Anda di halaman 1dari 14

PANDUAN

SEDASI MODERAT DAN DALAM

RUMAH SAKIT BINA SEHAT MALANG


Jl. Mayjen Sungkono No.9 Tlogowaru
Kedung Kandang – Kota Malang
Telepon : 0341-754075 Website: www.rsbinasehatmalang.co.id
E-mail: rsbinasehatmalang@yahoo.com

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................ ii

Bab I Definisi ......................................................................................... 1

Bab II Ruang Lingkup ........................................................................... 3

Bab III Tata Laksana ............................................................................. 5

Bab IV Dokumentasi ............................................................................ 10

BAB V Penutup …………………………………………………..…………. 11

2
KATA PENGANTAR

Penyelenggaraan pelayanan anestesiologi di Rumah Sakit merupakan suatu


kesatuan dalam usaha pelayanan operasi di kamar bedah. Untuk itu dalam rangka
menjamin kegiatan pelayanan anestesi dan bedah perlu adanya suatu panduan
penyelenggaraan pelayanan anestesiologi. Terjaminnya rasa aman terhadap
pelayanan anestesi harus didukung dengan sumber daya yang baik pula.
Buku panduan ini disusun sebagai panduan untuk kegiatan Pelayanan Anestesi di
Rumah Sakit Bina Sehat Malang.
Sebagai langkah awal, buku ini tentu saja masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, kepada berbagai pihak, kami harapkan saran perbaikan untuk
penyempurnaan buku panduan ini.

3
BAB I
DEFINISI

1.Sedasi adalah Anestesi dimana obat diberikan untuk menenangkan pasien dalam
suatu periode yang dapat membuat pasien cemas, tidak nyaman atau gelisah.
Sering kali diberikan pada pasien segera sebelum pembedahan atau selama
prosedur medis yang tidak nyaman. Sedasi menggunakan obat-obat sedatif

2.Sedasi ringan / minimal (anxyolysis) adalah kondisi dimana pasien masih dapat
merespon dengan normal terhadap spelayananulus verbal. Meskipun fungsi
kognitif dan koordinasi dapat terganggu, ventilasi dan fungsi kadiovasculer tidak
terpengaruh.

Contoh sedasi minimal :

a. Blok saraf perifer

b. Anestesi local atau topical

c. Pemberian 1 jenis obat sedatif /analgesic oral dengan dosis yang sesuai untuk
penanganan insomnia, ansietas atau nyeri.

3.Sedasi sedang (pasien sadar) adalah suatu kondisi depresi tingkat kesadaran
dimana pasien memberikan respon terhadap spelayananulus sentuhan.

a.Sedasi sedang merupakan suatu tehnik untuk mengurangi kecemasan dan


ketidaknyamanan pasien selama menjalani prosedur medis.

b.Tidak diperlukan intervensi untuk mempertahankan patensi jalan nafas dan


ventilasi spontan masih adequate. Fungsi kardiovasculer biasanya terjaga
dengan baik

c. Selama tindakan sedasi sedang, dokter mengawasi proses pemberian anestesi

d. Pemberian sedasi sedang melalui intevena

e.Pasien akan merasa setengah sadar dan mengantuk tetapi dapat segera
bangun bila diajak bicara/disentuh.pasien mungkin tidak akan mengingat
dengan detail tahapan prosedur yang dilakukan.

f.Pasien akan tetap dimonitor sebelum, selama dan setelah prosedur dilakukan.

4
g.Persiapan prasedasi :

