Anda di halaman 1dari 3

ADAT ISTIADAT

Semboyan Negara Indonesia adalah Bhinneka Tunggal Ika yang artinya, yaitu
berbeda-beda tetapi tetap satu. Ada banyak perbedaan yang ada di Indonesia salah
satunya adalah Adat Istiadat. Indonesia memiliki beragam Adat Istiadat, Adat
yang mencakup norma dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat di setiap
daerahnya. Norma dan nilai masyarakat setiap daerah di Indonesia masih berlaku
hingga pada saat ini. Tujuannya untuk mengatur tindakan atau perbuatan
masyarakat dalam kehidupan sosial.

Adat Istiadat merupakan salah satu Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang
terdapat dalam Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD). Menurut KBBI, adat
istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari generasi satu ke
generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola perilaku
masyarakat. Warisan ini telah menjadi tradisi atau ciri khas dari suatu daerah.
Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat untuk terus melestarikan adat istiadat
agar bertahan hingga anak cucu. Adat Istiadat hampir punah, sehingga di
butuhkan peran dan perhatian masyarakat untuk dapat bersama-sama
mempertahankan dan mengembangkan adat istiadat. Adapun cara-cara untuk
melestarikan budaya daerah agar tidak punah, sebagai berikut:

1. Cari Tahu Tentang Budaya


Semakin banyak informasi yang di dapat semakin luas juga wawasan
tentang kebudayaan tersebut.
2. Bergabung Untuk Mengikuti Acara Kebudayaan
Bergabungnya tersebut akan menambah pengetahuan mengenai budaya
itu.
3. Memperkenalkan Budaya Lewat Media Sosial
Dokumentasikanlah tentang budaya dengan menarik lewat Media Sosial.
4. Gunakan Produk Indonesia di Luar Negeri
Jika memakai produk lokal di Luar Negeri, itu salah satu memperkenalkan
budaya kita di Luar Negeri.
5. Mempelajari dan Memakai Bahasa Daerah di Lingkungan
Keluarga.
Hal tersebut dapat melestarikan budaya agar tidak punah.

Adat istiadat di setiap kelompok masyarakat memiliki perbedaan, karena


masyarakat dalam membentuk suatu adat istiadat berbeda satu sama lain. Setiap
provinsi di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri, begitu juga adat
istiadat yang salah satunya masyarakat provinsi Sumatera Utara tepatnya di
Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten Deli Serdang terdiri dari 22 Kecamatan yang
didiami oleh Etnis Asli Kabupaten Deli Serdang dan Etnis Pendatang Kabupaten
Deli Serdang. Etnis Asli Kabupaten Deli Serdang yaitu Simalungun, Melayu,
Karo atau di singkat dengan sebutan Simekar, dan Etnis Pendatang Kabupaten
Deli Serdang yaitu Jawa, Toba, Nias, Mandailing, Aceh, Minang, Pakpak, Banjar,
Banten, India, dan China. Etnis-etnis yang mendiami daerah-daerah di wilayah
Kab. Deli Serdang tersebut mengembangkan berbagai bentuk adat istiadat dan
tradisi yang telah dilakukan selama bertahun-tahun dan telah menjadi bagian dari
kehidupan mereka.

Contoh adat istiadat Etnis Asli Kab. Deli Serdang dan Etnis Pendatang Kab. Deli
Serdang yaitu Rondang Bintang dari Etnis Simalungun dan Siraman dari Etnis
Jawa.

1. Rondang Bintang (Simalungun)


Rodang Bintang merupakan pesta adat Batak Simalungun yang
menggambarkan ungkapan bentuk rasa syukur atas panen raya yang telah
dilakukan. Pada pesta ini juga dimanfaatkan para muda-mudi Simalungun
sebagai ajang mencari jodoh. Katanya pada zaman dahulu, pada pesta ini
para gadis keluar untuk menumbuk padi bersama. Dan setelah perhatian
didapat dari sang pemuda, maka para gadis pun mengikuti proses
pembersihan diri. ramuan khusus yang digunakan pada pembersihan diri
ini adalah Jeruk Purut sebagai simbol pembersihan badan, hati, dan
pikiran.
2. Siraman (Jawa)
Upacara adat Jawa yang paling banyak dilakukan hingga kini adalah
prosesi pernikahan. Mulai dari siraman, midodareni, hingga Prosesi
adat yang cukup panjang saat resepsi pernikahan. Siraman termasuk
tahapan awal dalam prosesi pernikahan adat Jawa. Tradisi ini bertujuan
untuk membersihkan jiwa dan hati calon pengantin sebelum
membangun rumah tangga. Air yang digunakan untuk siraman diambil
dari tujuh sumber yang berbeda-beda, tujuh dalam bahasa Jawa adalah
“Pitu”, yang dimaknai sebagai Pitulungan atau Pertolongan. Siraman
dilakukan oleh saudara tua, biasanya dipilih yang masih bersuami atau
beristri. Tujuannya agar rumah tangga si calon pengantin ini langgeng
dan harmonis.

Kesimpulan

Adat istiadat itu memang tidak secara tertulis bisa dibaca tetapi dipraktekkan
kemudian diwarisi secara Turun-temurun. “Bukan hanya ada teorinya, tetapi harus
ada prakteknya”. Setiap daerah Indonesia memiliki tradisi yang berbeda-beda.
bukan cuman 1, 2, atau 3 tetapi ada banyak adat istiadat yang ada di Indonesia.
Walaupun berbeda-beda kita harus saling menghargai satu sama lain.

BY: SYALOMITA ANGEL SIMANULLANG

KELAS: X SMA

Anda mungkin juga menyukai