Anda di halaman 1dari 37

Manajemen Kasus

Kondiloma Akuminata
Oleh
Efry Theresia Sianturi
Fitria Putridewi Abidin
Sarah Tria NJ

Preceptor:
dr. Yulisna, Sp. KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
IDENTITAS PASIEN

● Nama : Tn. BR
● Usia : 23 tahun
● Jenis kelamin : Laki laki
● Agama : Islam
● Pekerjaan : Tukang ojek
● Status : Duda
● Alamat : Sukajaya Lubuk, Lampung
Selatan
● Tanggal pemeriksaan : 07 Januari 2021
ANAMNESIS

● Keluhan utama
Bintil bintil di pinggir anus sejak 6 bulan yang lalu

● Keluhan tambahan
Gatal pada bintil
Riwayat Penyakit Sekarang
● Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSAM pada tanggal 07 Januari 2021 dengan keluhan terdapat
bintil bintil di pinggir anus sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mengatakan awalnya terdapat 4 bintil kecil
seukuran kacang hijau sewarna kulit di pinggir anus. Keluhan saat itu disertai dengan rasa gatal. Pasien
kemudian berobat ke puskesmas dan dioleskan asam trikloroasetat di anusnya oleh dokter. Pasien
mengatakan anus terasa perih setelah dioleskan obat tersebut. Kelainan kulit semakin besar, bertambah
banyak, menjadi berbonjol seperti bunga kol. Keluhan lain seperti bintil terasa nyeri disangkal, gatal
disangkal, terasa panas disangkal, keluar duh/cairan disangkal, mengeluarkan bau busuk disangkal, mudah
berdarah disangkal, BAK BAB nyeri disangkal. Keluhan bintil pada penis atau anggota tubuh lain juga
disangkal. Karena keluhan tidak membaik, kemudian pasien membeli sendiri salep benoson yang ia pakai
1-2 kali sehari. Pasien mengatakan sudah menghabiskan 2 tube salep tersebut. Pasien baru pertama kali
mengalami keluhan seperti ini.

● 5 bulan yang lalu pasien menjalani tes HIV dengan hasil HIV positif dan sudah rutin mengonsumsi ARV.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan adanya keringat malam berlebih, berat badan menurun (68 kg → 60
kg), batuk disangkal, benjolan pada leher, ketiak, dan lipatan paha disangkal .
● Pasien sudah pernah menikah pada tahun 2017 dan berpisah
dengan istrinya pada tahun 2018. Sejak tahun 2018, pasien mulai
berhubungan seksual melalui anus dengan sesama jenis. Pasien
tidak pernah memakai kondom/pengaman. Pasangan pasien juga
merupakan penderita HIV/AIDS namun tidak memiliki keluhan
seperti pasien. Pasien menyangkal sering bergonta ganti pasangan,
tetapi pasien tidak mengetahui apakah pasangannya sering
bergonta-ganti pasangan.

● Pasien riwayat operasi pengangkatan bintil pada anus 2 minggu


yang lalu.
● Riwayat penyakit dahulu
○ Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
○ Pasien didiagnosa HIV/AIDS 5 bulan lalu.
○ Riwayat penyakit lain di kemaluan sebelumnya disangkal. Riwayat
keganasan disangkal.

● Riwayat penyakit keluarga


○ Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama dengan
pasien

● Riwayat pribadi
○ Pasien bekerja sebagai tukang ojek.
○ Pasien merupakan LSL dan aktif melakukan hubungan seksual melalui anus
tanpa memakai kondom.
○ Pasien menyangkal sering bergonta ganti pasangan.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis Tanda Vital


● KU : Tampak sakit ringan ● TD : 120/70 mmHg
● TK : Compos Mentis ● T : 36,5 C
● BB : 60 kg ● HR : 80 x/menit
● TB : 165 cm ● RR : 20 x/menit
● Status Gizi: IMT 22
● Thoraks : dalam batas normal
● Abdomen : dalam baatas normal
● KGB : tidak ditemukan
pembesaran KGB
STATUS VENEREOLOGIS

Pada regio perianal tampak


papul sewarna dengan
sekitarnya, multipel, berukuran
milier, batas tegas, bentuk
reguler, dengan permukaan tidak
rata, disertai dengan scar
eutrofik disekitarnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes asam asetat 5% →


acetowhite (+)
PEMERIKSAAN ANJURAN

Tes VDRL dan TPHA 


mengetahui ada/tidaknya
infeksi sifilis
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS BANDING

1. Kondiloma akuminata
2. Kondiloma lata
DIAGNOSIS KERJA
3. Moluskum kontagiosum
● Kondiloma akuminata
● HIV/AIDS
TATALAKSANA

Umum (non-medikamentosa)
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita dan kemungkinan risiko
tertular IMS lainnya
• Kunjungan ulang: 2 minggu setelah kontrol pertama
• Penapisan sifilis
• Untuk pasangan seksual dijelaskan kemungkinan tertular walaupun tidak tampak lesi
dan dilakukan pemeriksaan untuk IMS lainnya
• Edukasi perubahan perilaku → setia terhadap pasangan dan penggunaan kondom

Khusus (Medikamentosa)

• Topikal → Gentamisin 0,1% 5gr (perawatan luka post op


• Topikal  Asam triklorasetat (TCA) konsentrasi 80-90% yang diaplikasikan langsung ke
permukaan lesi dengan lidi kapas setiap minggu.
• Sistemik  obat Antiretroviral kombinasi (AZT, 3TC, Nevirapin)
dr. FPA
18180120085
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Sumantri Bandar Lampung, 6 Januari 2021

R/ Gentamicin 0,1% 5mg Cream No. I


S 3 dd part dol applic

Pro : Nn. NC
Usia : 23 tahun
PROGNOSA

Quo ad
vitam Bonam
Quo ad
functionam Bonam
Quo ad
sanationam Bonam
Tinjauan Pustaka
Kondiloma Akuminata
• Bentuk jamak dari Kondiloma Akuminatum
• Sinonim : kutil kelamin/veneral warts, kutil anogenital
• Ialah lesi pada kulit atau mukosa anogenital, berbentuk papilomatous, dengan
permukaan verukosa, disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) tipe
tertentu (terutama 6 dan 11).
• Masa inkubasi : 3 minggu-8 bulan, bahkan sampai 18 bulan.
• Termasuk kelompok infeksi menular seksual karena 98% penularannya karena
hubungan seksual.
• Prevalensi kasus pada laki-laki = perempuan
• Tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak kulit langsung.
TEMUAN
KLINIS

Anamnesis
• Bintil/kutil/benjolan pada daerah kelamin • Predileksi (daerah lipatan yang lembab)
atau anus yang tidak nyeri. • Laki-laki: perineum, sekitar anus, sulkus
koronarius, glans penis, di dalam meatus
• Sering kali tidak menimbulkan keluhan, namun
uretra, korpus, dan pangkal penis.
dapat disertai rasa gatal. • Perempuan: vulva dan sekitarnya,
• Bila terjadi infeksi sekunder  lesi nyeri, bau introtus vagina, porsio uteri.
kurang enak, dan mudah berdarah. • Lesi di perianal (~akibat hubungan seks
• Adanya riwayat kontak seksual sebelumnya. anogenital penetratif) dapat ditemukan pada
laki-laki dan perempuan, tetapi lebih umum
• Kecepatan pertumbuhan lesi meningkat pada pada laki-laki yang berhubungan seks dengan
kondisi imun yang menurun, seperti pada laki-laki (LSL).
individu terinfeksi HIV, mengalami
transplantasi organ tubuh.

17
• Vegetasi atau papul soliter, dapat juga multipel
• Terdapat 4 morfologi:
1. Akuminata (paling sering)
• Lesi seperti kembang kol (cauliflower)
Pemeriksaan Fisik • Berwarna seperti daging atau sama dengan mukosa
• Ukuran milier hingga lentikuler
• Bila lesi bergabung, menjadi massa yang besar

2. Papul keratotik dengan permukaan kasar dan tebal


(umumnya ditemukan pada permukaan yang kering,
seperti pada batang penis)

3. Papul datar : papul atau plak verukosa atau keratotik,


soliter maupun multipel.

4. Papul dengan permukaan berbentuk kubah , ditemukan


pada permukaan kering. Sering berkelompok, warna
menyerupai mukosa hingga merah jambu atau merah-
kecokelatan.
Pemeriksaan Penunjang
Tes Asam Asetat

• Untuk deteksi lesi yang meragukan/subklinis, Cara membuat larutan asam asetat 5%:
tipe papul datar M1 x V1 = M2 x V2
• Lesi yang dicurigai diberi asam asetat 5% 25% x 1 = 5% x V2
(menggunakan lidi kapas), didiamkan selama V2 = 5
3-5 menit
• Asam asetat mengakibatkan denaturasi
Tambahkan air sebanyak 4 cc untuk
protein yang terdapat pada sel-sel yang
menghasilkan konsentrasi asam asetat yang
terinfeksi HPV.
diinginkan.
• Positif: lesi berubah menjadi warna putih
(acetowhite test positive)
Atau: perbandingan volume asam asetat
dengan air = 1 : 4

19
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Histopatologi Pemeriksaan PCR

• Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara • Pemeriksaan Polymerase chain reaction


memeriksa lesi di bawah mikroskop. dilakukan untuk mengetahui tipe HPV
yang menginfeksi
• Dilakukan apabila lesi tidak memberi respon
terhadap terapi atau lesi tersebut meragukan • Tidak digunakan untuk penegakan
diagnosis
• Hasil pemeriksaan positif bila tampak gambaran
berupa papilomatosis, akantosis, rete ridges • Hasil pemeriksaan positif bila ditemukan
yang memanjang dan menebal, parakeratosis DNA HPV.
dan vakuolisasi pada sitoplasma (koilositosis)

20
Diagnosis Banding
• Benign penile pearly papules
Merupakan keadaan normal pada 20% laki-laki pada
Diagnosis masa pubertas, terutama pada keadaan tidak
disirkumsisi. Lesi asimptomatik, mengitari sulkus
koronarius. Tidak perlu diobati.
• Penegakan diagnosis terutama dilakukan • Veruka vulgaris
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan vegetasi tidak bertangkai, kering, berwarna abu-abu
fisik. atau sama dengan warna kulit.
• Pada keadaan yang meragukan, dapat • Kondiloma lata
dilakukan tes asam asetat. Merupakan bentuk lesi sifilis stad. II, berupa plakat
erosif yang basah. Ditemukan banyak Spirocchaeta
pallidum.
• Karsinoma sel skuamosa
vegetasi bentuk cauliflower, mudah berdarah, berbau
• Karsinoma verukosa (Buschke-Lowenstein tumor
atau giant condylomata)
lesi neoplastik yang bersifat invasif lokal, biasa
dihubungkan dengan HPV tipe 16.

21
Terapi Umum

● Kunjungan ulang: dilakukan 3-7 hari setelah terapi dimulai


● Konseling, kemungkinan risiko tertular HIV dan IMS lainnya
● Penapisan HIV dan sifilis (RPR dan TPHA)
● Pemeriksaan Pap smear disarankan setiap 3 tahun bagi perempuan usia ≥21 tahun
● Pasangan seksual:
○ Diinformasikan kemungkinan tertular walaupun tidak tampak lesi
○ Pemeriksaan tipe HPV tidak direkomendasikan
○ Dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi adanya lesi dan IMS lainnya
● Pencegahan:
○ Perubahan perilaku
○ Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah
○ Setia terhadap pasangan
○ Penggunaan kondom
● Vaksin: Kuadrivalen dan Bivalen

22
Pilihan Terapi : Kemoterapi

Tinktura podofilin 25%


○ Harus diaplikasikan oleh dokter, tidak boleh oleh pasien sendiri.
○ Direkomendasikan untuk lesi dengan permukaan verukosa.
○ Efektif untuk lesi baru. Kurang efektif pada lesi lama atau bentuk lesi yang pipih.
○ Cara penggunaan:
● Kulit di sekitar lesi diolesi vaselin agar tidak iritasi
● Kemudian oleskan tinktura podofilin pada lesi
Dosis pemberian ≤ 0,3 cc. Tidak boleh lebih karena bersifat toksik.
● Diamkan selama 4-6 jam  cuci
○ Bila belum terjadi penyembuhan, dapat diulang setelah 3 hari hingga lesi hilang.
○ Gejala intoksikasi: mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan sistem pernapasan, keringat disertai kulit
yang dingin. Dapat terjadi supresi sumsum tulang yang disertai trombositopenia dan leukopenia.
○ Kontraindikasi pada ibu hamil
○ Metode ini sering dipakai. Efikasi 19-79%, rekurensi 17-74%.

23
Pilihan Terapi : Kemoterapi

Asam trikloroasetat (TCA) konsentrasi 80-90% (pilihan terapi pada FKTP)

○ TCA bersifat kaustik, penetrasinya cepat dan mampu membakar kulit, keratin dan jaringan yang lain
○ Mekanisme kerja TCA adalah dengan cara koagulasi protein yang menyebabkan kekeringan sel dan
jaringan sehingga dapat mengakibatkan terjadinya destruksi yang berat pada kondiloma
○ Diaplikasikan oleh dokter, bukan oleh pasien.
○ Direkomendasikan untuk lesi di genital eksterna, serviks dan di dalam anus
○ Cara penggunaan:
Larutan diaplikasikan pada lesi sampai berwarna putih, biarkan sampai kering sebelum pasien duduk
atau berdiri.
○ Pengobatan dapat diulang sekali seminggu hingga lesi hilang.
○ Boleh diberikan pada ibu hamil.
○ Efikasi 70-81%, rekurensi 36%

24
Pilihan Terapi : Kemoterapi

Podofilotoksin 0,5%
○ Dapat diaplikasikan oleh pasien
○ Terapi diberikan sebanyak 4-5 sesi.
1 sesi = 2x1 selama 3 hari  istirahat 4 hari
○ Kontraindikasi pada ibu hamil.

5-fluorourasil
○ Konsentrasi 1-5%
○ Dapat diaplikasikan oleh pasien
○ Direkomendasikan untuk lesi di meatus uretra
 pasien tidak miksi selama 2 jam setelah diaplikasikan
○ Diaplikasikan setiap hari hingga lesi hilang.

25
Pilihan Terapi : Lainnya

Bedah listrik (elektrokauterisasi)


○ Direkomendasikan untuk lesi di anogenital
○ Terutama pada lesi berukuran besar

Krioterapi
○ Direkomendasikan untuk lesi di genital eksterna, vagina, serviks, meatus uretra, dan di dalam anus
○ Efikasi 79-88%, rekurensi 24-40%
○ Cara: cairan nitrogen dapat diaplikasikan dengan semprotan, lidi kapas, atau cryoprobe (tidak boleh
untuk lesi di vagina).
○ Cairan harus diaplikasikan sampai timbul halo yang berwarna putih, 2 mm di tepi lesi.
○ Teknik aplikasi dapat dengan single freeze atau double freezethaw.
○ Freezing dapat selama 15-30 detik.
○ Pengobatan dapat diulang seminggu sekali sampai lesi hilang.

26
Pilihan Terapi : Lainnya

Bedah skalpel/eksisi
○ Diindikasikan untuk lesi yang sangat besar sehingga menimbulkan obstruksi atau tidak dapat dilakukan
terapi dengan cara lainnya
○ Efikasi 89-93%, rekurensi 18-19%

Laser CO2
○ Harus diaplikasikan oleh dokter
○ Direkomendasikan untuk lesi di anogenital, vagina dan serviks, terutama lesi berukuran besar.
○ Efikasi 67-100%, rekurensi 7-25%
○ Masker harus digunakan pada saat tindakan

Catatan:
Apabila 6x pengobatan dengan 1 metode aplikasi, tidak menunjukkan perbaikan, dapat diganti dengan
metode aplikasi lain

27
Prognosis

Quo ad
vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam

Bonam Bonam Dubia

28
ANALISIS KASUS
Anamnesis Dipikirkan

Keluhan utama: 1. Kondiloma akuminata


2. Kondiloma lata
Bintil bintil di pinggir anus 3. Moluskum kontagiosum
sejak 6 bulan yang lalu

Keluhan tambahan:
Gatal pada bintil
Anamnesis Pada laki-laki, predileksi lesi adalah di perineum dan
sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, meatus
• Terdapat bintil bintil di pinggir anus sejak 6 uretra, korpus, dan pangkal penis. Seringkali
bulan yang lalu, awalnya terdapat 4 bintil kecil asimtomatik namun terkadang disertai gatal
seukuran kacang hijau sewarna kulit di pinggir
anus disertai rasa gatal.
• Pasien kemudian berobat ke puskesmas dan
dioleskan asam trikloroasetat di anusnya oleh Bentuk lesi yang paling umum adalah seperti
dokter. Pasien mengatakan anus terasa perih kembang kol, berwarna seperti daging atau sama
setelah dioleskan obat tersebut. dengan mukosa
• Kelainan kulit semakin besar, bertambah
banyak, menjadi berbonjol seperti bunga kol.
• 5 bulan yang lalu pasien menjalani tes HIV Pada imunitas yang turun seperti penderita HIV, akan
dengan hasil HIV positif dan sudah rutin menambah cepat pertumbuhan lesi
mengonsumsi ARV.
• Pasien merupakan LSL dan aktif melakukan
hubungan seksual melalui anus tanpa memakai
kondom. Perilaku seksual pada LSL lebih berisiko dalam
menularkan IMS dan HIV karena adanya hubungan
seksual anal tanpa menggunakan kondom.
STATUS VENEREOLOGIS
• Vegetasi atau papul soliter, dapat juga multipel
• Terdapat 4 morfologi:
Pada regio perianal tampak 1. Akuminata (paling sering)
• Lesi seperti kembang kol (cauliflower)
papul sewarna dengan
• Berwarna seperti daging atau sama dengan
sekitarnya, multipel, berukuran
mukosa
milier, batas tegas, bentuk • Ukuran milier hingga lentikuler
reguler, dengan permukaan tidak • Bila lesi bergabung, menjadi massa yang besar
rata, disertai dengan scar
eutrofik disekitarnya. 2. Papul keratotik dengan permukaan kasar dan tebal
(umumnya ditemukan pada permukaan yang kering,
seperti pada batang penis)

3. Papul datar : papul atau plak verukosa atau


keratotik, soliter maupun multipel.

4. Papul dengan permukaan berbentuk kubah ,


ditemukan pada permukaan kering. Sering
berkelompok, warna menyerupai mukosa hingga
merah jambu atau merah-kecokelatan.
Pemeriksaan Penunjang

Tes Asam Asetat


• Terjadi warna putih akibat ekspresi
sitokeratin pada sel suprabasal yang
• Untuk deteksi lesi yang terinfeksi HPV. Bagian sel yang
meragukan/subklinis, tipe papul datar mengandung banyak protein, dan warna
• Lesi yang dicurigai diberi asam asetat 5% putih terjadi sebagai akibat denaturasi
(menggunakan lidi kapas), didiamkan protein.
selama 3-5 menit
• Asam asetat mengakibatkan denaturasi • Lesi HPV seringkali menunjukkan pola
protein yang terdapat pada sel-sel yang kapillar yang berbatas tegas
terinfeksi HPV.
• Positif: lesi berubah menjadi warna putih
(acetowhite test positive)
Diagnosis Banding Diagnosis Banding
1. Kondiloma akuminata • Kondiloma lata
2. Kondiloma lata Merupakan bentuk lesi sifilis stad. II, berupa plakat
3. Moluskum kontagiosum erosif yang basah. Ditemukan banyak Spirocchaeta
pallidum.

• Moluskum kontagiosum
Pada orang dewasa digolongkan sebagai penyakit
Diagnosis Kerja infeksi menular seksual (IMS). Lesi berupa papul
berbentuk kubah, mengkilat, dan pada permukaan
1. Kondiloma akuminata
terdapat umbilikasi.
2. HIV/AIDS

34
TATALAKSANA

• Topikal → Gentamisin 0,1% 5gr • Diberikan salep antibiotik sebagai


(perawatan luka post op
pencegahan infeksi bakteri (post op)
• Topikal  Asam triklorasetat (TCA)
• Diberikan TCA sebagai pilihan
konsentrasi 80-90% yang
diaplikasikan langsung ke utama terapi pada FKTP
permukaan lesi dengan lidi kapas • Diberikan ARV sesuai klinis pasien
setiap minggu. (HIV)
• Sistemik  obat Antiretroviral
kombinasi (AZT, 3TC, Nevirapin)
Daftar Pustaka

• Monaldi, SL. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi ke 7. Jakarta : Badan Penerbit FKUI

• Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta: PERDOSKI; 2017.

36
Thanks!

37

Anda mungkin juga menyukai