Anda di halaman 1dari 17

17

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rongga Mulut


Mulut atau rongga mulut merupakan pintu masuk dari traktus
gastrointestinal. Ianya adalah tempat permulaan bagi proses digestif mekanis yaitu
dengan cara masktikasi dan juga proses digestif kimiawi melalui enzim yang
terdapat dalam saliva. Hampir seluruh bagian dari rongga mulut dilapisi dengan
epithelial yaitu dari jenis nonkeratinized stratified squamous epithelial yang
berfungsi untuk melindungi dari aktifitas yang abrasif sewaktu proses digestif
(Eroschenko, 2007). Lapisan ini sentiasa dilembapi dengan sekresi saliva secara
terus menerus.

Gambar 2.1. Rongga mulut manusia. Sumber: Tortora dan Derrickson, 2006.

Universitas Sumatera Utara


18

Rongga mulut dibatasi secara anterior oleh gigi dan lidah sementara secara
posterior oleh oropharynx. Batas superior dibentuk oleh soft palate dan hard
palate. Lantai atau permukaan bawah rongga mulut dibentuk oleh mylohyoid
muscle yang dilapisi dengan membran mukosa. Lidah hanya melekat pada
mylohyoid muscle dan bukanlah batas dari permukaan bawah rongga mulut
(McKinley dan O’Loughlin, 2008).

2.1.1 Pipi, Bibir, dan Palatum


Dinding lateral dari rongga mulut dibentuk oleh pipi, dan dilapisi secara
keseluruhan oleh kulit dan mengandungi buccinator muscles. Buccinator muscles
akan menekan pipi terhadap gigi supaya makanan solid tetap berada pada
tempatnya sewaktu proses mengunyah. Selain itu, pada permukaan luar juga
mengandungi kelenjar rambut dan kelenjar keringat.
Permukaan pipi sebelah dalam juga dilapisi mukosa yang melekat erat
dengan struktur otot di bawahnya. Permukaan pipi dekat area gigi molar 2 rahang
atas terdapat duktus (pintu keluar kelenjar air liur besar parotis). Hal ini dapat
menyebabkan banyaknya karang gigi di daerah tersebut. Daerah ini juga sering
ditemui sisi makanan terselip sehingga tertinggal antara pipi dan gigi. Hal inilah
yang dapat menyebabkan karies gigi. Apalagi, posisi gigi belakang yang tidak
harmonis dapat mengakibatkan terjadinya gigitan berulang pada permukaan dalam
pipi. Secara klinis hal ini dapat dilihat dengan adanya garis horizontal berwarna
keputihan (Pratiwi, 2009). Pipi terminasi pada bibir atau labia yang membentuk
bagian anterior dari rongga mulut.
Bibir dibentuk oleh orbicularis oris muscle dan dilapisi oleh keratinized
stratified squamous epithelium (Eroschenko, 2007). Bibir memberikan warna
kemerahan kerana suplai darah yang banyak oleh pembuluh darah superfisial dan
juga kurangnya jumlah keratin pada lapisan epithelial luar. Permukaan bagian
dalam bibir memiliki lapisan epitel tipis dan agak cembung karena mengandung
beberapa kelenjar air liur kecil (Pratiwi, 2009).
Profil bibir atas dan bawah dapat menjelaskan kelainan gigi yang terjadi.
Misalnya, pada maloklusi kelas II atau disebut juga profil wajah burung dengan

Universitas Sumatera Utara


19

kondisi gigi atas lebih maju daripada gigi bawah (lebih dari empat milimeter). Hal
ini dapat menyebabkan terjepitnya bibir bawah di antara gigi atas dan bawah.
Namun dapat diatasi dengan perwatan ortodontik atau bedah rahang (Pratiwi,
2009).
Palatum membentuk bagian atas dari rongga mulut dan berfungsi sebagai
pelindung untuk memisahkan ia dari rongga hidung. Dua per tiga dari bagian
anterior palatum adalah keras dan bertulang yang dikenal sebagai hard palate
manakala satu per tiga dari bagian posterior adalah lunak dan berotot yang dikenal
sebagai soft palate. Hard palate dibentuk oleh palatum processes of maxillae dan
horizontal plate of palatine bones. Ianya dilapisi oleh jaringan ikat padat dan
nonkeratinized stratified squamous epithelium. Lengkung pada soft palate terdiri
dari otot skeletal dan dilapisi oleh nonkeratinized stratified squamous epithelium.
Palatum durum atau hard palate menutupi sebagian besar langit-langit
mulut kita dan berperan penting dalam sistem pengunyahan. Fungsinya selain
memperjelas ucapan kita juga memperkuat melekatnya gigi tiruan. Torus
palatinus yaitu tonjolan di tengah-tengah palatum dengan ukuran yang bervariasi
sering terjadi. Hal ini selain menimbulkan rasa tidak nyaman saat pemakaian gigi
tiruan juga menyulitkan saat pemasangannya. Palatum molle atau soft palate
membagi dua daerah faring. Faring mengatur aliran udara melalui mulut dan
hidung saat bernafas dan berbicara.
Terdapat tonjolan berbentuk kon di medial dan mengarah ke inferior yang
dikenal sebagai uvula. Sewaktu proses menelan makanan, soft palate dan uvula
akan terangkat ke atas untuk menutup pintu posterior dari nasopharynx supaya
mengelakkan dari bahan yang ingin ditelan masuk ke dalam ruangan nasal.

2.1.2 Lidah
Lidah merupakan organ aksesori dari sistem digestif yang dibentuk oleh
otot skeletal dan dilapisi oleh stratified squamous epithelium. Pada permukaan
superior lidah terdapat papila yang mengandungi banyak reseptor untuk deria rasa.
Hanya filiform papillae yang dilapisi oleh keratinized stratified squamous
epithelium manakala bagian lain dari lidah dilapisi seluruhnya oleh
nonkeratinized

Universitas Sumatera Utara


20

stratified squamous epithelium (Eroschenko, 2007). Selain dari deria rasa, lidah
juga berperan dalam pembentukan suara dan membantu dalam proses mengunyah.
Lidah akan mencampurkan bahan yang telah dimakan dan kemudian akan
menekannya pada palatum supaya menjadi bolus agar mudah untuk ditelan.
Lidah dapat dibagi menjadi dua area. Area dua per tiga yang berbentuk V
terdiri dari tonjolan-tonjolan kecil yang disebut papilla. Papilla-papilla ini
mengandung saraf dan organ pengecap (taste bud). Daerah ini memerlukan
pembersihan dengan cara penyikatan dan berkumur, untuk membersihkan sisa
makanan yang tidak terlihat. Bila dibiarkan maka dapat terbentuk lapisan jamur
atau plak yang tebal. Cekungan berupa garis terkadang muncul di tengah
permukaan lidah. Bagian satu per tiga belakang lidah biasanya berwarna lebih
pucat, mengandung jaringan limfoid menghadap faring.
Jika lidah diangkat, pada bagian bawah lidah akan terlihat lapisan tipis
yang disebut frenulum yang menyambungkan lidah dengan dasar mulut tepat di
tengahnya. Kadang terjadi di mana frenulum terlalu pendek dan ketat sehingga
tidak dapat mengangkat lidah, termasuk pembersihan gigi bawah juga menjadi
sulit. Hal ini biasanya diatasi dengan pengguntingan melalui pembedahan.

2.1.3 Gigi
Gigi berperan dalam masktikasi atau mengunyah makanan yang
merupakan bagian dari proses digestif mekanis. Menurut bentuknya, gigi terbagi
menjadi dua jenis yaitu homodontal dan heterodontal. Homodontal merupakan
bentuk gigi geligi yang sama dalam satu rongga mulut. Bentuk tersebut terdapat
pada makhluk hidup seperti ikan dan burung. Sedangkan gigi geligi manusia
termasuk jenis heterodontal, karen memiliki gigi geligi dengan berbagai bentuk
dan fungsi.

Universitas Sumatera Utara


21

Gambar 2.2. Jenis-jenis gigi manusia. Sumber: Pratiwi, 2009.

Terdapat empat jenis gigi manusia yaitu gigi insisif, gigi kaninus, gigi
premolar dan gigi molar. Fungsi gigi insisif adalah memotong atau mengiris
makanan, gigi kaninus adalah untuk merobek makanan, gigi premolar berfungsi
untu merobek dan menggiling makanan dan yang terakhir yaitu gigi molar
berfungsi untuk mengunyah dan menggiling makanan.
Gigi seri dan gigi taring memiliki empat permukaan sementara gigi
geraham besar dan kecil memiliki lima permukaan. Masing-masing permukaan
gigi berbeda, maka berbeda pula bentuk anatomisnya. Sehingga hal ini menjadi
ciri khas masing-masing gigi.

Universitas Sumatera Utara


22

Gambar 2.3. Struktur gigi manusia. Sumber: Pratiwi, 2009.

Gigi terdiri dari dua bagian besar yaitu akar dan mahkota. Mahkota gigi
diselubungi lapisan sementum. Kedua lapisan ini bertemu pada cemento-enamel
junction berupa garis pada leher gigi. Pada gigi orang dewasa yang sehat, garis ini
berada di bawah atau tertutup oleh area perlekatan gusi. Jadi secara klinis atau
yang tampak oleh mata, mahkota gigi adalah bagian gigi yang berada di atas area
perlekatan gusi. Sementara secara anatomis, atau sesungguhnya batas mahkota
gigi masih diteruskan berada di bawah area perlekatan gusi.

Universitas Sumatera Utara


23

Panjang mahkota gigi yang tampak oleh mata sangat bervariasi, tergantung
letak area perlekatan gusi. Penyikatan gigi yang berlebihan dapat mengakibatkan
turunnya area perlekatan gusi, sehingga gigi tampak lebih panjang. Sedangkan
mahkota gigi akan tampak lebih pendek pada pemakaian gigi yang berlebihan
(Pratiwi, 2009).

2.1.4 Gingiva
Gingivae atau gusi terdiri dari dense irregular connective tissue yang
dilapisi oleh nonkeratinized stratified squamous epithelium yang menutupi
alveolar processes pada rahang atas dan bawah serta meliputi leher bagian gigi.
Permukaan internal bibir atas dan bawah kedua-duanya melekat pada gusi pada
lipatan nipis di bagian garis tengah yang dikenal sebagai labia frenulum
(McKinley dan O’Loughlin, 2008).
Gingiva berjalan melapisi tonjolan alveolar dan berakhir pada leher gigi.
Gingiva yang mengelilingi leher gigi direkatkan oleh cincin yang disebut
junctional epithelium. Gingiva yang sehat biasanya berwarna merah muda,
tergantung etnis individu. Makin gelap kulit seseorang, makin gelap pula warna
merah gingivanya. Konsistensinya padat dan melekat pada tulang alveolar di
bawahnya.
Gingiva dibagi menjadi tiga area yaitu area paling atas disebut free
marginal gingiva yaitu gingiva yang tidak melekat pada tulang alveolar. Di
bawahnya adalah attached gingiva, yaitu area gingiva yang melekat pada tulang
alveolar dengan lebar yang bervariasi. Interdental gingiva adalah bagian gingiva
yang berada di antara gigi. Sulkus gingiva pula adalah kantung yang berjalan dari
marginal gingiva sampai junctional epithelium.
Serat periodontal adalah penyambung akar gigi dengan tulang alveolar
yang mengandung serat kolagen, sel saraf, dan pembuluh darah. Serat ini
berfungsi untuk memegang gigi dan tempat perlekatannya tersebar merata di
sepanjang sementum akar gigi.

Universitas Sumatera Utara


24

2.1.5 Air Liur


Air liur atau saliva merupaan campuran berbagai cairan yang terdapat
dalam rongga mulut. Cairan ini berasal dari kelenjar saliva mayor dan minor.
Saliva berfungsi sebagai cairan pembersih dalam mulut, sehingga diperlukan
dalam jumlah yang cukup. Kekurangan saliva akan membuat tingginya jumlah
plak dalam mulut. Tingkat keasaman saliva juga berpengaruh terhadap timbulnya
lubang gigi atau karies. Semakin asam, semakin mudah terjadinya karies gigi.