 Nilai apakah pasien secara rutin mengkonsumsi alcohol, obat-obatan anti-depresan/


relaxans otot atau obat tidur (karena dapat menurunkan efektifitas obat anestesi).
 Pasien menggunakan nasal kanul
 Pengukuran tanda-tanda vital

h.Penilaian dan pencatatan selama proses anestesi

 Denyut dan irama jantung


 Tekanan darah
 Saturasi oksigen dalam darah

i.Penilaian setelah prosedur

 Pasien diobservassi di ruang Rawat Pulih selama 30 menit hingga efek anestesi
menghilang
 Biasanya tidak ada efeklanjutan/ikutan setelah pemberian anestesi sedang. Akan
tetapi mendapat kemungkinan terjadi gangguan dalam konsentrasi, penilaian dalam
membuat keputusan, reflex/reaksi dan ingatan jangka pendek selama 24 jam pasca
anestesi

j.Pasien tidak diperbolehkan mengemudi sehingga diperlukan orang dewasa


lainnya untuk mendampingi pasien pulang ke rumah

k.Pasien juga disarankan untuk tidak mengoperasionalkan peralatan yang


berbahaya, membuat keputusan penting, atau menandatangani dokumen resmi
apapun selama 24 jam pasca anestesi

l.Jika pasien tidak didampingi oleh pengantarnya saat tiba di Rumah Sakit/Klinik
untuk mendapat prosedur maka pasien tidak akan diberi sedasi/anestesi sedang.
Pilihannya adalah menjalani prosedur tanpa anestesi atau membatalkan prosedur
tersebut.

4.Sedasi berat adalah suatu kondisi depresi tingkat kesadaran dimana pasien
memberikan respon terhadap spelayananulus berulang/nyeri. Pasien mungkin
membutuhkan bantuan untuk mempertahankan patensi jalan napas. Fungsi
kardiovasculer biasanya terjaga dengan baik.

5
BAB II
RUANG LINGKUP

Pelayanan sedasi dilakukan pada pasien yang membutuhkan tindakan anestesi


baik elektif maupun emergency. Berikut ruang lingkup unit kerja yang terkait
tindakan sedasi di RS Bina Sehat antara lain:
1. IBS
2. IGD
3. Instalasi Rawat Inap & khusus

INDIKASI PENGGUNAAN OBAT-OBATAN SEDATIF


1. PREMEDIKASI

Obat-obat sedatif dapat diberikan pada masa preoperative untuk mengurangi


kecemasan sebelum dilakukan anestesi dan pembedahan. Sedasi dapat digunakan
pada anak-anak kecil, pasien dengan kesulitan belajar dan orang yang sangat
cemas. Obat-obat sedatif diberikan untuk menambah aksi agen-agen anestetik.
Pemilihan obat tergantung pada pasien, pembedahan yang akan dilakukan dan
keadaan-keadaan tertentu; misalnya kebutuhan pasien dengan pembedahan darurat
berbeda dibandingkan dengan pasien dengan pembedahan terencana atau
pembedahan mayor. Penggunaan oral lebih dipilih dan benzodiazepine adalah obat
yang paling banyak digunakan untuk premedikasi.

2. TERAPI INTENSIF

Kebanyakan pasien dalam masa kritis membutuhkan sedasi untuk memfasilitasi


penggunaan ventilasi mekanik dan intervensi terapetik lain dalam Instalasi Rawat
Intensif. Dengan meningkatnya penggunaan ventilator mekanik, pendekatan modern
yaitu dengan kombinasi analgesia yang adequate dengan sedasi yang cukup untuk
mempertahankan pasien pada keadaan tenang tapi dapat dibangunkan.
Farmakokinetik dari tiap-tiap obat harus diperpelayananbangkan dimana sedative
terpaksa diberikan lewat infus untuk waktu yang lama pada pasien dengan disfungsi
organ serta kemampuan metabolism dan ekskresi obat terganggu.

