1. PEMBAHASAN
KAKANG SENDUK
Kakang senduk merupakan sebutan duta wisata dari Kabupaten Ponorogo. Kakang
Senduk mengemban tugas sebagai informan dan promotor wisata di Kabupeten Ponorogo
dan juga diharapkan mampu mengenalkan dan mempromosikan pariwisata dan budaya di
kabupaten Ponorogo. Kakang Senduk Ponorogo merupakan duta wisata yang dapat
mempromosikan budaya dan potensi pariwisata kabupaten Ponorogo.
Kakang Senduk Ponorogo diharapkan bisa menjadi sosok yang inovatif, kreatif, percaya
diri ,dan mempunyai jati diri karena hal tersebut merupakan representasi pemuda pemudi
kabupaten Ponorogo. Wisata berbasis kebudayaan merupakan salah satu jenis pariwisata
yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo
melalui Dinas Pariwisata menggelar pemilihan Kakang Senduk setahun sekali yang
puncaknya dilaksanakan pada event Grebeg Suro. Agenda Grebeg Suro yang digelar
merupakan salah satu usaha menarik minat kunjungan wisatawan baik lokal maupun
mancanegara untuk berwisata di wilayah kabupaten Ponorogo.
Paguyuban Kakang Senduk Kabupaten Ponorogo ini dibentuk oleh anggota kakang
senduk dari berbagai angkatan dan dibina oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Ponorogo yang
memiliki peran penting dalam memperkenalkan potensi wisata dan budaya Kabupaten
Ponorogo kepada massa yang lebih luas. Disamping itu, pemilihan Duta Wisata Kakang
Senduk ini juga mampu menjadi inspirator dan motivator bagi generasi muda dalam
menjalankan peran dan fungsinya dimasyarakat serta diharapakan memiliki aktivitas yang
signifikan dalam memperkenalkan Pariwisata Kabupaten Ponorogo dan juga turut serta
dalam kebudayaan yang ada Ponorogo. Karena di Kabupaten Ponorogo sendiri memiliki
berbagai kebudayaan yang perlu diketahui oleh khalayak luas. Maka dari itu Duta Wisata
Kakang Senduk yang terpilih harus mampu mempromosikan potensi wisata terutama
keanekaragaman budaya yang ada di Kabupaten Ponorogo.
Mereka yang dinobatkan sebagai Duta Kakang Senduk Ponorogo akan dipandang sebagai
pemuda pemudi terbaik, tidak hanya secara fisik, namun seorang Kakang Senduk juga harus
mempunyai karakter yang baik serta memiliki etika moral, agama, yang baik. Tujuan utama
dipilihnya Kakang Senduk Kabupaten Ponorogo adalah sebagai promotor pariwisata dan
budaya Ponorogo, disatu sisi juga untuk mewakili pemilihan Raka-Raki Jawa Timur.
Selain itu tujuan yang diharapkan oleh Dinas Pariwisata Ponorogo, dengan mengadakan
pemilihan duta wisata Kakang Senduk meliputi :
2. Membangun citra wisata Ponorogo salah satu wisata yang layak dikunjungi.
5. Menumbuhkan rasa cinta, seni, dan budaya pada generasi muda Kabupaten Ponorogo.
Bidang Kebudayaan melaksanakan sebagian tugas Dinas yang meliputi Seni Budaya, Sejarah
dan Nilai Tradisi serta Atraksi.
