Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH RAGAM BAHASA INDONESIA

BERDASARKAN SITUASI DAN BIDANG PENGGUNAAN


(Disusun guna memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia)

Dosen Pengampu :

Zahratul Umniyyah, S.S., M. Hum

Disusun oleh kelompok : 5

1. Uslifatil Jannah 182110101039


2. Rosidah Fidiyaningrum 182110101048
3. Qanidatul Mukarromah 182110101082
4. Dania Puspita Dewi 182110101113
5. Amara Kanya Maharani 182110101139

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan ................................................................................................................. 2
1.3.1. Tujuan umum .............................................................................................. 2
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................................. 2
2.1. Pengertian Ragam Bahasa .................................................................................. 3
2.2. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi .................................................................... 3
2.2.1. Ragam Beku (Frozen) .................................................................................. 3
2.2.2. Ragam Resmi (Formal) ................................................................................ 4
2.2.3. Ragam Usaha (Konsultatif) .......................................................................... 4
2.2.4. Ragam Santai (Casual) ................................................................................. 4
2.2.5. Ragam Akrab (Intimate) .............................................................................. 4
2.3. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang Penggunaan ............................................... 5
2.3.1. Ragam Jurnalistik ........................................................................................ 5
2.3.2. Ragam Bahasa Sastra .................................................................................. 6
2.3.3. Ragam Bahasa Hukum .............................................................................. 10
2.3.4. Ragam Bahasa Ilmiah ................................................................................ 11
BAB III ................................................................................................................................ 13
PENUTUP ........................................................................................................................... 13
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 13
1.2. Saran ................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

i
i
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat, kasih sayang, hidayah, dan kesehatan, kami dapat
menyelesaikan makalah “Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Situasi dan
Bidang Penggunaan” tepat waktu.

Terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang mendukung dalam


menyelesaikan makalah ini. Terimakasih kami ucapkan kepada kedua orang tua
yang selalu mendukung putra-putrinya dalam menjalankan studi di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. Terimakasih juga kita sampaikan
kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia Ibu Zahratul
Umniyyah, S.S., M. Hum yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami lebih
memahami ragam bahasa dengan baik.

Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini,begitupun dalam


penyusunan makalah Ragam Bahasa Indonesia kami. Kami merasa masih
memiliki kekurangan dalam pembuatannya sehingga kami memerlukan kritik dan
saran dari para pembaca.

Semoga para pembaca bisa mengambil ilmu dari makalah ini dan besar
harapan kami dapat memberikan manfaat untuk para pembaca kedapannya.

Jember, 26 Maret 2019

Tim Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN

3.3. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan Bangsa Indonesia sesuai


dengan yang tercantum dalam naskah Sumpah Pemuda 1928. Para pemuda
sebagai penerus bangsa Indonesia sepakat mengikrarkan Sumpah Pemuda yang
berbunyi “ berbahasa satu, berbahasa Indonesia”. Dengan hal ini, bahasa
Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan dengan keragamanan
penggunaannya. Kita mengetahui bahwa Bangsa Indonesia merupakan bangsa
yang kaya akan budaya, bahasa, suku, dan agama. Hal tersebut merupakan
kekayaan bangsa yang harus tetap dilestarikan.

Bahasa merupakan sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi


dan saling memahami.Interaksi sosial yang terjadi baik dalam masyarakat
merupakan salah satu fungsi dari digunakannya bahasa yang digunakan manusia
dalam kehidupan sehari-hari. pesatnya pengaruh globalisasi yang terjadi saat ini
menyebabakan terjadinya banyak perubahan, salah satunya perubahan gaya
bahasa yang sangat berdampak dalam kegiatan bersosialisasi antar individu.
Perubahan bahasa yang terjadi menyebabkan bermacam-macam ragam bahasa
yang digunakan sesuai keperluannya.