2.2 Konsep Dasar Oral Hygiene


Kebersihan rongga mulut adalah tindakan untuk membersihkan dan
menyegarkan mulut,gigi dan gusi untuk mecegah dari penyakit gigi dan mulut,
mencegah penyakit penularan yang penularannya melalui mulut, mempertinggi
daya tahan tubuh badan, dan memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan
nafsu makan (Hermawan, 2010).
Mengapa oral hygiene amat penting dalam kehidupan kita? Menurut
Hermawan (2010), terdapat teori tentang infeksi fokal yang banyak mendapat
perhatian selama abad 19 dan awal abad 20. Teori ini menyebutkan bahawa
infeksi bertanggungjawab atas inisiasi dan progresi berbagai penyakit inflamasi
seperti radang sendi, tukak lambung dan radang usu buntu.
Kemajuan dalam klasifikasi dan identifikasi kuman bakteri rongga mulut
dan bidang imunologi, semakin meyakinkan adanya peran penting infeksi gigi
terhadap berbagai penyakit sistemik seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
penyakit paru, penyakit gula, stroke, kanker dan sebagainya. Juga menjadi
semakin jelas bahawa gigi dan rongga mulut dapat menjadi tempat asal bagi
desiminasi mikroorganisme penyebab penyakit kebagian tubuh yang lain.
Tidak semua bakteri rongga mulut membahayakan. Sebagian besar justru
dibutuhkan sebagai flora normal mulut. Bakteri yang potensial menimbulkan
penyakit gigi dan banyak pula dijumpai pada penyakit sistemik yaitu golongan
bakteri anaerob negatif. Antara lain adalah P.Gingivilis, B.Intermedius dan
A.Actinomyecetemcommitans. Bakteri-bakteri ini dominan pada radang gusi dan
radang sekitar hujung akar gigi sampai terjadi bengkak atau abses.

Universitas Sumatera Utara


25

Bakteri rongga mulut yang dapat menyebar melalui aliran darah disebut
sebagai bakteriemia. Yang menyebar bisa bakteri itu sendiri maupun racun yang
dihasilkannya yaitu dikenal sebagai endotoksin atau eksotoksin. Beberapa
penelitian mengenai bakteriemia ini layak disimak. Bakteriemia diamati pada
100% pasien setelah cabut gigi, 70% setelah pembersihan karang gigi, pada 55%
setelah pembedahan gigi geraham bungsu, 20% setelah perawatan akar gigi, dan
55% setelah operasi amandel.
Pada kondisi kesehatan mulut normal, hanya sejumlah kecil bakteri
fakultatif dan tidak membahayakan masuk ke aliran darah. Namun pada kondisi
kebersihan mulut jelek, jumlah bakteri pada permukaan gigi meningkat dua
hingga sepuluh kali lipat sehingga peluang untuk menjadi bakteriemia menjadi
lebih besar. Kecuali lewat bakteriemia, adanya rangkaian reaksi imunologis yang
dipicu oleh infeksi di rongga mulut, merupakan penjelasan lain mengapa problem
gigi dapat merambat ke penyakit-penyakit serius yang bisa berujung dengan
kematian.
Cara penjagaan oral yang baik adalah seperti berikut:
 Melakukan pembersihan gigi yang dilakukan secara mandiri dan
profesional. Perawatan mandiri dapat dilakukan di rumah dengan sikat gigi
teratur, dua kali sehari dengan metode yang benar. Tindakan dengan
membersihkan gigi dengan benang gigi (flossing) dapat dilakukan satu
hingga dua kali sehari. Guna pasta gigi berfluorida. Hindari dari makan
makanan ringan dan minuman manis untuk mengurangkan kerusakan
gigi.Secara profesional, kita hendaklah mengunjungi dokter gigi secara
rutin tiap enam bulan sekali untuk pembersihan yang tidak dapat dilakukan
di rumah dan dapat melakukan pendeteksian awal gangguan-gangguan
gigi dan mulut yang kita belum sadari ( Razak, 2007).
 Makanan yang lengket dan kenyal, seperti permen atau buah yang
dikeringkan sebaiknya dimakan saat makan biasa dan bukan antara waktu
makan. Jika perlu, sikat gigi setiap kali habis makan.
 Penggunaan pelapis gigi (dental sealants) sangat perlu untuk mencegah
gigi berlubang. Lapisannya yang tipis seperti plastik dioleskan pada daerah

Universitas Sumatera Utara


26

permukaan gigit gigi geraham. Pelapisan ini berguna untuk mencegah


akumulasi plak pada cekungan gigi yang dalam dan sulit dicapai sikat
untuk dibersihkan. Sealants ini biasanya diaplikasikan pada anak-anak saat
gigi geraham tetapnya tumbuh. Sealant juga dapat diaplikasikan pada gigi
dewasa yang masih utuh atau belum berlubang.
 Fluorida sering direkomendasikan sebagai perlindungan terhadap lubang
gigi. Penelitian juga menunjukkan jumlah lubang gigi lebih sedikit setelah
mengkonsumsi air yang mengandung fluor. Fluor dapat dikonsumsi saat
struktur email gigi sedang mengalami tumbuh kembang, dengan demikian
fluor dapat melindungi email dari asam. Anak yang berusia di bawah 12
tahun haruslah mengkonsumsi air atau mengkonsumsi suplemen yang
mengandungi fluor jika tinggal di daerah yang tidak menerima pelayanan
fluor pada air mereka (Anonim, 2007).
 Peletakan fluor secara topikal juga direkomendasikan untuk melindungi
permukaan gigi. Hal ini didapat dari kandungan fluor dalam pasta gigi atau
obat kumur. Pelapisan fluor secara topikal ini dapat juga dilakukan saat
kunjungan ke dokter gigi, setelah pembersihan rutin gigi.
 Makan permen karet dengan xylitol mulai banyak dilakukan di beberapa
negara untuk melindungi gigi. Efeknya dalam mengurangi jumlah plak
yang dilihat berdasarkan kerja bakteri terhadap xylitol untuk memproduksi
asam, tidak seperti pada jenis gula lainnya (Pratiwi, 2009).
Dengan penjagaan gigi yang baik bukan saja dapat mencegah penyakit
oral, melainkan juga untuk memelihara kesehatan umum yang baik selain dari
memperlihatkan tampang wajah yang bagus, memudahkan untuk makan dan juga
berbicara tanpa merisaukan bau mulut.

2.3 Pendidikan Kesehatan Gigi


Pendidikan kesehatan gigi merupakan metode untuk memotivasi pasien
agar membersihkan mulut mereka dengan efektif. Pendekatan ini sebaiknya tidak
dianggap sebagai instrukter dokter tetapi lebih merupakan dorongan atau ajakan
agar pasien sadar akan pentingnya menjaga kebersihan mulut.

Universitas Sumatera Utara


27

Pendekatan ini ditujukan sedini mungkin pada anak-anak, dan orang


dewasa yang belum memiliki pemahaman yang benar. Suksesnya pendidikan ini
sangat tergantung dari intensitas dokter gigi dalam memberikan dorongan setiap
kali pasien datang.
Apa saja pendidikan kesehatan gigi itu? Pendidikan kesehatan gigi
meliputi metode penyikatan gigi, flossing, dan pengontrolan pola makan.
Pendidikan kesehatan gigi dapat diberikan saat pasien datang ke dokter gigi dan
pada setiap kunjungan terdapat beberapa metode yang akan dilakukan.
Pada kunjungan pertama, biasanya akan dilakukan pemeriksaan
menyeluruh tentang kebersihan mulut, pemeriksaan tentang kebiasaan pasien
dalam membersihkan mulut, penjelasan serta anjuran dokter gigi. Dokter gigi
akan memeriksa berapa banyak plak dan sisa makanan yang melekat pada
permukaan gigi. Hasil pemeriksaan ini kemudian dimasukkan dalam catatan status
kebersihan mulut pasien dan dikelompokkan dengan pernyataan baik, sedang atau
buruk.pencatatan hasil kebersihan mulut ini akan dibandingkan dengan hasil pada
kunjungan berikutnya.
Jika status kesehatan mulut pasien adalah sedang atau buruk, maka pasien
akan diminta untuk menunjukkan cara membersihkan gigi yang biasa dilakukan
dirumah. Dengan mengamati hal ini, barulah dokter gigi dapat menentukan
apakah pasien perlu diberikan saran tertentu untuk memperbaiki kebiasaan cara
membersihkan mulut.
Dalam memberi penjelasan serta anjuran oleh dokter gigi, biasanya
mereka akan menjelaskan tentang pentingnya kebersihan rongga mulut dan gigi.
Selain itu, dokter gigi akan medemonstrasikan cara pembersihan gigi pada model
contoh gigi, merekomendasikan pemakaian jenis sikat gigi yang baik dan pasta
gigi yang mengandung fluor serta merekomendasikan frekuensi penyikatan gigi
dalam sehari dan kapan waktu yang tepat untuk menyikat gigi serta durasi waktu
berapa lama setiap kali pembersihan mulut dilakukan.
Pada kunjungan kedua biasanya akan dilakukan evaluasi dan mengulangi
anjuran secara lebih terperinci. Dokter gigi akan melihat dan mengevaluasi apakah
ada kemajuan pada hasil pemeriksaan kebersihan mulut. Karena tindakan

