Clarita Aprilliani
Universitas Negeri Yogyakarta
E-mail: claritaaprilliani.2021@student.uny.ac.id
ABSTRAK
Beberapa ragam rias pengantin gaya Yogyakarta diantaranya, Paes Ageng, Jogja Putri, Kanigaran, dan
Jangan Menir. Semua berasal dari induk yang sama yaitu tradisi pengantin dari keraton. Dulunya tata rias
khas Jogja ini bersifat eksklusif hanya boleh dilakukan oleh putri kerajaan atau menantu. Namun setelah
keputusan dari Sri Sultan HB IX, ragam tata rias khas Yogyakarta boleh dilakukan untuk masyarakat sebagai
wujud pelestarian budaya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui makna tata rias paes pengantin Jogja
putri di Daerah Istimewa Yogyakarta, 2) Mengetahui perkembangan penggunaan tata rias dan tata busana
pengantin Jogja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
menggunakan pendekatan fenomenologi dengan mendeskripsikan makna dan bentuk tata rias paes serta
perkembangan pada tata rias dan busana pengantin Jogja putri. Studi fenomenologi pada penelitian ini
dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi pada penata rias pengantin Ibu Dra. C Tri Lestari
Dyah Sulistyowati di Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis data disajikan dalam bentuk deskriptif dengan
pendekatan fenomenologi.
Daerah Jawa terdiri dari Jawa barat, terdiri dari riasan dasar dan riasan
DKI Jakarta, Banten, Jawa tengah, DIY, dekoratif. Riasan dasar merupakan riasan
dan Jawa Timur. Masingmasing daerah pada wajah dengan pengaplikasian
tersebut memiliki cirikhas budaya pelembab dan bedak. Sedangkan riasan
perkawinan. Seperti diantara daerah Jawa, dekoratif dilakukan dengan memberikan
di Jawa Tengah terdapat pengantin Solo warna-warna pada wajah seperti lipstik,
basahan dan Solo puteri, dan di Yogyakarta blush on, dan eye shadow agar terlihat lebih
memiliki pengantin Jogja Putri dan Paes cantik [4]. Jogja Putri adalah salah satu tata
Ageng. Daerah Istimewa Yogyakarta rias pengantin yang dikenalkan dari tembok
merupakan daerah yang tidak lepas dari keraton Yogyakarta. Ciri khasnya adalah
adat istiadat dan kebudayaan Jawa. Adanya berbentuk paes dengan tata rambut sunggar
keraton Ngayogyakarta Hadiningrat juga yang melebar di atas telinga. Memiliki
membuat Daerah Istimewa Yogyakarta hiasan dahi atau cengkorongan paes yang
dikenal sebagai daerah dengan kebudayaan ada di tengah dahi berbentuk seperti
Jawa yang sangat erat [2]. Hal ini potongan daun sirih, berujung runcing dan
berpengaruh terhadap kehidupan lancip. Riasan Jogja Putri mungkin agak
masyarakat Yogyakarta yang tetap mirip dengan Solo Putri, namun dari segi
menggunakan budaya Jawa dalam bentuk paes dan aksesoris sudah berbeda.
kehidupan sehari-hari tak terkecuali dalam Busana adalah barang atau produk yang
perkawinan. Dewasa ini perkawinan dibuat dari hasil kerajinan dimana
tradisional mengalami perkembangan, tujuannya untuk menutup tubuh manusia.
tidak terkecuali pada pulau Jawa. Bagi Tata busana merupakan seni menata dan
masyarakat Jawa perkawinan bukan hanya memadupadankan busana untuk
merupakan pembentukan rumah tangga memperindah dan mempercantik
baru, namun juga merupakan ikatan dari penampilan. Tata busana pengantin yaitu
dua keluarga besar yang bisa jadi berbeda busana yang digunakan oleh pengantin pria
dalam segala hal, baik sosial, ekonomi, dan pengantin wanita dalam prosesi
budaya, dan sebagainya. pernikahan.
