Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN BUKU POP-UP TENTANG

PENGENALAN TATA RIAS DAN BUSANA PENGANTIN


MOJOPUTRI
UNTUK MASYARAKAT JAWA TIMUR USIA 20 – 24 TAHUN
Rr. Tanaya Hayyu Viona Daisy Purbowati 1) Karsam 2) Darwin Yuwono Riyanto 3)
Program Studi/Jurusan Desain Komunikasi Visual
Universitas Dinamika
Jl. Raya Kedung Baruk 98 Surabaya, 60298
Email : 1) 19420100004@dinamika.ac.id, 2) karsam@dinamika.ac.id, 3) darwin@dinamik.ac.id

Abstrak: Buku adalah jendela dunia. Dengan membaca, seseorang dapat mengetahui informasi
yang berharga. Namun sayangnya tingkat kegemaran membaca di Indonesia cukup rendah, tetapi
ketertarikan seseorang atas sebuah gambar terbilang tinggi. Agar seseorang gemar membaca dan
dapat memiliki wawasan baru, maka dirancanglah buku bergambar. Namun nyatanya tidak semua
tertarik karena mayoritas berisikan tulisan. Salah satu jenis buku dengan dominasi gambar adalah
buku pop-up. Buku pop-up bukanlah buku yang dikhususkan untuk anak-anak. Bahkan, dahulu
buku pop-up dirancang khusus untuk orang dewasa. Banyak informasi yang orang dewasa
lewatkan, tidak terkecuali budaya khas Indonesia. Salah satu budaya Indonesia adalah tampilan
pengantin Mojoputri. Mojoputri merupakan jati diri tampilan pengantin Kabupaten Mojokerto.
Pengetahuan tentang Mojoputri ini dikemas dalam sebuah buku pop-up agar masyarakat mudah
memahami terkait tampilan Mojoputri. Sehingga selain menambah pengetahuan, masyarakat dapat
melestarikan budaya Indonesia dengan cara mengenal budaya yang ada di Indonesia.

Kata kunci: Pengantin Mojoputri, Pernikahan Adat Jawa, Buku Pop-Up Dewasa

Awal kehidupan dewasa seseorang Peneliti telah melakukan penelitian


dimulai dari terlaksananya pernikahan antara terhadap 56 orang yang pernah melakukan
dirinya dan pasangannya. Dengan menikah, pernikahan. 56 orang ini berasal dari Jawa,
seseorang dinilai siap untuk saling 91% dari Jawa Timur 9% lainnya dari Jawa
mempertanggungjawabkan satu sama lain Tengah dan DI Yogyakarta. Penelitian ini
tanpa campur tangan orang tua masing-masing. bertujuan untuk mengetahui tata rias dan
Tanggung jawab yang harus dipenuhi adalah busana pengantin daerah Jawa mana yang
seputar kebutuhan materi, kesehatan psikis dan pernah digunakan.
fisik, kesetiaan kepada pasangan, dan lain-lain. Penelitian dilakukan kepada mereka
Mayoritas pasangan pemuda di yang berstatus sudah menikah dan berasal dari
Indonesia menikah pada usia 19-21 tahun suku Jawa. Hasil dari penelitian tersebut
(Bayu, 2020). Namun jika dilihat kembali, usia menunjukkan bahwa sebanyak 47 atau 83,9%
menikah laki-laki dan perempuan berada di responden menggunakan pakaian adat
kategori berbeda. Perempuan cenderung Indonesia saat menikah. Jenis pakaian adat
menikah pada usia 19-21 tahun sedangkan yang digunakan saat acara pernikahan adalah
laki-laki pada usia 22-24 tahun. sebanyak 24; 41,1% menggunakan riasan
Dengan melakukan pernikahan pada pengantin Jawa Solo/Surakarta, 13; 23,2%
usia yang matang, pasti muncul harapan agar menggunakan riasan pengantin Jawa
segera ada penerus keluarga. Penerus keluarga Yogyakarta, 9; 16,9% menggunakan riasan
inilah yang nanti akan melanjutkan budaya pengantin Modern Internasional, 7; 12,5%
yang diajarkan orang tua sehingga budaya menggunakan riasan pengantin Pegon
Indonesia tetap berlanjut. Surabaya, 1; 1,8% menggunakan riasan
Di Indonesia terdiri dari beberapa pengantin Sunda, 1; 1,8% menggunakan riasan
suku, tiap suku memiliki ciri khas masing- pengantin Betawi, 1; 1,8% menggunakan
masing. Salah satu ciri khas dari setiap suku riasan pengantin Makassar, dan 1; 1,8%
adalah pernikahan adat. menggunakan riasan pengantin Bugis. Alasan
mereka dalam menggunakan pakaian tersebut

