Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alya Syafika Fitri

NIM : 2205125173

Mata Kuliah : Antropologi

Dosen Pengampu : Dr. Hambali, M. Si

Telaah Tentang Budaya atau Tradisi Lokal

Demografi Budaya : Joget Dangkong

Deskripi Aspek/Sub Konsep/Indikator


Latar Belakang Provinsi Kepulauan Riau yang merupakan bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia memiliki macam kebudayaan dan
kesenian yang terbesar di beberapa kabupaten. Kesenian daerah
merupakan warisan nenek moyang yang bersifat turun temurun dari
generasi ke generasi, kesenian daerah sangat berharga
keberadaanya dalam pembangunan suatu bangsa, pembangunan
merupakan upaya dalam meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat.

Salah satu bagian Kabupaten dan Kesenian yang beranekaragam itu


adalah tradisi yang terdapat dalam kegiatan sehari-hari di
Kabupaten Karimun. Semula kawasan Provinsi ini merupakan
pemekaran dari bagian Provinsi Riau, yang terbagi ke dalam dua
Kota dan lima Kabupaten. Diantaranya Kota
Tanjung Pinang, Kota Batam, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Bintan, Kabupaten Lingga, Kabupaten Natuna dan Kabupaten
Kepulauan Anambas.

Tari Dangkong merupakan salah satu bagian tradisi tari yang khas
di Provinsi Kepulauan Riau. Tari Dangkong atau lebih akrab
dikenal dengan sebutan Joget Dangkong yang merupakan joget
yang berasal dari Kabupaten Karimun khususnya di Kecamatan
Moro.
Joget Dangkong dinamakan demikian berdasarkan bunyi dari alat
musik joget yaitu ( dang-dang kung, dang-dang kung,
dang-dang kung). Joget sendiri merupakan ungkapan dan emosi
dari masyarakat disekitarnya. Joget Dangkong saat ini menjadi
salah satu tari tradisional melayu di Provinsi Kepulauan Riau yang
kejayaannya pada masa kerajaan melayu.

Dahulunya, sebelum Joget Dangkong dipertunjukkan di tengah-


tengah masyarakat Moro, terlebih dahulu Joget Dangkong
dipertunjukkan pada kerajaan-kerajaan yang berada di tanah
Melayu. Namun tidak diketahui tahun berapa kesenian Joget
Dangkong ini berkembang pada masa kerajaan-kerjaan yang ada di
tanah Melayu. Biasanya kesenian Joget Dangkong ini
dipertunjukkan apabila Raja sedang mengadakan acara pernikahan,
sunatan, menyambut tamu serta menghibur kerabat-kerabat raja.

Pada tahun 1913 kesenian Joget Dangkong mulai berkembang


dikalangan masyarakat Moro. Masyarakat sering mengundang
kesenian Joget Dangkong apabila mereka mengadakan acara
seperti pesta penikahan atau perkawinan, potong rambut, sunatan,
sebagai syukuran apabila masyarakat yang menempati rumah baru,
rasa syukur masyarakat yang telah berhasil atau sukses,
mengadakan acara olahraga dan sebagai hiburan pelepas lelah bagi
para nelayan yang baru pulang melaut. Ketika itu kesenian Joget
Dangkong merupakan satu-satunya sarana hiburan bagi masyarakat
Moro.

Pada tahun 1942 tepatnya pada masa kekuasaan Jepang kesenian


Joget Dangkong masih terus di pertunjukkan pada masyarakat
Moro. Kesenian ini masih tetap digemari oleh masyarakat.
Masyarakat sering mengundang setiap mereka mengadakan acara
syukuran atau hajatan.

Pada tahun 1945 Indonesia telah merdeka, Joget Dangkong juga


masih terus dipertunjukkan sebagai hiburan bagi masyarakat Moro.
Masyarakat masih mengundang kesenian ini apabila mereka akan
melakukan sebuah syukuran atau hajatan. Namun, pada tahun
1960-an mulai banyak bermunculan kumpulan joget-joget yang
berasal dari luar Pulau Moro. Dengan masuknya joget-joget baru
ke Pulau Moro tentu menjadi saingan bagi para pemain Joget
Dangkong karena telah dijelaskan bahwa ketika itu Joget
Dangkong merupakan satu-satunya sarana hiburan yang ada di
Kecamatan Moro.

Selain itu, ditambah lagi pada tahun 1963 telah terjadi konfrontasi
yang membuat kesenian Joget Dangkong semakin terpuruk. Hal ini
membuat keberadaan kesenian Joget Dangkong seakan-akan hilang
dan tidak dipertunjukkan lagi.

Namun, pada tahun 1999 secara perlahan kesenian Joget Dangkong


mulai muncul kembali pada masyarakat Moro. Lahirnya kembali
Joget Dangkong ini disebabkan dukungan dari Haji Muhammmad
Sani yang ketika itu menjabat sebagai Bupati Kabupaten Karimun.
Beliau meminta agar kesenian Joget Dangkong ini dibangkitkan
kembali sebagai tarian asli yang berasal dari tanah Melayu.
Pernyataan ini mendapat tanggapan yang baik dari pewaris
Kesenian Joget Dangkong. Dengan usaha dan dukungan dari
berbagai pihak hingga saat ini Joget Dangkong terus dikenal dan
dilestarikan oleh masyarakat dan pemerintah setempat khususnya
Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Karimun.

Kesenian Joget Dangkong merupakan kesenian yang bermula dari


masyarakat Moro itu sendiri. Ketika itu masyarakat moro sulit
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga mereka
membentuk sebuah perkumpulan yang diberi Joget Dangkong
untuk mencari nafkah. Sebelum berkembang di tengah-tengah
masyarakat. Kesenian ini terlebih dahulu di pertunjukan pada
kerajaan-kerajaan yang berada di tanah melayu.

Kesenian Joget Dangkong mulai berkembang dikalangan


masyarakat Karimun. Masyarakat sering mengundang kesenian
Joget Dangkong apabila mereka mengadakan acara seperti pesta
pernikahan atau perkawinan, potong rambut, sunatan, sebagai
syukuran apabila masyarakat yang menempati rumah baru, rasa
syukur masyarakat yang telah berhasil atau sukses, mengadakan
acara olahraga dan sebagai hiburan pelepas lelah bagi para nelayan
yang baru pulang melaut. Ketika itu Joget Dangkong merupakan
satu-satunya sarana hiburan bagi masyarakat Karimun.

Provinsi Kepulauan Riau ini masih banyak menyimpan beberapa


kesenian rakyat yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Salah
satunya adalah kesenian yang terdapat di Kabupaten Karimun yang
memiliki adat istiadat yang setiap suku nya mengikuti ajaran yang
diterapkan oleh nenek moyang mereka sejak zaman dahulu dan
kemudian diwariskan oleh para pemuka adat.
Wujud Idea Joget Dangkong adalah sebagai ekspresi keindahan orang Melayu
yang diwujudkan dengan gerakan-gerakan yang ditata berdasarkan
irama tertentu, serta mengandung makna tertentu bagi orang
Melayu, yang diperoleh secara turun-temurun dan memiliki pakem
tertentu yang bersifat statis.

Nilai-nilai sosial adalah tafsiran, gabungan semua unsur


kebudayaan yang dianggap penting bagi kemanusiaan dan berharga
oleh masyarakat serta anggapan masyarakat tentang sesuatu yang
diharapkan, indah, benar, dan keberadaan nilai bersifat abstrak dan
ideal. Teks lagu joget dangkong terdapat nilai-nilai sosial
didalamnya. Nilai sosial dalam masyarakat Melayu adalah
masyarakat Melayu sangat menjunjung tinggi nilai keramahan dan
masyarakat Melayu menjunjung tinggi nilai kepedulian sosial.
Wujud Perilaku Masyarakat Melayu umumnya sangat mendukung dan
Berpola mengapresiasi kesenian tradisional mereka, termasuk joget
dangkong. Mereka bangga dengan warisan budaya mereka dan
berusaha mempertahankan dan melestarikannya. Banyak
komunitas Melayu yang secara aktif mempraktikkan dan
mempromosikan joget dangkong melalui kelompok tari lokal,
pertunjukan komunitas, atau kegiatan seni dan budaya lainnya.

Joget dangkong juga menjadi daya tarik bagi wisatawan dan


pengunjung yang tertarik dengan budaya Melayu. Pertunjukan
joget dangkong sering kali diselenggarakan dalam rangka
memperkenalkan kekayaan budaya Melayu kepada orang-orang
dari luar komunitas. Ini dapat memberikan peluang ekonomi
tambahan bagi masyarakat setempat melalui sektor pariwisata dan
kerajinan.

Secara keseluruhan, respon masyarakat Melayu terhadap tradisi


joget dangkong sangat positif. Mereka menghargai dan merayakan
keindahan dan kegembiraan yang ditawarkan oleh tarian ini, serta
berusaha mempertahankan tradisi tersebut untuk generasi
mendatang.

Wujud Artefak

Anda mungkin juga menyukai