Bahasa yang digunakan di indonesia juga bermacam-macavm, karena


Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah yang luas, dimana terdiri dari
banyak daerah yang memiliki ciri khas masing-masing. bahasa vmenjadi salah
satu hal yang vmenjadi ciri khas dari tiap daerah yang ada di Indonesia.Namun,
sebagai sebuah negara pasti memiliki sebuah bahasa pemersatu bangsa, yaitu
bahasa Indonesia sesuai dengan yang tercantum dalam naskah Sumpah Pemuda
1928. Para pemuda sebagai penerus bangsa Indonesia sepakat mengikrarkan
Sumpah Pemuda yang berbunyi “ berbahasa satu, berbahasa Indonesia”. Dengan
hal ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan dengan
keragamanan penggunaannya.Bahasa Indonesia yang digunakan dalam aktifitas
sehari-hari juga memiliki keberagaman. Ragam bahasa indonesia yang biasanya
digunakan oleh masyarakat dapat dibagi berdasarkan sarana atau media, cara

1
pandang penutur atau segi penutur, tingkat keformalan dan bidang penggunaanya
atau topik pembicaraan.

Makalah yang kami susun ini akan membahas tentang ragam bahasa
berdasarkan tingkat keformalan dan ragam bahasa berdasarkan bidang
penggunaannya. Berdasarkan tingkat keformalannya ragam bahasa dibagi menjadi
Ragam beku(frozen), ragam resmi (formal), ragam usaha (konsultatif), ragam
santai (casual), ragam akrab (intimate). Sedangkan untuk ragam bahasa
berdasarkan bidang penggunaannya terdiri dari ragam jurnalistik,ragam sastra,
ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa hukuvm dan sebagainya. Dalam penggunaan
ragam bahasa disesuaikan dengan fungsi dan tujuannya.

3.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang sebagai berikut :

1. Apa itu ragam bahasa?


2. Bagaimana pengertian dan ragam bahasa berdasarkan sarana atau
media?
3. Bagaimana pengertian ragam bahasa berdasarkan bidang
penggunaannya?

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan umum

1. Mengetahui pengertian ragam bahasa secara umum

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pentingnya ragam bahasa.


2. Mengetahui ragam bahasa berdsarkan sarana atau media.
3. Mengetahui ragam bahasa berdasarkan bidang penggunaanya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ragam Bahasa

Ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian, bahasa


yag berbeda-beda menurut topik tertentu, suatu hubungan pembicara dengan
lawan bicara, orang yang dibicarakan, serta media pembicara. Ragam bahasa
berdasarkan topik pembicaraan mengacu pada penggunaan bahasa dalam hal
dan bidang tertentu, seperti bidang ilmiah, kesusastraan, dan jurnalistik.

Menurut Chaer dan Agustina (2004:62) dalam, ragam bahasa adalah


keragaman bahasa yang disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan interaksi
sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok masyara-kat yang sangat
beragam dan dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak ho-mogen. Prinsip
utama dari ragam bahasa ini adalah penutur tidak selalu berbicara dalam cara
yang sama untuk semua peristiwa atau kejadian. Prinsip utama ragam bahasa
ialah penutur tidak meggunakan bahasa yang sama pada setiap peristiwa atau
situasi. Oleh karena itu, penggunaan bahasa Indonesia harus sesuai
berdasarkaan situasi yag terjadi.

2.2. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi

Menurut Martin Joos dalam Chaer and Agustina (2004), ragam bahasa
menurut tingkat keformalannya terdiri atas 5 macam gaya yaitu gaya atau
ragam baku (frozen), gaya atau ragam resmi (formal), gaya atau ragam usaha
(konsultatif), gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab
(intimate).

2.2.1. Ragam Beku (Frozen)

Ragam beku/ frozen merupakan ragam bahasa paling formal yang


susunan katanya tidak dapat diubah oleh siapapun penuturnya. Kalimat yang
digunakan biasanya panjang, kaku, kata-katanya bersifat lengkap dan dalam
penuturannya menuntut keseriusan dan perhatian penuh baik dari penutur
maupun pendengar.Ragam bahasa ini banyak digunakan pada situasi situasi

3
hikmat dan bahasa yang digunakan memiliki tingkat keformalitasan yang
tinggi seperti pada bahasa pewayangan, doa, mantra, dan klise dalam bahasa
Melayu.

2.2.2. Ragam Resmi (Formal)

Ragam bahasa resmi memiliki pola dan kaidah yang telah


ditetapkan oleh suatu standar. Ragam bahasa resmi ini biasanya digunakan
pada pidato kenegaraan, rapat dinas, surat-surat dinas, ceramah
keagamaan, buku-buku pelajaran, dan sebagainya. Pembicaraan yang
umumnya menggunakan ragam bahasa resmi seperti pada saat acara
peminangan atau berbicara dengan orang yang memiliki status tinggi
dikantor.

2.2.3. Ragam Usaha (Konsultatif)

Ragam usaha/ konsultatif adalah ragam bahasa antara ragam


bahasa formal dan ragam bahasa santai, karena merupakan ragam bahasa
yang paling operasional. Hal tersebut menyebabkan ragam bahasa ini
lazim untuk digunakan dalam pembicaraan biasa di sekolah, dan rapat-
rapat atau pembicaraan yang berorientasi kepada hasil atau produksi.

2.2.4. Ragam Santai (Casual)

Ragam santai/ casual merupakan bahasa yang biasanya digunakan


dalam situasi yang tidak resmi, untuk berbincang dengan kelurga atau
teman karib. Kata yang digunakan dalam ragam bahasa ini biasanya
menggunakan bentuk allegro/ ujaran yang dipendekkan, selain itu
kosakatanya dipenuhi unsur leksikal dialek dan unsur bahasa daerah.

2.2.5. Ragam Akrab (Intimate)

Ragam akrab/ intim adalah ragam bahasa yang umumnya


digunakan oleh para penutur yang hubungannya sudah akrab, seperti antar
anggota keluarga, atau antar teman karib. Partisipan biasanya memiliki
pengetahuan yang sama sehingga ketika menggunakan bahasa yang tidak

4
lengkap, pendek-pendek, dan dengan artikulasi yang seringkali tidak jelas
masih bisa untuk saling mengerti.

2.3. Ragam Bahasa Berdasarkan Bidang Penggunaan

2.3.1. Ragam Jurnalistik

Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang biasa dipakai oleh para


wartawan (jurnalis) dalam mengumpulkan data atau menulis karyanya di
media massa. Bahasa yang disampaikan memiliki karakter yang berbeda-
beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan diberitakan. Namun dalam
penulisan bahasa jurnalistik tidak boleh meninggalkan kaidah dari ragam
bahasa Indonesia baku dalam pemakaian kosa kata, struktur, dan wacana,
agar berita yang disampaikan mudah ditangkap.

Menurut Badudu (1998) dalam Marliana dan Puryanto (2010),


Ragam bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa yang sigkat, padat,
sederhaa, menarik, jelas, lugas dan komunikatif. Sifat-sifat tersebut harus
dimiliki dalam bahasa jurnalistik atau bahasa pers, karena bahasa
jurnalistik selalu tertera di surat kabar dengan pembaca yang tingkat
pengetahuanya tidak sama satu sama lain. Bahsa jurnalistik biasanya
meghilangkan awalan me- dan ber-.

Berikut merupakan ciri-ciri yang harus dimiliki dalam bahasa


jurnalistik antara lain sebagai berikut :

1. Singkat

Bahasa yang singkat ialah bahasa yang tidak menggunakan


penjelasan yang panjang dan bertele-tele.

2. Padat
Bahasa jurnalistik yang singkat sudah harus mecakup informasi
yag legkap. Semua yag diperlukan oleh pembaca sudah tercakup
didalamnya. Bahasa jurnalistik yang pada menerapkan prinsip 5W
dan 1H, tidak menggunakan kata-kata yang mubazir, dan mengirit
kosa kata.

5
3. Jelas
Bahasa jurnalistik yang singkat dan padat, juga memerlukan
karakter yag jelas. Informasi yang diberikan kepada pembaca atau
pendengar harus jelas dan tidak bemakna ambigu. Kata-kata yang
digunakan dalam bahasa jurnalis biasaya menggunakan kata-kata
denotatif sehigga pembaca dapat memahami dengan mudah.
4. Sederhana
Kalimat yang digunakan merupakan kalimat yang sedarha berupa
kalimat tunggal yang efektif dan praktis sehingga dalam
pengungkapannya tidak berlebihan.
5. Menarik
Dalam pemilihan kata, perlu menggunakan diksi yang dapat
mengajak atau membuat pembaca semakin ingin tau mengenai hal
yang akan dibahas.
6. Lugas
Dalam jurnalistik, bahasa yang digunakan tidak boleh bertele-tele.
Lebih baik menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas.
7. Komunikatif
Komunikatif berarti bahasa atau kalimat yang digunakan dapat
dipahami dan dimengerti oleh pendengar, sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima dengan baik.