Art Nouveau - Page 1


diketahui bahwa mereka merasa sesuai dengan merupakan hasil akulturasi dari beberapa
suku adat asalnya, merasa tidak meninggalkan budaya. Budaya itu adalah busana khas
budaya Indonesia, merasa cantik dengan riasan kerajaan Majapahit, busana khas Eropa dari
dan busana pilihannya, merasa anggun dengan masa kolonial Belanda, dan beberapa budaya
riasan dan busana pilihannya, merasa lokal yang berlaku di Mojokerto.
manglingi dengan riasan dan busana Seperti yang tertulis pada keputusan
pilihannya, merasa harus menggunakan karena Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Ahli Rias
itu adalah kodratnya, dan merupakan salah satu Pengantin Indonesia “MELATI” Nomor
impiannya. Berhubungan dengan tata rias dan 05/SKEP.DPD MEL/V/1996 Pasal (1)
busana pengantin, mereka ditanya terkait berbunyi “Pengantin Mojoputri sebagai Jati
pengetahuan mereka tentang tata rias dan Diri Pengantin Khas Kabupaten Daerah
busana pengantin Mojoputri dan sebanyak 50; Tingkat II Mojokerto yang lahir dari nilai-nilai
89,3% orang tidak mengetahui tentang Kebesaran Kerajaan Mojopahit” (Zain, 1996).
Mojoputri. Padahal ketika mereka ditunjukkan Maka dari itu, hal ini wajib untuk dilestarikan
foto tata rias dan busana Mojoputri, sebanyak agar tidak hilang sejarahnya. Namun
30; 53,6% orang mengatakan ingin mencoba sayangnya, seperti yang telah dijelaskan di
pakaian ini. atas, masyarakat Jawa tidak mengetahui riasan
Dapat disimpulkan bahwa mayoritas pengantin Mojoputri.
pernikahan adat yang mereka laksanakan Supaya riasan pengantin Mojoputri
bukanlah berasal dari daerah asalnya. Hal ini dapat tetap lestari, maka dibutuhkan media
dapat dilihat dari jenis tata rias dan busana untuk memperkenalkannya. Agar masyarakat
yang digunakan mereka bahwa penggunaan mudah memahami informasi baru, maka
tata rias dan busana pengantin Jawa Solo dibuatlah media buku pop-up tentang tata rias
mencapai 23; 41,1%. Sedangkan yang dan busana Mojoputri.
menggunakan riasan dan pakaian pengantin Alasan dibuatnya buku pop-up adalah
khas adat Jawa Timur seperti Pegon Surabaya untuk membantu pembaca dalam melihat dan
hanya berjumlah 7; 12,5% saja. Nyatanya pada mengenali susunan riasan dan busana. Walau
gambar 1.4 ditunjukkan sebanyak 51; 91% buku pop-up identik dengan buku
responden berasal dari Jawa Timur. pembelajaran bagi anak-anak, nyatanya buku
Sayangnya tidak banyak masyarakat pop-up dapat dinikmati bagi remaja hingga
yang tahu tentang tampilan pengantin khas orang dewasa. Di awal pembentukkannya di
daerah-daerah di Jawa. Hal ini dapat dilihat abad ke-13, buku pop-up diciptakan sebagai
dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sarana pembelajaran untuk orang dewasa.
pengetahuan mereka tentang jenis tata rias dan Sedangkan fungsi buku pop-up mencabang
busana adat Jawa adalah Jawa Solo atau menjadi salah satu media pembelajaran dan
Yogya. Selain dari hasil penelitian di atas, hiburan bagi anak dimulai di abad ke-18
Kencana dan Mutimmatul menjelaskan bahwa (Arjuna D & Ardiansyah, 2019).
masyarakat cenderung memilih tata rias dan Dari latar belakang yang telah
busana Solo maupun Yogyakarta karena dijelaskan, permasalahan pada Tugas Akhir ini
terlihat luwes bagaikan raja dan ratu (Wijaya & adalah bagaimana merancang buku pop-up
Faidah, 2020). Padahal masih banyak tata rias tentang pengenalan tata rias dan busana
dan busana pengantin Jawa selain dari kedua pengantin Mojoputri untuk masyarakat Jawa
daerah tersebut yang memiliki tampilan Timur usia 20-24 tahun. Dengan batasan
sejenis. Contohnya yaitu salah satu daerah di masalah: 1)Target audience adalah masyarakat
Jawa Timur bernama Mojokerto. Jawa Timur dengan usia 20-24 tahun; 2)Buku
Mojokerto merupakan daerah pusat berisi karya fotografi yang disusun hingga
kerajaan Majapahit di saat masa kejayaannya. membentuk susunan pop-up; 3)Buku berisi
Sehingga seluruh kekayaan budaya di tentang pengenalan sejarah, makna, tata rias,
Mojokerto sangat kental dengan kerajaan dan busana pengantin Mojoputri; 4)Buku
Majapahit. Salah satu kekayaan budaya disusun agar masyarakat Jawa Timur mengenal
Mojokerto adalah riasan Mojoputri. Mojoputri budaya asli Jawa Timur; 5)Bentuk buku adalah
merupakan hasil akulturasi dari nilai agama buku pop-up; 6)Teknik pop-up yang digunakan
hindu dan islam. Selain agama, riasan ini juga adalah transformations dan peek-a-boo/lift a

