Relaksasi
Refleks muntah dapat timbul karena rasa cemas. Relaksasi dapat
membantu memperbaiki atau merubah cara berpikir pasien yang dapat
menyebabkan rasa cemas berlebihan. Contohnya adalah dengan meminta pasien
untuk rileks pada otot-otot tertentu, dimulai dari kaki dan berlanjut ke atas,
sementara dokter terus memberikan jaminan rasa aman dan tenang pada pasien.
Distraksi
Teknik distraksi berguna untuk mengalihkan perhatian pasien dan teknik
ini memungkinkan untuk prosedur perawatan yang singkat. Seorang dokter dapat
mengajak pasien berkomunikasi, atau meminta pasien untuk berkonsentrasi pada
pernapasan, misalnya menghirup udara melalui hidung dan menghembuskannya
melalui mulut. Hal ini sangat bermanfaat terutama sebelum memulai pengobatan,
agar pasien mampu memvisualisasikan rasa nyaman dan aman.
Metode ini dapat dilakukan juga dengan meminta pasien untuk melakukan
kegiatan yang menyebabkan kelelahan otot, misalnya dengan meminta pasien
menaikkan kaki dan menahannya untuk beberapa saat. Ketika otot pasien semakin
lelah, maka diperlukan usaha lebih untuk menahan kaki dalam posisi tinggi,
sehingga mengalihkan perhatian pasien dari prosedur
Sugesti
Teknik distraksi dapat disempurnakan dengan memasukkan unsur sugesti.
Dokter dapat meyakinkan pasien bahwa muntah tidak akan terjadi selama
prosedur perawatan. Citra visual dapat digunakan untuk meningkatkan sugesti,
dengan memberikan pandangan-pandangan yang positif. Teknik hipnosis dapat
membantu pasien untuk rileks dan mencegah refleks muntah saat perawatan gigi
yang akan dilakukan. Ada beberapa kontraindikasi terhadap teknik hipnosis, tetapi
seharusnya hanya digunakan setelah dokter telah menerima pelatihan yang tepat.
Seorang hipnoterapis yang berpengalaman dapat menggunakan pendekatan
sugesti yang canggih untuk membantu mengatasi refleks muntah.
TEKNIK FARMAKOLOGI
Anestesi lokal
Penggunaan anestesi lokal untuk gagging reflex telah dikritik oleh
beberapa penulis tetapi beberapa pihak yang mendukung beranggapan bahwa jika
permukaan mukosa peka, maka pasien cenderung muntah. Anestesi lokal dapat
digunakan dalam bentuk spray, gel, tablet hisap, larutan kumur, atau injeksi.
Sebenarnya, anestesi topikal dapat bekerja pada beberapa pasien, namun justru
dapat meningkatkan mual dan muntah, dan mungkin gagal untuk menekan refleks
muntah. Pengendapan bius lokal di sekitar posterior foramen palatina telah
digunakan untuk pasien yang muntah ketika palatum bagian posterior disentuh.
Namun, pemberian suntikan lokal tidak mungkin dilakukan dan mungkin justru
dapat menyebabkan refleks muntah. Selain itu, injeksi larutan anestesi lokal dapat
menggelembung dalam jaringan lunak yang dapat mengganggu retensi dari
protesa.
Sedasi
Apabila refleks muntah diakibatkan oleh rasa cemas yang berlebihan,
maka menghilangkan atau mengurangi rasa cemas dapat mencegah refleks
muntah. Penggunaan sedasi sadar dengan cara inhalasi, oral, atau intravena dapat
menghilangkan refleks muntah selama perawatan gigi untuk sementara, juga
mempertahankan refleks yang melindungi jalan napas pasien.
Pendekatan psikologis seperti teknik relaksasi dan sugesti dapat
ditingkatkan bersamaan dengan sedasi. Sebuah laporan oleh Rosen memberikan
contoh rinci bagaimana sugesti yang positif dapat digunakan bersamaan dengan
sedasi nitrogen oksida.
Penggunaan sedasi oral biasanya hanya digunakan pada pasien dengan
refleks muntah ringan. Sedangkan sedasi intravena digunakan pada pasien dimana
sedasi inhalasi tidak efektif terhadap pasien tersebut.
Pengobatan
Pengobatan mutah ditujukan pada penyebab spesifik mutah yang dapat
diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui
penyebab yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak
dengan gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis gastrointestinal tract yang
merupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS),
appendiciyis, batu ginjal, obstruksi usus, tekanan intrakranial yang meningkat.
Hanya pada keadaan tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif,
misalnya pada mabuk (motion sickness), nausea dan mutah pasca operasi,
khemoterapi kanker, cyclic vomiting, gastroparesis, dan gangguan motilitas
gastrointestinal3,4.
Obata-obatan antiemetik termasuk prokinetik, metoklopramide,
domperidome, cisapride, dan bethanechol. Metoklopramide cukup efektif,
cisapride sebagai prokinetik memberikan hasil yang baik, sebenarnya komplikasi
jarang terjadi.
Antihistamines
Dimenhydrinate (dramamine) berhasil untuk terapi terutam pada mabuk
(motion sickness) atau kelainan vestibuler.
Anticholinergic
Scopolamine dapat juga memberikan perbaikan pada mutah oleh karena
faktor vestibular atau stimulus oleh mediator proemetik3,4,7.
Phenothiazines dan Butyrophenones
Prochlorperazine (Comphazine), Clorpromazine (Thorazine) dan
Butyrophenon haloperidol (Haldol) tidak dianjurkan pada anak tetapi mutah pada
orang dewasa karena obat, radiasi, pembedahan tetapi dengan efek samping
extrapyramidal yang irreversibel dan kelainan darah3,4,7.
Cannabinoids
Tetrahydrocannabinol adalah komponen aktif dari marihuana dan nabilone
suatu sintetik dari derivat cannabinoid efektif untuk terapi mutah oleh karena
khemotherapi. Alternatif lain dapat diberikan metoclopramide dosis tinggi
dandiphenhydramine untuk menghilangkan efek samping extrapyramidal3,4.
Anxiolytics, sedative, dan tricyclic antidepresan
Diazepam (valium) dan derivat yang terkait mempunyai efek antiemetik
pada dewasa dan anak terutama oleh karena faktor psikogenik3,4.
Steroid
Steroid mempunyai sifat antiemetik, tetapi kelompok obat ini tak
digunakan sebagai obat primer pada mutah. Efek samping antiemetik yang
menguntungkan pada pengobatan steroid oleh indikasi lain3,8,9.
Betadrenergic antagonist
Propanolol efektif untuk mencegah mutah oleh karena migraine.