Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bosaparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga p-ISSN: 2599-1434

Volume 12, Nomor 2, Juli 2021 e-ISSN: 2599-1442

PERKEMBANGAN TATA RIAS PENGANTIN BALI MADYA GAYA


BADUNG

Cok Istri Sri Pradnya Dewi Utami1, Made Diah Angendari2, Ni Ketut Widiartini3
Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik dan
Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: cokdewi19@gmail.com, diah.angendari@undiksha.ac.id,


ketut.widiartini@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan tata rias pengantin Bali Madya gaya
Badung di tinjau dari (1) tata rias wajah, (2) penataan rambut, (3 )busana, dan (4) aksesoris. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan
wawancara. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan lembar wawancara. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif. Hasil ini menunjukkan (1) bahwa telah terjadi
perkembangan pada tata rias pengantin Bali Madya gaya Badung terkait, tata rias wajah, (2) penataan
rambut, (3) busana, dan (4) aksesoris. Perubahan terjadi dikarenakan ketersediaan bahan yang
terbatas dan penyesuaian hiasan kepala dengan busana. Pada penataan rambutnya yaitu semi tidak
dibentuk menggunakan malem karena sulitnya mencari bahan tersebut. Busana pengantin Bali Madya
tidak mengalami perubahan yang signifikan hanya terdapat perkembangan pada motif dan warna.
Pada hiasan kepala pria dahulu menggunakan songket dan sekarang menggunakan prada
disesuaikan dengan busana yang digunakan tanpa mengubah teknik melipat agar tidak
menghilangkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kata Kunci: Pengantin ,Bali, Madya, Badung, Perkembangan

Abstract

This study aims to describe the development of Balinese Madya bridal make-up in Badung style in
terms of (1) make-up, (2) hairdressing, (3) clothing, and (4) accessories. This type of research is
descriptive. Data collection techniques using observation and interview methods. The research
instrument used an observation sheet and an interview sheet. The data analysis technique used is
descriptive technique. These results indicate (1) that there has been a development in Balinese Madya
bridal make-up with the Badung style, make-up, (2) hairdressing, (3) clothing, and (4) accessories.
Changes occurred due to the limited availability of materials and the adjustment of headdresses with
clothing. The semi-styling is not formed using malem because of the difficulty of finding the material.
Madya Balinese bridal clothing did not experience significant changes, only developments in motifs
and colors. In the headdress, men used to use songket and now use prada according to the clothes
used without changing the folding technique so as not to lose the meaning contained in it.
Key Word : Bridal, Balinese, Madya, Badung, Development

doi: 10.23887/jppkk.v11i3.32289 52
1. PENDAHULUAN memiliki tingkatan tertinggi yang dahulu
Berkembang dan meluasnya hanya diperbolehkan digunakan oleh
agama-agama di Indonesia turut kaum bangsawan ataupun keluarga yang
mendukung perkembangan kebudayaan berasal dari Puri atau kerajaan untuk
Indonesia, sehingga mencerminkan menunjukkan status sosial seseorang,
kebudayaan agama tertentu. Salah satu selanjutnya ada tata rias pengantin Bali
kebudayaan di Indonesia yang telah lama Madya yaitu tata rias pengantin tingkatan
ada dan menghiasi keanekaragaman di menengah yang lebih sederhana dari tata
Indonesia adalah kebudayaan di Bali. rias pengantin Bali Agung, dan terakhir
Kebudayaan Bali mempunyai ciri khas yaitu tata rias pengantin Bali Nista yaitu
yang identik dengan perilaku masyarakat tata rias pengantin yang memiliki
Bali yang memiliki seni, tradisi, perilaku, tingkatan paling sederhana. Landasan
serta sikap hidup dari masyarakat Bali yang harus dpahami oleh penata rias yaitu
tersebut. adanya etika dan estetika. Etika busana
Kehidupan masyarakat Bali masih adat Bali berkenaan dengan aturan,
mempertahankan adanya adat istiadat norma, dan kesepakatan sosial dalam
seperti halnya adat istiadat dalam tata rias pemakaian busana. Estetika busana adat
pengantin. Tata rias pengantin Bali Bali berkaitan dengan keindahan,
tentunya diaplikasikan kepada kedua keserasian, keharmonisan antara
mempelai baik pria maupun wanita. Pada komponen-komponen busana yang satu
tata rias pengantin Bali memiliki ciri khas dengan yang lainnya. Perkembangan
yaitu adanya serinata yaitu hiasan dahi jaman memang penting untuk diikuti untuk
yang menghiasi dahi pengantin wanita semakin menunjukkan estetika dan
dan semi yaitu bentuk rambut yang menunjang kreativitas dari seorang
digunakan untuk mengimbangi riasan penata rias namun tata rias pengantin Bali
serinata. Dahulu tata rias wajah daerah tetap harus mengikuti etika, norma dan
Bali sangat sederhana hanya aturan atau pakem yang tidak boleh
menggunakan bedak atau yang pada dihilangkan karena adanya nilai-nilai yang
jamannya dikenal dengan “boreh miik” terkandung pada setiap komponen tata
(Mertami, 2003: 15). Pada riasan mata rias pengantin Bali .
pengantin di Bali diusahakan tidak Tata rias pengantin Bali Madya
menggunakan warna merah/barak karena Badung yaitu tingkatan tata rias pengantin
di Bali dikenal dengan orang yang menengah yang tidak hanya digunakan
mempelajari ilmu hitam untuk menyakiti dalam upacara perkawinan saja tetapi
sesamanya dikenal dengan leak barak juga banyak dipergunakan dalam tata rias
yang matanya berwarna merah menyala pada upacara-upacara keagamaan hindu
dan menyeramkan, membentuk alis lainnya seperti metatah/potong gigi, dan
ditebalkan dengan menggunakan pensil menek kelih, karena riasan ini tidak berat
alis berwarna hitam, alis dibentuk seperti payas agung, sehingga
menyerupai daun intaran yang memudahkan saat melakukan proses
melengkung indah runcing dan tajam metatah/potong gigi.Tata rias pengantin
(Dharmika, 1988: 57). Lipstick digunakan Bali Madya gaya Badung masih kerap
untuk memberikan warna pada bibir agar dipergunakan oleh masyarakat baik
terlihat lebih cerah dan segar. Pada jaman secara upacara perkawinan maupun
dahulu pemerah bibir digunakan daun upacara mepandes/potong gigi karena
sirih yang kini sudah digantikan dengan riasannya dinilai lebih sederhana dan
lipstick (Dharmika, 1988: 57). lebih ringan dari tata rias pengantin Bali
Tata rias pengantin Bali terdiri dari Agung, namun seiring berjalannya waktu
tiga tingkatan yaitu: Tata Rias Pengantin tata rias pengantin Bali Madya gaya
Bali Nista, Tata Rias Pengantin Bali Badung ini mulai terdapat perkembangan-
Madya, dan Tata Rias Pengantin Bali perkembangan agar masyarakat lebih
Utama”. Tata rias pengantin Bali Utama tertarik untuk menggunakan riasan ini
(Agung) adalah tata rias pengantin yang walaupun riasan terkesan sederhana
namun tetap cantik dan anggun.

doi: 10.23887/jppkk.v11i3.32289 53
Para penata rias mulai penataan rambut juga sangat
mengembangkan adanya tata rias mendukung dalam berpenampilan.
pengantin Bali Madya ini agar riasan ini Menurut (Mertami, 1993:25) penataan
lebih diminati oleh masyarakat dan agar rambut pada tata rias pengantin agung
tradisi yang ada sejak dahulu tidak hilang Bali ini dinamakan “semi”. Semi
dan mulai ditinggalkan, para penata rias merupakan bentuk bagian depan yang
mulai melakukan perkembangan tata rias mencirikan bahwa dari tata rias
pengantin Bali Madya ini dimulai dari pengantin agung Bali, pada penataan
riasan wajah yang elegan dan rambut menggunakan sanggul dengan
menggunakan warna-warna yang lebih tambahan gelung kucit dan
beraneka ragam mengikuti dengan menggunakan aksesoris rambut
busana yang dipakai oleh pengantin dan menggunakan bunga mawar, bunga
mengembangkan udeng/destar pada cempaka putih dan kuning, bunga
pengantin pria yang dahulunya sandat, bunga sandat emas, petitis,
menggunakan songket dan kini tajug, bunga bancangan, bunga puspo
menggunakan bahan prada untuk limbo, bunga kap emas, bunga
menyesuaikan dengan kamben prada dan kompyong emas, dan garuda mungkur.
umpal prada yang digunakan oleh Pada tata busana pengantin Bali
pengantin pria dengan tidak mengubah Agung, busana pengantin Bali Agung
teknik melipat agar nilai atau makna yang adalah busana yang dipergunakan
terkandung dalam destar tersebut tidak seseorang dalam upacara potong gigi,
hilang dan adanya riasan wajah yang metatah/mepandes, ngeraja swala
akan terus dikembangkan. (nutug kelih), dan upacara perkawinan.
Menurut (Seriati, 2011) “Tata rias Busana ini digunakan dalam tingkatan
merupakan cara atau usaha seseorang upacara medudus agung (upacara yang
untuk mempercantik diri khususnya pada ada dalam tingkatan utama) (Agung,
bagian muka atau wajah, menghias diri 2004: 19) Tata busana sebagai bagian
dalam pergaulan”. Adapun tujuan dari dari tata rias dalam pengantin umumnya,
berhias adalah untuk mempercantik dan masing- masing kabupaten mempunyai
mengurangi kekurangan-kekurngan busana pengantin tersendiri dengan
wajah. Tata rias dalam suatu perkawinan makna dan keunikan serta seni yang
juga memiliki nilai atau makna yang amat indah (Mertami, 2003:14). Busana
terkandung di dalamnya yang berisi pengantin agung Bali merupakan busana
harapan-harapan yang ingin dicapai saat yang digunakan oleh pengantin tata rias
menjalankan kehidupan berumah tangga agung Bali yang terdiri dari: a) pengantin
nantinya. wanita terdiri dari: tapih prada,
Tata rias wajah pengantin Agung kamen/wastra prada, stagen, selendang
Bali terdiri dari: serinata, gecek, alis-lais, prada dan sabuk prada. b) pengantin
eyehadow, lipstick dan shading. Langkah pria terdiri dari: kamen, kampuh, umpal
dalam merias wajah yaitu membersihkan dan gelung agung.
wajah dengan menggunakan milk Aksesoris adalah barang
cleanser dan penyegar sebagai penutup tambahan, barang yang berfungsi
pori-pori kulit wajah, mengaplikasikan sebagai pelengkap dalam busana
pelembab, foundution, dan bedak tabur, (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
membuat alis dengan warna hitam Aksesoris adalah benda-benda yang di
kecoklatan, mengaplikasikan eyeshadow kenakan seseorang untuk mendukung
sesuai dengan kesemapatan, memasang busana pengantin agar terlihat lebih
bulu mata, mengaplikasikan eyeliner atas mewah, anggun, dan elegan. Pada tata
dan bawah dengan warna eyeliner hitam rias pengantin agung Bali memiliki
dan mengaplikasikan perona pipi serta aksesori. a) pengantin wanita yang terdiri
lipstik. dari badong, sabuk pending, subeng
Penataan rambut adalah suatu cerorot, gelang kana, dan gelang
proses tahap akhir dimana penataan nagasatru b) Pada pria yaitu
rambut sangat terpenting karena menggunakan aksesoris gelung agung,

doi: 10.23887/jppkk.v11i3.32289 54
bros, gelang kana, gelang naga satru, bagian kiri dan kanan, setelah sama
keris dan badong. lalu diberi malem.
Pada tata rias pengantin Bali
identik dengan menggunakan hiasan
dahi yang dinamakan dengan serinata.
Serinata di buat pada dahi seorang
pengantin wanita dengan menggunakan
ukuran tertentu agar terciptanya
serinata yang indah seperti bulan
tumanggal. Mewarnai serinata hanya
boleh menggunakan pensil alis hitam
bukan pidih karena upacara pengantin di Gambar 2. Semi
Bali pada prosesi upacaranya pengantin (Sumber: Mertami, 1993:28)
akan diperciki dengan air suci/tirta agar
tidak mudah luntur. Berikut tahapan Pemaparan di atas
membuat serinata: pertama buat titik menyatakan bahwa tata rias pengantin
ditengah-tengah sejajar dengan gecek Bali memiliki ciri khas yaitu adanya
atau bangket diukur selebar 4 jari tidur, serinata dan semi di setiap upacara
dari titik ini ukur kekiri dan kekanan perkawinannya, menggunakan
selebar 2 jari berdiri. Dari titik kanan ke penataan rambut dengan
titik kiri yang garisnya melengkung dan menggunakan gelungan atau sanggul
bulat kedalam, dari titik alis, ukur ke atas untuk menunjukkan keanggunan dari
selebar ibu jari agak ditekan, selanjutnya pengantin Bali,menggunakan
hubungkan titik yang telah dibuat di atas. aksesoris bunga emas yang semakin
dengan melukis garis lengkung keluar menunjukkan kemewahan dan
agak landai, setelah serinata terbentuk, megahnya riasan pengantin Bali dan
lalu periksa lagi dengan baik, simetrisnya busana yang terbuat dari kain prada
kiri kanan dilihat, agar bentuknya yang merupakan ciri khas dari motif
seimbang. dan warna dari busana pengantin Bali
dan menunjukkan kemewahan adanya
suatu perkawinan di Bali, begitupula
pada tata rias pengantin Bali Madya
yang menggunakan dan masih
mempertahankan ciri khas tata rias
pengantin Bali tersebut yang dapat
Gambar 1. Serinata
(Sumber: Mertami, 1993:28) dilihat dari tata rias wajah, tatanan
rambut busana serta aksesorisnya.
Tatanan rambut pada tata rias Pada tata rias wajah yang
pengantin Agung Bali identik dengan tetap menggunakan serinata yaitu
menggunakan semi. Semi adalah bentuk hiasan pada dahi untuk
rambut yang dibentuk dengan menyelaraskan bentuk dahi pengantin
menggunakan malem (terbuat dari Bali Madya dengan riasan yang
sarang lebah dan kemiri yang berwarrna putih kekuning-kuningan.
digosongkan). Cara pembuatan ambil Pada tatanan rambut identik dengan
serong dari belahan depan ke kiri dan menggunakan semi yaitu bentuk
ke kanan (berbentuk menyerupai rambut yang dibentuk dengan
tanda tanya), menuju ke belakang menggunakan malem dan
telinga. Mengambil rambut serong menggunakan sanggul gelung moding
dari depan tidak boleh terlalu ke yang memiliki ciri khas gelungan yang
dalam dan tidak boleh terlalu ke luar, memiliki ujung rambut menjuntai
yaitu kira-kira selebar 3 jari dari garis kebawah. Pada penataan rambutnya
pun menggunakan bunga bunga
rambut depan menuju ke belakang
segar yaitu bunga mawar, bunga
telinga. Periksa kembali kesamaan

doi: 10.23887/jppkk.v11i3.32289 55
cemmpaka putih dan kuning yang Informan dari penelitian ini yaitu:
menambah kesegaran dan wanginya Ibu Made Lilin Andayani selaku ketua
dari pengantin wanita, menggunakan DPD Harpi Melati Bali yang
aksesoris rambut yaitu bunga imitasi berkediaman di Singaraja, Ibu A.A Ketut
yang terbuat dari emas. Agung selaku pemilik LKP dan Salon
Agung Denpasar, ibu Ni Wayan Roni
Busana yang digunakan pada
selaku pemilik salon Santhika Dewi di
tata rias pengantin Madya memiliki ciri
Gianyar, bapak I Wayan Agus Juliawan
khas menggunakan tapih prada,
selaku pemilik Salon Rumpi yang cukup
kamben songket, stagen, selendang
ternama di Gianyar untuk mengetahu
prada dan sabuk prada. Pada
perkembangan tata rias pengantin Bali
pengantin prianya memakai kamben
Madya gaya Badung dan penglingsir
prada, kampuh/saput, umpal prada
Puri Kesiman. Peneliti mencari informan
dan untuk perkembangan tata rias
yang berbeda-beda daerah agar
pengantin Bali Madya pada pria yang
mendapat perbandingan tentang
dahulunya memakai destar songket
adanya perkembangan tata rias
sekarang digantikan dengan destar
Pengantin Bali Madya gaya Badung
yang terbuat dari prada untuk
karena riasan ini sering digunakan pada
menyesuaikan dengan motif dan
daerah manapun termasuk tata rias
warna kamben prada dan umpal
yang sudah umum dan dipergunakan
prada pria tanpa mengubah teknik
sejak dahulu.
lipat. Pada aksesoris yang dipakai
Variabel dalam penelitian ini
pengantin Bali Madya gaya Badung
yaitu perkembangan tata rias pengantin
yaitu lebih sedikit dari pengantin Bali
gaya Badung yang dilihat dari tata rias
Agung yaitu pada wanita hanya
wajah, tatanan rambut, busana dan
menggunakan subeng cerorot, gelang
aksesoris. Metode yang digunakan yaitu
naga satru dan cincin mata merah dan
metode observasi dan wawancara.
pada pengantin prianya yaitu keris
Instrumen dalam penelitian ini adalah
dan bunga pucuk emas untuk
pedoman observasi digunakan untuk
menghiasi udeng.
memperoleh gambaran umum terkait
Dari latar belakang tersebut, dengan tata rias pengantin Bali Madya
maka peneliti akan melakukan gaya Badung yang terdiri dari tata rias
penelitian dengan judul wajah. Lembar wawancara berisi
“Perkembangan Tata Rias Pengantin sejumlah pertanyaan yang akan
Bali Madya Gaya Badung” bertujuan diajukan kepada informan. Pedoman
untuk mendeskripsikan wawancara ini digunakan untuk
perkembangan tata rias pengantin memperoleh gambaran tentang tata rias
Madya Badung. pengantin Bali Madya gaya Badung.
Metode dan Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
2. METODE PENELITIAN teknik deskriptif, untuk mengetahui
Penelitian yang digunakan tentang tata rias wajah, tatanan rambut,
adalah penelitian deskriptif kualitatif. busana dan aksesoris.
Penelitian ini bermaksud untuk
mendefinisikan bahwa metode 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian deskriptif adalah metode PEMBAHASAN
yang digunakan untuk menemukan Tata rias pengantin Bali Madya
pengetahuan yang seluas- luasnya gaya Badung memiliki beberapa
terhadap keadaan, kondisi, situasi, komponen diantaranya tata rias wajah,
peristiwa, kegiatan, objek penelitian tata rias rambut, busana, dan aksesoris.
pada suatu masa tertentu. Penelitian Selain merias wajah juga didalamnya
yang bertujuan untuk mendeskripsikan mencakup tata rias rambut dan busana
perkembangan tata rias pengantin Bali pengantin. Depdikbud (1993:27)
Madya gaya Badung. menyatakan busana secara umum

doi: 10.23887/jppkk.v11i3.32289 56
berfungsi untuk pelindung tubuh manusia, Salon Agung (2020) menyatakan
busana merupakan segala sesuatu yang busana dan hiasan pengantin pria dan
dipakai dari ujung rambut sampai ujung wanita merupakan lingga dan yoni dan
kaki terdiri dari busana pokok, pelengkap merupakan lambang kesuburan.
dan aksesoris. Persatuan lingga dan yoni yang sempurna
Dalam merias pengantin akan melahirkan kehidupan yang
kosmetika yang digunakan adalah diharapkan dari upacara pernikahan
kosmetika dekoratif, menurut Han tersebut. Busana dan hiasan pada bagian
(2004:15-33) diantaranya (1) badan pengantin pria terdiri atas
foundation/alas bedak, (2) Bedak ada 2 kamen/wastra, saput, umpal, dan keris.
macam bedak yang digunakan yaitu Saput melambangkan perlindungan pria
bedak padat dan tabur (3) concealer (4) atas istri, anak, dan keluarga. Umpal
bulu mata, (5) eyeshadow, (6) pensil alis, melambangkan kesetiaan dalam menjaga
(7) eyeliner, (8) mascara, (9) blush on hubungan suami, istri, dan masyarakat.
atau pemerah pipi digunakan untuk Keris melambangkan kejantanan dan
menyempurnakan bentuk wajah, (10) keperkasaan karena itu, pamor pada keris
lipstick pewarna bibir sehingga pada dilambangkan sebagai penyatuan unsur
perkembangan tata rias wajah pada kekuatan langit (bapa aksara) dengan
pengantin Bali Madya gaya Badung kekuatan bumi (ibu pertiwi). Keris diyakini
tampilan tata rias wajah pada pengantin mengandung nilai magis yang dapat
memakai kosmetika make up yang terlihat menyelamatkan pemakainya dari bahaya.
lebih modern karena selalu adanya Pengantin pria menggunakan keris yang
perkembangan zaman dalam pembuatan dipasang dipunggung dan menghadap ke
kosmetik tata rias wajah. Pada tata rias kanan, melambangkan bahwa dengan
pengantin Bali Madya gaya Badung pada gagah perkas, pria berkewajiban untuk
dahinya menggunakan srinata adalah melindungi istri dan anak dari bahaya
gambaran di dahi untuk menyeimbangkan berdasarkan kebenaran (dharma).
bentuk dahi pengantin agar terlihat lebih Tata rias pengantin Bali Madya
indah/bagus. Pada pengantin pria di rias gaya Badung pada busana pengantin
natural dan sederhana. wanita dan pria tetap menggunakan
Hayatunnufus dan Merita Yanita busana seperti pakem terdahulu karena
(2008:2) menyatakan bahwa pengertian busana pada pengantin pria dan wanita
tata rias rambut yaitu suatu ilmu memiliki makna dan filosofis tersendiri.
pengetahuan yang mempelajari Pada pengantin wanita pada tata rias
bagaimana cara menata rambut/merias pengantin Madya gaya Badung terdiri dari
atau memperindah rambut, serta tapih, kamben, stagen, sabuk prada, dan
disesuaikan dengan kesempatan. Pada selendang prada hanya saja seiring
tatanan rambut tata rias pengantin Bali perkembangan zaman mulai berkembang
Madya gaya Badung menggunakan semi, motif dan warna lebih beragam daripada
semi adalah bentuk rambut bagian depan busana terdahulu. Begitu pula pada
di samping telinga, yang dahulunya diberi pengantin pria tetap menggunakan
“malem”, dipasang pada bagian belakang busana seperti pakem yaitu terdiri dari
telinga. Hiasan kepala pengantin wanita kamben, kampuh, dan umpal dengan
Bali biasanya berupa pusung. Bentuk motif dan warna yang lebih beragam.
pusung melambangkan kesucian. Pada Hasil penelitian oleh Amilia Sari
sanggul tata rias pengantin Bali Madya Putri (2017) dengan judul” Karya Seni
gaya Badung tetap menggunakan sanggul Budaya tata Rias Pengantin Bali Agung
gelung moding tidak digantikan dengan Putri (Studi Empiris di Denpasar-
sanggul lainnya dan tetap tidak merubah Kabupaten Badung)”. Hasil penelitian
bentuk karena merupakan ciri khas tata menunjukkan bahwa karya seni budaya
rias pengantin Madya Badung yang adalah suatu kesimpulan dari ide dan
memiliki makna dan filosofis yang kreasi yang diaplikasikan dan
menandakan kecantikan seorang wanita diwujudkan dalam bentuk karya, seperti
dewasa yang siap untuk menikah. tata rias pengantin Bali Agung putri.

doi: 10.23887/jppkk.v11i3.32289 57
Pada zaman dahulu tata rias ini setiap kabupatennya termasuk tata rias
merupakan tata rias pengantin Bali yang pengantin Bali Madya Badung, tata rias
tergolong mewah dan digunakan oleh ini masih sering digunakan saat upacara
masyarakat golongan raja atau perkawinan atau upacara keagamaan
Triwangsa. Tujuan penelitian ini untuk lainnya, dengan mengikuti
mendeskripsikan: 1) Tata rias pakem perkembangan zaman agar menarik
pengantin Bali Agung putri di Denpasar- perhatian masyarakat dan tetap
Kabupaten Badung, 2) Tata rias dilestarikan dengan tetap tidak
modifikasi pengantin Bali Agung putri di mengubah pakem-pakem atau aturan
Denpasar-Kabupaten Badung. Hasil yang sudah dipertahankan sejak dahulu
penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) seperti semi, serinata, bunga emas, dan
Tata rias pengantin Bali Agung putri busana yang bernuansa songket atau
pakem merupakan tata rias pengantin prada, hal ini juga meliputi jumlah bunga
Bali Agung putri yang mewah dan yang digunakan dan cara pemakaian
megah, menggunakan paes atau disebut busana tata rias pengantin Bali sesuai
dengan Srinata, gecek, aksesoris yang tingkatannya.
terbuat dari emas murni 24 karat, dan
menggunakan busana (bebet) kain 4. KESIMPULAN DAN SARAN
pradah sebagai titik kemewahan pada
tata rias ini. Berdasarkan hasil penelitian yang
Hasil penelitian yang dilakukan dilakukan maka dapat disimpulkan
oleh Dwi Pujiastuti (2015) yang berjudul sebagai berikut:
“Studi Tentang Tata Rias dan Busana Pada tata rias pengantin Bali
Pengantin Gaya Badung” menjelaskan Madya gaya Badung saat ini memiliki
bahwa Tata Rias dan Busana Pengantin perkembangan yang cukup pesat
Gaya Badung sudah kental dengan dibandingkan terdahulu, dengan
adanya pakem sejak dulu. Dalam mengikuti perkembangan zaman yang
penggunaan riasannya tentu memiliki ciri ada agar riasan inipun tidak mulai
khas pada hiasan kepalanya ditinggalkan oleh masyarakat dan
menggunakan petitis, bancangan, puspa semakin diminati karena adanya
limbo, bunga, bunga cempaka emas, perkembangan yang lebih modern
bunga kap, kompyong yang memiliki namun tetap mempertahankan etika,
fungsi untuk memperindah hiasan kepala norma dan aturan yang berlaku agar nilai
pada pengantin wanita, dan yang terkandung di dalamnya pun tidak
pemasangan bunga cempaka kuning, hilang.
cempaka putih dan bunga sandat Perkembangan ini terjadi baik
berfungsi untuk memberi aroma harum secara tata rias wajah, tatanan rambut,
pada sepasang pengantin dan memiliki busana dan aksesoris, yang menjadi ciri
makna yang melambangkan tri murti khas dari tata rias ini yaitu tatanan
(brahmwa, wisnu, dan siwa), sanggul rambut pada pengantin wanitanya
gelung kucit yang berfungsi sebagai dinamakan sanggul gelung moding yaitu
penyangga pemasangan bunga emas sanggul yang ujung rambutnya dibiarkan
dan memiliki makna yang terinspirasi terurai menambahkan kecantikan dan
dari kucit (babi) yang diartikan bahwa keanggunan seorang pengantin wanita
upacara yang dilakukan merupakan Bali Madya, dan penataan bunga hidup
tahap menuju berumah tangga yang atau bunga segar pada penataan rambut
nantinya akan menjadi pasangan suami depan yang menambah kesegaran dan
istri. busana pria dan wanita pengantin keharuman seorang pengantin Bali dan
gaya Badung menggunakan ciri khas dari pada tata rias pengantin
kemben/wastra, kancut, tapih, stagen, Bali Madya Gaya Badung yaitu pada
sabuk perada dan umpal. pengantin prianya memakai udeng/destar
Tata Rias Pengantin di Bali prada dan tidak seperti pengantin Bali
memiliki ciri khas masing-masing baik Agung Badung yang menggunakan
dilihat secara tingkatan dan daerah gelung agung. Berikut bagian – bagian

doi: 10.23887/jppkk.v11i3.32289 58
tata rias pengantin Bali Madya gaya ataupun melupakan pakem yang telah
Badung: ada karena merupakan etika dan
Tata rias pengantin Madya gaya norma yang harus diikuti yang
Badung terdiri dari: tata rias wajah yang merupakan warisan budaya dari
digunakan pada pengantin wanita terdiri nenek moyang yang tidak boleh
dari: serinata, alis-alis, hiasan mata dihilangkan dan harus dilestarikan.
(eyeshadow), perona pipi (blush on),
perona bibir (lipstick) dan shading wajah. DAFTAR RUJUKAN
Sedangkan pada pengantin pria tidak
terlalu banyak menggunakan makeu up Agung, Ayu Ketut Agung. 2004. Busana
minimalis atau natural untuk Adat Bali. Denpasar: Pustaka
mengimbangi pengantin wanita. Tatanan Bali Post.
rambut terdiri dari: semi, sanggul gelung Dharmika, Ida Bagus, dkk. 1988. Arti Dari
moding, mawar, bunga cempaka putih, Lambang Dan Fungsi Tata
bunga cempaka kuning, bancangan Rias Pengantin Dalam
emas, bunga sandat emas, bunga kap, Menanamkan Nilai-Nilai
bunga sasak dan kompyong emas. Budaya Bali. Jakarta: Dikbud,
Pengantin pria terdiri dari destar Dirjen Sejarah Dan Nilai
prada yang tidak lagi menggunakan Tradisional.
songket. Busana yang digunakan pada
pengantin wanita terdiri dari: tapih, Mertami, Nyonya. 1993. Tata Rias
kamen/wastra songket, stagen, Pengantin Bali: PT. UPADA
selendang prada dan sabuk prada. SASTRA.
Sedangkan pengantin pria terdiri dari:
kamben prada, saput/kampuh songket, Pujiastuti, Dwi. 2015. “Tata Rias dan
sabuk karet, dan umpal prada . Busana Pengantin Bali Gaya
Aksesoris yang digunakan pada Badung”. e-journal Bosaparis
pengantin wanita terdiri dari: subeng Universitas Pendidikan
cerorot, gelang nagasatru, dan cincin Ganesha 2016.
mata merah, aksesoris yang terlihat lebih
sederhana dari tata rias pengantin Bali Sari, Amilia. 2017. Karya Seni Budaya
Agung. Sedangkan pengantin pria terdiri Tata Rias Pengantin Bali
dari: keris, rumbing, bunga udeng yaitu Agung Putri. Jurnal Vol 0 No
bunga pucuk emas, 2.
SARAN Seriati, Ni Nyoman. 2011. Tata Rias dan
Berdasarkan pembahasan hasil Busana. Yogyakarta:
penelitian dan kesimpulan, maka dapat Universitas Negeri
diajukan saran sebagai berikut: Yogyakarta.
1. Untuk masyarakat: perkembangan
zaman pada tampilan tata rias
pengantin Bali akan terus
berkembang, namun diharapkan agar
masyarakat baik pada wanita maupun
pria tidak boleh melupakan pakem,
norma atau aturan yang merupakan
tradisi dari kebudayaan Bali agar tetap
selalu dilestarikan.
2. Para penata rias yang ada di seluruh
Bali tidak hanya mengedepankan
landasan estetika, inovasi-inovasi dan
adanya perkembangan agar selalu
diminati masyarakat memang penting
tetapi tetap tidak boleh meninggalkan

doi: 10.23887/jppkk.v11i3.32289 59

Anda mungkin juga menyukai