Art Nouveau - Page 2


flap; 7)Media pendukung yang digunakan pinggang antaraksi; 6) keris; 7) cincin; 8)
adalah x-banner, poster, sticker, gantungan mekak; 9) baju luaran hitam; 10) rapek susun
kunci, dan pembatas buku. tiga; 11) ilatan; 12) dodot sinebab; 13) celana
Pada kajian terdahulu telah dilakukan motif gringsing; 14) selop. Sedangkan untuk
penelitian terkait modifikasi tata rias Mojoputri pengantin putri yaitu: 1) sanggul gelung keling;
berhijab oleh Nisrin Nur Faricha, Program 2) cucuk menthul; 3) jamang; 4) giwang; 5)
Studi Strata 1 Pendidikan Tata Rias giwang; 6) kalung; 7) kelat bahu; 8) cincin; 9)
Universitas Negeri Surabaya (Faricha, 2016). gelang tangan; 10) ikat pinggang antaraksi;
Penelitiannya membuahkan hasil berupa 11) mekak; 12) baju liaran hitam; 13) rapek
modifikasi tata rias bagi pengantin berjilbab susun tiga; 14) ilatan; 15) dodot sinebab; 16)
yang ingin menggunakan riasan Mojoputri. sinjang motif gringsing; 17) selop. Semua
Hasil penelitiannya menjelaskan ciri khas rangkaian tersebut akan disajikan dalam media
riasan Mojoputri, istilah yang digunakan, dan buku pop-up. Buku pop-up dahulunya disebut
kesesuaian hasil akhir dengan etika islam. Pada dengan moveable book. Pop-up adalah sebuah
penelitian, Nisrin menjelaskan asal-usul riasan kartu atau buku yang saat dibuka akan
Mojoputri ini. Dari asal-usul itu dapat menampilkan bentuk 3 dimensi (3D)
diketahui bahwa terdapat beberapa ketentuan (Dewantari, 2014). Terdapat beberapa jenis
mutlak (pakem) yang harus digunakan pada pop-up yaitu: 1) transformation; 2) volvelles;
tata rias Mojoputri. Perbedaan yang ada pada 3) peepshow; 4) pull-tabs; 5) carousel; 6) box
penelitian saat ini terletak di media pengenalan and cylinder. Sedangkan jenis buku interaktif
yang akan dibentuk. Jika penelitian terdahulu ada 9 (Oey et al., 2013), yaitu: 1) Pop-up; 2)
hanya menghasilkan riasan langsung pada Peek a boo/lift a flap; 3) Pull tab; 4) Hidden
seorang model, maka pada penelitian saat ini objects; 5) Games; 6) Participation; 7) Play-a-
akan menghasilkan sebuah buku pop-up song atau play-a-sound; 8) Touch and feel; 9)
tentang pengenalan tata rias dan busana Campuran.
Mojoputri agar dapat dipelajari oleh Pada perancangan buku akan dilalui
masyarakat. beberapa tahap yaitu perencanaan, penyusunan
Pada KBBI kata pernikahan memiliki konsep, desain, produksi, dan penyempurnaan.
dasar kata “nikah” yang berarti ikatan Dalam perancangan akan dibentuk desain
perkawinan yang dilakukan berdasar ketentuan buku. Unsur pada desain yaitu titik, garis,
hukum dan ajaran agama yang dianut. Maka bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Unsur ini
dari itu, pernikahan diharapkan hanya bersamaan dengan terbentuknya 9 prinsip
dilakukan sekali dalam seumur hidup. Dahulu, desain (Dahliani, 2008) yaitu: 1) proporsi; 2)
prosesi pernikahan adat Jawa hanya boleh balance; 3) kontras; 4) point of interest; 5)
dilakukan oleh keturunan keraton (berdarah harmoni; 6) ritme; 7) repetisi; 8) continuity; 9)
biru) atau abdi dalem keraton (priayi). Prosesi unity.
upacara pengantin adat adalah sebuah Pada buku nanti akan digunakan
rangkaian kegiatan simbolis pernikahan yang karya fotografi. Fotografi merupakan salah
dilakukan berdasarkan adat yang berlaku. satu media komunikasi yang berfungsi untuk
Dalam upacara pengantin Mojoputri terdapat 3 menyampaikan pesan dan ide dari seseorang
(tiga) tahapan (Zain, 1996), yaitu: 1) Pengantin (Sudarma, 2014). Fotografi digunakan agar
putra datang dengan menunggang kuda yang nilai keaslian dari tampilan Mojoputri tidak
dikawal cucuk lampah dan pengiring serta hilang.
diiringi musik terbang jidor; 2) Temu Buku ini dirancang untuk calon
pengantin mayang kubro; 3) Serah terima pengantin, khususnya mereka yang berasal dari
pengantin menggunakan bahasa daerah khas daerah Jawa Timur. Sekarang masyarakat Jawa
Mojokerto yang bermakna pesan-pesan untuk tidak hanya menempati daerah asalnya saja.
sepasang pengantin. Tata rias pengantin Sudah banyak masyarakat Jawa yang merantau
dilakukan kepada dua mempelai, dan setiap ke berbagai daerah. Walaupun merantau,
mempelai memiliki riasan berbeda. Tata mereka tetap membawa karakteristik budaya
busana pada pengantin putra yaitu: 1) mahkota Jawa mereka. Karakteristik budaya Jawa
gelung keling; 2) sumping; 3) kalung susun adalah religius, nondoktriner, toleran,
tiga wulan menanggal; 4) kelat bahu; 5) ikat akomodatif, dan oplimatik (Sujamto, 1992).

Art Nouveau - Page 3


Dari karakteristik tersebut maka terbentuklah berbeda. Kegiatan wawancara dilakukan
corak, sifat dan kecenderungan khas dari kepada 2 tokoh budayawan, 3 perias
masyarakat Jawa yaitu: 1) Percaya kepada profesional, dan 14 orang acak. Untuk studi
Tuhan Yang Maha Esa sebagai awal dan akhir literatur diambil dari buku “Mengenal Tata
adanya penciptaan alam semesta; 2) Bercorak Rias, Busana Dan Prosesi Pengantin
idealistis, percaya sesuatu immateriil (bukan Mojoputri” karya Machmoed Zain. Sedangkan
benda), dan hal-hal supernatural; 3) dokumentasi merupakan hasil pengumpulan
Mengutamakan hakikat; 4) Mengutamakan data berupa dokumen, arsip, foto, maupun
cinta kasih sebagai landasan hubungan antar video dari serangkaian kegiatan yang telah
manusia; 5) Percaya takdir, bersikap pasrah, dilakukan. Setelah mendapat data yang
nrimo; 6) Bersifat konvergen dan universal; 7) diperlukan, proses analisis dilakukan dengan
Momot dan nonsektarian; 8) Simbolisme; 9) cara mereduksi data. Reduksi data adalah
Suka gotong royong, rukun, dan damai; 10) proses menyederhanakan dan memilah hasil
Kurang kompetitif dan tidak mengutamakan pengumpulan data sehingga hasilnya fokus
materi (Dimyati Huda, 2011). Sifat-sifat itu kepada data yang diperlukan. Selanjutnya
terbawa oleh masyarakat Jawa hingga dilakukan penyajian data yaitu penerjemahan
sekarang. Dilihat dari sifat itu, masyarakat data menjadi sebuah bentuk yang lebih mudah
Jawa sangat memperhatikan terkait rasa, dipahami. Setelah data siap, dilakukan
tatanan, dan keselamatan/selamatan. Tiga hal penarikan kesimpulan untuk meringkas semua
ini sudah mempengaruhi pola pikir dan informasi yang didapat. Selanjutnya dilakukan
perilaku orang Jawa. Mereka peduli tentang análisis SWOT untuk merancang sebuah
perasaan dan peduli dengan tatanan yang sudah strategi yang dilihat dari 4 aspek produk, yaitu
ada. Mereka menyukai hal yang sudah ada kekuatan (strengths), kelemahan (weakness),
turun menurun dan menerima apa adanya. kesempatan (opportunities), dan ancaman
Mereka merasa harus mengikuti semua hal (threats).
yang sudah diatur dan harus melakukannya.
Dengan pola pikir tersebut, desain yang akan Hasil Analisis Data
menarik mereka adalah desain bernuansa 1. Reduksi Data
warisan budaya Jawa yang sudah turun a. Observasi
temurun. Dari hasil observasi yang telah
Dengan dirancangnya buku pop-up dilakukan di Museum Gubug
ini, diharapkan masyarakat dapat mengenal Wayang, dapat diketahui bahwa
tata rias dan busana Mojoputri, khususnya bagi tampilan busana era Majapahit dan
mereka yang akan melakukan pernikahan. Mojoputri hanya memiliki beberapa
kesamaan. Kesamaannya yaitu
METODE PENELITIAN pemakaian aksesoris megah berwarna
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah emas, pemakaian mahkota pada laki-
metode kualitatif. Metode kualitatif adalah laki dan perempuan, serta pakaian
sebuah pendekatan penelitian yang sejenis Mojoputri ini hanya digunakan
berdasarkan pada fenomena yang bersifat untuk anggota kerajaan atau
alami (Abdussamad, 2021). Objek yang akan bangsawan. Sedangkan dari hasil
diletiti adalah tata rias dan busana pernikahan observasi kegiatan merias, dapat
adat Jawa Mojoputri. Objek itu meliputi diketahui terkait ciri khas yang
aksesoris, pakaian, riasan, dan pengaruh menonjol dari tata rias dan busana
budaya Majapahit pada riasan dan busana Mojoputri. Ciri khas dan
Mojoputri. Teknik pengumpulan data yang keistimewaan ini akan disajikan dalam
dilakukan peneliti melalui kegiatan observasi, bentuk buku pop-up. Buku pop-up
wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. akan memberikan kesan berbeda
Dalam prosesnya dilakukan pendekatan kepada pembaca saat membaca buku.
triangulasi, yaitu pendekatan analisa data Kesan berbeda ini diberikan melalui
dengan cara menggabungkan data dari visual foto yang dicetak di kertas dan
berbagai sumber yang ada (Bachri, 2010). disusun sedemikian rupa sehingga
Kegiatan observasi dilakukan di 2 lokasi yang berbentuk 3D. Dalam pengenalan

Art Nouveau - Page 4


atribut juga disajikan dalam bentuk sebuah penyajian informasi yang
lift a flap sehingga pembaca tertarik singkat namun jelas. Mereka merasa
untuk berinteraksi dengan buku. Dari malas dengan tulisan banyak yang ada
interaksi tersebut, pembaca akan di dalam sebuah buku. Dengan
benar-benar memperhatikan tampilan gambar di dalam buku, mereka
Mojoputri yang tersedia. Dengan merasa terbantu dalam memahami
begitu, pembaca dapat mengenal informasi yang disajikan. Maka dari
tampilan Mojoputri. itu, buku pop-up dapat mempermudah
b. Wawancara mereka untuk menangkap visualisasi
Dari hasil wawancara dengan tokoh Mojoputri dengan jelas. Mereka juga
budayawan dan perias professional, berpendapat bahwa buku pop-up tidak
diketahui bahwa Mojoputri untuk anak-anak saja, karena mereka
merupakan pakaian pengantin adat merasa buku pop-up adalah buku yang
Jawa khas daerah Kabupaten unik dan dapat dinikmati secara
Mojokerto. Mojoputri dirancang oleh visual.
mantan bupati Kabupaten Mojokerto, c. Studi Literatur
Bapak Machmoed Zain. Hasil Buku Mengenal Tata Rias, Busana,
karangannya diresmikan menjadi jati dan Prosesi Pengantin Mojoputri
diri pengantin Kabupaten Mojokerto karya Machmoed Zain menjadi
pada tahun 1996 oleh HARPI referensi utama dalam memahami tata
MELATI. Busana Mojoputri rias dan busana pengantin Mojoputri.
merupakan hasil akulturasi dari Dari buku ini diambil informasi
beberapa budaya seperti budaya terkait tata rias pengantin, nama
Kerajaan Majapahit, Islam, Hindu, busana, susunan busana, nama
dan Mojokerto Kuno. Budaya-budaya aksesoris, dan jenis motif yang
ini dijadikan satu dan dikemas digunakan.
bersamaan dengan dasar pengantin d. Dokumentasi
adat Jawa sehingga terbentuklah Dari dokumentasi yang telah diambil,
pengantin Mojoputri ini. Sayangnya diketahui bahwa terdapat beberapa
pengenalan terhadap pengantin elemen budaya Majapahit yang ada di
Mojoputri semakin memudar. Salah Mojoputri. Elemen budaya Majapahit
satu penyebabnya adalah keterbatasan ini menjadi ciri khas utama pengantin
kemampuan perias dalam Mojoputri. Elemen tersebut seperti
mengerjakan riasan Mojoputri. Selain mahkota/kuluk dan sanggul gelung
itu, jumlah busana yang tidak banyak keling yang membentuk candi. Bentuk
membuat minat masyarakat semakin ini memiliki makna penggunanya
turun karena hal tersebut membuat memiliki kedudukan yang tinggi.
biayanya menjadi mahal. Namun Selanjutnya ada dodot sinebab yang
dengan minimnya permintaan menggunakan kain panjang tanpa
masyarakat, perias tidak akan potongan. Hal ini seperti pakaian era
menambahkan sebuah riasan baru Kerajaan Majapahit yang mayoritas
dalam portofolionya. Maka dari itu, hanya menggunakan kain yang
agar minat masyarakat menjadi tinggi, dilipat-lipat dalam berpakaian sehari-
butuh media untuk mengenalkan hari. Lalu elemen yang terlihat
pengantin Mojoputri. Media yang mecolok adalah penggunaan aksesoris
interaktif dapat membuat seseorang emas yang banyak dan bertumpuk
mudah dalam mengenal dan khas keluarga kerajaan. Aksesoris
memahami pesan yang disampaikan. emas yang elegan dan mewah adalah
Salah satu bentuk media interaktif salah satu ciri Kerajaan Majapahit.
adalah buku pop-up. Buku pop-up 2. Penyajian Data
dipilih karena 13 dari 14 orang acak Dari hasil reduksi data, maka dapat
yang diwawancari mengatakan bahwa disajikan data sebagai berikut:
orang dewasa juga memerlukan

Art Nouveau - Page 5


a. Mojoputri merupakan karangan Analisis STP (Segmentation, Targeting,
Machmoed Zain yang sudah Positioning)
ditetapkan menjadi jati diri pengantin 1. Segmentation
khas Kabupaten Mojokerto oleh
HARPI MELATI. Tabel 1. Tabel Segmentation
b. Pengenalan Mojoputri memudar
Segmentasi Keterangan
karena keterbatasan tenaga ahli dan
Letak
busana yang dibutuhkan. Geografis Jawa Timur
Wilayah
c. Dibutuhkan pengenalan tentang
pengantin Mojoputri kepada Ukuran
Kabupaten/Kota
masyarakat agar dapat menaikkan Wilayah
minat penggunaan rias Mojoputri. Demografis Gender Semua Gender
d. Peningkatan minat masyarakat Usia 20 – 40 Tahun
terhadap riasan Mojoputri dapat Ekonomi Menengah
mendorong perias dalam menambah Segala
Pekerjaan
keterampilan mereka di bidang rias profesi/Perias
Mojoputri. Pendidikan SMA - Sarjana
e. Masyarakat dengan rentang usia 15 – Ingin tahu, cinta
29 tahun mengatakan bahwa mereka Psikografis Kepribadian budaya
tertarik dengan buku pop-up. tradisional
f. Masyarakat dengan rentang usia 15 – Functionalist,
29 tahun merasa buku pop-up juga Gaya Hidup experientials,
dibutuhkan oleh orang dewasa, nasionalis
asalkan isi buku sesuai dengan Sumber: Olahan Penulis, 2023
mereka.
g. Buku pop-up dapat mendorong 2. Targeting
semangat masyarakat dalam membaca a. Target Audience
sebuah buku. Usia 20 – 24 tahun, laki-laki atau
3. Penarikan Kesimpulan
perempuan, bersuku Jawa atau yang
Berdasarkan penyajian data yang sudah
lainnya, bertempat tinggal di wilayah
dijelaskan, diketahui bahwa Mojoputri
merupakan jati diri pengantin daerah kabupaten atau kota di Jawa Timur.
Kabupaten Mojokerto. Sayangnya, proses Memiliki ketertarikan kepada budaya
pengenalan menjadi terhambat karena pernikahan adat tradisional Jawa.
keterbatasan jumlah tenaga ahli dan Memiliki rencana melakukan
busana. Tidak banyak tenaga ahli yang pernikahan menggunakan pakaian
dapat melakukan rias Mojoputri karena adat tradisional Jawa.
tidak banyak permintaan rias pengantin b. Target Market
Mojoputri. Agar dapat menaikkan minat, Perias, calon pengantin, dan orang
harus dilakukan pengenalan kepada tua dengan rentang usia 20 – 40
masyarakat agar mereka mengetahui akan tahun yang tertarik dengan
budaya ini. Proses pengenalan akan
pernikahan adat Jawa.
menggunakan buku pop-up. Buku pop-up
Berpendidikan minimal SMA,
dipilih karena buku ini mayoritas
berisikan gambar. Selain itu, masyarakat berada di kelas sosial menengah,
mengatakan bahwa orang dewasa juga akan melaksanakan sebuah acara
membutuhkan buku pop-up dengan topik pernikahan, dan ingin mengetahui
yang sesuai sehingga mereka merasa serta mengenalkan variasi budaya
terhibur dan tidak perlu membaca terlalu pernikahan adat khas daerah di
lama. Maka dari itu, buku pop-up dinilai Jawa.
tepat karena dapat memberikan informasi
dengan cepat, singkat, dan jelas. 3. Positioning