Dalam Pelaksanaan tugas sebagaimana yang dimaksud, bidang Kebudayaan menyelenggarakan
fungsi :
2. PERAN
Rangkaian kegiatan Grebeg Suro merupakan salah satu event besar yang dilaksanakan
oleh Paguyuban Kakang Senduk Kabupaten Ponorogo dalam peranannya untuk mengenalkan
budaya Ponorogo kepada masyarakat luas. Salah satunya adalah Dalam setiap tahapan acara
dalam Gerbeg Suro memiliki tujuan yang cukup fundamental yaitu untuk melestarikan
budaya adi luhungyakni. Pada perayaan Grebeg Suro dilaksanakan untuk melestarikan atau
nguri-uri kebudayaan yang telah lama hidup dan berkembang serta merupakan warisan
budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang masyarakat Ponorogo. Paguyuban Kakang
Senduk Ponorogo berperan aktif dalam pameran keris Dunia yang mempersatukan para
Empu dan kolektor keris yang ada didunia danjuga sebagai ajang untuk mengenalkan budaya
ponorogo melalui acara tersebut
Kabupaten Ponorogo setiap tahunnya juga menggelar sebuah acara yang bertaraf nasional
yaitu Festival Reyog Nasional (FRN). FRN sendiri salah satu festival tahunan yang
merupakan salah satu rangkaian acara pesta rakyat Ponorogo di bulan Muharram yaitu
Grebeg Suro. Yang merpakan ajang untuk mengenalkan Reog Ponorogo sebagai kesenian
asli dari Ponorogo dan juga pemersatu pelestari kesenian Reog di seluruh Indonesia. Festival
Reyog Nasional sendiri dilaksanakan sudah sejak tahun 2004 yang sampai saat saat ini masih
menjadi pagelaran rutin setiap tahunnya, disamping itu juga bersamaan dengan hari jadi
Kabupaten Ponorogo. Dan Duta Wisata Kakang Senduk banyak berperan dalam keseluruhan
rangkaian acara hari jadi Kabupaten Ponorogo serta acara Grebeg Suro dan Festival Reyog
Nasional.
Paguyuban Duta Wisata Kakang Senduk Ponorogo. Melaksanakan aksi penggalangan dana
demi membantu meringankan beban para korban bencana tanah longsor diberbagai Derah di
Ponorogo yang tengah membutuhkan banyak bantuan, Paguyuban Kakang Senduk Ponorogo
melakukan aksi penggalangan donasi kepada masyarakat Ponorogo dengan mengadakan pentas
budaya dan hiburan yang bertempat di Jalan Pramuka di kegiatan Car Free Day. Belasan anggota
Paguyuban Kakang Senduk Ponorogo dengan berbagai kesenian khas Ponorogo tersebut
mengundang banyak antusias dari para pengunjung Car Free Day. tujuan aksi tersebut adalah
sebagai wujud empati kepada apa yang sedang dirasakan oleh para korban bencana di Kabupaten
Ponorogo.
Dari aksi penggalangan donasi di kegiatan Car Free Day tersebut, Paguyuban Kakang
Senduk Ponorogo berhasil mengumpulkan uang tunai sebanyak 560.000 rupiah. Jumlah
tersebut belum termasuk para donatur yang mengirimkan donasinya via transfer bank, dan
masih akan ditambahkan dengan dana sosial yang dikelola Paguyuban Kakang Senduk
Ponorogo sebesar kurang lebih tiga juta rupiah. Donasi tersebut rencananya akan segera
disalurkan ke lokasi bencana.
Di Kabupaten Ponorogo sendiri mempunyai sejumlah pariwisata budaya yang dijaga dan
dikembangkan secara turun – temurun sampai sekarang. Hal tersebut menjadi salah satu
tugas dari Pguyuban Kakang Senduk Kabupaten Ponorogo untuk mengenalkan budaya asli
Ponorogo kepada masyarakat luas. Wisata budaya yang ada begitu beragam mulai dari seni
pertunjukan sampai dengan seni lukis. Seni pertunjukan yang ada diantaranya Pentas Reyog
Bulan Purnama, Festival Reyog Mini, Festival Reyog Nasional, Grebeg Sura, wayang, music
local odrot, jaranan thik, sinden, gajah-gajahan, kesenian kongkil, karawitan, ketoprak,
ludruk, umoumonan, dongkral dan berbagai kesenian tari. Tidak hanya itu, di desa – dasa pun
juga mempunyai tradisi kebudayaan trsendiri yang dapat menjadi potensi wisata Kabupaten
Ponorogo. Seni pertujukan di Kabupaten Ponorogo di kemas dengan mengkolaborasikan
kesenian-kesenian yang ada dalam sebuah pagelaran atau festival yang bertaraf local,
Nasional, hingga Internasional. Pertunjukan ini sebagai ajang pemersatu budaya dan menjadi
daya tarik wisatawan mulai dari Nasional maupun Internasional.
3. HAMBATAN ORGANISASI
Dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Duta Kakang Senduk Ponorogo sebagai
Duta Wisata dan Budaya Kabupaten Ponorogo adalah bagaimana memperkenalkan budaya
Ponorogo kepada masyarakat luas yang masih asing dengan budaya tersebut yang mulai
terkikis dengan masuknya budaya baru.
Menyatukan Visi dan Misi dari berbagai kalangan untuk bersatu dalam pelestarian dan
pengenbangan budaya, sehingga perlu strategi ekstra agar dapat bersatu melestarikan budaya
yang ada di Ponorogo.
Faktor penghambat yang di temukan yaitu adanya kecemburuan sosial antar seniman,
dimana seniman merasa iri dengan seniman lain jika tidak ikut mewakili Kabupaten
Ponorogo dalam sebuah kegiatan atau lomba tertentu. Selain itu, faktor lain yang menjadi
penghambat yaitu kurangnya koordinasi dengan aparat pemerintahan yang di tugaskan dalam
suatu kegiatan wisata budaya. Tidak meratanya job disk dan komunikasi juga menyebabkan
acara tidak sesuai yang di harapkan.
4. NILAI YANG DAPAT DICONTOH
sadar dan terus mengarahkan agar nilai sosial dan budaya yang ada tetap sesuai dengan
pancasila. Contoh nilai sosial yang sesuai dengan pancasila, seperti musyawarah dan gotong
royong. Kedua nilai ini harus dipertahankan di tengah perkembangan nilai sosial di
masyarakat. Tak hanya dipertahankan, nilai sosial itu juga harus diajarkan dan diwariskan
pada generasi muda agar tidak hilang. Selain itu, budaya yang ada di setiap daerah juga harus
diwariskan.Tak hanya untuk melestarikan budaya, hal ini juga berguna untuk mencegah
perkembangan budaya yang bertentangan dengan nilai pancasila.Selanjutnya, kita juga harus
bisa menghargai budaya, ras, dan kepercayaan orang lain, serta tidak melakukan diskriminasi
dalam bentuk apapun.
Dengan sosial dan budaya yang berlandaskan pancasila, kita perlu menekankan agar
seluruh masyarakat paham akan perbedaan yang ada di negara indonesia, yang harusnya
sekarang sudah tidak perlu dijelaskan lagi bahwa negara Indonesia adalah negara yang
berbeda beda golongannya. Penerapan nilai pancasila dapat dimulai dari diri sendiri misalnya
dengan menghargai dan menghormati adanya perbedaan agama, menempatkan sesama
manusia sebagai makhluk tuhan dengan segala martabat dan hak asasi, menempatkan
kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan, menjunjung tinggi sosial
kemasyarakatan, serta mengembangkan sikap tolong menolong, kekeluargaan, dan gotong
royong.
Dengan sosial dan budaya yang menerapkan sila dalam pancasila kita bisa mengajarkan
warga negara untuk mengenal dan berhubungan baik dengan saudara sebangsa dan setanah
air, tidak mudah terprovokasi, siap bela negara, dan ikut serta menjadi sumber daya manusia
yang unggul untuk diri sendiri dan untuk negara Indonesia. Sosial dan budaya memanglah
bukan hal besar jika dibandingkan dengan urusan negara yang lain. Tetapi sosial dan budaya
menyangkut kualitas sumber daya manusia. Dengan berhubungan baik dengan lingkungan
akan tercipta sumber daya nanusia yang unggul, kreatif, dan kompetitif. Hal tersebut mampu
mendorong terwujudnya tujuan negara yaitu kesejahteraan dan kedamaian terhadap sesama
warga negara. Selain itu terciptanya SDM yang berkualitas dan memiliki nilai sosial budaya
tinggi akan memberikan dampak besar bagi bangsa Indonesia. Adanya sosial dan budaya
dalam lingkungan masyarakat dimulai dari kesadaran masing masing dan dari lingungan
positif yang juga berpengaruh dalam perkembangan sosial budaya di masyarakat.
Dari pernyataan tersebut berikut beberapa nilai yang dapat kita contoh dalam kegiatan-
kegiatan Duta Kakang Senduk untuk melestarikan dan mengenalkan budaya asli ponorogo
kepada masyarakat baik Nasional maupun Internasional dengan menyogsong nilai-nilai
persatuan pancasila didalamnya.
1. Gotong royong.
Ciri khas masyarakat Ponorogo salah satunya yaitu selalu menerapkan sikap gotong royong
untuk menumbuhkan kerukunan, kekeluargaan, dan sikap tolong menolong dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini diyakini nantinya akan mendorong pada persatuan Indonesia yang
semakin menguat.
2. Pengambilan keputusan secara musyawarah.
Musyawarah merupakan kegiatan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara
bersama. Praktik musyawarah sering kita lakukan ketika rapat koordinasi yang
diselenggarakan pemerintah dengan Paguyuban Kakang Senduk Ponorogo sehingga acara
dapat berjalan dengan baik.
KESIMPULAN.
Pancasila memiliki keterkaitan yang erat dengan sosial budaya. Sebagai warga Indonesia
khususnya warga Ponorogo, kita diharapkan mampu mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sosial dan budaya, salah satunya yaitu dengan cara
mengembangkan sikap toleransi terhadap sesama serta mendahulukan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi maupun golongan. Melalui Paguyuban Kakang Senduk
diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia yang menjunjung tinggi Pancasila
dan bermartabat bagi persatuan dan kesatuan. Penerapan pancasila dalam kehidupan sosial
budaya ini merupakan dasar untuk menjadikan Kabupaten Ponorogo lebih maju. Dengan
sosial budaya, melalui Kakang Senduk Ponorogo mampu memberikan pengertian bagi
seluruh masyarakat Ponorogo agar mampu melestarikan dan menjaga keragaman budaya
yang ada di Ponorogo.
Potensi wisata budaya yang dimiliki Kabupaten Ponorogo sangat beragam mulai dari seni
pertunjukan sampai dengan seni rupa. Seni pertujukan di Kabupaten Ponorogo di kemas
dengan mengkolaborasikan kesenian- kesenian yang ada dalam sebuah pagelaran atau
festival yang bertaraf local, Nasional, hingga Internasional. Pertunjukan ini yang menjadi
daya tarik wisatawan mulai dari Nasional maupun Internasional. Sehingga Kakang Senduk
selalu aktif berkontribusi dalam melestarikan budaya asli ponorogo.
SARAN.
Meningkatkan kulitas dari pemilihan Duta Kakang Senduk Ponorogo sehingga budaya
yang ada di Ponorogo dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas baik Nasional maupun
Internasional.
Adanya pembagian tugas yang jelas dalam Kakang Senduk untuk pelestarian sosial dan
budaya asli Kabupaten Ponorogo.
Inovasi dan kreatifitas dari Duta Kakang Senduk sangat diperlukan secara komprehensif
yang mencakup tampilan, fasilitas, dan teknik pelaksanaan kegiatan itu sendiri dalam
rangka pengembangan wisata yang lebih produktif.
Strategi yang dilakukan dalam mengembangkan pariwisata budaya Ponorogo yaitu
dengan mengoptimalkan potensi pariwisata seni dan budaya yang mendukung kunjungan
wisata dengan mengadakan event bertaraf Nasional hingga Internasional, meningkatkan
dan mengembangkan destinasi pariwisata, merancang kalender event, , menjalin
kemitraan dengan daerah lain hingga Negara lain, meningkatkan dan mengembangkan
SDM pengelola pariwisata, serta memfasilitasi sanggar-sanggar budaya.
Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya agar
Kakang Senduk dapat bekerja sama dengan seluruh masyarakat ponorogo untuk
mengenalkan budaya asli Ponorogo kepada masyarakat luas.