6
3. SUPLEMENTASI TERHADAP ANESTESI UMUM

Penggunaannya yaitu dari sinergi antara obat-obat sedative dan agen induksi
intravena dengan teknik ko-induksi. Penggunaan sedative dalam dosis rendah dapat
menghasilkan reduksi signifikan dari dosis agen induksi yang dibutuhkan dan
dengan demikian mengurangi frekwensi dan beratnya efek samping.
Sedasi adalah suatu proses yang berkelanjutan/ kontinu sehingga tidak selalu
mungkin untuk memprediksi Bagaimana respons setiap pasien yang mendapat
sedasi. Oleh karena itu petugas anestesi yang memberikan sedasi harus dapat
melakukan penanganan segera terhadap pasien yang efek sedasinya lebih
dalam/berat daripada efek yang seharusnya terjadi
Sedasiringan /
Sedasi sedang
minimal Sedasi berat dalam
(pasien sadar)
(anxiolysys)
Respon Respon normal Merespon terhadap Merespons setelah
terhadap spelayananulus sentuhan diberikan spelayananulus
spelayananulus berulang spelayananulus
verbal nyeri
Jalannapas Tidak Tidak perlu intervensi Mungkin perlu intervensi
terpengaruh
Ventilasi Tidak Adequate Dapat tidak adequate
spontan terpengaruh
Fungsi Tidak Biasanya dapat Biasanya dapat
kardiovasku terpengaruh dipertahankan dengan dipertahankan dengan baik
ler baik

7
BAB III
TATA LAKSANA

A. Kebijakan
1. Kebijakan dan prosedur sedasi memuat:
a. Penyusunan rencana termasuk identifikasi antara populasi dewasa dan anak
atau perpelayananbangan khusus lainnya.
b. Dokumentasi yang diperlukan pelayanan pelayanan untuk dapat bekerja dan
berkomunikasi efektif
c. Persyaratan persetujuan (consent) khusus, bila diperlukan
d. Frekuensi dan jenis monitoring pasien yang diperlukan
e. Kualifikasi atau ketrampilan khusus para staf yang terlibat dalam proses sedasi
f. Ketersediaan dan penggunaan peralatan spesialistik
2. Asesmen prasedasi sesuai kebijakan Rumah Sakit, untuk mengevaluasi risiko dan
ketepatan sedasi bagi pasien
3. Petugas yang kompeten dan yang bertanggung jawab untuk sedasi, harus
memenuhi kualifikasi sekurang-kurangnya untuk elemen:
a. Teknik berbagai modus sedasi
b. Monitoring yang tepat
c. Respons terhadap komplikasi
d. Penggunaan zat-zat reversal
e. Sekurang-kurangnya bantuan hidup dasar

DAFTAR OBAT YANG DIPERGUNAKAN UNTUK SEDASI SEDANG, DALAM


DAN ANTIDOTUMNYA
Onset Reaksidanefeksa Antidotume
Namaobat Golongan Dosispemakaian
dandurasi mping feksamping
Midazolam Benzodiaze Anak : 0,05- Onset anak Respiratory and Flumazenil
pine 0,1mg/kgbb :<1 menit, cardiovascular 0,2 mg dan
Dewasa:50- durasi 15- depression, dapat
100mg/kgbb 30menit ataxia,dizziness, diulang 1
Tua>65th : 25- Onset hipotensi, menit
50kgbb dewasa:1-3 bradikardi, kemudian
menit blurred vision,
Onset puncak dan paradoxical
: 5-7 menit agitasi

8
Durasiobat :
20-30 menit
Fentanyl Opioid Anak : 0,5- Onset anak :2- Respiratory Nalokson
narkotik 2mg/kgbb 3 menit, durasi depression, 0,4mg
Dewasa:0,5- 20-30 menit hipotensi, dapatdilanj
1mg/kgbbdalamd Onset bradikardi, utkan 0,1-
osis 25-50mg dewasa:1-2 nausea, vomitus, 0,2
hingga max dosis menit konstipasi, bilaperluset
250mg Onset puncak biliarspasme, and iap 2-3
Tua>65th : 0,5- : 10-15 menit skin rash menitsekali
1mg/kgbbdiberika Durasiobat :
ndalamdosis max 30-60 menit
75 mg
Morpin Opioid Anak : 0,05- Onset anak :5- Respiratory Nalokson
narkotik 0,2mg/kgbb 10 menit, depression, 0,4mg
Dewasa:2-4mg durasi 3-4 jam hipotensi, dapatdilanj
dapatdiberiakand Onset:2-3 bradikardi, utkan 0,1-
alam 5 menit nausea, vomitus, 0,2
menithingga max Onset puncak konstipasi, bilaperluset
dosis 10-20mg : 20 menit biliarspasme, and iap 2-3
th
Tua>65 : 1-2mg Durasiobat : 2- skin rash menitsekali
dapatdiberikandal 3 jam
am 5 menithingga
10mg
propofol Hipnotikgol. Dewasa:10- Onset:30 detik hipotensi, heart
phenol 20mgdapat Durasiobat : block, asystole,
diberiakantiap 5 10-15 menit aritmia,
menithingga max bradikardi,
dosis 100mg infeksijaringan,
Tua>65th : 10mg reaksialergiuntuk
dapatdiberikantia pasiendenganriw
p 5 ayatalergitelur
menithinggadosis
max 50mg
Ketamine Agen Dewasa:0,2- Onset:1-2 Reaksi depresi
arisiklohexyl 1mg/kgbb dapat menit SSP, halusinasi

9
amin diulang hingga Durasi obat : delirium,
max dosis 15-30 menit hipertensi,
2mg/kgbb tachicardi,
th
Tua>65 : 0,2- peningkatan TI,
0,75mg/kgbbdapa kejang, tonik
tdiulanghinggado klonik, respirasi
sis max depresi
2mg/kgbb
N2O Pelumpuh Dewasa:25-59% Onset:2-5 Penggunaan
system NO2 dengan O2 menit dalam jangka
syaraf pusat via nasal mask panjang
tidakdiperbolehka mengakibatkan
nuntukwanitaham supresi sum-sum
il trimester I dan tulang dan
II(efek teratogen disfungsi
danabortus) neurologic
keterlambatan
perkembangan
janin dan
defisiensi vitamin
B12 dan
keterlambatan
perkembangan
neurologis pada
bayi
Beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan sedasi
1. Fasilitas dan alat ; jenis obat sedasi, alat penunjang sedasi, kondisi lingkungan
2. Sumber daya manusia : petugas / dokter yang berkompetensi, adanya training
dan pelatihan petugas yang mendukung keberhasilan sedasi.
3. Regulasi : standar prosedur operasional, proses, pengendalian mutu kerja

B. PROSEDUR SEDASI
1. Pra Sedasi
A. Tinjau ulang rekam medis, meliputi:
a. Identitas pasien
b. Identifikasi prosedur yang akan dilakukan

10
c. Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan tindakan yang akan
dilakukan
d. Pengkajian riwayat anestesi yang pernah di alami serta evaluasi efek
samping yang pernah ada
e. Abnormalitas system organ utama
f. Obat yang dikonsumsi saat ini serta kemungkinan alergi yang akan terjadi
g. Asupan makan terakhir
B. Lakukan pemeriksaan fisik
a. Periksa TTV
b. Evaluasi jalan napas
c. Periksa auskultasi jantung paru
d. Lakukan pemeriksaan penunjang (foto rontgen, pemeriksaan laboratorium,
EKG)
e. Laporkan temuan hasil klinis yang mungkin terjadi pada pemeriksaan yang
telah dilakukan
f. Susun rencana tindakan anestesi dan tindakan medis
g. Lakukan pemberian premedikasi serta antibiotic profilaksis
h. Berikan dukungan psikologis terhadap pasien maupun terhadap keluarga
2. Intra Sedasi
a. Pastikan konsentrasi oksigen yang adekuat
b. Pastikan jalur akses intravena yang bagus
c. Berikan obat sedasi melalui akses intravena dan evaluasi akses intravena
agar tetap adekuat
d. Periksa tingkat kesadaran pasien (dinilai dari respon terhadap
spelayananulus)
e. Periksa oksigenasi (pastikan konsentrasi oksigen tetap adekuat)
f. Periksa ventilasi paru (periksa gambaran EKG serta cek tekanan darah
minimal tiap 5 menit atau sesuai kebutuhan)
g. Catat semua data di rekam medis (catat penggunaan obat serta alat yang
digunakan, temuan klinis selama proses sedasi)
3. Pasca Sedasi

a. Observasi sampai pasien terbebas dari risiko depresi system kardio


respirasi

b. Oksigenasi harus dipantau secara rutin dan teratur sampai pasien


terbebas dari risiko hipoksemia

11
c. Ventilasi dan sirkulasi harus dipantau secara rutin dan teratur sampai
pasien diperbolehkan pindah ruangan.

d. Gunakan kriteria pemindahan yang sesuai untuk meminimalisir risiko depresi


kardiovaskular/ pernapasan setelah pasien dipindahkan.
Situasi khusus
1. Masalah medis berat yang mendasari (usia sangat lanjut, penyakit jantung/ paru/ ginjal
hepar yang berat): konsultasikan dengan spesialis yang sesuai
2. Risiko gangguan kardiovaskular/ pernapasan yang berat atau diperlukannya
ketidaksadaran total pada pasien untuk menciptakan kondisi operasi yang memadai:
konsultasikan dengan anestesiologis.

USIA JENIS MAKANAN LAMA PUASA


Air putih 2 jam
Bayi 0-6 bln ASI/Formula 4 jam
Makanan padat 8 jam
Air putih 2 jam
Anak 7 bln-1th ASI/Formula 6 jam
Makanan padat 8 jam
Air putih 2 jam
Anak 13 bln-dewasa ASI/Formula 8 jam
Makanan padat 8 jam
Klasifikasi ASA dan Hubungannya dengan Tingkat Mortalitas
KLASIFIKASI ANGKA KEMATIAN
DESKRIPSI PASIEN
ASA (%)
Pasien normal dan sehat fisik
I 0,1
dan mental
Pasien dengan penyakit sistemik
ringan
II 0,2
Tidak ada keterbatasaan
fungsional
Pasien dengan penyakit sistemik
sedang
III Hingga berat yang menyebabkan 1,8
keterbatasan fungsi

Pasien dengan penyakit sistemik


berat yang mengancam hidup
IV 7,8
dan menyebabkan keterbatasan
fungsi
Pasien yang tidak dapat hidup /
bertahan
V 9,4
dalam 24 jam dengan atau tanpa
operasi
Bila operasi dilakukan darurat
E
atau cito

12
BAB IV
DOKUMENTASI

Setiap petugas yang melakukan pelayanan sedasi baik di dalam kamar


operasi maupun di unit lain menuliskan tindakan dan monitoring dalam rekam medis
yang telah di buat. Format tersebut terdiri dari pra-intra dan pasca sedasi yang
ditandatangani oleh dokter Anestesi. Pengisian format tersebut dimulai saat pre
induksi kemudian berlanjut ke durante operasi, periode ini tertuang dalam Laporan
Anestesi yang masuk dalam rekam medis pasien. Setelah pasien keluar dari kamar
operasi dan dipindahkan ke ruang pulih sadar/ Recovery Room (ruang pulih sadar)
maka dilanjutkan pengisian monitoring pasca anestesi pada lembar observasi RR.
Dan jika pasien sudah memenuhi kriteria untuk keluar dari RR, maka harus
atas persetujuan dokter anestesi dan format ditandatangani oleh dokter anestesi.

13
BAB V

PENUTUP

Dengan tersusunnya Panduan Pelayanan Sedasi Rumah Sakit Bina Sehat ini
diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak yang
terkait, panduan ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan demi
terwujudnya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Bina Sehat sesuai
dengan visi dan misi serta untuk mewujudkan Program Peningkatan Mutu Rumah
Sakit Bina Sehat.
Pada prinsipnya pelayanan sedasi moderat dan dalam adalah bagian pelayanan
dari Rumah Sakit Bina Sehat yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan
pemenuhan target finansial saja, tetapi sebuah pelayanan yang mengedepankan
akan kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan
sumber daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan-pelatihan.
Semoga dengan adanya buku panduan pelayanan ini pelayanan anestesi di
unit terkait Rumah Sakit Bina Sehat dapat berjalan dengan baik serta semakin
dipercaya oleh masyarakat.

Ditetapkan di : Malang
Pada tanggal : 12 September 2019
Direktur
RS Bina Sehat,

dr. Nunung Indriastutik

14

Anda mungkin juga menyukai