Art Nouveau - Page 6


Tata rias dan busana pengantin Mojoputri Opportuniti Strategi S Strategi W
dikenalkan sebagai salah satu upaya es –O –O
pelestarian kekayaan budaya Indonesia
 Masyara Merancang Menyajikan
melalui buku pop-up kepada orang
kat buku pop- informasi
dewasa awal usia 20 – 24 tahun.
menyuka up tentang pengenalan
i buku pengenalan adat Jawa
Unique Selling Proposition (USP)
yang tata rias dan pengantin
USP dilakukan untuk mengetahui keunikan
bergamb busana Mojoputri
maupun nilai lebih dari produk yang dirancang.
ar. pengantin dengan
Buku pop-up untuk orang dewasa di Indonesia
 Belum Mojoputri konsep yang
jarang ditemui. Selain itu, buku tentang
banyak yang mudah berbeda.
Mojoputri juga jarang ditemui. Maka dari itu
buku dipahami
dirancanglah buku pop-up tentang pengenalan
pop-up masyarakat.
tata rias dan busana Mojoputri yang dikemas
dalam buku pop-up untuk orang dewasa. untuk
Perancangan ini juga bertujuan untuk orang
mengenalkan tata rias busana Mojoputri, hal dewasa
ini merupakan langkah awal dalam pelestarian di
budaya yang ada di Indonesia. Indonesi
a.
Analisis SWOT Threats Strategi S Strategi W
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui –T –T
kelebihan yang dimiliki produk dengan
memperhatikan aspek strengths (kekuatan),  Muncul Merancang Merancang
weakness (kelemahan), opportunities persaing buku pop- buku pop-up
(peluang), dan threats (ancaman). Strengths an up untuk yang
dan weakness merupakan pengamatan dari dengan orang berisikan
faktor internal produk, sedangkan konsep dewasa tata rias dan
opportunities dan threats adalah pengamatan buku yang berisi busana
dari faktor eksternal produk. yang pengenalan pengantin
sama. tata rias dan Mojoputri
Tabel 2. Analisis SWOT  Stereoty busana dengan tetap
Strengths Weakness pe orang pengantin menjaga
dewasa Mojoputri. keaslian
 Buku  Masyara mengena tampilannya
pop-up kat lebih i buku melalui
pertama tertarik pop-up karya
tentang dengan adalah fotografi.
tata rias budaya buku
dan penganti untuk
n adat anak-
busana
lain. anak.
penganti
 Perawata  Biaya
n
n buku produksi
Mojoput yang yang
ri. cukup relatif
 Merupak rumit. mahal.
an
langkah Kesimpulan Strategi Utama
awal dari
Merancang buku pop-up untuk orang
pelestari
dewasa tentang tata rias dan busana
an
Mojoputri menggunakan karya fotografi
budaya.
yang mudah dipahami oleh masyarakat dan

Art Nouveau - Page 7


tetap menjaga keaslian tampilannya. Gramatur Kertas
Layout Axial
Sumber: Olahan Penulis, 2023
Sumber: Olahan Penulis, 2023
Key Communication Message 2. Fotografi
Gambar 1. Key Communication Message a. Pemilihan Model
Dalam pemotretan dibutuhkan 2 (dua)
model yang terdiri dari 1 model
perempuan dan 1 model laki-laki.
Karakteristik wajah yang dipilih
adalah model yang memiliki fisik
suku Jawa yaitu berkulit kuning
langsat hingga sawo matang.
b. Pemilihan Background
Background yang digunakan saat
pemotretan adalah background polos
Sumber: Olahan Penulis, 2023 berwarna putih dan background
bernuansa klasik. Latar polos
Pada gambar 1 dijelaskan proses penentuan digunakan agar memudahkan dalam
keyword yang digunakan untuk buku pop-up proses editing foto untuk pop-up,
pengenalan tata rias dan busana pengantin
sedangkan latar nuansa klasik
Mojoputri. Keyword yang ditemukan adalah
digunakan sebagai bahan pelengkap
interest. Interest dalam Bahasa Indonesia
berarti minat. Minat adalah kecenderungan layouting buku. Background dipilih
seseorang kepada suatu hal yang dinilai dengan design yang sederhana agar
berharga dan menarik perhatiannya. tampilan Mojoputri terlihat lebih
Keyword ini akan diimplementasikan pada mencolok.
konsep karya. Maka dari itu, karya yang c. Teknik Fotografi
dirancang akan menonjolkan budaya Teknik yang digunakan dalam
tradisional khas adat Jawa. Nilai budaya inilah pemotretan adalah depth of field dan
yang menjadi interest utama dalam seluruh close up. Depth of field adalah teknik
rancangan karya. yang menghasilkan foto dengan
Strategi Kreatif ketajaman objek tertentu. Close up
Perancangan buku pop-up pengenalan tata rias adalah teknik pengambilan gambar
dan busana pengantin Mojoputri menggunakan dengan jarak dekat dari objek foto.
karya fotografi yang bernuansa klasik
d. Jenis Fotografi
tradisional. Selain karya fotografi, ilustrasi
Jenis pengambilan gambar yang
gaya vektor juga digunakan sebagai karya
pendukung. Ilustrasi vektor digunakan dalam digunakan adalah fashion
pembentukan motif yang akan diperlukan photography dan portrait
sebagai pendukung karya. photography. Fashion photography
1. Fisik Buku adalah foto uang menampilkan
Keterangan pakaian atau barang yang berkaitan
Jenis Buku Buku Interaktif dengan fashion yang digunakan.
Teknik Pop-Up Transformation, Peek-a- Portrait photography adalah foto
boo/Lift a flap yang menampilkan wajah,
Sampul Buku Jilid hard cover kepribadian, aktivitas, hingga raut
Finishing Ujung tumpul wajah dari seseorang atau sekelompok
Jumlah Halaman 13 halaman orang.
Dimensi 21 cm x 25 cm Gambar 2. Contoh karya fotografi
Teks Bahasa Indonesia
Jenis dan Ivory 310 gsm

Art Nouveau - Page 8


halaman dan objek kanan kiri hanyalah
pendukung.

b. Tipografi
Gambar 5. Font Javassoul

Sumber: Olahan Penulis, 2023

3. Ilustrasi
a. Sketsa Ornamen Pendukung dan Sumber: Olahan Penulis, 2023
Layout Buku Font Javassoul digunakan sebagai
Gambar 3. Sketsa Ornamen font utama dan diimplementasikan
Pendukung kepada judul, sub judul, maupun
highlight tulisan.

Gambar 6. Font Century Gothic

Sumber: Olahan Penulis, 2023


Sumber: Olahan Penulis, 2023
Ornamen pendukung yang akan
digunakan merupakan hasil dari adopsi Untuk font kedua adalah Century
motif aksesoris maupun busana yang Gothic dengan gaya sans serif. Gaya
digunakan dalam tampilan pengantin sans serif terlihat lebih sederhana dan
Mojoputri. Motif tersebut adalah: 1)
mudah dibaca. Berikut contoh
Motif batik gringsing; 2) Sekar karang
kombinasi antara kedua font di atas.
melok; 3) Surya rinonce; 4) Mahkota
mojo. Gambar 7. Contoh Kombinasi Font
Gambar 4. Sketsa Layout Buku

Sumber: Olahan Penulis, 2023


c. Color Palette
Pemilihan color palette untuk buku
pop-up ini diambil dari pakaian dan
aksesoris Mojoputri. Warna itu terdiri
dari hijau, kuning keemasan, coklat,
dan hitam.
Sumber: Olahan Penulis, 2023 Gambar 8. Color Palette Utama
Cover buku merupakan hasil kombinasi
dari beberapa ornamen. Sesuai dengan
keyword yang telah ditemukan, cover Sumber: Olahan Penulis, 2023
akan berisi ornamen-ornamen yang
menonjolkan budaya Jawa. Layout dari
buku ini berjenis axial, yaitu tata letak Perancangan Media
dengan visual utama berada di tengah 1. Media Utama

Art Nouveau - Page 9


Sesuai dengan keyword, buku pop-up Gambar 10. Sketsa dan Vektor Desain
tampilan Mojoputri dirancang dengan Sticker
menonjolkan kesan tradisional budaya
adat Jawa. Selain itu, tampilan Mojoputri
harus dilihatkan lebih mencolok daripada
yang lain.
Gambar 9. Sketsa Cover Buku

Sumber: Olahan Penulis, 2023


Dari sketsa yang tertera, dilihatkan dua
model berdiri di bagian tengah cover
bagian depan. Background dari cover
Media sticker dibentuk sesuai dengan
tersebut terdapat motif batik gringsing di
outline desain. Desain yang dijadikan
bagian bawah yang mengelilingi buku
sticker adalah desain ornamen
dari bagian depan sampai belakang. Motif
pendukung sekar karang melok, surya
ini nantinya akan diberikan transparasi
rinonce, dan mahkota mojo.
yang rendah. Dikarenakan tampilan
Mojoputri yang menjadi highlight, maka
b. X-Banner
background akan dibuat sesederhana
Gambar 11. Sketsa X-Banner
mungkin. Pada bagian tengah akan
diberikan judul dan bunga sekar karang
melok di bagian atas, lalu bagian
belakang akan diberikan deskripsi singkat
terkait isi buku. Bagian belakang nanti
juga akan diberikan hiasan ornamen
sekar karang melok dan surya rinonce.
2. Pop-Up Fotografi
Tidak semua halaman akan diberi Sumber: Olahan Penulis, 2023
interaksi. Halaman yang akan diberikan X-banner dibentuk sebagai salah satu
interaksi adalah halaman dengan media penarik perhatian audiens.
penjelasan yang cukup panjang. Seperti Dengan x-banner yang tidak
pada halaman: 1) Penjelasan Mojoputri; sepenuhnya menampilkan tampilan
2) Tata Rias Putri; 3) Penjelasan Tata mojoputri dapat membuat audiens
Rias Putri; 4) Tata Rias Putra; 5) penasaran terkait produk yang
Penjelasan Tata Rias Putra; 6) Busana disusun. Pada x-banner juga akan
Putri; 7) Busana Putra. diberikan informasi terkait motif batik
3. Media Pendukung gringsing, surya rinonce, dan mahkota
Media pendukung terdari sticker, x- mojo.
banner, poster, gantungan kunci, dan c. Poster
pembatas buku. Media pendukung ini Gambar 12. Sketsa Poster
berfungsi untuk memperkenalkan elemen
yang ada di tampilan Mojoputri.
a. Sticker

Art Nouveau - Page 10


Pembatas buku dibuat menggunakan
bahan resin bening, digabungkan
dengan konsep motif batik gringsing,
kelopak bunga putih, dan serpihan
emas membuat pembatas buku ini
terlihat indah. Konsep pembatas buku
ini diambil dari motif batik busana
bagian bawah Mojoputri, bunga
Sumber: Olahan Penulis, 2023
melati, dan perhiasan emas yang
Poster dibentuk sebagai salah satu
mendominasi.
media penarik perhatian audiens. Pada
poster akan dijelaskan tentang ajakan
kepada audiens untuk merasakan SIMPULAN
pengalaman berbeda saat membaca Melalui penelitian yang telah
buku. Selain itu, pada poster akan dilakukan, perancangan buku pop-up tentang
ditampilkan sebagian dari hasil tata rias dan busana pengantin Mojoputri
fotografi sehingga akan membuat menggunakan keyword “Interest”. Interest
audiens penasaran. diambil dari kesimpulan analisis STP, USP,
dan SWOT. Interest memiliki makna minat
d. Gantungan Kunci yang berarti kecenderungan seseorang kepada
Gambar 13. Sketsa Gantungan Kunci suatu hal yang dinilai berharga dan menarik
perhatiannya. Keyword ini diterapkan pada
pengambilan konsep karya yang menonjolkan
tampilan Mojoputri. Dimulai dari pemilihan
warna, ornamen pendukung, hingga layout
yang ditata sedemikian rupa agar menonjolkan
Mojoputri itu sendiri.
Buku berjudul “Mojoputri” menjadi
media utama dalam upaya pengenalan tata rias
Sumber: Olahan Penulis, 2023 dan busana pengantin Mojoputri. Pengenalan
Gantungan kunci dibentuk sebagai ini juga merupakan upaya dalam pelestarian
souvenir dari tampilan mojoputri. budaya Indonesia. Selain buku, terdapat media
Gantungan kunci ini terbuat dari pendukung lain sebagai pelengkap buku
bahan akrilik yang dapat tahan lama. “Mojoputri” yaitu, sticker, gantungan kunci,
Untuk desain gantungan kunci adalah poster, x-banner, dan pembatas buku.
motif batik gringsing, sekar karang
melok, surya rinonce, dan mahkota SARAN
mojo. Perancangan buku “Mojoputri”
merupakan upaya pengenalan variasi tampilan
e. Pembatas Buku pengantin tradicional Indonesia kepada
Gambar 14. Sketsa dan Hasil masyarakat Jawa Timur dengan usia 20 – 24
tahun. Tercatat bahwa usia rata-rata
Pembatas Buku
masyarakat Indonesia melakukan pernikahan
berada di rentang usia tersebut. Beberapa saran
yang penulis tulis ini merupakan rekomendasi
kepada generasi muda kreatif selanjutnya yang
ingin mengembangkan dan melestarikan
budaya Indonesia yang indah ini, yaitu:
1. Menambahkan penjelasan terkait
prosesi pernikahan dengan bahasa dan
Sumber: Olahan Penulis, 2023 pengertian yang mudah dipahami.
Pembatas buku dibentuk sebagai
souvenir dari tampilan Mojoputri.

Art Nouveau - Page 11


2. Menggabungkan informasi terkait tata Pada Tata Rias Pengantin Putri Jenggolo
rias dan busana Sekar Kedhaton. Terinspirasi Candi-Candi di Kabupaten
Sidoarjo. Titian: Jurnal Ilmu
Humaniora, Vol. 04 No, 198–212.
DAFTAR PUSTAKA https://online-journal.unja.ac.id/titian/arti
Abdussamad, Z. (2021). Metode Penelitian cle/view/10265%0A
Kualitatif (P. Rapanna (ed.); 1st ed.). Zain, M. (1996). Mengenal Tata Rias, Busana
Makassar: CV Syakir Media Press. Dan Prosesi Pengantin Mojoputri.
Arjuna D, D., & Ardiansyah, B. F. (2019). Kabupaten Mojokerto: Pemda Kabupaten
Analisis Teknik Dan Perkembangan Mojokerto.
Buku Pop-Up. Narada : Jurnal Desain
Dan Seni, 6(1), 129.
https://doi.org/10.22441/narada.2019.v6.
i1.007
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas
Data Melalui Triangulasi Pada Penelitian
Kualitatif. Teknologi Pendidikan, 10,
46–62.
Bayu, D. J. (2020). Mayoritas Pemuda
Indonesia Menikah di Usia 19-21 Tahun.
Katadata Media Network.
https://databoks.katadata.co.id/datapublis
h/2020/12/23/mayoritas-pemuda-
indonesia-menikah-di-usia-19-21-tahun
Dahliani. (2008). Studi Penerapan Prinsip-
Prinsip Desain Pada Majid Noor
Banjarmasin. Teknik, 9 No. 1, 82–98.
Dewantari, A. A. (2014). Sekilas tentang Pop-
Up, Lift the Flap, dan Movable Book.
Desain Grafis Indonesia.
http://dgi.or.id/read/observation/sekilas-
tentang-pop-up-lift-the-flap-dan-
movable-book.html
Dimyati Huda, M. (2011). Varian Masyarakat
Islam Jawa dalam Perdukunan. Kediri:
STAIN Kediri.
Faricha, N. N. (2016). Modifiksi Tata Rias
Pengantin Putri Berjilbab Mojoputri
Mojokerto. E-Journal, Vol. 05 No, 121–
127.
Oey, F. W., Dwi Waluyanto, H., & Zacky, A.
(2013). Perancangan Buku Interaktif
Pengenalan dan Pelestarian Sugar Glider
di Indonesia Bagi Anak 7-12 Tahun.
Jurnal Desain Komunikasi Visual
Adiwarna, 1(2), 85921.
http://www.irishislez.com/zoo.html
Sudarma, I. K. (2014). Fotografi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sujamto. (1992). Reorientasi dan Revitalisasi
Pandangan Hidup Orang Jawa (Ed. 2
(rev). Semarang: Dahara Prize.
Wijaya, K. A., & Faidah, M. (2020).
Rekayasan Desain Aksesoris Jamang

Art Nouveau - Page 12

Anda mungkin juga menyukai