Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HISTOLOGI GIGI DAN MULUT

DALAM

KEPERAWATAN GIGI

oleh :

Catur Hawariyanti

Dosen Histologi dan Anatomi Fisiologi:

Drs.Suwanda,Msc

Dibuat dan dikumpulkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Histologi dan Anatomi Fisiologi:
Tingkat 1 Reguler

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA I


KEPERAWATAN GIGI
Histologi

Rongga Mulut

Seluruh cavum oris dibatasi oleh membrana mucosa dengan epitel gepeng berlapis. Pada waktu
embrio epitel tersebut membentuk gigi dan kelejar ludah.

Cavum oris disebeleh depa dibatasi oleh suatu celah yang disebut: rima oris dengan labium
superior et inferior sebagai dindingnya. Sebelah lateral cavum oris dibatasi oleh pipi dan sebelah
bawah terdapat dasar mulut dengan lidahnya dan sebagi atapnya adalah palatum. Sedangkan
disebelah dorsal terdapat hubungan dengan pharynx yang merupakan lubang yang disebuat
faucia.

Labium oris

Rongga mulut dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk. Sel-sel permukaannya
mempunyai inti dengan sedikit granul keratin di dalamnya. Pada bagian bibir dapat diamati
peralihan antara epitel tanpa lapisan tanduk menjadi epitel berlapis tanduk. Lamina propria
berpapil serupa pada dermis kulit dan menyatu dengan submukosa yang mengandung kelenjar-
kelenjar liur kecil secara difus.

Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel berlapis
gepeng sejenis. Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan tulang. Bagian
pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam submukosa.

Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah dari
bagian tengah batas bawah palatum mole. Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat areolar
yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.

Baik labium oris superior maupun labium oris inferior mempunyai daerah permukaan yang
berbeda struktur histologisnya.

Facies externa
Rubrum labii

Facies interna

Facies externa

Daerah permukaan bibir ini merupakan lanjutan kulit disekitar mulut. Maka gambaran
hstologisnya sebagai kulit pula. Paling luar dilapisi oleh epidermis yang merupakan epitel
gepeng berlapis berkeratin.

Dibawah epidermis terdapat jaringan pengikat yang disebut corium yang membentuk tonjolan-
tonjolan ke arah epidermis yang disebut sebagai papila corii. Sel-sel basal epidermis
mengandung butir-butir pigmen. Seperti juga pada struktur kulit lainnya pada permukaan kulit
ini dilengkapi oleh alat-alat tambahan kulit seperti glandula sudorifera, glandula sebacea dan
folikel rambut.

Rubrum labii

Merupakan daerah peralihan antara facies externa dan facies interna. Epitelnya merupakan
lanjutan dari epidermis yang mengalami perubahan pada stratum corneumnya yang makin
menipis sampai menghilang. Tetapi epitelnya semakin menebal.

Lidah

Lidah adalah massa otot rangka yang ditutupi membran mukosa yang strukturnya bervariasi
menurut daerah yang diamati. Serat-serat otot saling menyilang dalam 3 bidang, yang bergabung
dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan ikat. Membran mukosa melekat dengan
erat pada otot, karena jaringan ikat dari lamina propria menyusup ke dalam celah-celah diantara
berkas-berkas otot.

Pada permukaan bawah lidah mukosanya licin. Permukaan dorsal lidah tidak teratur, dianterior
ditutupi banyak tonjolan kecil yang disebut papila. Sepertiga bagian posterior permukaan dorsal
lidah dipisahkan dari dua per tiga bagian anteriornya oleh batas berbentuk V. Di belakang batas
ini permukaan lidah berkelompok limfosit kecil: kelompok kecil limfonoduli dan tonsila
lingualis, dengan limfonoduli berkumpul mengelilingi invaginasi (kriptus) dari membran
mukosa.

Papila

Papila adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang mengambil bentuk-bentuk dan
fungsi berlainan.

Ada 4 jenisnya:

A. Papila filiformis berbentuk kerucut menanjang, jumlahnya banyak dan tersebar diseluruh
permukaan lidah. Epitel yang tidak mengandung kuncup kecap, sebagian berlapis tanduk.

B. Papila fungiformis mirip jamur karena memiliki tangkai sempit dan bagian atas melebar
dengan permukaannya yang licin. Papila yang mengandung kuncup kecap pada permukaan
atasnya tersebar secara tidak teratur di antara papila filiformis.

C. Papila foliata kurang berkembang pada manusia, terdiri atas dua atau lebih rabung (ridge) dan
alur (furrow) paralel pada permukaan dorsolateral lidah. Duktus dari kelenjar serosa bermuara
pada dasar alur.

D. Papila sirkumvalata adalah papila sirkular yang sangat besar, dengan permukaan datarnya
menonjol di atas papila lain. Papila sirkumvalata tersebar sepanjang daerah V pada bagian
posterior lidah. Kelenjar serosa mensekresi lipase, untuk mencegah terbentuknya lapisan
hidrofobik diatas kuncup kecap yang dapat menghambat fungsinya. Aliran sekret ini penting
untuk menghanyutkan parti kel makanan dari kuncup kecap agar dapat menerima dan mengolah
rangsangan baru.

Selain kelenjar serosa terdapat kelenjar mukosa dan serosa kecil tersebar pada pelapis rongga
mulut dengan fungsi sama yaitu menyiapkan kuncup-kuncup kecap di bagian lain dari rongga
mulut: epiglotis, faring, palatum untuk berespon terhadap rangsangan pengecap.
Faring

Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem
pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami
gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel goblet. Faring
mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil dalam lapisan
jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di luar lapisan ini.

Gigi

Struktur Terkait Pada oramg dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2
lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap
kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi
susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.

Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota (korona),
satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang yang disebut
alveolus. Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh sementum. Kedua
pelapis ini bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi mengandung materi lain
yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang dikenal sebagai rongga pulpa.
Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat sebuah muara (foramen apikal)
memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf dari rongga
pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur fibrosa berkolagen yang tertanam dalam
sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat pada soket tulangnya (alveolus).

Dentin

Dentin adalah jaringan yang mengapur mirip tulang tetapi lebih keras karena kandungan garam
kalsiumnya lebih tinggi (70% dari berat kering). Terutama terdiri atas serat kolagen tipe 1,
glikosaminoglikan dan garam kalsium dalam bentuk kristal hidroksiapatit. Matriks organik
dentin dihasilkan oleh odontoblas, sel yang melapisi permukaan dalam gigi, memisahkan dari
rongga pulpa.
Odontoblas adalah sel langsing terpolarisasi yang hanya menghasilkan matriks organik pada
permukaan dentin. Sel-sel inti memiliki struktur sel penghasil sekret terpolarisasi dengan gradul
sekresi yang mengandung prokolagen, sitoplasma sel ini mengandung sebuah inti pada basisnya.
Odontoblas mempunyai cabang sitoplasma halus yang menerobos secara tagak lurus terhadap
lebar dentin yaitu juluran odontoblas. Juluran-juluran halus ini secara berangsur memanjang
seiring dengan menebalnya dentin, berjalan dalam saluran halus disebut tubul dentin yang
bercabang dekat batas dentin dan email. Juluran odontoblas berangsur menipis ke arah ujung
distalnya. Matriks yang dihasilkan odontoblas belum mengandung mineral dan disebut predentin.
Mineralisasi dari dentin yang berkembang dimulai bila vesikel bermembran (vesikel matriks)
mulai muncul, mengandung kristal hidroksiapatit halus yang tumbuh dan berfungsi sebagai
tempat nukleasi bagi pengendapan mineral selanjutnya pada serabut kolagen sekitarnya.

Berbeda dengan tulang, dentin menetap sebagai jaringan bermineral untuk waktu yang lama
setelah musnahnya odontoblas. Karena dimungkinkan untuk mempertahankan gigi yang pulpa
serta odontoblasnya telah dirusak oleh infeksi. Pada gigi orang dewasa, pengrusakan email
penutup oleh erosi akibat pemakaian atau karies dentis (lubang gigi) biasanya memicu reaksi
dalam dentin yang menyebabkan membuat komponen-komponennya.

Email

Email adalah unsur paling keras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Ia
terdiri atas lebih berkurang 95% garam kalsium (terutama hidroksiapatit), 0,5% materi organik
dan sisanya adalah air. Email dibentuk oleh sel-sel ektodermal, kebanyakan struktur lain dari gigi
berkembang dari mesodermal atau sel kristal neural. Matriks organik email tidak terdiri atas
serabut-serabut kolagen tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2 golongan protein heterogen
yang disebut amelogenin dan enamelin. Peran protein ini dalam mengatur unsur mineral dari
email sedang. Email terdiri atas batang atau kolom kristal hidroksiapatit memanjang, batang
(prisma) email digabung menjadi satu oleh email antar-batang. Email antar-batang dan batang
email dibentuk oleh kristal hidroksiapatit, hanya berbeda dalam orientasi kristalnya. Setiap
batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Sel silindris tinggi ini mempunyai
banyak mitokondria di daerah di bawah inti. Retikulum endoplasma kasar dan kompleks golgi
yang berkembang baik, terdapat di atas inti. Setiap ameloblas memiliki juluran apikal dikenal
sebagai prosesus tomes, mengandung banyak granul sekresi. Granul ini mengandung protein
yang menyusun matriks email.

Pulpa

Pulpa gigi terdiri atas jaringan ikat longgar. Unsur utamanya ialah odontoblas, fibroblas, serabut
kolagen halus dan substansi dasar dengan glikosaminoglikans. Pulpa adalah jaringan dengan
banyak saraf dan pembuluh darah. Pembuluh darah dan serat saraf bermielin memasuki foramen
apikal dan bercabang banyak.

Beberapa serat saraf hilang selubung mielinnya dan menyusup untuk jarak tertentu ke dalam
tubul dentin. Serabut-serabut ini peka terhadap nyeri, satu-satunya sensasi pada gigi.

Stuktur Terkait

Struktur yang berfungsi mempertahankan gigi dalam tulang dan maksila dan mandibula terdiri
atas sementum, ligamen periodontal, tulang alveolus dan gingiva.

A. Sementum

Jaringan ini menutupi dentin radiks dan komposisinya serupa tulang, meskipun tidak ada sistem
Havers dan pembuluh darah. Pada bagian apikal radiks lebih tebal, terdapal sel-sel yang mirip
osteosit, yaitu sementosit. Seperti osteosit, mereka terkurung dalam lakuna yang saling
berhubungan melalui kanalikuli. Seperti jaringan tulang, sementum adalah labil dan bereaksi
dengan resorpsi atau produksi jaringan baru sesuai dengan stres yang dialaminya. Bila ligamen
periodontal dihancurkan, sementum akan mengalami nekrosis dan mungkin diserap. Produksi
sementum mengatur pertumbuhan normal gigi dan memelihara kontak erat antara radiks gigi dan
soketnya.

B. Ligamen Periodontal

Ligamen periodontal terdiri atas jaringan ikat padat, yamg serat-seratnya masuk ke dalam
sementum gigi dan menambatnya pada dinding tulang sakunya. Berfungsi sebagai periosteum
bagi tulang alveolus. Serat-serat disusun sedemikian rupa agar dapat menahan tekanan sewaktu
mengunyah, hal ini mencegah pemindahan tekanan langsung pada tulang, suatu proses yang akan
menimbulkan resorpsi setempat.

Kolagen dari ligamen periodontal memiliki kecepatan pergantian protein yang tinggi dan banyak
mengandung kolagen yang larut. Celah-celah diantara serat-seratnya terisi dengan
glikosaminoglikans. Kecepatan pembaruan kolagen yang tinggi dalam ligamen periodontal
memberi peluang bagi proses-proses yang mempengaruhi pembuatan kolagen atau protein,
misalnya defisiensi protein atau vitamin C mengakibatkan atrofi pada ligamen ini.

C. Tulang Alveolus

Bagian tulang ini berkontak langsung dengan ligamen periodontal. Tulang dari jenis belum
dewasa ini (tulang primer) dengan serat-serat kolagen yang tidak disusun menurut pola berlamel
khas pada tulang dewasa. Tulang yamg paling dekat pada akar gigi membentuk soket gigi.
Pembuluh dan saraf melintasi tulang alveolus ini menuju foramen apikal dan radiks untuk
memasuki pulpa.

D. Gingiva

Gingiva adalah membran mukosa yang secara erat melekat pada periosteum tulang maksila atau
mandibula. Ia terdiri atas epitel berlapis gepeng dan banyak papil jaringan ikat. Epitel ini melekat
pada email gigi oleh kutikula yang menyerupai lamina basal tebal dan membentuk perlekatan
epitel Gottlieb.

Sel-sel epitel melekat pada kutikula oleh hemidesmosom. Diantara email dan epitel terdapat
celah gingiva, lekukan sempit di sekeliling korona.

Perkembangan Gigi

Pada minggu keenam kehamilan, lapis basal epitel mulut (ektoderm) berproliferasi dan tumbuh
ke dalam ektomesenkim di bawahnya, yang berkembang dari krista neural. Sabuk berbentuk
tapal kuda yang dikenal sebagai lamina dentis dibentuk pada tiap rahang. Penjuluran ektodermal
ini membentuk sungkup di atas kelompok ektomesenkim dan setiap kelompok sel (kuncup gigi)
akan berkembang menjadi gigi desidua. Ektomesenkim dibentuk oleh sel-sel mesenkim
sehubungan dengan sel krista neural yang berasal dari ektoderm. Sel-sel ektodermal kemudian
berdegenerasi dan menghilang. Komponen ektodermal kuncup gigi membentuk organ email
yang berfungsi untuk menghasilkan email. Komponen ektomesenkim membentuk papila dentis
yang akan mengembangkan sel odontoblas (sel yang menghasilkan dentin) dan struktur pulpa
dentis lainnya. Mesenkim juga memadat disekitar organ email dan akhirnya berkembang menjadi
sementoblas (sel yang membentuk sementum) dan ligamen periodontal.

Organ email terus membesar dan mengambil bentuk genta pada minggu ke-8 kehamilan. Epitel
email luar (eksterna), yang berhubungan dengan lamina dentis bertakuk oleh banyak pembuluh
kapiler. Sel berbatasan dengan papila dentis menjadi silindris dan menyusun epitel email dalam
(interna). Sel ini berkembang menjadi ameloblas (sel yang akan menghasilkan email). Sel
epitelial di antara lapis luar dan dalam menyusun retikulum stelata dan stratum intermedium.

Sebelum ameloblas mulai mensekresi email, mereka merangsang sel-sel lapisan superfisial dari
papila dentis untuk memanjang dan berkembang menjadi odontoblas. Odontoblas mulai
mensekresi predentin, yang merangsang pembentukan email oleh ameloblas.

A. Pembentukan Dentin

Odontoblas mensekresi prokolagen yang bergabung menjadi serabut kolagen dari predentin. Sel-
sel ini juga memperantarai mineralisasi serabut kolagen, yang berakibat terbentuknya dentin.
Badan sel odontoblas terdesak mundur ke dalam rongga pulpa sementara dentin menimbun,
tetapi cabangnya tetap terdapat dalam tubuli dentin yang terbentang di seluruh tebal dentin.

B. Penbentukan Email

Ameloblas adalah sel epitel luar biasa karena bagian dasarnya, yang berbatasan dengan lamina
basal, menjadi permukaan sekresinya. Taut kedap dijumpai di sekitar apeks histologis (basis
fungsional) dan basis histologis (apeks fungsional) setiap sel. Retikulum endoplasma kasar dan
sebuah kompleks golgi luas terdapat dalam sitoplasama di antara inti dan apeks fungsional sel
ini. Ameloblas berfungsi menghancurkan lamina basal yang memisahkan sel-sel ini dari
odontoblas dan dentin. Juluran pendek berbentuk kerucut dari ameloblas (prosesus Tomes)
merupakan tempat sekresi dari matriks email. Permukaan lateral prosesus Tomes menghasilkan
matriks organik dari email antar-batang, sedangkan permukaan apikal berfungsi meletakkan
matriks dari batang email. Peranan ameloblas dalam mineralisasi belum jelas, tetapi kristal
hidroksiapatit dibentuk pada matriks organik. Matriks ini hampir seluruhnya dibuang oleh
ameloblas. Setelah pembentukan email selesai, organ email terdiri atas epitel berlapis gepeng
yang cepat terkikis habis bila gigi muncul dalam rongga mulut.

C. Perkembangan Akar Gigi

Setelah perkembangan korona selesai dan sebelum erupsi, lengkung servikal bertumbuh ke
apikal membungkus papila dentis dan membentuk selubung akar Hertwig, yang terdiri atas
penyatuan epitel email luar dan dalam. Lapis dalam menginduksi pembentukan odontoblas yang
menghasilkan dentin dari akar gigi. Bila dentin telah dibentuk, selubung akar hancur dan dentin
yang baru dibentuk ini menginduksi perkembangan sementoblas dari sel mesenkim sakus dentis
di sekitarnya. Sementoblas menghasilkan sementum, yaitu jaringan mirip tulang yang
membungkus akar gigi.

D. Gigi Tetap (permanen)

Pada sisi labial setiap lamina dentis terjulur ke luar suatu massa sel ektodermal dan membentuk
lamina suksesional. Sel-sel lamina dentis menggali ke belakang dan bakal gigi molar permanen
berturut-turut terlepas. Bakal gigi molar kedua dan ketiga tidak dibentuk sampai sesudah lahir.

Esofagus

Merupakan sebuah tabung lurus yang ada pada orang dewasa panjangnya sekitar 25 cm,
berfungsi memindahkan makanan dari mulut ke dalam lambung. Sebagian besar terdapat dalam
mediastinum, setelah melalui diaphragma masuk dalam cavum abdominalis untuk bermuara
dalam gaster. Ia dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Dalam submukosa
terdapat kelompokan kelenjar penghasil mukus kecil, yaitu kelenjar esofageal. Pada lamina
propria dekat lambung terdapat kelompokan kelenjar yang disebut kelenjar kardia esofagus yang
juga menghasilkan mukus. Pada ujung distal esofagus, lapisan ototnya terdiri atas serat otot
polos, pada bagian tengah terdapat campuran serat otot bergaris (rangka) dan serat otot polos,
pada ujung proksimal terdapat serat otot rangka. Hanya bagian esofagus dalam rongga
peritoneum yang ditutupi oleh serosa. Sisanya ditutupi lapisan jaringan ikat longgar yang disebut
adventisia.

A. Tunica mucosa

Karena kontraksi otot-otot stratum circulare tunica muskular maka tunica mukosa membentuk
lipatan-lipatan memanjang.

1. Epitil, tebalnya mencapai 300 mikron dan berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa keratinasi
dengan kira-kira 25 lapis sel.

2. Lamina propria, merupakan jaringan pengikat longgar yang tidak banyak mengandung sel-sel.
Bentuk tubuler dan saluran keluarnya melalui puncak papila untuk bermuara dalam lumen.
Bentuknya mirip glandula cardiaca maka disebut sebagai glandula oesophagea cardiaca.

3. Lamina muskularis mucosa, merupakan lapisan otot polos yang tebal. Hanya memiliki lapisan
serabut-serabut yang tersusun longitudinal.

B. Tunica submukosa

Lapisan sangat longgar hubungannya dengan lapisan dibawahnya hingga dapat membentuk
lipatan-lipatan memanjang. Tebalnya sekitar 300-700 mikron. Di dalam tunica submukosa
terdapat kelenjar yang berbentuk tubulo alveolar kompleks dan menghasilkan mukus. Saluran
keluarnya menembus muscularis mukosa kemudian melalui diantara papila untuk bermuara ke
dalam lumen. Kelenjar ini dinamakan glandula oesophagea propria.

C. Tunica muskularis

Terdiri atas dua lapisan masing-masing sebagai:

Stratum circulare : disebelah dalam

Stratum longitudinale : disebelah luar


Di bagian atas stratum circular menebal membentuk m. Sphincter oesophageus superior. Pada ¼
bagian sebelah oral, seluruhnya terdiri atas otot bercorak. Pada ¼ bagian tengah terdiri atas
campuran otot bercorak dan otot polos. Pada ½ bagian anal terdiri seluruhnya stas otot polos.
Pada perbatasan dengan ventrikulus terdapat m. Sphincter oesophageus inferior.

D. Tunica adventitia

Pada bagian terluar dari lapisan ini merupakan jaringan pengikat longgar. 2-3 cm sebelum
ventrikulus terdapat banyak serabut-serabut elastis yang melekat pada diaphragma. Fungsi
oesophagus terutama untuk menyalurkan makanan dari pharynx ke ventrikulus.

Anda mungkin juga menyukai