Ada beberapa ragam rias pengantin Seiring dengan perkembangan zaman,
gaya Yogyakarta diantaranya, Paes Ageng, masyarakat lebih banyak menggunakan
Jogja Putri, Kanigaran, dan Jangan Menir. riasan dan busana modern yang mengarah
Semua berasal dari induk yang sama yaitu pada budaya barat ketika melangsungkan
tradisi pengantin dari keraton. Dulunya tata pernikahan. Tidak sedikit yang
rias khas Jogja ini bersifat eksklusif hanya menganggap tata rias dan tata busana
boleh dilakukan oleh putri kerajaan atau pengantin tradisional seperti Jogja Putri
menantu. Namun setelah keputusan dari Sri adalah riasan kuno yang terkadang kurang
Sultan HB IX, ragam tata rias khas sesuai dengan perkembangan zaman. Tak
Yogyakarta boleh dilakukan untuk sedikit pula yang melakukan modifikasi
masyarakat sebagai wujud pelestarian pada tata rias dan tata busana pengantin
budaya. Jogja Putri dengan memasukkan unsur-
Menurut Kamus Besar Bahasa unsur fashion modern yang sedang trend.
Indonesia (KBBI) tata rias yaitu pengaturan Salah satu contohnya yaitu penggunaan
susunan hiasan terhadap objek yang kebaya moderen. Namun gaya riasan paes
dipertunjukkan [4]. Tata rias adalah seni pada pengantin Jogja Putri masih menjadi
menghias wajah untuk memperindah dan pilihan sebagian masyarakat karena dinilai
mempercantik wajah. Tata rias dapat sang pengantin akan terlihat sangat anggun
menutupi kekurangan-kekurangan pada ketika menggunakan riasan tersebut.
wajah yang membuat wajah kurang Masyarakat tidak banyak mengetahui
nyaman dipandang. Tata rias pengantin bahwa tata rias dan tata busana pengantin
merupakan riasan yang digunakan oleh Paes Jogja Putri sarat akan makna dan
orang yang sedang melakukan prosesi filosofi yang baik mengenai kehidupan dan
pernikahan. Tata rias pengantin meliputi berkaitan dengan kehidupan kedua
tata rias wajah, tata rias rambut, dan riasan mempelai kedepannya. Oleh karena itu,
pada bagian tubuh yang lain seperti pada peneliti tertarik untuk membahas mengenai
kaki dan tangan. Tata rias pada wajah makna tata rias khususnya Paes pada
Apriliani, Tata Rias Pengantin Jogja……. 34
pngantin Jogja Putri, maka diperlukan pada penelitian ini dilakukan dengan
literatur-literatur yang membahas melakukan wawancara dan observasi pada
mengenai makna dan filosofi tata rias dan penata rias pengantin Ibu Dra. C Tri Lestari
tata busana pengantin Jogja Putri. Untuk Dyah Sulistyowati di Daerah Istimewa
mengetahui makna dan filosifinya dengan Yogyakarta. Analisis data disajikan dalam
jelas, diperlukan sumber bacaan dan bentuk deskriptif dengan pendekatan
informan yang dapat memberikan fenomenologi.
informasi banyak mengenai pengantin
Jogja Putri. Informan yang dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan informasi penting mengenai
pengantin Jogja Putri yaitu penata rias Berdasarkan rumusan masalah, hasil
pengantin. penelitian ini memaparkan deskripsi
Penelitian ini dilakukan dengan mengenai makna tata rias paes pengantin
melakukan observasi dan wawancara pada Jogja putri di Daerah Istimewa Yogyakarta,
peneta rias pengantin profesional serta perkembangannya saat ini. Hasil
khususnya pengantin dengan adat Jawa wawancara dan observasi yang peneliti
yang bernama Ibu Dra. C Tri Lestari Dyah telah lakukan adlah sebagai berikut :
Sulistyowati. Tujuan dari penelitian ini 1. Tata Rias Paes Pengantin Jogja Putri
yaitu untuk: 1) Mengetahui makna tata rias Pakem
paes pengantin Jogja putri di Daerah Tata rias yogya Puteri pada wajah terdiri
Istimewa Yogyakarta, 2) Mengetahui dari riasan dasar dan riasan dekoratif.
perkembangan penggunaan tata rias dan Riasan dasar merupakan riasan pada wajah
tata busana pengantin Jogja putri di Daerah dengan pengaplikasian pelembab dan
Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan uraian bedak. Sedangkan riasan dekoratif
latar belakang tersebut, masyarakat belum dilakukan dengan memberikan warna-
banyak mengetahui makna dan filosofi dan warna pada wajah seperti lipstik, blush on,
perkembangan dari tata rias paes dan tata dan eye shadow agar terlihat lebih cantik
busana pengantin Jogja putri. Oleh karena serta memiliki ciri khas dan keistimewaan
itu, penelitian ini diharapkan memberikan yaitu dengan adanya bentukan paes pada
tambahan wawasan kepada pembaca dahi pengantin wanita yang diisi pidih
mengenai pengantin Jogja putri. hitam yang terkesan luwes dan elok namun
Pemahaman masyarakat akan makna tidak menggunakan pradan keemasan [6].
tersebut nantinya diharapkan dapat Makna dari paes adalah untuk
meningkatkan kecintaan dan rasa memiliki mempercantik diri dan membuang jauh
terhadap budaya Jawa terutama pada perbuatan buruk agar seseorang menjadi
Daerah Istimewa Yogyakarta. pribadi yang sholeh dan dewasa [7].
a. Berikut ini gambar paes beserta sarat
METODE PENELITIAN maknanya :
1)
Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif menggunakan pendekatan
fenomenologi. Penelitian kualitiatif
merupakan penelitian yang dilakukan pada
kondisi objek alamiah, di mana peneliti
menjadi instrumen kunci, teknik
pengumpulan data secara trianggulasi,
analisa data bersifat induktif, serta hasil
penelitian lebih menekankan makna
daripada generalisasi [5]. Pendekatan
fenomenologi menjelaskan fakta yang
disadari dan masuk dalam pemahaman
manusia. Penelitian ini mendeskripsikan
makna dan bentuk tata rias paes serta
perkembangan pada tata rias dan busana Gambar 1. Penunggul
pengantin Jogja putri. Studi fenomenologi Sumber Gambar : [8]
Apriliani, Tata Rias Pengantin Jogja……. 35
4)
Ini bermakna derajat yang tinggi
bagi seorang perempuan yang telah
menikah. Harapannya, setelah
menikah si wanita akan menempati
kedudukan yang tinggi. Bagi
masyarakat Jawa, posisi
perempuan dipandang lebih tinggi
jika yang bersangkutan telah
menikah.
2) Gambar 4. Godheg
Sumber Gambar : [8]
b. Tata Rias Rambut dan Busana Pengantin terlihat cantik dati depan maupun
Jogja Putri belakang.
• Satu bunga ceplok mawar besar
1) dipasang di belakang sanggul.
• Sepasang bungan jebehan masing-
masing 3 untuk samping kanan-kiri
sanggul.
2)
Dalam riasan modifikasi, warna riasan untuk acara akad nikah. Dan warna
dibuat lebih terlihat natural dengan hitam untuk acara resepsi. Namun tak
warna perona mata lebih soft dan paes jarang beberapa calon pengantin masih
pada wajah juga masih digunakan. ingin menggunakan baju sesuai pakem
Namun tak jarang sudah tidak yaitu berbahan bludru
digunakan.
KESIMPULAN
b. Tata Rias Rambut
Sudah seyogyanya setiap pengantin selalu
menginginkan dirinya tampil maksimal di
pernikahannya. Terlebih bagi pengantin
perempuan pasti menginginkan dirinya terlihat
berbeda dan lebih cantik dari hari biasanya. Hal
itulah yang enjadikan peran tata rias pengantin
perempuan dinilai sebagai bagian penting dalam
sebuah perhelatan pernikahan. Tata rias
berfungsi sebagai “kekuatan untuk merubah
wajah lebih berseri dan tampak istimewa dengan
tetap memperhatikan kecantikan alami yang
bersifat personal” [9].
Beberapa ragam rias pengantin gaya
Gambar 10. Tata Rias Rambut Pengantin Jogja Yogyakarta diantaranya, Paes Ageng, Jogja
Sumber Gambar : Sanggar Liza [8] Putri, Kanigaran, dan Jangan Menir. Jogja Putri
adalah salah satu tata rias pengantin yang
Hiasan sanggul, atau perhiasan dikenalkan dari tembok keraton Yogyakarta.
menghadap kedepan. Mungkin supaya Ciri khasnya adalah berbentuk paes dengan tata
terlihat menarik saat difoto. Cunduk rambut sunggar yang melebar di atas telinga.
mentul juga dihadapkan kedepan, Memiliki hiasan dahi atau cengkorongan paes
jumlahnya tetap ganjil namun biasanya yang ada di tengah dahi berbentuk seperti
digunakan 3 atau 5. potongan daun sirih, berujung runcing dan
Jebehan yang digunakan dari bunga lancip [10].
mawar merah asli. Sedangkan Seiring perkembangan waktu tata rias wajah
dibelakang sanggul biasanya diberi pengantin paes jogja putri menggunakan alas
assesoris dan juga bunga melati bedak yang disesuaikan dengan warna kulit,
berbentuk jaring yang menempel pada eyeshadow berwarna bauran cerah dan menarik,
sanggulnya. pemerah pipi berwarna merah samar, serta
warna serasi dengan riasan wajahnya. Saat ini
paes dibebaskan untuk dipakai ataupun tidak.
c. Busana Pengantin Untuk tata rias rambut, tetap menggunakan
sanggul ukel tekuk dengan modifikasi aksesoris
agar telihat lebih menarik ketika digunakan.
Sedangkan untuk busana yang digunakan saat
ini sudah banyak yang tidak menggunakan
busana yang terbuat dari bludru, melainkan
menggunakan kebaya modern, warna yang
digunakan juga tidak melulu warna hitam, tidak
jarang justru menyesuaikan dengan nuansa dari
dekorasi pernikahan.
Gambar 11. Busana Pengantin Jogja Keberadaan modifikasi dalam bingkai tata
Sumber Gambar : Sanggar Liza [8]
rias Paes Pengantin Jogja Putri pada hakikatnya
bukan bertujuan untuk memarjinalkan makna
Busana yang digunakan pada masa
filosofis dan historis dalam setiap unsur tata
sekarang ini lebih sering menggunakan
riasnya [11]. Dalam setiap akulturasi yang
Kebaya modern, bukan bludru.
melibatkan proses inovasi make-up artist ini
Biasanya berwarna hitam atau putih
merupakan sumbangsih mereka untuk
Apriliani, Tata Rias Pengantin Jogja……. 38
menghidupkan kembali tata rias tradisional agar [6] F. P. Pancawardani and Maspiyah,
para perempuan Yogyakarta memiliki “Pengaruh Penggunaan Jenis Kosmetik
kebanggan pada saat merias ataupun dirias Terhadap Hasil Paes Tata Rias
dengan tata rias Paes Pengantin Jogja Putri. Pengantin Yogya Putri ,” Jurnal Tata
Dengan demikian, tata rias tradisional Paes Rias, vol. 2, no. 1, pp. 10–18, 2013,
Pengantin Jogja Putri akan tetap berdiri sebagai Accessed: May 30, 2023. [Online].
tren yang selalu dipilih para perempuan Available:
Yogyakarta di hari pernikahannya. Di samping https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/ju
itu, ada motif profit ekonomi bagi para make-up rnal-tata-rias/article/view/1077
artist untuk turut serta mencari peruntungan [7] T. Rifki, Tata Rias Pengantin
dalam dunia tata rias [12]. Namun yang perlu Yogyakarta - Corak Yogya Puteri .
digaris bawahi adalah motif orientasi profit atau Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
keuntungan dalam konteks ini tidak serta merta 2013. Accessed: May 30, 2023.
merusak budaya dari tata rias Jogja itu sendiri, [Online]. Available:
mengingat tata rias Paes Pengantin Jogja Putri https://ebooks.gramedia.com/id/buku/tat
yang mengalami modifikasi dengan tetap a-rias-pengantin-yogyakarta-corak-
mempertahankan sisi identitas perempuan yogya-puteri
Yogyakarta. [8] S. Mustika, “Perbedaan Pengantin Jogja
Putri Pakem dan Modifikasi,” Sep. 08,
2020.
REFERENSI https://www.kaskus.co.id/thread/5f578d
625cf6c4436d58b120/simak-yuk-
[1] A. Asrizal and P. Armita, “Local perbedaan-pengantin-jogja-putri-pakem-
Wisdom in Practice Traditional dan-modifikasi/ (accessed May 30,
Wedding in Indonesia,” Jurnal 2023).
Maw’izah Jilid, vol. 2, pp. 40–48, 2019. [9] Eviyawati, “Wawancara dengan
[2] M. S. Yosodipuro, Rias Pengantin gaya Instruktur senior Sanggar Liza dan
Yogyakarta dengan segala upacaran. Marketing Manager PAC. Mazaya
Yogyakarta: Kanisius, 2008. Accessed: Cosmetic,” 2018.
May 30, 2023. [Online]. Available: [10] I. Djumena, H. Haila, and Sopariah,
http://balaiyanpus.jogjaprov.go.id/opac/ “Efektivitas Pelatihan Tata Rias
detail-opac?id=256586 Pengantin Yogya Putri Bagi Peserta di
[3] F. N. Fitri and N. Wahyuningsih, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP)
“Makna Filosofi dan Fungsi Tata Rias Dewi Puspita Kota Serang Provinsi
Pernikahan Jawa di Daerah Surakarta,” Banten,” Jurnal Eksistensi Pendidikan
Haluan Sastra Budaya, vol. 3, no. 2, pp. Luar Sekolah (E-Plus), vol. 2, no. 1, pp.
118–134, Mar. 2019, Accessed: May 30, 71–86, Feb. 2017, doi: 10.30870/E-
2023. [Online]. Available: PLUS.V2I1.2950.
https://jurnal.uns.ac.id/hsb/article/view/ [11] T. Santoso, Tata Rias & Busana
22176 Pengantin Seluruh Indonesia. Jakarta:
[4] S. M. Bita, “Makna Dan Filosofi Tata Gramedia Pustaka Utama, 2013.
Rias dan Busana Pengantin Putri Sekar Accessed: May 30, 2023. [Online].
Salekso Kotamagelang Jawa Tengah,” Available:
Universitas Negeri Semarang, https://books.google.co.id/books?id=PD
Semarang, 2017. Accessed: May 30, RhDwAAQBAJ&printsec=frontcover&
2023. [Online]. Available: hl=id&source=gbs_vpt_read#v=onepag
http://lib.unnes.ac.id/31634/ e&q&f=false
[5] Sugiyono, Memahami Penelitian [12] Naniek. Saryoto, Solo puteri : tata rias
Kualitatif, no. 9. Bandung: Alfabeta, & adat istiadat pernikahan Surakarta
2005. Accessed: May 30, 2023. klasik. Jakarta: Gramedia Pustaka
[Online]. Available: Utama, 2012. Accessed: May 30, 2023.
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.i [Online]. Available:
d/home/catalog/id/14156/slug/memaha https://books.google.com/books/about/S
mi-penelitian-kualitatif.html olo_puteri.html?hl=id&id=r1XPkQEAC
AAJ
Apriliani, Tata Rias Pengantin Jogja……. 39