Anda di halaman 1dari 16

KUKEL

REFLEKSI KASUS
KONDILOMA AKUMINATA
BALAI KESEHATAN KULIT, KELAMIN & KOSMETIKA

MARIA MELANIA SURAT BORO-105501100821


KOAS UNISMUH MAKASSAR

Pembimbing :
DR.dr.Hj.Sitti Musafirah,Sp.KK,FINS-DV
STATUS PASIEN
Nama : Tn. R Tn. S berusia 23 tahun datang ke Balai Kulit, Kelamin &

Umur : 23th Kosmetika Makassar dengan keluhan benjolan di daerah anus.


Awalnya muncul benjolan kecil kemudian menyebar &
Jenis KL : Laki-laki
membesar sejak 3 bulan yang lalu. Pasien pernah dilakukan
Alamat :Jl. Sengkang-
tindakan pro laser 3 bulan yang lalu, namun tidak kontrol
Sidenreng
secara teratur. Tidak ada rasa gatal & nyeri. Pasien merasa tidak
Pekerjaan : Mahasiswa nyaman apabila pada saat duduk di tempat yang permukaannya
tidak datar. Pasien menyangkal pernah berhubungan intim
dengan orang lain. Riwayat keluarga(-), riwayat penyakit
lainnya(-), riwayat alergi(-)
DESKRIPSI INSPEKSI
LOKASI :
Regio Anorectal: perianal

DESKRIPSI :
Vegetasi bertangkai-cauliflower
berwarna kulit/mukosa
DIAGNOSIS

Differential Diagnosis :
1. Benign penile pearly
Diagnosis Kerja :
papules
2. Veruka vulgaris Kondiloma Akuminata
3. Kondiloma lata
4. Karsinoma sel skuamosa
5. Karsinoma verukosa
PENATALAKSANAAN

Rujuk Ke RSUP dr Wahidin


Sudirohusodo Makassar
PEMBAHASAN
Differential Diagnosis :
1. Benign penile pearly papules: merupakan keadaan yang normal dijumpai pada 20%
laki-laki muda, muncul pada masa pubertas, lebih sering dijumpai pada keadaan tidak
disirkumsisi. Lesi seringkali asimtomatik, dijumpai terutama mengitari sulkus
koronarius. Keadaan ini tidak perlu diobati.
2. Veruka vulgaris: vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwama abu-abu
atau sama dengan warna kulit.
3. Kondiloma lata: merupakan salah satu bentuk lesi sifilis stadium II , berupa plakat
yang erosif dan basah, ditemukan banyak Spirochaeta pallidum.
PEMBAHASAN

Differential Diagnosis :
4. Karsinoma sel skuamosa: vegetasi berbentuk yang seperti kembang kol, mudah
berdarah, dan berbau.
5. Karsinoma verukosa (Buschke-Lowenstein tumor atau giant condylomata);
dianggap sebagai lesi neoplastik yang bersifat invasif lokal, biasanya dihubungkan
dengan HPV tipe 16.
PEMBAHASAN
ETIOLOGI
Human papillomavirus (HPV), yaitu virus
DEFINISI
DNA yang tergolong dalam keluarga
Kutil kelamin (venereal warts) ialah lesi
papovavirus. Sampai saat ini telah dikenal
berbentuk papilomatosis, dengan
sekitar 100 genotipe HPV. Namun tidak
permukaan verukosa, disebabkan oleh
seluruhnya dapat menyebabkan kondiloma
human papil/omavirus (HPV) tipe
akuminata, tersering, atau 70-100%, oleh tipe
tertentu (terutama tipe 6 dan 11 ),
6, 11.
terdapat di daerah kelamin dan atau
anus.
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS :
 Terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya di daerah genitalia
ekstema. Pada laki-laki tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus
koronarius, glans penis, di dalam meatus uretra, korpus, dan pangkal penis.
 Kondisi lembab, pada laki-laki yang tidak disirkumsisi, lesi kondiloma akuminata lebih
cepat membesar dan bertambah banyak. Selain itu, kondisi imunitas yang menurun,
misalnya pada orang yang terinfeksi HIV atau mengalami transplantasi organ tubuh,
juga akan menambah cepat pertumbuhan kondiloma akuminatum.
GEJALA KLINIS :
 Seringkali tidak menimbulkan keluhan, namun dapat disertai rasa gatal. Bila terdapat infeksi sekunder,
dapat menimbulkan rasa nyeri, bau kurang enak, dan mudah berdarah.
 Bentuk klinis yang paling sering ditemukan berupa lesi seperti kembang kol, berwarna seperti daging
atau sama dengan mukosa. Ukuran lesi berkisar dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter.
Tiap kutil dapat bergabung menjadi massa yang besar.
 Bentuk lain berupa lesi keratotik, dengan permukaan kasar dan tebal, biasanya ditemukan di atas
permukaan yang kering, misalnya batang penis. Lesi timbul sebagai papul atau plak verukosa atau
keratotik, soliter atau multipel. Lesi berbentuk kubah dengan permukaan yang rata dapat ditemukan di
tempat yang kering, sama halnya dengan lesi keratotik. Seringkali berkelompok dengan warna serperti
mukosa sampai merah jambu atau merah-kecokelatan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Didiagnosis secara klinis karena bentuknya yang khas. Pada keadaan yang meragukan dapat dilakukan
tes asam asetat. Lesi dan kulit atau mukosa sekitarnya dibungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi
dengan larutan asam asetat 5% selama 3-5 menit. Setelah kain kasa dibuka, seluruh area yang dibungkus
tadi, diperiksa dengan kaca pembesar (pembesaran 4-8 kali). Hasil tes yang positif disebut sebagai positif
acetowhite, terjadi warna putih akibat ekspresi sitokeratin pada sel suprabasal yang terinfeksi HPV. Bagian
sel ini mengandung banyak protein, dan warna putih terjadi sebagai akibat denaturasi protein. Lesi HPV
seringkali menunjukkan pola kapillar (punctuated capillary pattern) yang berbatas tegas. Pada keadaan
inflamasi, tes dapat menunjukkan hasil positif namun dengan pola yang lebih difus dan tidak beraturan.
TATALAKSANA

1. Kemoterapi.
3. Bedah beku (N2, Np cair)
a. Tinktura podofilin 25%
4. Bedah skalpel.
b. Asam triklorasetat (trichloroacetic acid
5. Laser karbondioksida.
atau TCA) konsentrasi 80-90%
6. Interferon
c. 5-fluorourasil
7. lmunoterapi
2. Bedah listrik (elektrokauterisasi)
PROGNOSIS

Walaupun sering mengalami residif, prognosisnya baik. Perbaiki faktor


predisposisi misalnya higiene, fluor albus, atau kelembaban pada laki-laki
akibat tidak disirkumsisi, atau keadaan imunosupresi.
REFERENSI

1. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Edisi 7, Cetakan Kelima. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta:2018
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai