TEKNIK SEDASI
DALAM KEDOKTERAN GIGI BEDAH MULUT
Disusun oleh:
Pembimbing:
Lukas Kusparmanto, drg., MARS
1. SEDASI
1. SEDASI INTRAVENA
2. SEDASI INHALASI
i
BAB I
PENDAHULUAN
Namun, sedasi diperlukan untuk anak-anak yang tidak kooperatif, pasien dewasa
dengan ketakutan yang sederhana dan fobia terhadap perawatan gigi, dan untuk
spastisitas, parkinsonisme) dan juga bagi mereka yang memiliki serangan pingsan
atau tersedak.1
Sejak karya awal Langa dengan nitrous oxide dan Jorgenson menggunakan
perantara intravena, berbagai teknik sedasi untuk kedokteran gigi telah dijelaskan.
Pasien dapat tetap sadar sepenuhnya atau bisa hampir menjadi setengah sadar,
ketika tekhnik lain dari sedasi dalam (deep sedation) atau anastesi ultralight
digunakan.1
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
A.1. Sedasi
dua yaitu : 1
2
akan berespon terhadap rangsangan berulang atau rangsangan
B. Teknik Sedasi
yang ideal tidak ada. Teknik sedasi oral, rektum, dan intramuskular disebut
di mana tindakan klinis berkembang lebih cepat dan istilah ini biasanya
3
Alat bantu pernapasan seperti ventilator tidak diperlukan. Pasien
tidur nyenyak selama proses bedah, tidak ada rasa sakit dan tidak ada
berlangsung.3
oleh pasien.3
diberikan dalam bentuk uap atau gas, yang kemudian masuk kedalam
dari alveoli paru paru dan masuk kedalam peredaran darah. Melalui
a. Keuntungan : 1
Onset cepat
4
Kontrol sekresi air liur memungkinkan
b. Kerugian : 1
Diperlukan venepuncture
Komplikasi venepuncture
(infiltrasi,hematoma,tromboflebitis)
Pemulihan tertunda
Pengawalan diperlukan
a. Keuntungan : 1
Mudah dilakukan
Tidak berbau
Pemulihan cepat
Kardio-respirasi stabil
5
b. Kerugian : 1
Peralatan mahal
6
D.2. Sedasi Inhalasi 2
Indikasi
cerebral palsy)
Kontra indikasi
Indikasi
palsy)
7
-Pasien yang mudah tersedak
Kontra Indikasi
-Pasien ISPA
F. Komplikasi
8
3. Infiltrasi atau ekstravasasi: Disebabkan oleh infus cairan intravena
darah
tetapi lebih sering ditemui dengan infus cepat opioid dosis besar dan
9
Treatment : Dosis kecil suksinilkolin (10 hingga 20 mg
10
BAB III
LAPORAN KASUS
klinik Special Care Dentistry Bagian Bedah Mulut Rumah Sakit Hasan Sadikin
perawatan karena adanya kelainan pada jaringan lunak rongga mulutnya, berupa
benjolan lunak dan tidak sakit. Dari hasil pemeriksaan histopatologi, radiografi,
sublingualis.
pasien yang terlihat sangat cemas dan takut terhadap perawatan yang akan
sedasi inhalasi N2O-O2 melalui pertimbangan dengan orang tua dan pasien yang
mulutnya.
A. Pemeriksaan klinis
Intra Oral: Tampak adanya pembengkakan pada regio kiri pangkal lidah di
dasar mulut, dan lesi tampak kebiruan, dan kenyal, serta letaknya unilateral.
11
B. Diagnosis
kiri pangkal lidah di dasar mulut, dan lesi tampak kebiruan, dan kenyal,
C. Perawatan :
tekanan gas selama perawatan yang aman serta indikator jumlah gas yang
tersedia
dinding ranula sepanjang kurang lebih 0,5 inci sampai menembus mukosa
12
Lalu diberikan kasa steril pada rongga ranula sampai penuh hingga rongga
Dinding ranula lalu digunting mulai dari salah satu insisi sampai
13
D. Pembahasan
Ranula disebut juga sebagai kista retensi yang terletak pada dasar mulut
dasar mulut akibat obstruksi dari kelenjar submandibula atau kelenjar sublingual.
menyebabkan duktus dapat tertutup, serta oleh karena inflamasi atau degenerasi
menghambat aliran saliva. Patogenesisnya berasal dari obstruksi duktus oleh batu,
dan ruptura duktus yang akan menahan sekresi ludah. Gejala klinis adalah ranula
tumbuh lambat, tidak sakit, unilateral, letaknya di dasar mulut atau pada garis
tengah mulut atau bilateral. Pengobatan dan perawatan ranula dilakukan dengan
14
Sedasi inhalasi berguna untuk mengatasi rasa cemas, rasa nyeri dan takut
pasien dalam menghadapi perawatan gigi. Teknik sedasi inhalasi dengan N2O-O2
merupakan teknik yang paling praktis karena hanya memakan waktu yang relatif
singkat dan terjadi pemulihan segera, sehingga sangat efektif digunakan pada
penderita rawat jalan. Pada kasus ini digunakan teknik sedasi inhalasi karena
pasien masih berumur 9 tahun, masih dapat ditangani secara lokal, mudah
15
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
fisik dan psikis untuk anak-anak yang tidak kooperatif, pasien dewasa
dengan ketakutan yang sederhana dan fobia terhadap perawatan gigi, dan
2. Sedasi terbagi menjadi dua yaitu sedasi sadar (conscious sedation) dan
3. Sedasi terbagi menjadi dua teknik yaitu sedasi intravena dan sedasi
inhalasi.
2. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17