2.3.2. Ragam Bahasa Sastra

Menurut Pradopo (1997) bahasa sastra adalah bahasa yang


bergaya, dibentuk secara disengaja dan sangat disistematiskan untuk
mendapatkan nilai estetis yang intensif.

Bahasa sastra digunakan untuk mendapatkan nilai seni karya sastra


dalam bidang kebahasaan yang berhubungan dengan gaya bahasa sebagai
sarana sastra. Berikut adalah sifat bahasa sastra, yaitu :

1. Bahasa sastra sangat konotatif


Bahasa sastra biasanya mengandung kalimat ambigu dan
mengandung arti tambahan untuk mempengaruhi, membujuk dan

6
mengubah sikap pembaca. Bahasa sastra diresapi peristiwa-peristiwa
sejarah, kenangan-kenangan dan asosiasi-asosiasi. Tanda bahasa sastra
bunyinya ditekankan.
2. Bahasa sastra itu bahasa bergaya
Gaya bahasa adalah pengunaan bahasa secara khusus dapat
menimbulkan efet tertentu, khususnya efek estetis. Menurut Gorys
Keraf (1984:113) dalam Pradopo (1997) bahwa gaya bahasa itu cara
mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Gaya
bahasa ini juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan dalam
bahasa ilmiah pun digunakan. Namun kedua ragam tersebut tidak
bermaksud mendapatkan nilai keindahan, tetapi berdasarkan kebiasaan
berbicara. Dalam bahasa sastra menekankan kreativitas dan keaslian,
oleh karena itu banyak pengarang yang menciptakan gaya bahasa yang
baru dan asli.
Mengenal konsep gaya bahasa ini, Enkvist via Junus 1989 dalam
Pradopo (1997) mengemukakan bahwa gaya adalah
a) Bungkus yang membungkus inti pemikiran atau pernyataan yang
telah ada sebelumnya;
Contohnya : berikut terdapat pernyataan, misalnya “ gadis itu
sudah tidak murni, sudah didatangi para pemuda”, kemudian
dibungkus seperti alam baik sajak “Kusangka” Amir Hamzah
berikut ini.
Ku harap cempaka baru kembang
Belum tahu sinar matari
Rupanya teratai patah kelopak
Dihiggapi kumbang berpuluh kali
Dari pernyataan dan bait sajak diatas itu mengibaratkan gadis
“dibungkus” sebagai bunga Cempaka, dan pemuda ‘dibungkus’
sebagai kumbang.

b) Pemilihan antara berbagai-bagai pernyataan yang mungkin;

7
Orang-orang dapat memilih berbagai pernyataan yang sama untuk
hal yang sama. Misalnya pernyataan ‘orang jahat’, dalam sajak
Subagio Sastrowardoyo dengan judul ‘Dewa telah
Mati’diekspresikan :
Hanya gagak yag mengakak malam hari
.......
Hanya ular yang mendesir dekat sumber
Dalam sajak terebut, peran gagak dan ular diekpresikan sebagai
orang jahat.
c) Sekumpulan ciri pribadi;
Para sastrawan memiliki kekhasan pemakaian bahasa dalam
karya-karya sastranya sehingga berbeda dengan pengarang yang
lain.
d) Penyimpangan dari norma atau kaidah;
Penyimpanagan itu sesuatu yang tidak normatif, tidak wajar,
sehingga perlu dinaturalisasikan kembali.
e) Sekumpulan ciri-ciri kolektif;
Dalam tiap-tiap periode sastra, terdapat penggunaan bahasa secara
khusus yang tidak diperlukan di perode lainnya.
f) Hubungan antara satuan bahasa yang dinyatakan dalam teks yang
lebih luas daripada kalimat.

3. Ketaklangsungan Ekspresi
Salah satu sifat utama dalam karya sastra adalah ketaklagsungan
ekspresi. Seperti halnya dalam sebuah puisi itu merupakan ekspresi tidak
langsung.
Menurut Riffaterre (1978:2) dalam Pradopo (1997) ketaklangsungan
ekspresi itu disebabkan oleh tiga hal, antara lain sebagai berikut :
a. Displacing Of Meaning (Penggantian Arti)
Pengganti arti diakibatkan oleh penggunaan metfora dan
metomini. Yang dimaksud metafora dan metomini adalah bahasa

8
kiasan yang meliputi perbandingan, personifikasi, sinekdoki,
alegori.
Metomini adalah kiasan pengganti nama, misalnya si kumis
panjang, si hitam manis, si penjual sapu, dan lain-lain.
b. Distorting Of Meaning (Penyimpanagan Atau Pemencongan Arti)
Penyimpangan atau pemencongan arti disebabkan oleh tiga hal
pemakaian sebagai berikut :
 Ambiguitas atau ketaksaan adalah pemakaian kata, frase
atau kalimat yang berarti ganda.
Misalnya, dalam sajak Chairil Anwar “Doa”
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing.
“hilang bentuk” dan “emuk” bermakna ganda : sanagat
menderita, tidak dapat apa-apa lagi.
 Kontradiksi adalah pernyataan yang terbalikan,
maksudnya menyatakan secara terbalik. Biasanya
menggunakan paradoks dan ironi. Misalnya paradoks
dalam kaliamt Toto diatas : “Serasa apa hidup yang
terbaring mati”, hidup tetapi mati, pernyataan tersebut
belaku kebalikan
 Nonsense adalah bahasa atau kata yang tidak memiliki
arti, tidak terdapat dalam kamus, tetapi memiliki makna
berdasarkan konvensi sastra yang berupa konvensi
tambahan. Nonsense biasanya terdapat dalam penggunaan
saja-sajak mantra atau bergaya mantra.
c. Creating Of Meaning (Penciptaan Arti)
penciptaan arti merupakan pengorganisasian ruang teks. Karena
karya sastra, khusunya pusi yang merupakan karya tertulis akan

9
memanfaatkan ruang teks untuk menciptakan arti. Secara
linguistik, pengorganisasian ruang teks tidak mempunya arti,
tetapi menciptakan makna.

2.3.3. Ragam Bahasa Hukum

Bahasa indonesia merupakan bahaan yang wajib digunakan dalam


membuat dokumen-dokumen resmi negara. Pemakaian bahsa Indonesia
dalam dokumen resmi negara telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara Pasal 27 yang
berbunyi bahasa Indonesia wajib digunakan dalam dokumen resmi negara.
Dokumen resmi negara meliputi surat keputusan, ijazah, surat keterangan,
surat berharga, akta jual beli, akta kelahiran, surat perjanjian dan putusan
pengadilan. (Mawardi and Farah, 2018)

Ragam bahasa hukum adalah ragam bahasa yag digunakan dalam


lingkup hukum yang sesuia dengan perundang-undangan dan tidak
terpisahkan oleh bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi dan bahasa hukum digunakan untuk
mengomunikasikan fungsi-fungsi dan kepentingan-kepetingan dalam ranah
hukum. Fungsi-fungsi tersebut ialah sebagai pengatur pergaulan dalam
kehidupan masyarakat, penjaga ketertiban, dan untuk menyelesaikan masalah
persengketaan dalam masyarakat.

Dalam buku Hadikusuma (2013) menuturkan bahwa bahasa hukum


merupakan bahasa yang pemakaiannya pada bidang hukum karena memiliki
karakteristik tersendiri. Oleh karena itu, penggunaan bahasa hukum harus
sesuai dengan kaidah-kaidah dan syarat-syarat bahasa indonesia. Kaidah dan
syarat yang dgunakan sama halnya dengan kaidah dan syarat bahas Indonesia
pada umumnya.

Karakteristik ragam bahasa hukum dalam teks hukum merupakan hasil


keputusan atau musyawarah antara badan hukum dengan instansi yang terkait
dalam bentuk tulisan. Menurut Nasution dan Warjiyanti dalam Mawardi and

10
Farah (2018, hal. 184) ragam bahasa hukum memiliki 4 karakteristik yang
menandakan kekhususan penggunaan bahasa Indonesia dalam ragam bahasa
hukum. Karakteristik tersebut antara lain kejelasan makna, kepaduan pikiran,
kelugasan, dan keresmian.

2.3.4. Ragam Bahasa Ilmiah

Dalam menulis karya ilmiah, gaya bahasa yang digunakan adalah gaya
bahasa ilmiah. Gaya bahasa ilmiah ini digunakan dalam mebuat karya ilmiah,
baik tulis maupun secara lisan, sebagai pemapar fakta, konsep, teori tau
gabungan dari ketiganya. Dalam penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan
hasil pengamatan, harus memiliki objek, dan sistematis dalam penulisannya.
Dalam buku yang ditulis menuturkan ciri-ciri ragam bahasa ilmiah diantaranya
sebagai berikut :

1. Cendekia
Cendekia maksudnya mampu digunakan secara tepat untuk
mengungkapkan hasil pemikiran yang logis, yakni mampu membentuk
pernyataan yang tepat dan seksama.
2. Baku
Dalam menulis karya ilmiah, bahasa yang digunakan harus sesuai ejaan
Bahasa Indonesia agar para pembaca mengerti dengan baik pokok bahasan
yang dibahas dalam karya ilmiah tersebut.
3. Logis
Logis berarti masuk akal. Karya ilmiah merupakan hasil dari penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti yang sifatnya objektif sehingga dapat
diterima oleh akal sehat manusia.

4. Kuantitatif
Artinya dapat diukur secara pasti. Dalam penelitian biasanya
mencatumkan jumlah atau angka yang dapat dipastikan kebenarannya.
Misalnya : Setiap hari, panjang batang kacang hijau bertambah 2 mm.
5. Tepat

11
Penulisan karya ilmiah sebaiknya tidak mengandung makna ganda, agar
tidak bertele-tele dan dapat dipahami oleh pembaca.
6. Denotatif
Pemilihan kata harus sesuai dengan arti sesungguhnya, tidak
menggunakan pilihan kata yang memiliki makna kiasan.
7. Runtun
Dalam menulis paragraf ilmiah, adanya keterkaitan dari awal paragraf satu
ke paragraf lain atau paragraf penjelas. Selain itu dalam penulisan ragam
ilmiah perlu diperhatikan sistematisnya.
8. Lugas
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah sebaiknya bahasa yang
sederhana, tidak basa-basi dan membahas yang perlu-perlu saja.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut


pemakaian, bahasa yang berbeda-beda menurut topik tertentu, suatu hubungan
pembicara dengan lawan bicara, orang yang dibicarakan, serta media pembicara.
Ragam bahasa dibagi menjadi 4 berdasarkan sarana atau media, segi penutur,
tingkat keformalan atau situasi dan bidang penggunaan. Dalam ragam bahasa
berdasarkan tingkat keformalan tau situasi terdiri atas ragam bahasa beku, ragam
bahasa akrab, ragam bahasa santai, ragam bahasa resmi dan ragam bahasa
konsultif atau usaha. Masing-masing memiliki ciri-ciri dalam penggunaannya.
Sedangkan ragam bahasa berdasarkan bidang penggunaannya terdiri atas ragam
bahasa hukum, ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa sastra, dan ragam bahasa
ilmiah. Penggunaan bahasa Indonesia tidak sama dalam setiap situasi, karena pada
setiap situasi memiliki batas dalam penggunaan bahasanya.

3.2. Saran

Dengan adanya pembahasan dalam makalah ini, diharapkan pembaca


dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan
keragaman yang maig-masing memiliki fungsi dan ciri-ciri tersendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, A., Agustina, L., 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Rineka Cipta, Jakarta.
Hadikusuma, H., 2013. Bahasa Hukum Indonesia, cetakan ke 4. ed. PT Alumni, Bandung.
Marliana, N.L., Puryanto, E., 2010. PROBLEMATIKA PENGGUNAAN RAGAM BAHASA
JURNALISTIK PDA MEDIA MASSA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBINAAN
BAHASA INDONESIA DI MASYARAKAT. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia 17.
Mawardi, Farah, S., 2018. KARAKTERISTIK RAGAM BAHASA HUKUM DALAM TEKS
QANUN ACEH. Master Bahasa 6, 183–194.
Pradopo, R.D., 1997. RAGAM BAHASA SASTRA. 4.

14

Anda mungkin juga menyukai