Universitas Sumatera Utara


28

pembersihan yang efektif baru diajarkan dan tidak mudah untuk dilaksanakan.
Seringkali hasil yang didapatkan tidak menunjukkan kemajuan seperti yang
diharapkan. Dalam hal ini, dokter gigi selalu menganjurkan untuk tetap
memotivasi pasien. Selain itu, juga akan dilakukan pertanyaan tentang kesulitan
pasien saat membersihkan gigi sendiri di rumah dan memberikan solusi teknik
yang mudah untuk diaplikasi.
Pada kunjungan yang berikutnya, dokter gigi akan mengulangi seluruh
proses seperti pada kunjungan pertama dan akan memberikan dorongan untuk
mempertahankan tingkat kebersihan mulut yang sudah baik. Ini karena, kebiasaan
yang baik biasanya akan bertahan jika terus diberikan motivasi.

2.3.1 Sikat Gigi


Sikat gigi yang dijual di pasaran terdiri dari dua jenis yaitu manual dan
elektrik. Antara ciri-ciri sikat gigi yang baik adalah bulu sikat yang halus sehingga
tidak merusak email dan gusi serta kepala sikat yang ramping atau bersudut,
sehingga mempermudah pencapaian sikat di daerah mulut bagian belakang yang
sulit dijangkau.
Ada dua macam bulu yang digunakan untuk sikat gigi yaitu bulu asli dari
rambut hewan dan bahan sintetik seperti nilon. Tetapi kini, sikat gigi umumnya
dibuat dengan bahan sintetik. Walaupun bahan buku hewan dan sintetik termasuk
efektif dalam mengangkat plak, tetapi bahan sintetik lebih unggul dalam hal
keseragaman ukuran, elastisitas, daya tahan terhadap kepatahan dan dorongan air.
Dalam hal ini, bulu sikat yang lembut lebih dianjurkan pemakaiannya
karena fleksibel dan efektif membersihkan lekukan dan daerah yang sulit
dijangkau. Sedangkan bulu sikat yang keras tidak dapat menghilangkan karang,
noda, atau memutihkan gigi.
Sebaiknya sikat gigi diganti setelah tiga bulan pemakaian. Tetapi jika
dalam waktu seminggu sikat sudah terlihat tidak laya pakai, berarti terdapat
kesalahan cara kita menyikat gigi. Satu hal yang dapat diperhatikan, tiap orang
sebaiknya memiliki sikat gigi peribadi dan jangan dipakai bersama-sama dengan
anggota keluarga yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara


29

Walaupun kita selalu mengatakan telah menyikat gigi dua kali sehari,
namun sebagian besar orang tetap memiliki plak dalam mulutnya. Hal ini
menunjukkan bahawa metode pembersihan yang dilakukan belum tepat. Ada
beberapa metode yang disarankan para ahli, namun belum dapat dibuktikan
metode mana yang terbaik. Antara metode tersebut adalah Scrub, Roll, Bass,
Stillman, Fones, dan Charters.
 Pada metode Scrubs, dia telah memperkenalkan cara sikat gigi dengan
menggerakkan sikat secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada
area batas gusi dan gigi, kemudian digerakkan maju dan mundur berulang-
ulang.
 Roll pula memperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakan memutar
mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan
gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi dengan
posisi paralel dengan sumbu tegaknya tinggi.
 Bass memperkenalkan cara dengan meletakkan bulu sikatnya pada area
batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu
tegak gigi. Sikat gigi digetarkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi
bulu sikat.
 Stillman mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah
gusi ke gigi secara berulang. Setelah sampai dipermukaan kunyah, bulu
sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan
gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi seperti
metode Bass.
 Fones mengutarakan metode gerakan sikat secara horizontal sementara
gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan
memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah.
 Charters pula memperkenalkan cara dengan meletakkan bulu sikat
menekan gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah atau
oklusal gigi. Arahkan 45 derajat pada daerah leher gigi. Tekan pada daerah
gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal sepuluh kali pada tiap-
tiap area dalam mulut. Gerak berputar dilakukan terlebih dahulu untuk

Universitas Sumatera Utara


30

membersihkan daerah mahkota gigi. Metode ini baik untuk membersihkan


plak di daerah sela-sela gigi, pada pasien yang memakai alat ortodontik
kawat gigi dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen.
Setiap metode yang telah disarankan oleh beberapa dokter gigi ahli
memiliki kesulitan tersendiri. Bagi anak-anak disarankan memulai dengan metode
Scrubs dan dilanjutkan dengan metode Bass. Secara umum, sampai saat ini
disimpulkan bahawa cara sikat gigi yang paling efektif adalah dengan
mengkombinasikan metode-metode tersebut.

2.3.2 Pasta Gigi


Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan,
termasuk menghilangkan bau atau mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga dapat
membantu menguatkan struktur gigi dengan kandungan fluor.
Jumlah pasta gigi yang diletakkan pun tidak perlu sepanjang pemukaan
bulu sikat, melainkan seperlunya saja. Jadi bukan jumlah pasta gigi yang
berpengaruh terhadap kebersihan gigi, tetapi cara menyikatnya. Kemudian, busa
yang terbentuk saat menyikat gigi sebaiknya tidak ditelan.
Apakah kandungan pasta gigi? Pasta gigi mengandungi sodium fluorida
(NaF) yang merupakan bahan aktif yang paling utama dan popular dalam pasta
gigi untuk mecegah lubang pada gigi. Beberapa merek mengandung sodium
monofluorofosfat (SMFP). Hampir seluruh pasta gigi yang dipasarkan di Amerika
memiliki 1000-1100 bagian per milion NaF atau SMFP. Konsistensi ini
menunjukkan bahawa pasta gigi yang murah sama bagusnya dengan yang mahal.
Banyak pasta gigi mengandung sodium lauryl sulfate (SLS). SLS juga
biasa terkandung dalam shampu atau sabun yang kita pakai sehari-hari. SLS pada
beberapa orang dapat menyebabkan luka pada mulut seperti ulkus karena bersifat
mengeringkan lapisan pelindung mulut sehingga jaringan di bawahnya menjadi
rusak.
Bahan seperti baking soda, enzim, vitamin, herbal, kalsium dan hidrogen
peroksida biasanya dikombinasikan untuk lebih menyempurnakan fungsi pasta

Universitas Sumatera Utara


31

gigi. Beberapa pasta gigi dapat menimbulkan rasa mual atau muntah dan diare jika
ditelan dalam jumlah yang tertentu. Jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan
fluorosis. Karena itu, penggunaan pasta gigi pada balita perlu dilakukan
pengawasan orang tua.
Kalsium dalam pasta gigi dapat berasal dari tulang hewan atau dari jeruk
nipis. Kaum vegetarian biasanya menghindari penggunaan produk yang berasal
dari hewan. Oleh karena itu, di India dipasarkan pasta gigi khusus untuk para
vegetarian.

2.3.3 Flossing atau Benang Gigi


Flossing merupakan tindakan pembersihan gigi dengan menggunakan
dental floss atau yang lebih dikenal dengan benang gigi. Flossing bertujuan untuk
mengangkat sisa makanan di antara gigi yang tidak tercapai dengan sikat gigi.
Idealnya, flossing dilakukan setelah menyikat gigi sehingga upaya pembersihan
gigi menjadi sempurna.
American Dental Association (ADA) menyarankan flossing dilakukan
minimal sekali sehari. Caranya dengan melingkarkan benang gigi di sekeliling
gigi berbentuk huruf C dan menggeserkannya pada permukaan gigi dari arah garis
gusi ke luar sampai tiga kali per gigi dan diulangi di bagian sebelahnya. Tetapi,
cara flossing yang salah dapat menyebabkan luka pada gusi dan tidak
membersihkan plak dengan efektif.
ADA telah membuat penelitian tentang efek terhadap flossing dan
mendapati terjadi penurunan kasus lubang gigi jika dilakukan flossing setiap hari
sekali. Sebagian dokter gigi merekomendasikan penggunaan pengangkat plak
berbentuk seperti tusuk gigi sebagai pengganti flossing. Namun tampaknya
penggunaannya masih kurang mendapat dukungan. Hal ini disebabkan banyaknya
keluhan iritasi dan infeksi gusi terjadi akibat penggunaan alat tersebut.
Cara pemakaian benang gigi yang benar menurut Pratiwi (2009) adalah:
1. Ambil benang gigi secukupnya (kira-kira 10-15cm).
2. Pegang atau lingkarkan ujungnya pada jari-jari tengah.

Universitas Sumatera Utara


32

3. Lewatkan benang perlahan melalui titik kontak dengan menggerakkan


benang dari arah depan ke belakang. Hindari penekanan yang berlebihan
karena dapat mengiritasi daerah gusi antara gigi.
4. Gerakkan benang dari arah gusi ke gigi (jangan sebaliknya) dengan
penekanan ke arah gigi supaya dapat mengangkat sisa-sisa kotoran dengan
sempurna.
5. Setelah melakukan flossing di seluruh gigi, berkumurlah untuk
mengangkat sisa-sisa kotoran yang masih terjebak di antara gigi.

2.3.4 Obat Kumur


Obat kumur biasanya bersifat antiseptik yang dapat membunuh kuman
sebagai timbulnya plak, radang gusi, dan bau mulut. Namun, tindakan berkumur
tidak mengeliminir perlunya penyikatan gigi. Obat kumur juga dapat menjadi
penyegar mulut atau mengurangi bau mulut seusai makan.
Penggunaan obat kumur biasanya sekitar 20ml setiap habis bersikat gigi
dua kali sehari. Obat kumur dikulum dalam mulut selama 30 detik dan kemudian
dikeluarkan.
Bahan lain yang juga digunakan adalah air, pemanis seperti sorbitol dan
sodium sakarin, dan alkohol 20 persen. Kandungan alkohol ini perlu diwaspadai
karena ada kontraindikasi. Beberapa merek obat kumur akhir-akhir ini banyak
yang tidak memiliki kandungan alkohol di dalamnya.
Beberapa obat kumur dibuat khusus untuk mengatasi plak gigi. Bahan
aktif yang terkandung adalah mentol (0,042%), timol (0,064%), metal salisilat
(0,060%), dan eukaliptol (0,092%). Bahan lain yang juga terkandung adalah air,
alkohol 21,6%, sorbitol, perasa, sodium sakarin, dan asam benzoat.
Obat kumur yang mengandung garam dapat dibuat sendiri di rumah.
Caranya dengan melarutkan garam dengan takaran satu sendok teh dalam segelas
air hangat. Namun hal ini secara spesifik hanya dilakukan untuk mengatasi
keluhan abses atau keradangan lainnya di dalam mulut, dan bukan untuk
menyegarkan.

Universitas Sumatera Utara


33

2.3.5 Pola Makan


Faktor yang paling penting dalam hubungan diet dan kesehatan gigi adalah
frekuensi konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, terutama sukrosa.
Jika sisa makanan ini membentuk plak yang kemudiaanya menghasilkan asam
dengan pH di bawah 5,5 maka terjadilah pengrusakan email gigi sebagai tahap
awal munculnya gigi berlubang. Sukrosa ini banyak terkandung pada makanan
manis dan camilan. Karena itu, tujuan utama diet yang berhubungan dengan
kesehatan gigi adalah motivasi setiap orang untuk mengontrol frekuensi dalam
mengkonsumsi jenis makanan yang mengandung karbohidrat.
Oleh itu, perlu dilakukan analisis diet yang dilakukan sendiri sehari-hari
agar dapat memantau dan mengelakkan dari kesehatan gigi kita menurun. Dalam
menganalisis diet, pasien akan disosialisasikan mengenai jenis makanan dengan
risiko rendah terhadap gigi berlubang atau disebut dengan makanan
nonkariogenik. Daging atau produk yang mengandung daging, wortel, dan jenis
sayuran lainnya, serta kacang dan keju termasuk jenis makanan yang
direkomendasikan (Pratiwi, 2009).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai