Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

Lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan lingkungan


eksternal.Terdapat pada saluran pencernaan, rongga hidung, dan rongga tubuh
lainnya.Pada rongga mulut, lapisan ini dikenal dengan oral mucous membrane
atau oral mucosa.Mukosa oral mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pelindung
jaringan yang lebih dalam pada rongga mulut. Fungsi lainnya, antara lain sebagai
organ sensoris, aktifitas kelenjar, dan sekresi. (Ria, 2015)

Secara histologis mukosa mulut terdiri dari 2 lapisan.Yang pertama adalah lapisan
epitelium, yang melapisi di bagian permukaan luar, terdiri dari berlapis-lapis sel
mati yang berbentuk pipih dimana lapisan sel-sel yang mati ini selalu diganti
terus-menerus dari bawah, dan sel-sel ini disebut dengan stratified squamous
epithelium. (Ria, 2015)

Variasi normal rongga mulut bukan merupakan gambaran klinis yang tidak
biasa,tetapi berikut ada beberapa gambaran klinis yang merupakan suatu bukti
adanya gambaran klinis dari variasi normal rongga mulut.Gambaran klinis
pertama adalah menunjukkan penampakan simetris bilateral baik lokasinya atau
perluasannya.Gambaran klinis kedua beada pada lokasi yang dapat
diprediksi.Gambaran klinis ketiga adalah biasanya asimptomatik.Gambaran klinis
keempat adalah merupakan independent finding.Gambaran klinis kelima adalah
biasanya statis atau tidak berubah.Gambaran klinis keenam adalah variasi dari
suatu jaringan yang normal biasanya akan terlihat jelas seiring dengan
bertambahnya usia.Gambaran klinis ketujuh adalah bahwa jaringan normal yang
tidak terlihat tidak lazim biasanya akan mengalami perubahan bila diberi warna
empiris.Contoh dari variasi normal rongga mulut adalah White Sponge Nevus.
(Lamey, 2016)

White Sponge Nevus merupakan lesi keratotik pada mukosa yang tanpa gejala,
putih, berkerut dan seperti busa, seringkali lesinya memperlihatkan pola
gelombang yang simetris.Lokasi yang paling umum pada epitel mukosa tidak
berkeratin seperti di mukosa pipi, bilateral dan selanjutnya di mukosa bibir, lingir
alveolar dan dasar mulut.Keadaan ini dapat mengenai seluruh mukosa mulut atau
didistribusikan secara universal sebagai bercak-bercak putih tertentu.Tepi gusi dan
dorsal lidah hampir tidak pernah terkena, meskipun palatum lunak dan ventral
lidah umum terlibat.Ukuran lesinya bervariasi dan satu pasien ke pasien lain dan
dan waktu ke waktu. Lesi ini menetap sepanjang hidup. (Mihai, 2015)

Secara klinis, White Sponge Nevus pada rongga mulut ditandai dengan adanya
plak yang berbentuk seperti "spons", asimptomatik, dapat terdapat bilateral.
Permukaan plak tebal serta dapat terkelupas dari jaringan di bawahnya.Lesi tidak
menunjukkan gejala dan kasar apabila di palpasi.Kondisi ini mungkin melibatkan
seluruh mukosa mulut untuk meninggalkan sedikit mukosa normal terlihat, atau
dapat didistribusikan secara sepihak sebagai bercak putih diskrit.Mukosa bukal
merupakan daerah yang paling sering terkena, diikuti oleh palatum molle, ventral
lidah, mukosa labial, dan dasar mulut.Margin gingiva dan daerah dorsal lidah
biasanya jarang terkena.Ukuran lesi bervariasi dari pasien ke pasien dan waktu ke
waktu. (Mihai, 2015)

Sumber :

Ria Puspitawati . 2015 . Struktur Makroskopik dan Mikroskopik Jaringan Lunak


Rongga Mulut .Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (Edisi khusus) :
462-467

Mihai . 2015. Familial Case of White Sponge Nevus – Diagnosis and


Therapeutical Challenges. Acta Dermatovenerol Croat 2015;23(3). Pp. 228.

Lamey . 2016 .Tinjauan Klinis Penyakit Mulut . Jakarta, Widya Medika Jurnal
Benign Migratory Glossitis , Indian J. Dent

Anda mungkin juga menyukai