BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1. Rongga mulut manusia. Sumber: Tortora dan Derrickson, 2006.
Rongga mulut dibatasi secara anterior oleh gigi dan lidah sementara secara
posterior oleh oropharynx. Batas superior dibentuk oleh soft palate dan hard
palate. Lantai atau permukaan bawah rongga mulut dibentuk oleh mylohyoid
muscle yang dilapisi dengan membran mukosa. Lidah hanya melekat pada
mylohyoid muscle dan bukanlah batas dari permukaan bawah rongga mulut
(McKinley dan O’Loughlin, 2008).
kondisi gigi atas lebih maju daripada gigi bawah (lebih dari empat milimeter). Hal
ini dapat menyebabkan terjepitnya bibir bawah di antara gigi atas dan bawah.
Namun dapat diatasi dengan perwatan ortodontik atau bedah rahang (Pratiwi,
2009).
Palatum membentuk bagian atas dari rongga mulut dan berfungsi sebagai
pelindung untuk memisahkan ia dari rongga hidung. Dua per tiga dari bagian
anterior palatum adalah keras dan bertulang yang dikenal sebagai hard palate
manakala satu per tiga dari bagian posterior adalah lunak dan berotot yang dikenal
sebagai soft palate. Hard palate dibentuk oleh palatum processes of maxillae dan
horizontal plate of palatine bones. Ianya dilapisi oleh jaringan ikat padat dan
nonkeratinized stratified squamous epithelium. Lengkung pada soft palate terdiri
dari otot skeletal dan dilapisi oleh nonkeratinized stratified squamous epithelium.
Palatum durum atau hard palate menutupi sebagian besar langit-langit
mulut kita dan berperan penting dalam sistem pengunyahan. Fungsinya selain
memperjelas ucapan kita juga memperkuat melekatnya gigi tiruan. Torus
palatinus yaitu tonjolan di tengah-tengah palatum dengan ukuran yang bervariasi
sering terjadi. Hal ini selain menimbulkan rasa tidak nyaman saat pemakaian gigi
tiruan juga menyulitkan saat pemasangannya. Palatum molle atau soft palate
membagi dua daerah faring. Faring mengatur aliran udara melalui mulut dan
hidung saat bernafas dan berbicara.
Terdapat tonjolan berbentuk kon di medial dan mengarah ke inferior yang
dikenal sebagai uvula. Sewaktu proses menelan makanan, soft palate dan uvula
akan terangkat ke atas untuk menutup pintu posterior dari nasopharynx supaya
mengelakkan dari bahan yang ingin ditelan masuk ke dalam ruangan nasal.
2.1.2 Lidah
Lidah merupakan organ aksesori dari sistem digestif yang dibentuk oleh
otot skeletal dan dilapisi oleh stratified squamous epithelium. Pada permukaan
superior lidah terdapat papila yang mengandungi banyak reseptor untuk deria rasa.
Hanya filiform papillae yang dilapisi oleh keratinized stratified squamous
epithelium manakala bagian lain dari lidah dilapisi seluruhnya oleh
nonkeratinized
stratified squamous epithelium (Eroschenko, 2007). Selain dari deria rasa, lidah
juga berperan dalam pembentukan suara dan membantu dalam proses mengunyah.
Lidah akan mencampurkan bahan yang telah dimakan dan kemudian akan
menekannya pada palatum supaya menjadi bolus agar mudah untuk ditelan.
Lidah dapat dibagi menjadi dua area. Area dua per tiga yang berbentuk V
terdiri dari tonjolan-tonjolan kecil yang disebut papilla. Papilla-papilla ini
mengandung saraf dan organ pengecap (taste bud). Daerah ini memerlukan
pembersihan dengan cara penyikatan dan berkumur, untuk membersihkan sisa
makanan yang tidak terlihat. Bila dibiarkan maka dapat terbentuk lapisan jamur
atau plak yang tebal. Cekungan berupa garis terkadang muncul di tengah
permukaan lidah. Bagian satu per tiga belakang lidah biasanya berwarna lebih
pucat, mengandung jaringan limfoid menghadap faring.
Jika lidah diangkat, pada bagian bawah lidah akan terlihat lapisan tipis
yang disebut frenulum yang menyambungkan lidah dengan dasar mulut tepat di
tengahnya. Kadang terjadi di mana frenulum terlalu pendek dan ketat sehingga
tidak dapat mengangkat lidah, termasuk pembersihan gigi bawah juga menjadi
sulit. Hal ini biasanya diatasi dengan pengguntingan melalui pembedahan.
2.1.3 Gigi
Gigi berperan dalam masktikasi atau mengunyah makanan yang
merupakan bagian dari proses digestif mekanis. Menurut bentuknya, gigi terbagi
menjadi dua jenis yaitu homodontal dan heterodontal. Homodontal merupakan
bentuk gigi geligi yang sama dalam satu rongga mulut. Bentuk tersebut terdapat
pada makhluk hidup seperti ikan dan burung. Sedangkan gigi geligi manusia
termasuk jenis heterodontal, karen memiliki gigi geligi dengan berbagai bentuk
dan fungsi.
Terdapat empat jenis gigi manusia yaitu gigi insisif, gigi kaninus, gigi
premolar dan gigi molar. Fungsi gigi insisif adalah memotong atau mengiris
makanan, gigi kaninus adalah untuk merobek makanan, gigi premolar berfungsi
untu merobek dan menggiling makanan dan yang terakhir yaitu gigi molar
berfungsi untuk mengunyah dan menggiling makanan.
Gigi seri dan gigi taring memiliki empat permukaan sementara gigi
geraham besar dan kecil memiliki lima permukaan. Masing-masing permukaan
gigi berbeda, maka berbeda pula bentuk anatomisnya. Sehingga hal ini menjadi
ciri khas masing-masing gigi.
Gigi terdiri dari dua bagian besar yaitu akar dan mahkota. Mahkota gigi
diselubungi lapisan sementum. Kedua lapisan ini bertemu pada cemento-enamel
junction berupa garis pada leher gigi. Pada gigi orang dewasa yang sehat, garis ini
berada di bawah atau tertutup oleh area perlekatan gusi. Jadi secara klinis atau
yang tampak oleh mata, mahkota gigi adalah bagian gigi yang berada di atas area
perlekatan gusi. Sementara secara anatomis, atau sesungguhnya batas mahkota
gigi masih diteruskan berada di bawah area perlekatan gusi.
Panjang mahkota gigi yang tampak oleh mata sangat bervariasi, tergantung
letak area perlekatan gusi. Penyikatan gigi yang berlebihan dapat mengakibatkan
turunnya area perlekatan gusi, sehingga gigi tampak lebih panjang. Sedangkan
mahkota gigi akan tampak lebih pendek pada pemakaian gigi yang berlebihan
(Pratiwi, 2009).
2.1.4 Gingiva
Gingivae atau gusi terdiri dari dense irregular connective tissue yang
dilapisi oleh nonkeratinized stratified squamous epithelium yang menutupi
alveolar processes pada rahang atas dan bawah serta meliputi leher bagian gigi.
Permukaan internal bibir atas dan bawah kedua-duanya melekat pada gusi pada
lipatan nipis di bagian garis tengah yang dikenal sebagai labia frenulum
(McKinley dan O’Loughlin, 2008).
Gingiva berjalan melapisi tonjolan alveolar dan berakhir pada leher gigi.
Gingiva yang mengelilingi leher gigi direkatkan oleh cincin yang disebut
junctional epithelium. Gingiva yang sehat biasanya berwarna merah muda,
tergantung etnis individu. Makin gelap kulit seseorang, makin gelap pula warna
merah gingivanya. Konsistensinya padat dan melekat pada tulang alveolar di
bawahnya.
Gingiva dibagi menjadi tiga area yaitu area paling atas disebut free
marginal gingiva yaitu gingiva yang tidak melekat pada tulang alveolar. Di
bawahnya adalah attached gingiva, yaitu area gingiva yang melekat pada tulang
alveolar dengan lebar yang bervariasi. Interdental gingiva adalah bagian gingiva
yang berada di antara gigi. Sulkus gingiva pula adalah kantung yang berjalan dari
marginal gingiva sampai junctional epithelium.
Serat periodontal adalah penyambung akar gigi dengan tulang alveolar
yang mengandung serat kolagen, sel saraf, dan pembuluh darah. Serat ini
berfungsi untuk memegang gigi dan tempat perlekatannya tersebar merata di
sepanjang sementum akar gigi.
Bakteri rongga mulut yang dapat menyebar melalui aliran darah disebut
sebagai bakteriemia. Yang menyebar bisa bakteri itu sendiri maupun racun yang
dihasilkannya yaitu dikenal sebagai endotoksin atau eksotoksin. Beberapa
penelitian mengenai bakteriemia ini layak disimak. Bakteriemia diamati pada
100% pasien setelah cabut gigi, 70% setelah pembersihan karang gigi, pada 55%
setelah pembedahan gigi geraham bungsu, 20% setelah perawatan akar gigi, dan
55% setelah operasi amandel.
Pada kondisi kesehatan mulut normal, hanya sejumlah kecil bakteri
fakultatif dan tidak membahayakan masuk ke aliran darah. Namun pada kondisi
kebersihan mulut jelek, jumlah bakteri pada permukaan gigi meningkat dua
hingga sepuluh kali lipat sehingga peluang untuk menjadi bakteriemia menjadi
lebih besar. Kecuali lewat bakteriemia, adanya rangkaian reaksi imunologis yang
dipicu oleh infeksi di rongga mulut, merupakan penjelasan lain mengapa problem
gigi dapat merambat ke penyakit-penyakit serius yang bisa berujung dengan
kematian.
Cara penjagaan oral yang baik adalah seperti berikut:
Melakukan pembersihan gigi yang dilakukan secara mandiri dan
profesional. Perawatan mandiri dapat dilakukan di rumah dengan sikat gigi
teratur, dua kali sehari dengan metode yang benar. Tindakan dengan
membersihkan gigi dengan benang gigi (flossing) dapat dilakukan satu
hingga dua kali sehari. Guna pasta gigi berfluorida. Hindari dari makan
makanan ringan dan minuman manis untuk mengurangkan kerusakan
gigi.Secara profesional, kita hendaklah mengunjungi dokter gigi secara
rutin tiap enam bulan sekali untuk pembersihan yang tidak dapat dilakukan
di rumah dan dapat melakukan pendeteksian awal gangguan-gangguan
gigi dan mulut yang kita belum sadari ( Razak, 2007).
Makanan yang lengket dan kenyal, seperti permen atau buah yang
dikeringkan sebaiknya dimakan saat makan biasa dan bukan antara waktu
makan. Jika perlu, sikat gigi setiap kali habis makan.
Penggunaan pelapis gigi (dental sealants) sangat perlu untuk mencegah
gigi berlubang. Lapisannya yang tipis seperti plastik dioleskan pada daerah
pembersihan yang efektif baru diajarkan dan tidak mudah untuk dilaksanakan.
Seringkali hasil yang didapatkan tidak menunjukkan kemajuan seperti yang
diharapkan. Dalam hal ini, dokter gigi selalu menganjurkan untuk tetap
memotivasi pasien. Selain itu, juga akan dilakukan pertanyaan tentang kesulitan
pasien saat membersihkan gigi sendiri di rumah dan memberikan solusi teknik
yang mudah untuk diaplikasi.
Pada kunjungan yang berikutnya, dokter gigi akan mengulangi seluruh
proses seperti pada kunjungan pertama dan akan memberikan dorongan untuk
mempertahankan tingkat kebersihan mulut yang sudah baik. Ini karena, kebiasaan
yang baik biasanya akan bertahan jika terus diberikan motivasi.
Walaupun kita selalu mengatakan telah menyikat gigi dua kali sehari,
namun sebagian besar orang tetap memiliki plak dalam mulutnya. Hal ini
menunjukkan bahawa metode pembersihan yang dilakukan belum tepat. Ada
beberapa metode yang disarankan para ahli, namun belum dapat dibuktikan
metode mana yang terbaik. Antara metode tersebut adalah Scrub, Roll, Bass,
Stillman, Fones, dan Charters.
Pada metode Scrubs, dia telah memperkenalkan cara sikat gigi dengan
menggerakkan sikat secara horizontal. Ujung bulu sikat diletakkan pada
area batas gusi dan gigi, kemudian digerakkan maju dan mundur berulang-
ulang.
Roll pula memperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakan memutar
mulai dari permukaan kunyah gigi belakang, gusi dan seluruh permukaan
gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi dengan
posisi paralel dengan sumbu tegaknya tinggi.
Bass memperkenalkan cara dengan meletakkan bulu sikatnya pada area
batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu
tegak gigi. Sikat gigi digetarkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi
bulu sikat.
Stillman mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah
gusi ke gigi secara berulang. Setelah sampai dipermukaan kunyah, bulu
sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan
gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi seperti
metode Bass.
Fones mengutarakan metode gerakan sikat secara horizontal sementara
gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan
memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah.
Charters pula memperkenalkan cara dengan meletakkan bulu sikat
menekan gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah atau
oklusal gigi. Arahkan 45 derajat pada daerah leher gigi. Tekan pada daerah
gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal sepuluh kali pada tiap-
tiap area dalam mulut. Gerak berputar dilakukan terlebih dahulu untuk
gigi. Beberapa pasta gigi dapat menimbulkan rasa mual atau muntah dan diare jika
ditelan dalam jumlah yang tertentu. Jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan
fluorosis. Karena itu, penggunaan pasta gigi pada balita perlu dilakukan
pengawasan orang tua.
Kalsium dalam pasta gigi dapat berasal dari tulang hewan atau dari jeruk
nipis. Kaum vegetarian biasanya menghindari penggunaan produk yang berasal
dari hewan. Oleh karena itu, di India dipasarkan pasta gigi khusus untuk para
vegetarian.