Anda di halaman 1dari 43

REFLEKSI KASUS

ABSES BARTHOLINI
Trisnawanta Asih Pasambo
N 111 14 018
Pembimbing : dr. Daniel Saranga, SpOG
Identitas Pasien

– Nama : Nn. D
– Umur : 22 tahun
– Jenis kelamin : Perempuan
– Agama : Hindu
– Alamat :Jl. Garuda
– Tanggal periksa : 12-08-2016
Riwayat Penyakit

• Keluhan Utama:
Benjolan di kemaluan terasa nyeri.
Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke IGD kebidanan Rumah


Sakit Wirabuana dengan keluhan timbul benjolan
di bibir kemaluan sebelah kanan. Benjolannya
mulai timbul sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Benjolannya makin lama makin
membesar. Benjolan terasa sangat nyeri, nyeri
memberat bila tersentuh, saat berjalan dan saat
duduk. Rasa sakit berkurang bila dalam posisi
berbaring dan tidak memakai celana ketat.
Benjolan tidak gatal.
• Pasien juga mengeluh mengalami keputihan,
mula-mula keputihan warna putih kental,
kadang kekuning-kuningan, banyak dan
berbau dalam beberapa bulan terakhir.
Pasien juga mengeluh demam 3 hari
sebelum masuk rumah sakit namun sudah
minum obat parasetamol dan demam turun.
Batuk (+) berdahak dialami sejak 2 hari
sebelum masuk RS.
• Pasien juga mengeluh mengalami keputihan,
mula-mula keputihan warna putih kental,
kadang kekuning-kuningan, banyak dan
berbau dalam beberapa bulan terakhir.
Pasien juga mengeluh demam 3 hari
sebelum masuk rumah sakit namun sudah
minum obat parasetamol dan demam turun.
Batuk (+) berdahak dialami sejak 2 hari
sebelum masuk RS.
• Riwayat Penyakit Terdahulu:
• Riwayat yang serupa : Disangkal
• Riwayat alergi : Disangkal

• Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang sakit
serupa
Riwayat Menstruasi
• Haid pertama kali usia 15 tahun
• Menstruasi tidak teratur, kadang 2 bulan sekali
• Lama menstruasi 5-6 hari
• Haid terakhir bulan Juni
• Warna merah, tak berbau,
• Riwayat memakai pantyliners (-)
Riwayat pernikahan
• Belum Menikah

Riwayat sosial
• Pernah ganti-ganti pasangan/hubungan
sexual ? (disangkal)
• Riwayat Penyakit dahulu
Belum pernah mengalami riwayat yang sama sebelumnya
DM (-)
HT (-)
Asma (-)
Pemeriksaan Umum
– Kesadaran : Compos Mentis
– Keadaan umum : baik
– GCS : 4-5-6
• Tanda vital
– Tensi : 110/80 mmHg
– Nadi : 76 x/menit
– Suhu : 36,5 ºC (rectal)
– Pernapasan : 20x/menit
• Kepala leher
Anemia / ikterus / sianosis / dyspnea : -/-/-/-
• Thorax :
Inspeksi : bentuk dada simetris,pergerakan
simetris
Palpasi : pergerakan simetris,nyeri (-)
Perkusi : sonor
Auskultasi : paru : rhonki(-),wheezing(-),
jantung : S1/S2 tunggal
• Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Luka bekas operasi (-),
bendungan vena (-).
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), massa
teraba (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal, Aorta
abdominalis (+)
• Genitalia
• Inspeksi : Tampak massa berfluktuasi dan
hiperemis di labia minora dextra meluas ke labia
mayora dextra, bentuk sferis.
• Palpasi : Teraba massa lunak,berfluktuasi, nyeri
tekan (+), teraba lebih hangat dibandingkan
daerah sekitarnya. Ukuran 5 x 3cm

• Ekstremitas
Akral hangat kering (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Darah Rutin (12 Agustus 2016)


Leukosit 15,1 x103/μL
Eritrosit 3,58 x106/μL
Hemoglobin 13,2 g/dL
Platelet 263 x103/μL
Clotting Time 7 menit 30 detik
Bleeding Time 3 menit 30 detik
RESUME

Pasien wanita usia 22 tahun datang ke IGD


Kebidanan RS Wirabuana dengan keluhan edema
regio labia mayora dextra, dialami sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit, benjolan membesar
secara progresif, terasa sangat nyeri, nyeri
memberat bila tersentuh, saat berjalan dan saat
duduk. Rasa sakit berkurang bila dalam posisi
berbaring dan tidak memakai celana ketat.
• Pasien juga mengeluh mengalami
leukorhea, kekuning-kuningan, banyak
dan berbau dalam beberapa bulan
terakhir. Pasien juga mengeluh febris 3
hari sebelum masuk rumah sakit
namun sudah minum obat antipiretik
dan febris membaik. Batuk (+)
berdahak sejak 2 hari SMRS. Riwayat
haid sebelumnya tidak teratur, kadang
2 bulan sekali.
Pemeriksaan fisik pasien menujukkan
keadaan umum sakit
sedang,composmentis,tanda vital TD
:110/80 mmHg, N 76x/mnt, R 20x/mnt, S
36,6oC. Status genitalia : tampak massa
berfluktuasi, eritema di labia mayora dextra,
konsistensi kenyal dengan ukuran 5 x 3cm,
teraba hangat dibandingkan daerah
sekitarnya dan nyeri tekan (+). Pemeriksaan
darah rutin menunjukkan WBC : 15,1
x103/μL.
Asessment

• Diagnosis
Abses Bartholini

• Diagnosis Banding
– Bartholinitis
– Kista bartholini
– Kista sebaceous terinfeksi
– Kista epidermal terinfeksi
Planning

• Medikametosa :
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1gr/8 jam
Inj. Ketorolac 1 amp/8jam
Ambroxol 3x 1 tab

• Non Medikametosa :
– Pro insisi + Marsupialisasi
Abses Bartholini
KELENJAR BARTOLINI

• Organ genitalia eksterna  Gl.


Vestibularis major
• Berjumlah 2 buah, bentuk bundar

• Letak posterolateral vestibulum


arah jam 4 dan 8

• Jaringan erektil dari bulbus,


sensitif selama rangsangan
seksual dan kelenjar ini akan
mensekresi sekret yang mukoid
yang bertindak sebagai lubrikan
BENTUK – BENTUK KELAINAN
KELENJAR BARTHOLIN
• Bartholinitis
• Kista bartholini
• Abses bartholini
• Keganasan (berupa adenokarsinoma
maupun karsinoma skuamosa)
DEFINISI

Bartholinitis merupakan infeksi kelenjar Bartholini


(nama diambil dari seorang ahli anatomi belanda)
yang letaknya bilateral pada bagian dasar labia minor

Bartolinitis terjadi bila ada sumbatan pada duktus.


Bartolinitis ini dapat terjadi berulang-ulang dan
akhirnya dapat menjadi menahun dalam bentuk kista
bartolini

Abses bartholini merupakan akibat dari infeksi primer


dari kelenjar, atau kista yang terinfeksi
EPIDEMIOLOGI
TEORI KASUS
- -1: 50 wanita mengalami
kista Bartolini atau abses di Pasien berusia 22 thn
dalam hidup mereka. , merupakan usia
- wanita usia reproduktif, produktif , beresiko
antara 20 sampai 30 tahun. tinggi untuk
-abses : kista  3:1 mengalami infeksi
- perempuan dengan kelenjar bartolini
paritas yang tinggi memiliki
risiko terendah
ETIOLOGI
TEORI KASUS
Infeksi  bakteri. Chlamydia Infeksi
dan gonorrheae, bakteri yang - Tidak terdapat riw.
ditemukan disaluran cerna trauma dan kelainan
yaitu E. Coli. Umumnya kongenital
abses melibatkan lebih dari - Riwayat demam
satu jenis organisme. - Riwayat keputihan
lama
Non infeksi  Stenosis / - Peningkatan jumlah
atresia congenital, Trauma leukosit
mekanik
Studi Epidemiologi Bakteri Penyebab
PATOGENESIS

• Obstruksi duktus  Penumpukan


sekret mukus  Pembengkakan
(kista bartholin)  Kista dapat
mengalami peradangan (bartholinitis)
terutama bila terjadi infeksi  Kista
yang terinfeksi dapat berkembang
menjadi abses (abses bartholin)
Diagnosis Anamnesis
TEORI KASUS
– Benjolan - Benjolan ±7hari
– Nyeri saat berjalan, duduk,
beraktifitas fisik, atau - Nyeri, terutama saat
berhubungan seksual beraktivitas
– Umumnya tidak disertai
demam, kecuali jika terinfeksi - Demam
dengan mikroorganisme yang
ditularkan melalui hubungan
seksual atau ditandai dengan
adanya perabaan kelenjar limfe
pada inguinal
– Pembengkakan area vulva
selama 2-4 hari
Diagnosa pmx
TEORI KASUS
– Pada inspeksi, terlihat massa
unilateral di daerah labium,
biasanya pada labium minor arah Inspeksi:Tampak massa
jam 4 dan 8 atau posisi jam 5 atau berfluktuasi dan hiperemis di
7 dengan daerah sekitar yang labia minora dextra meluas ke
eritema dan edema labia mayora dextra, bentuk
– Dalam beberapa kasus sferis.
didapatkan daerah selulitis Palpasi :Teraba massa lunak,
disekitar abses berfluktuasi, nyeri tekan (+),
– Pada perabaan teraba massa teraba lebih hangat
yang lunak, berbatas tegas, dibandingkan daerah sekitarnya.
berfluktuasi, sferis, dan sangat Ukuran 5 x 3cm
nyeri tekan Perawatan hari kedua abses
– Jika abses telah pecah secara pecah darah + pus
spontan, dapat terdapat duh yang
purulen
Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan gram dan biakan materi


purulen
• Pemeriksaan darah
• Pemeriksaan sampel sekresi dari
vagina atau servix  48jam
• Biopsi  curiga keganasan
DIAGNOSIS BANDING
Penatalaksanaan

• Bartholinitis :
Antibiotik spektrum luas
• Kista Bartholin :
Kecil, asimptomatik → dibiarkan
Simptomatis/rekuren → pembedahan
berupa insisi +word catheter→ marsupialisasi
→ laser varporization dinding kista
• Abses bartholin :
Insisi (bedah drainase) + word catheter, ekstirpasi
INSISI DAN DRAINAGE ABSES

• Tindakan ini dilakukan bila terjadi symptomatic


Bartholin's gland abscesses .

• Sering terjadi rekurensi


WORD CATHETER

• Indikasi : penyembuhan kista duktus Word


catheter.bartholin dan abses bartholin. Panjang
tangkai catheter 1 inch dan mempunyai diameter
seperti foley catheter no 10. Balon Catheter hanya
bias menampung 3 ml normal saline.
Marsupialisasi

• Indikasi : Kista bartolini dan Abses bartolini


• Suatu tehnik membuat muara saluran kelenjar
bartholin yang baru
• Menurut teori abses bartholin memerlukan
drainage kecuali kalau terjadi rupture spontan.

• Pada pasien ini telah terjadi ruptur spontan


namun hanya pada sebagian kecil bagian lesi
sehingga insisi tetap dilakukan sepanjang lesi
tersebut.
DOKUMENTASI OPERASI
Pengobatan Medikamentosa

Antibiotik sesuai dengan bakteri penyebab


yang diketahui secara pasti dari hasil
pengecatan gram maupun kultur pus dari
abses kelenjar bartholin
• Pada kasus pemeriksaan tersebut tidak dilakukan.
Namun terapi yang diberikan untuk mengobati infeksi
dan gejala pada pasien ini sesuai dengan teori
bahwa antibiotik yang bisa digunakan adalah
antibiotik yang berspektrum luas dan diberikan
antinyeri untuk mengurangi keluhan nyeri pada
pasien ini.
• antibiotik Ceftriaxone 1 gram/12 jam/IV dan
• antinyeri Ketorolac 1 Ampul/8jam/IV.
KOMPLIKASI

• Komplikasi yang paling umum dari


abses Bartholin adalah kekambuhan.
• Perdarahan, terutama pada pasien
dengan koagulopati.
• Timbul jaringan parut.
PROGNOSIS

• Jika abses didrainase dengan baik dan


kekambuhan dicegah, prognosisnya
baik. Tingkat kekambuhan umumnya
dilaporkan kurang dari 20%.

• Edukasi
Perawatan luka dengan baik dan
menjaga higienitas diri terutama daerah
genital

Anda mungkin juga menyukai