tanda sah bersuami isteri
Tanda halal hidup serumah
Tanda bersatu tali darah
Tanda terwujud sunnah nabi

Alat yang disediakan untuk melangsungkan aakd nikah antara


lain :
• Tepak sirih
• Sirih nikah yang diletakkan dalam senjong besar
• Sirih puan yang diletakkan dalam senjong kecil
• Tikar niah
• Lilin berkaki
• Tempat bara / cungap dari kuningan
• Bunga rampai dalam dulang perak / tembaga

40
Sebelum mempelai laki-laki menuju ke rumah mempelai
perempuan terlebih dahulu diadakan doa selamat dengan
maksud agar seluruh prosesi yang akan dijalani mendapat
kemudahan. Selesai membaca doa, dilanjutkan dengan
menyantap hidangan se-adanya, langsung masuk dalam proses
perjalanan menuju ke rumah mempelai perempuan dengan
melalui tahapan :
1) utusan pihak perempuan mengantar seperangkat pakaian
untuk menikah, biasanya baju kurung degan songkok berhias.
Sedangkan alas kaki memakai sendal capal. Pihak perempuan
memakai baju kurung dan tudung manto. Sebelum mengenakan
baju, mempelai wajib mengambil wudhu.
2) Sebelum pengantin turun dari rumah terlebih dahulu
dibacakan doa selamat.
3) Calon pengantin bersalam dengan orang tua dan beberapa
kerabat keluarga yang hadir.
4) Calon pengantin turun dari rumah, diawali dengan
pembacaan salawat nabi sebanyak tiga kali.
5) Mak inang menaburkan beras kunyit bercampur uang logam.
6) Susun urut barisan pengiring pengantin laki-laki :
a. Barisan depan terdiri dari beberapa orang perempuan atau
barisan ini disebut juga barisan pengiring.
b. Barisan pembawa hantaran
i. Pembawa tepak sirih
ii. Pembawa mas kawin
iii. Pembawa bunga rampai
iv. Dikuti pembawa pengiring tambahan (kue, buah, alat sholat,
kosmetik, dll)
c. Mempelai laki-laki yang diapit oleh gading kiri dan gading
kanan (pengapit).
d. Rombongan pengiring laki-laki
7) Sampai di halaman rumah mempelai perempuan, mak inang
kembali menaburkan beras kunyit bercampur uang logam

41
8) Rombongan dipersilahkan masuk, dan pengantin laki-laki
dipersilakan duduk. Pada saat pengantin duduk, tidak boleh
“terduduk” dan tikar alas nikah tidak boleh terlipat.
9) Acara serah terima hantaran dimulai dengan penyerahan
tepak sirih dilanjutkan dengan seluruh hantaran yang dibawa.
10) Barang hantaran yang telah diterima dibawa masuk ke
dalam kamar pengantin.
11) Sebelum akad nikah dimulai, tok kadi mencari dua orang
saksi, satu orang merupakan saksi wakil pihak perempuan, satu
orang lagi merupakan saksi wakil dari pihak laki-laki.
12) Melangsungkan Akad nikah

14) Akad nikah


Dalam prosesi ini terbagi menjadi dua jenis tahapan, yaitu (1)
Tahapan satu kali pengantin naik ke rumah pengantin
perempuan, dan (2) tahapan pengantin laki-laki naik dua kali ke
rumah pengantin perempuan.
 tahapan satu kali pengantin laki-laki naik ke rumah
perempuan
– khatam Al-Quran
– Serah terima hantaran dan mahar
– Akad nikah
– Tepuk tepung tawar dan Berinai besar
– Bersanding dan bersatu

Maksud dari pengantin laki-laki naik satu kali ke rumah


perempuan adalah apabila selesai tahapan mulai dari khatam al
quran hingga tepuk tepung tawar, pengantin laki-laki tidak
dibawa pulang akan tetapi langsung disandingkan dan bersatu.
Jika yang mempunyai hajat cara seperti tersebut di atas, maka
malam berinai kecil dijadikan malam berinai penuh, dan acara
menghadang pintu dengan tali lawe juga tidak ada.
Biasanya tahap satu kali pengantin laki-laki naik ke rumah
perempuan ini diadakan karena rumah pengantin laki-laki

42
sangat jauh, sehingga tidak memungkinkan untuk kembali ke
rumah.
 tahapan dua kali pengantin laki-laki naik ke rumah
perempuan
– penyerahan hantaran dan mahar
– ijab kabul akad nikah
– tepuk tepung tawar dan berinai besar
– khatam al quran
– bersanding dan bersatu

Tahapan ini berbeda dengan tahapan yang sudah dipaparkan di


atas. Pada tahapan ini setelah pengantin di tepuk tepung tawari,
pengantin laki-laki dibawa pulang ke rumah terlebih dahulu.
Setelah pengantin laki-laki kembali kerumah, pihak perempuan
mengadakan acara khtaman dan juga diselingi dengan berzanzi
atau hadrah. setelah itu barulah pengantin laki-laki datang
kembali, acara dilanjutkan dengan bersanding dan tepuk tepung
tawar. Pada masa pengantin laki-laki kembali untuk yang kedua
kalinya inilah terdapat acara menghaddang pintu dan buka
kipas.

15) Berinai Besar dan Tepuk Tepung Tawar


Berinai besar adalah upacara berinai yang dilakukan diatas
peterakne. Tahap pelaksanaan berinai besar dan tepuk tepung
tawar dimulai dengan mempelai laki laki didudukkan diatas
peterakne yang dipandu oleh mak inang. Caranya yaitu
pengantin laki laki duduk pada posisi bersila, di atas paha
mempelai laki laki diletakkan bantal susu ari sebagai pengalas
tangan dengan posisi tangan telungkup. Barulah
pelaksanaannya dimulai, yang didahulukan adalah unsur
keluarga, tokoh agama dan adat sebanyak 3-7 orang ( jumlah
ganjil ) dan begitu juga untuk mempelai perempuan.
Setelah selesai mempelai laki laki barulah mempelai

43
perempuan didudukan di ataspeterakne dengan posisi duduk
bersimpuh dan bantal susu ari diletakkan di atas pahanya,
telapak tangan ditelentangkan diatas bantal susu ari diletakkan
diatas bantal susu ari. Pelaksanaannya dimulai oleh keluarga
tertua , tokoh agama dan adat yang (berjumlah 3 s.d 7 orang
perempuan berjumlah ganjil , jika 7 orang diambil wakil dari
pihak laki laki 3 orang dan pihak perempuan 3 orang serta satu
orang tok lebai/Ka. Kua sekaligus untuk membaca doa).
Mempelai yang akan didudukkan pada peterakne terlebih
dahulu pengantin laki laki, setelah selesai dan dikembalikan
ketempat semula (duduk disamping peterakne) ,barulah
digantikan dengan mempelai perempuan hingga selesai . saat
pengantin laki laki tepuk tepung tawar, pengantin perempuan
berada dibelakang pelamin/dalam bilik) .
Didalam ungkapan adat Melayu dikatakan :
Yang disebut tepuk tepung tawar
Menawar segala yang berbisa
Menolak segala yang menganiaya
Menjauhkan segala yang menggila
Meninding segala yang menggoda
Menepis segala yang berbahaya

Selain ungkapan tersebut ada juga ungkapan lain :


Didalam tepuk tepung tawar
Terkandung segala restu
Terhimpun segala doa
Terpatri segala harap
Tertuang segala kasih sayang

Setelah selesai tepuk tepung tawar, lalu orang yang menepuk


tepung tawar mengambil sedikit inai langsung mencolet pada
telapak pengantin, begitulah seterusnya. Apabila selesai si
penepuk melakukan tepuk tepung tawar maka mak inang
memberi berekat yang telah berisi wajik didadalam

44
gelas/sejenisnya, dengan setangkai bunga yang terpasang pada
secelis bambu (buluh) yang telah diraut dan ditusuk pada
sebutir telur merah yang dibuat sedemikian rupa.
Acara tepuk tepung tawar pada pelaksanaannya ada yang
dilaksanakan dengan cara duduk satu-satu (pengantin laki-laki
dan perempuan terpisah), dan ada pula kedua mempelai duduk
berdua sekaligus. Pelaksanaan duduk satu-satu dengan
partimbangan bahwa kedua pengantin belum melakukan mahar
batin dan akan melaksanakan tebus kipas. Sedangkan tepuk
tepung tawar duduk berdua dapat dilakukan dengan
partimbangan kedua mempelai sudah menikah.

Bahan-bahan yang digunakan pada prosesi tepuk tepung tawar


terdiri dari :
a. Beras kunyit, yaitu beras yang diaduk dengan kunyit yang
sudah dihaluskan
b. Beras basuh, yaitu beras yang direndam dan atau dicuci
dengan air biasa.
c. Beretih, yaitu padi yang dugonseng (digoreng tanpa
menggunakan minyak goreng)
d. Air tepung tawar, yaitu air yang diadu dengan beras giling
e. Perenjis (alat untuk merenjis) merepukan gabungan atau
ikatan dari beberapa jenis daun yang berjumlah ganjil (5—7)
helai.
f. Embat-embat, yang berisikan air wewangian

Tata cara menepuk tepuk tawar :


1. Ambil “sejemput” beras kunyit[i], beras putih, dan beretih
lalu taburkan melewati atas kepala, ke bahu kanan dan bahu
kiri pengantin. Pada saat menaburkan, lafaskan salawat nabi 1
kali.
2. Mencecahkan daun perenjis ke dalam air tepung tawar, lalu
direnjiskan di atas dahi, bahu kanan dan kiri, lalu belakang

45
telapak kedua tangan (posisi tangan pengantin harus
telungkup). Untuk merenjis digambarkan dalam bentuk lam alif
yang bermakana Allah Berkehendak.

Mengambil sebutir telur, lalu meutari telur di muka pengantin.


Setelah itu telur tersebut diletakkan di tempat semula.
4. Mengambil sejemput inai lalu dioleskan di telapak tangan
kanan dan kiri.
5. Setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepuk tepung
tawar selessai, acara ditutup dengan doa selamat. Jumlah
penepuk tepuk tawar adalah bilangan ganjil, dimulai dari
3,5,7,9, dan 13.

Makna tepuk tepung tawar :


1. Beras kunyit, beras basuh, dan beretih yang dihamburkan
bermakana ucapan selamat dan turut bergembira.
2. Merenjis kening bermakna berfikirlah sebelum bartindak
atau teruslah menggunakan akal yang sehat.
3. Merenjis di bau kanan dan kiri bermakna haru siap memikul
beban dengan penuh rasa tanggung jawab.
4. Merenjis punggung tangan bermakna jangan pernah putus
asa dalam mencari rezeki, selalu dan terus berusaha.dalam
menjalani kehidupan
5. Mengalin telur bermakna pengharapan untuk dapat
melahirkan keturuanan yang saleh dan ketulusan hati yang
sakinah, mawaddah, dan warrahmah.
6. Menginai telapak tangan bermakna penanda bahwa
mempelai sudah berakad nikah. Dalam konsekuensinya
penyadaran bahwa “sekarang” sudah tidak bujang atau dara lagi
(sudah ada pendamping).
Doa selamat di penutup acara bermakna pengharapan apa yang
dilakukan mendapat berkah dan ridho dari Allah Swt.

46
16) Berarak
Merupakan kegiatan mengantar pengantin laki-laki ke rumah
pengantin perempuan. Pada saat berarak pengantin laki-laki
diusung, atau bisa juga berjalan kaki. Iringan pengantin disertai
bunyi kompang dan rebana di sepanjang perjalanan. Ketika
sampai di depan rumah pengantin perempuan, rombongan
disambut dengan pencak silat, lalu silat tersebut “disambut”
dari pihak laki-laki.
Setelah bersilat, rombongan pengantin laki-laki tersebut tidak
serta merta melenggang ke dalam rumah. Mereka dihadang di
pintu masuk dengan tali lawe (biasanya digunakan kain panjang
yang direntang sebagai penghalang). Untuk membuka tali lawe,
selalu diikuti dengan berbalas pantun dan tebus uang pintu.
Uang tebusan ini sepenuhnya milik orang yang menjaga tali.
Jumlah tebusan tidak ditentukan secara pasti, mengikut
kesepakatan dari dua belah pihak saja.
Setelah tebusan disetujui, maka tali penghadang akan dibuka,
selanjutnya iring-iringan pengantin laki-laki dipersilakan
masuk. Di depan pintu beberapa perempuan sudah menunggu
untuk menaburkan beras kunyit yang bercampur dengan uang
logam. Rombongan terus berjalan menuju peterakne.

Baik lah teman”,,semoga apa yang saya pos kan ini bisa
bermanfaat untuk teman” semua dan semoga bisa menambah
pengetahuan kita bersaama.dan tak kalah penting nya semoga
dengan membaca pos ini kita bisa sama” menjaga budaya yang
telah di warisi oleh leluhur kita yang terdahulu.

Adat Istiadat Perkawinan Melayu -


Akad Nikah
47
Riau Berbagi - Acara akad nikah merupakan puncak dari
segala rangkaian upacara perkawinan. Sah atau tidaknya
perkawinan ditentukan oleh akad nikah, sedangkan acara
lainnya hanya sebagai pelengkap yang diatur oleh adat istiadat.

Acara akad nikah adalah untuk mengesahkan perkawinan baik


menurut agama maupun adat. Sedangkan acara akad nikah
lazimnya dilaksanakan di rumah calon pengantin perempuan
pada malam hari.

Tetapi pada masa sekarang, acara akad nikah sering


dilaksanakan pagi hari sejalan dengan hari persandingan atau
hari pesta perkawinan. Oleh masyarakat Melayu Riau, acara
akad nikah lazim juga disebut dengan acara “turun nikah”.

Disebut demikian, karena calon pengantin laki-laki turun dari


rumahnya untuk menikah ke rumah calon pengantin
perempuan.

Sebelum berangkat ke rumah calon pengantin perempuan, di


rumah calon pengantin laki-laki diadakan acara kenduri yang
dihadiri oleh keluarga dan tetangga terdekat saja. Kenduri ini
sebagai do’a selamat supaya Allah SWT memberikan
keselamatan atas calon pengantin dan keluarganya.
48
Disamping itu juga sebagai do’a restu orang tua beserta seluruh
keluarga, handai taulan terhadap calon pengantin laki-laki
supaya acara akad nikah berjalan dengan lancar.

Setelah pembacaan do’a selesai, dilanjutkan dengan makan


bersama berupa makanan ringan yang dalam bahasa Melayu
Riau disebut “pengalas perut” atau pengganjal perut.

Sajian ini berupa : roti jala, roti perata atau roti canai yang
kesemuanya ini dinamakan dengan lauk masak kari ayam,
daging kambing, udang atau ikan. Selain itu sebagai “pencuci
mulut” yaitu sejenis makanan yang dimakan setelah makan
makanan yang pedas seperti : buah-buahan, kue-mue manis.
Buah-buahan yang menjadi pencuci mulut antara lain pisang
dan semangka, pencuci mulut berupa kue-mue manis seperti
anta-kesuma (hantu kesuma), dodol, kole-kole, dan wajik.

Apabila para utusan atau penyongsong menyatakan siap, maka


calon pengantin laki-laki melakukan “sembah” kepada kedua
orang ibu bapaknya untuk minta ampun atas segala dosanya
serta minta do’a restu kepada seluruh kerabatnya.

Selanjutnya orang tua calon pengantin laki-laki menyerahkan


anaknya kepada orang kepercayaannya sebagai wakilnya yang
akan memimpin serta mengantarkan ke rumah calon pengantin
perempuan untuk dinikahkan.

Keberangkatan calon pengantin laki-laki menuju rumah menuju


rumah calon pengantin perempuan ditandai dengan “shalawat
nabi” dengan membawa sirih nikah, bunga rampai, mas kawin
(mahar) dan barang-barang “serba satu” serta lengkap dengan
kapur sirih, gambir, pinang dan tembakau.

49
Posisi sirih disusun telungkup. Sedangkan serba satu adalah
berupa seperangkat pakaian seperti baju, kain (sarung), dan
sandal.

Di rumah calon pengantin perempuan, calon pengantin laki-laki


disambut dengan bunyi-bunyian kompang dan ditabur dengan
beras kunyit sebelum masuk rumah, tepatnya di muka pintu
rumah. Bunyi-bunyian kompang ini berfungsi sebagai
penghibur kedua calon pengantin serta para undangan.
Sedangkan tabur beras kunyit fungsinya sebagai do’a restu.

Selanjutnya calon pengantin laki-laki didudukkan di atas tikar


nikah dengan gading-gading pengiringnya yang duduk di
sebelah kiri dan kanan. Tikar nikah terbuat dari lapisan kain
“plekat” dan dibungkus dengan kain songket atau kain-kain
yang bercorak gemerlap.

Setelah calon pengantin laki-laki duduk dengan tenang, acara


pernikahan dimulai dengan dengan “penyerahan” calon
pengantin laki-laki kepada keluarga calon pengantin perempuan
untuk dinikahkan.

Sementara itu, calon pengantin perempuan berada dalam bilik


pengantin. Serah terima ini dimulai dengan ucapan salam dari
ketua rombongan kedua belah pihak dengan berpantun-pantun.

Berikut ini hendak digambarkan menurut


yang patut berkenaan acara tersebut dalam
percakapan antara kedua orang yang
menjadi wakil dalam acara tersebut.

01. Wakil lelaki :


50
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Kami ucapkan salam kepade tuan dan puan sekalian, kami
datang dengan membawe pesan untuk bertemu keluarge
budiman...

02. Wakil perempuan :

Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh...


Kami balas atas salam yang disampaikan, akan kedatangan
tuan-tuan dan puan-puan, kami sambut dengan hati terbuke dan
kesenangan.

03. Wakil lelaki :

Banyak yang lahir perempuan,


Diberikan name Seri Melati,
Saye menghadap kepade tuan.
Sebagai wakil pihak lelaki.
Tinggi pokok si asam paye,
Batang berduri jangan dipanjat.
Kalau boleh saye bertanye,
Pade siape menyampaikan hajat?

04. Wakil perempuan :

Kalau tuan ke negeri Arab,


Berjumpe tuan orang Serani.
Pertanyean tuan kami jawab,
Saye wakil pihak di sini.

Penjelasan :
51
Setelah diketahui siapa teman bercakap, maka wakil ahli bait
calonpengantin lelaki menyerahkan tepak sirih untuk dicicipi
sebagai pertanda upacara serah terima dimulai. Diperkatakan
pula dengan pantun...

05. Wakil lelaki :

Pergi belanje dengan perahu,


Hendak membeli sekati gule.
Wakil di sini sudahlah tahu,
Sirih dihidangkan tande bermule.

06. Wakil perempuan :

(Sambil mencicipi sirih, iapun berpantun)


Kalau menangkap ikan aruan,
Pakailah joran sebatang lidi.
Sungguh sedap sirihnye tuan,
Rasekan pule sirih di sini.

07. Wakil lelaki :

Tinggi menjulang getah sadap,


Pokoknye tue jangan dipanjat.
Sirih tuan tak kalah sedap,
Mulailah saye menyampaikan hajat.

Penjelasan :
Setelah menyampaikan salam takzim dan pesan dari pihak
kedua orang tua calon pengantin lelaki dan keluarganya, karena
sesuatu hal tidak dapat datang dan mewakilkan kepadanya;

menurut yang sudah menjadi adat, orang tua dan saudara


52
kandung calon pengantin lelaki tiada diperkenankan hadir
dalam acara pernikahan tersebut, bersebab akan mendatangkan
aib bagi keluarga.

Maka selanjutnya wakil pihak lelaki itu menyampaikan maksud


dan tujuan kedatangannya beserta rombongan melalui pantun
sebagai berikut...

08. Wakil lelaki :


Bukan petang sebarang petang,
Di waktu orang mengibar panji.
Bukan datang sebarang datang,
Datang hendak menepati janji.

Penjelasan :
Maka si pihak lelaki menyerahkan satu persatu barang iring-
iringan dengan diiringi pantun, yang kemudian diterima oleh
pihak perempuan.

09. Wakil lelaki :


Kalau memancing ikan gelame,
Pakailah umpan si anak bilis.
Bunge rampai iringan pertame,
Buat penyeri seluruh majelis.
Baju kebaye berselendang kain,
Kain merah berwarne sage.
Yang kedua berupe mas kawin,
Sudah menjadi sepakat keluarge.
Yang mane satu si kue putu,
Bahan terbuat tepung pulut.
Yang ketige pule serba satu,
Berupe seperangkat pakai patut.

53
Kalau tuan berkarang lokan,
Dimasak lokan berkuah kari.
Kue-mue kami sertekan,
Buat santapan keluarge puteri.
Siramkan pokok bunge melati,
Melati buat penghias siput.
Buah-buahan tidak sepeti,
Sekedar buat pencuci mulut.

Penjelasan :
Dalam pantun di atas terdapat perkataan “seperangkat pakai
patut”, yang dimaksudkan adalah pakaian yang layak dipakai.
Sedangkan kata-kata “penghias siput” maksudnya bentuk
sanggul perempuan, yaitu sanggul siput.

Jika seandainya di dalam acara nikah kawin tersebut, ada adat


“melangkah batang”, yaitu kakak perempuan dari calon
pengantin perempuan yang belum menikah, maka diserahkan
barang antaran berupa sepersalinan pakaian untuk kakak
kandung calon pengantin perempuan.

Hal yang sedemikian tiada pula berlaku bagi si abang dari calon
pengantin perempuan. Dalam hal ini ada pula pantunnya...

10. Wakil lelaki :

Dari jauh kami lambaikan,


Supaye tuan sudilah datang.
Tak lupe kami bawekan,
Seperangkat pelangkah batang.
Biduan bermadah di malam sepi,
Lagu nyanyian dendang merawan.

54
Diserahkan sudah pengantin lelaki,
Tolong nikahkan, tolong kawinkan.

11. Wakil perempuan :

Cincin bermate batu delime,


Itulah tande hiasan kasih.
Barang sudahpun kami terime,
Tiadelah kurang tidaklah lebih.
Hendak menyusun sekapur sirih,
Sirih di susun di dalam tepak.
Kami mengucapkan terime kasih,
Serahkan kepade yang berhak.
Hendak meraut sebatang lidi,
Lidi pembuat anyaman lukah.
Pengantin diserahkan pade Tok Kadi,
Untuk melangsungkan akad nikah.
Menebang kayu membuat galah,
Galah pembuat si tupai-tupai.
Syukur kite kepade Allah,
Karene tugas sudahpun selesai.

Penjelasan :
Yang dimaksud dengan “tupai-tupai” adalah bagian dari
bangunan atap rumah yang berfungsi sebagai penopang atap.

Kembali pada acara tersebut. Setelah semuanya barang


hantaran kecuali tepak sirih dan mas kawin, semuanya
disimpan ke dalam bilik calon pengantin perempuan.

Kemudian Wali Hakim, wakil calon pengantin perempuan dan


55
dua orang saksi mengambil tempat yang telah ditentukan. Wali
Hakim dan wakil calon pengantin perempuan duduk di depan
calon pengantin laki-laki, sedangkan kedua orang saksi duduk
di kiri-kanan calon pengantin perempuan.

Yang sepatutnya menjadi wali kepada calon pengantin


perempuan adalah ayah kandung. Apabila orang tua kandung
(ayah) sudah tiada atau meninggal dunia, bolehlah wali diganti
dengan saudara kandung laki-laki dari calon pengantin
perempuan.

Apabila calon pengantin perempuan tidak mempunyai saudara


kandung laki-laki, maka yang bertindak sebagai wali adalah
saudara kandung laki-laki ayahnya. Orang yang berhak
menikahkan calon pengantin perempuan adalah para wali calon
pengantin perempuan dan wali hakim.

Biasanya pula sebelum acara dimulai terlebih dahulu seorang


pembawa acara akan membuka dengan “ura-ura” atau
permulaan mukaddimah sebelum masuk ke acara nikah. Maka
perkataan itu antara lain sebagai berikut :

12. Pembawa acara :

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin
Ash sholatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya i wal mursalin
Wa’ala ‘alihi wa ashhabihi ajmain...

Tuan-tuan, puan-puan, ncik-ncik, handai taulan, sanak saudare,


baik yang jauh maupun dekat.
Yang kecik tiade disebutkan name,
Yang besar tiade pule disebutkan gelar,

56
Yang berpangkat tidak disebut jabatannye.
Seraye bersyukur kepade Allah SWT.

Kecik telapak tangan, nyiru ditadahkan,


Putihnye kapas dapat terlihat, putih hati berkeadean,
Begitu besar kegembirean hati,
Dan berterime kasih kepade tuan-tuan, puan-puan,
ncik-ncik sekaliannye atas kehadirannye
dalam memenuhi undangan dan jemputan kami.

Besar langsat di tepi busut,


Besar tak muat dalam peti.
Besar sungguh hajat menjemput,
Besarlah niat di dalam hati.
Nak dare cantik pakai kerudung,
Serasi pule dengan pakaian.
Lame sudah hajat di kandung,
Baru kini dapat kesampaian.
Sabar sudah berdundang ke langit
Berite sudah merebak ke bumi

Insya Allah sebentar lagi kami akan menikahkan puteri kami


yan bername .................... dengan anaknde kite yang
bername ..................

Jike terdaoat salah dengan silih


Entah tersalah letak denga tegak
Entah duduk yang tidak nyaman
Entah kelak makan yang tidak berdecas
Entah tegur sape kami yang kurang berkenan
Sehinggelah tiade pule menutup sebarang kelemahan
Tetapi, kesemuenye ini diluar kehendak kami
Tiade lain juge yang hendak dipeinte
57
Uluran tangan dan kasih sayang yang dipinte
Mohon maaf dan ampun atas segalenye.

Alhamdulillah...
Adat tepian berbahase
Cukup bercakap sudah terjawab
Ibarat gendang sudah bertingkah
Barang antaran sudah diterime
Kecik telapak tangan, nyiru kami tadahkan
Terime kasih daun keladi
Kalau nak beri tambahlah lagi...

Make sekarang ini


Putus kate dengan mufakat
Marilah kite menyaksikan upacare ijab-kabul
Untuk mendapatkan rahmat Illahi
Kite awali dengan pembacean qalam Illahi.

Penjelasan :
Kemudian dilakukan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Setelah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, acara dilanjutkan
kembali dengan ....

13. Pembawa acara :

Malam hari ke Pulau Rupat,


Membawe suluh mencari ikan.
Qalam Illahi membawe berkat,
Kite jadikan suluh-pedoman.

Tuan-tuan, puan-puan, ncik-ncik sekaliannye,


Sekarang sampailah masenye akad nikah atau ijab-kabul, yang
akan dilafaskan oleh orang tue calon pengantin perempuan...

58
14. Orang tua calon pengantin perempuan :

“Aku nikahkan dan aku kawinkan engkau .......... bin ..........


dengan ........... anak kandungku dengan emas
kawinnya ......................, dibayar tunai”

15. Calon pengantin lelaki :

“Aku terime nikahnye ............. binti .............. anak kandung


ayah (bapak) dengan mas kawinnye .............................., dibayar
tunai”

selesai pengucapan ijab-kabul atau akad nikah, maka wali


hakim menanyakan keabsahan akad nikah kepada kedua orang
saksi. Pengucapan tersebut biasanya sampai berulang kali dan
paling sedikitnya dua kali walaupun pengucapan yang pertama
sudah benar.

Jika kedua saksi menyatakan bahwa akad nikah adalah “syah”,


maka syah-lah kedua calon pengantin menjadi pengantin, dan
maka akad nikah selesai dan dilanjutkan dengan pembacaan
do’a serta penyampaian khutbah nikah yang berisi nasehat-
nasehat perkawinan.

Acara akad nikah diakhiri dengan makan bersama dalam


bentuk makan berhidang atau makan “sebekas”. Yang
dimaksud dengan sebekas adalah hidangan makan untuk lima
orang dengan ketentuan bahwa setiap piring lauk berisikan
potong lauk, seperti enam potong daging, enam potong ikan
dan lain-lainnya, kecuali sayur-mayur.

Cara menghidang makan berhidang ini, dimulai dengan


pemasangan kain panjang berwarna putih di atas tikar.

59
Kemudian diletakkan 5 buah piring nasi yang di atasnya ada
sebuah mangkok untuk tempat mencuci tangan berisi air putih
dan ditutup dengan piring nasi yang disebut “pinggan”.

Sedangkan mangkok pencuci tangan diletakkan di atas piring


beralaskan kain (handuk kecil) sebagai lap tangan. Setelah itu
diletakkan pula di antara setiap lima orang itu, lima buah gelas
berisi air minum tawar, dan lima buah gelas berisikan air
minum manis (teh atau kopi).

Terakhir barulah dihidangkan lauk-pauk yang biasanya tersiri


atas lima macam atau paling sedikit tiga macam di atas sebuah
talam (baki atau nampan). Apabila lauk-pauknya hanya empat
piring, maka dilengkapi dengan satu piring kue di dalam talam.

Konon, isi talam haruslah ganjil. Sedangkan mangkok nasi


yang berisikan nasi putih dihidangkan bersamaan dengan
menghidangkan piring nasi.

Setelah acara selesai, maka selesailah pula serangkaian acara


akad-nikah tersebut, kemudian akan memasuki acara
berikutnya yang disebut dengan Tepuk Tepung Tawar.

Upacara Adat Kepulauan Riau Lengkap


Penjelasannya

Upacara Adat Kepulauan Riau Lengkap Penjelasannya -


Upacara adat atau upacara tradisional adalah upacara yang
diselenggarakan menurut adat istiadat yang berlaku di daerah
setempat. Upacara tradisional Kepulauan Riau tidak dapat
dipisahkan dari agama dan kepercayaan yang dianut oleh
masyarakat Kepulauan Riau. Upacara adat ini dibedakan
60
menjadi dua, yaitu upacara adat yang berhubungan dengan daur
hidup (misalnya perkawinan, kematian, dsb.) serta upacara adat
yang berhubungan dengan aktivitas hidup masyarakat dan
lingkungan.

UPACARA PERKAWINAN (Masyarakat Lingga, Singkep,


dan Senayang)

Melayu dan Islam adalah dua hal yang berbeda. Namun


demikian, Islam bagi orang Melayu bagaikan darah dagingnya.
Melayu sering diidentikkan atau mengindentikkan ciri sebagai
Islam. Terdapat ungkapan "Orang Melayu adalah orang yang
beragama Islam, beradat istidat Melayu, dan berbahasa
Melayu". Pada gilirannya budaya atau adat istiadat yang
ditumbuh-kembangkan banyak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran
Islam. Salah satu di antaranya adalah adat upacara perkawinan.

Selain sebagai sebuah pranata sosial, perkawinan juga


merupakan proses. Sebagai suatu proses, perkawinan harus
dilakukan secara bertahap dan berurutan. Berikut ini adalah
tahap-tahap pada upacara perkawinan.

1. Merisik
Merisik berasai dari kata "risik" yang berarti "menyelidiki".
Pada tahap ini pihak keluarga laki-laki melakukan penyelidikan
terhadap si gadis. Hal itu untuk menilai dan menentukan
apakah gadis itu layak menjadi menantu atau tidak. Kegiatan
ini dilakukan oleh seorang perempuan yang berumur separuh
baya. Orang itu disebut sebagai tukang perisik. Tugasnya
adalah mengamati secara diam-diam wajah dan tingkah laku si
gadis. Untuk itu, tukang perisik harus datang bertamu ke
rumahnya.

61
Merisik biasanya dilakukan pada siang hari (pukul 08.00-10.00
WIB) atau pada sore hari (pukul 15.00-17.00 WIB). Pada
waktu-waktu tersebut biasanya si gadis sedang mengerjakan
pekerjaan rumah. Tempat-tempat yang biasanya digunakan
untuk merisik adalah ruang makan, tengah rumah, beranda
rumah, dan dapur. Kegiatan merisik ini dilakukan berulang-
ulang sampai pengetahuan tentang tingkah laku si gadis dinilai
sudah cukup. Kemudian, hasil penyelidikan itu dilaporkan
kepada pihak keluarga laki-laki. Jika dari laporan itu ternyata
layak, pihak keluarga laki-laki akan menyetujuinya. Artinya, si
gadis pada saatnya akan dijadikan menantu. Jika tidak layak,
niat untuk menjadikan si gadis sebagai menantu diurungkan.

2. Meminang
Pihak keluarga laki-laki mengirim rombongan peminangan
yang biasanya berjumlah lima orang. Rombongan ini terdiri
atas satu orang ketua (laki-laki) dan empat orang, anggota (dua
orang laki-laki dan dua orang perempuan). Orang yang menjadi
ketua rombongan peminangan adalah orang yang bijak dan
santun dalam berbicara dan bisa berpantun atau berseloka. Jika
dalam kerabatnya orang seperti itu tidak ada, dapat minta
tolong kepada orang lain. Anggota yang berjumlah empat orang
itu biasanya terdiri atas dua orang kerabat dan dua orang
tetangga.

3. Mengantar Tande
Kegiatan ini dilakukan pada hari ke-4 atau ke-5 dari
peminangan. Perlengkapan yang perlu dipersiapkan dalam
kegiatan ini adalah (1) tepak sirih, 2) Bunga rampai, (3) cincin,
dan (4) barang pengiring.

Tepak sirih berisi sebuah pinang yang telah dikupas kulitnya,


kapur-sirih dan gambir, tembakau, daun sirih, dan kacip. Bunga

62
rampai terdiri atas daun pandan, bunga melati, kemuning, dan
kenanga. Bunga ini diletakkan pada ceper atau sanggan yang
beralaskan kain renda dan bertutup kain renda pula atau kain-
tekat.

Cincin yang dipersiapkan dalam antaran tande terbuat dari


emas murni. Namun, bagi keluarga yang mampu biasanya
cincin tersebut bermatakan berlian.Cincin ini diletakkan pada
cembol. Dalam proses perkawinan, cincin merupakan barang
yang sangat bermakna karena ia merupakan simbol pengikatan.
Artinya, jika seorang gadis telah menggunakan cincin antaran
dari seorang pemuda, gadis tersebut telah "ada yang punya"
(telah diikat oleh seseorang).

Barang pengiring (barang-barang lain) yang diserahkan dalam


acara mengantar tande, antara lain hiasan burung merak, hiasan
bentuk masjid, buah-buahan, dan sebagainya. Jika yang akan
dipinang mempunyai kakak perempuan yang belum menikah,
maka satu stel pakaian untuk kakak perempuan tersebut
disertakan dalam barang pengiring. Maksudnya adalah sebagai
penebus melangkah batang.

4. Berandam
Berandam adalah memotong atau mencukur rambut, baik calon
pengantin laki-laki maupun perempuan.Untuk calon pengantin
laki-laki biasanya yang dicukur adalah rambut yang tumbuh
dikepala saja. Untuk calon pengantin perempuan meliputi
rambut yang tumbuh tipis di tengkuk, pelipis, dan dahi.
Pencukuran ini, khususnya untuk calon pengantin perempuan,
biasanya dilakukan sehari sebelum adad nikah.

5. Akad Nikah

63
Akad nikah merupakan proses perkawinan yang paling utama.
Dengan dilaksanakannya akad nikah, sepasang muda-mudi
telah resmi menjadi suami-isteri. Tempatnya biasanya di depan
pelaminan. Pada saat akad nikah berlangsung, Kahdi yang
disaksikan oleh dua orang saksi meminta calon pengantin laki-
laki untuk mengucapkan kalimat istighfar tiga kali, syahadat
tiga kali, dan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Selain
itu, Kahdi juga meminta calon pengantin laki-laki
mengucapkan lafadz ijab kabul. Jika pengucapan ijab kabul
yang dilakukan oleh pengantin laki-laki itu benar, maka kedua
orang saksi itulah yang mengesahkannya (maksudnya
pengucapannya tidak perlu diulang).

6. Bertepuk Tepung Tawar


Setelah akad nikah, acara berikutnya adalah bertepuk tepung
tawar. Dalam acara ini diperlukan perlengkapan, seperti daun
gandarusa, rumput sambau, daun puding emas, dan akar ribu-
ribu. Selain itu, juga diperlukan bahan-bahan yang akan
dijadikan sebagai penyapu atau pencecah, seperti beras kunyit,
beras basuh, bertih, air bedak berlimau, inai cecah, dan inai
untuk tari. Tujuan pelaksanaan bertepuk tepung tawar ini
adalah untuk menghilangkan sial-majal atau perasaan duka bagi
yang ditepuk-tepung-tawari, sehingga hidupnya akan selamat
dan sejahtera.

7. Berinai
64
Berinai berarti mengolesi kuku jari tangan dan kaki dengan
inai. Acara ini dilakukan pada hari berikutnya (setelah acara
bertepuk tepung tawar). Dalam hal ini kuku jari tangan dan
kaki kedua mempelai diinai. Makna simbolik yang terkandung
dalam penginaian ini adalah hidup baru. Artinya, dengan
berinai, sepasang muda-mudi telah melangkahkan kakinya
(memasuki) kehidupan berumah tangga.

8. Berarak dan Bersanding


Berarak adalah acara mengantarkan pengantin laki-laki ke
rumah pengantin perempuan. Acara ini diawali dengan
pembacaan Shalawat Nabi Muhammad Saw sebanyak tiga kali
oleh ketua rombongan yang dijawab oleh semua yang hadir.
Posisi pengantin dalam perjalanan menuju rumah pengantin
perempuan berada di belakang ketua rombongan. Ia diapit oleh
dua orang (di sebelah kiri dan kanannya). Pengapit kanan
memayungi pengantin, sementara pengapit kiri membawa tas
kulit yang berisi peralatan/pakaian sehari-hari pengantin. Di
belakang pengantin adalah barisan orang-orang yang membawa
beras kunyit dan alat-alat musik (dua buah gendang panjang,
satu buah gong, dan satu buah serunai). Di belakangnya lagi
ada pemencak silat dan para wanita yang berpakaian adat
Melayu (berkain batik, berbaju kurung, dan berselendang).

Setelah kedua pengantin duduk bersama di atas pelaminan,


Mak Andam meraih tangan kanan pengantin laki-laki dan
menaruh sekepal nasi kuning. Demikian juga, terhadap tangan
kanan pengantin perempuan. Mak Andam mengangkat tangan
kanan pengantin laki-laki yang telah memegang nasi kuning
itu, lalu menyuapkannya ke mulut pengantin perempuan, dan
sebaliknya.

65
Selesai acara suap-menyuap, Pak Imam atau Pak Lebai atau
yang dituakan diminta untuk meletakkan dua buah pacasode.
Pacasode adalah barang yang menyerupai tusuk konde yang
terbuat dari perak kepada pengantin laki-laki dan perempuan.
Satu buah disisipkan/diletakkan di sorban/songkok pengantin
laki-laki dan satunya lagi disisipkan ke sanggul pengantin
perempuan. Kemudian, Pak Imam atau Pak Lebai membacakan
doa selamat dan tolak-bala.

9. Mandi-Mandi
Setelah bersanding, ada acara yang disebut mandi-mandi. Acara
ini dibagi menjadi dua, yakni mandi pelanggi yang dikhususkan
bagi kedua pengantin dan mandi bersiram-siram yang
dilakukan oleh kaum kerabat kedua pengantin. Setelah acara
mandi pelanggi selesai, acara dilanjutkan dengan mandi
bersiram-siram yang dilakukan oleh kerabat dan handai taulan.
Acara ini menjadi semakin meriah karena sisa airnya
disiramkan kepada siapa saja yang ada di sekitarnya dan
halaman rumah. Oleh karena itu, acara ini biasanya dilakukan
di suatu tempat yang tidak mengganggu kegiatan dapur,
membasahi ruang tengah rumah, serambi depan, dan tempat
bersanding.

10. Berunut
Berunut berarti berkunjung ke rumah pihak keluarga pengantin
laki-laki. Ini dilakukan paling lambat tiga hari setelah mandi
pelanggi yang dipimpin oleh Mak Inang. Beliau inilah yang
mengajak kedua pengantin dan beberapa kerabatnya untuk
berkunjung ke pihak keluarga pengantin laki-laki. Tujuannya
adalah silaturahmi sekaligus sembah-sujud kepada orang tua
pengantin laki-laki dan kerabatnya. Pakaian yang dikenakan
oleh pengantin perempuan pada kesempatan ini adalah kain
batik sarung atau kain batik panjang, baju kurung, dan tudung

66
lingkup. Pakaian yang dikenakan oleh pengantin laki-laki, yaitu
baju kurung (satu stel), kain songket, dan kopiah.

11. Makan di Depan Pelaminan


Tahap akhir dari proses upacara perkawinan adalah makan di
depan pelaminan. Makanan yang disediakan berupa nasih
putih, sepiring gulai ayam, sepiring gulai ikan (dimasak asam
pedas), sepiring telur (direndang), dan sepiring acar. Untuk
pencuci mulut disediakan kue bolu, agar-agar bersantan,
antakusume, dan pisang lemak manis atau pisang ambon.
Seluruh hidangan itu ditempatkan pada wadah untuk makan
bertiga (pahar besar). Pahar ditutup dengan tudung saji. Tudung
ditutup dengan tudung hidang yang terbuat dari kain perca.
Tudung hidang ini berbentuk persegi (sisi-sisinya kurang lebih
0,8 meter). Tudung diberi hiasan sulam benang emas dan
manik-manik.

Pengantin laki-laki bersama dua orang temannya dilayani oleh


Mak Inang. Pengantin perempuan hanya duduk di dapur
menunggu piring kotor yang nanti akan diantar oleh Mak
Inang. Selesai makan bersama, pengantin laki-laki menyelipkan
sedikit uang (dalam amplop) ke bawah pahar. Uang itu adalah
sebagai ungkapan terima kasih kepada Mak Inang yang telah
menyediakan dan melayani makan.

UPACARA BASUH LANTAI

Upacara “basuh lantai" ini dikenal oleh masyarakat di Pulau


Lingga. Basuh artinya "mencuci atau membersihkan" dan lantai
berarti "alas rumah atau lantai". Secara umum artinya
membersihkan lantai. Upacara ini erat kaitannya dengan
lingkaran hidup individu (daur hidup) khususnya kelahiran.

67
Mungkin yang dimaksudkan adalah membersihkan lantai dari
percikan darah pada saat seseorang melahirkan. Akan tetapi,
yang jelas masyarakat Lingga percaya bahwa lantai ada
penghuninya (makhluk halus). Karena itu, jika lantai terkena
darah perempuan yang sedang melahirkan, maka lantai itu
harus "dibersihkan”. Upacara itu juga sebagai ungkapan terima
kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena proses kelahiran
dapat berjalan lancar.

Upacara ini dilaksanakan ketika bayi telah berumur 44 hari.


Sebelum berumur 44 hari, ibu dan bayinya tidak diperbolehkan
keluar rumah dan bayi tidak diperboleh turun ke tanah. Jika
harus keluar rumah, seorang ibu harus membawa kacip (alat
yang dipergunakan untuk membelah sirih-pinang) atau pisau
atau paku yang ujungnya disusuki bawang. Bayi yang ditinggal
ibunya, di sampingnya harus ada peralatan yang berupa pisau,
paku, atau sepotong besi yang berwujud apa saja. Hal itu
dimaksudkan agar berbagai makhluk halus tidak
mengganggunya.

Hari Jumat adalah hari pelaksanaan upacara. Menurut


kepercayaan setempat, hari tersebut adalah hari yang dirahmati
Tuhan. Waktu pelaksanaannya pada pagi hari dan siang (setelah
salat Jumat) harinya dilanjutkan acara kenduri. Upacara yang
biasanya dihadiri oleh kerabat dan tetangga ini, dipimpin oleh
Mak Dukun/Bidan (yang dahulu membantu kelahiran) dan Pak
Janta (suami Mak Dukun). Acara kenduri dilaksanakan di ruang
tamu dan dipimpin oleh ulama setempat.

Hubungan antara ibu yang sedang hamil dan Mak Dukun


terjadi tidak hanya pada saat kelahiran dan upacara basuh lantai
saja. Ketika kandungan telah berumur tujuh bulan, suami dari
perempuan yang hamil itu datang ke rumah dukun dengan
membawa telur dan pulut (ketan). Maksudnya adalah agar

68
dukun bersedia membantu isterinya dalam proses kelahiran.
Pemberitahuan dan sekaligus permohonan ini disebut sebagai
menepah. Syaratnya berupa telur dan pulut. Semenjak saat itu,
suami dan isterinya yang sedang hamil setiap hari Jumat datang
ke rumah dukun. Mereka membawa sebotol air dan tiga buah
limau untuk dimanterai. Air dan buah yang telah dimanterai itu,
lalu digunakan untuk mandi selama tiga hari berturut-turut.

Setelah semua peralatan yang diperlukan dalam upacara basuh


lantai tersedia, peralatan tersebut dibawa ke tempat upacara
(kamar). Ibu dan bayi yang akan diupacarai duduk di tempat
tidur. Sementara, Mak Dukun dan Pak Jantan duduk di lantai.
Upacara diawali dengan pembacaan Alquran (Surat AI-Fatihah)
oleh Pak Jantan. Setelah itu, ia berdoa agar ibu dan bayi,
beserta keluarganya terhindar dari segala gangguan atau
rintangan dalam kehidupannya. Kemudian, Mak Dukun
mencuci lantai dengan cara mengguyur dan menggosok lantai
yang pernah digunakan untuk proses kelahiran.

Setelah lantai dianggap bersih, Mak Dukun (sembari membaca


mantera) mengolesinya dengan pulut, serabi, jeruk nipis, dan
asam. Kemudian, disiram dengan minyak langi. Lantai disiram
lagi dengan air untuk membersihkan sisa-sisa pulut, serabi, dan
bahan-bahan lain yang telah dioleskan. Setelah itu, lantai
digoresi dengan sisir dan cermin.

Upacara diteruskan dengan pengguyuran (pemandian). Setelah


acara mandi selesai, ibu kembali duduk di tempat tidur sambil
menggendong bayinya. Mak Dukun mendekatkan seekor ayam
ke bayi. Jika ayam mematuk beras yang ada di telapak tangan
ibu, itu dianggap sebagai pertanda baik. Sebaliknya, jika ayam
mematuk bayi, itu adalah pertanda buruk. Untuk itu, biasanya
ibu menjulurkan tangannya ke arah ayam, sehingga bayi

69
terhindar dari patukan ayam. Upacara dilanjutkan dengan acara
lompat tiung (benang) yang bertempat di luar kamar dan
pemutaran (pengelilingan) buah kelapa yang di atasnya terdapat
lilin yang menyala.

Selanjutnya, pengolesan minyak langi pada ibu dan bayinya.


Pengolesan ini dimaksudkan tidak hanya untuk membersihkan
diri agar terhindar dari gangguan makhluk halus, tetapi juga
sekaligus sebagai penolak bala. Setelah itu, dilakukan
pemutusan kalung benang dengan api. Makna simbolis yang
terkandung adalah agar bayi di kemudian hari dapat hidup
dengan selamat (dapat melalui berbagai rintangan dalam
hidupnya). Bekas sumbu lilin yang terbakar diremas dan
dioleskan pada alis ibu dan bayinya. Maksudnya adalah agar
ibu dan anak selalu diberi jalan terang, lurus, selalu berbuat
baik, dan menjauhi perbuatan jahat.

Acara diteruskan dengan pengguntingan ujung rambut ibu dan


anaknya serta merapikan dengan sisir. Makna simbolik yang
terkandung di dalamnya adalah pembuangan hal-hal yang tidak
baik pada diri ibu dan anaknya. Pemotongan ini juga sekaligus
menandai, bahwa bayi sudah diperbolehkan untuk keluar rumah
dan menginjak tanah. Langkah selanjutnya adalah penumpahan
beras ke badan bayi, pengguncangan buah kelapa ke telinga
kanan dan kiri bayi. Penumpahan beras dimaksudkan agar di
kemudian hari banyak rezekinya. Pengguncangan buah kelapa
dimaksudkan agar selalu ingat bahwa hidup ini akan terus
berjalan (ibarat tunas kelapa yang tumbuh terus), sehingga
harus selalu hati-hati dan waspada dalam hidupnya.

Siang harinya setelah salat Jumat, dilanjutkan dengan acara


kenduri. Acara yang diikuti oleh kerabat dan tetangga dekat ini
dipimpin oleh ulama setempat (lebai). Upacara kenduri ini
merupakan ungkapan terima kasih atau rasa syukur kepada

70
Tuhan Yang Maha Esa. Setelah pembacaan doa yang dipimpin
oleh lebai, maka kendurian diakhiri dengan makan bersama.
Ketika para tamu sudah pulang, tuan rumah memberikan
hantaran yang berupa makanan beserta lauk-pauknya kepada
Mak Dukun. Selain itu, juga seekor ayam, kain, dan sejumlah
uang sebagai ungkapan terima kasih.

UPACARA RATIF SAMAN

Upacara Ratif Saman dilakukan pada malam Jumat, yaitu


setelah sholat lsya’. Bagi yang tidak mengikuti upacara
(perempuan dan anak-anak) akan pulang ke rumah masing-
masing. Kemudian, menutup pintu, jendela, mematikan
penerangan (lampu), dan tidak diperkenankan keluar rumah.
Sebab jika berada di luar rumah ada kemungkinan tertabrak
oleh makhluk halus yang lari ketakutan karena zikir yang
diucapkan oleh para peserta upacara.

Waktu yang diberikan untuk melakukan sesuatu dan tidak boleh


ke luar rumah, terutama bagi yang tidak mengikuti upacara ini,
kurang lebih 30 menit. Setelah waktu imbauan itu habis,
pemimpin upacara duduk di hadapan mimbar. Ini artinya para
peserta diperbolehkan memasuki masjid (Masjid Al-Hidayah
yang berada di Desa Resun) dengan membawa air. Air yang
berada dalam berbagai Wadah itu diletakkan dekat dengan
sebuah wadah yang terbuat dari logam. Wadah yang merupakan
tempat pembakaran serpihan kayu cendana dan gaharu ini
disebut ”setanggi". Wewangian yang dikeluarkan oleh kayu
tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pengharum ruangan,
tetapi juga sekaligus sebagai penarik malaikat dan makhluk
halus yang baik (jin putih) untuk ikut serta dalam upacara.

71
Setelah perlengkapan upacara tersedia, para peserta yang
berusia di atas 30 tahun akan duduk dan membentuk sebuah
lingkaran (mulai dari kanan dan kiri pimpinan upacara). Peserta
yang lebih muda usianya, duduk di belakang para orang tua
tersebut. Setelah semua peserta duduk dengan sempurna
(menyerupai posisi duduk dalam ”tahyatul akhir” yang
dilakukan dalam salat), pemimpin upacara menjelaskan bahwa
yang dilakukan tidak untuk memuja Syeh Saman. Akan tetapi,
ditujukan kepada Allah agar meridhoi ratif dan menurunkan
malaikat beserta jin putih (jin Muslim) untuk memerangi dan
mengusir setan dari Desa Resun. Selain itu, pemimpin upacara
juga menjelaskan tata cara melaksanakan Ratif Saman.

Pemimpin upacara memberi penjelasan tentang aturan


mengucapkan zikir "Laillaha illallah“. Pemimpin upacara juga
memberikan penjelasan mengenal aturan pembacaan ayat yang
terkadang begitu panjang yang hanya dikuasai oleh pimpinan
upacara dan para tetua kampung yang sudah biasa
melakukannya. Setelah itu, barulah pemimpin upacara memulai
jalannya Ratif Saman. Beberapa surat dalam Alqur'an pun
dibaca, diteruskan dengan beberapa ratif (zikir) yang diikuti
oleh seluruh peserta. Setelah upacara selesai, pemimpin
upacara mempersilahkan setiap peserta mengambil air yang
telah dibawanya.

Demikian pembahasan tentang "Upacara Adat Kepulauan Riau


Lengkap Penjelasannya" yang dapat kami sajikan. Baca juga
artikel kebudayaan Kepulauan Riau menarik lainnya di situs
SeniBudayaku.com.

72
H. RANGGA PRAMADYA ANUTUH, SE
(RANGGA)

putra kedua H. PURWANTO TOHIRAN / Hj. HALIDA


MUHAMMAD SALEH

DAN

UTIN TAZLILA AMALIA ( LILA )

Putri Pertama UTI AGUSTIM / MASITAH

73

Anda mungkin juga menyukai