Indrasari
N 111 14 006
Pembimbing Klinik : dr.Faridnan, Sp.An
1
PENDAHULUAN
Intubasi endotrakeal merupakan "gold standard "
untuk penanganan jalan nafas. Prosedur ini dapat
dilakukan pada sejumlah kasus pasien yang
mengalami penyumbatan jalan nafas, kehilangan
reflek proteksi, menjaga paru-paru dari sekret
agar tidak terjadi aspirasi dan pada segala jenis
gagal nafas. Tindakan intubasi endotrakheal
selama anestesi umum berfungsi sebagai sarana
untuk menyediakan oksigen dan obat-obat
anestesi.
2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama : An.A
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
BB : 29 kg
Agama : Islam
Alamat : Toli-Toli
3
ANAMNESIS
Keluhan Utama : benjolan pada dahi
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien rujukan RS
Anutapura dengan benjolan di kepala yang di
alami ± 2 minggu. menurut keluarga pasien,
pasien pernah mengalami kecelakaan saat
mengendarai motor namun kejadiannya tidak di
ketahui oleh keluarga. Saat dirumah pasien
mengalami kejang 5 hari sebelum masuk rumah
sakit, pasien juga mengalami demam dan
mengeluh sakit kepala. Komunikasi dengan
pasien tidak terlalu jelas, nafsu makan menurun,
buang air besar dan air kecil pasien lancar. 4
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Pasien tidak memiliki riwayat asma
5
TERKAIT ANESTESI
6
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
Keadaan umum : Sakit Berat
Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
Berat badan : 29 kg
Tanda vital
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 92
Pernapasan : 20 kali per menit
Suhu : 37ºC
7
Pemeriksaan Kepala
Kepala : Tampak benjolan pada dahi dengan ukuran 8x6 cm,
nyeri tekan (-)
Mata : tampak cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sclera
ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor ± 2 mm
Telinga : Keloid (-), serumen minimal
Hidung : Rhinorrhea (-), epistaksis (-), nyeri tekan pada sinus (-)
8
Pemeriksaan Dada
Dinding dada/paru
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada retraksi
interkostal, massa tidak ada
Palpasi : nyeri tekan tidak ada, vokal fremitus
simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : bunyi pernapasan Vesikuler, tidak
ada rhonki, tidak ada wheezing
Ekstremitas
Ekstremitas: edema (-/-), akral dingin (-/-), turgor
Normal , CRT > 2 detik. 9
10
CT Scan
Kesan :
Abscess cerebri di lobus frontalis dextra dan
lobus parietalis sinistra yang menyempitkan
ventrikel lateralis sisnistra dan mendesak mid
line ke arah dextra
Post trepanasi pasa os frontalis
11
DIAGNOSIS AWAL
Recurent Abses Cerebri
PENATALAKSANAAN
IVFD Dex 5% 20 tetes/menit
Inj.Meropenem 2 x 1gr/IV
Persiapan Tepanasi
Konsul ke bagian anestesi
Informed consent pembiusan
12
LAPORAN ANESTESI PASIEN
Diagnosa Pra-bedah : Recurant Abses Cerebri
Diagnosa Post-bedah : Recurant Abses Cerebri
Jenis pembedahan : Trepanasi evakuasi
abses + Lobectomy frontal
Persiapan anestesi : Informed Consent, puasa
± 8 jam sebelum operasi
Jenis anestesi : General anestesi
Teknik anestesi : intubasi
Respirasi : Spontan
13
Premedikasi : Phentanil 50 mg
Induksi : rekofol 60 mg
Maintanance : O2, Sevoflurane inhalasi
Relaksasi : inj. Tramus 20 mg
Posisi : Supine
Cairan durante opersi : RL 1500 cc + NaCl 500
Transfusi : 700 cc WB
Perdarahan : 800 cc
Mulai anestesi : 10.25 WITA
Mulai Operasi : 10.35 WITA
Selesai operasi : 16.30 WITA
Lama operasi : 6 jam 25 menit
Lama puasa : 10 jam sebelum operasi
14
PEMBAHASAN
15
16
17
18
19
20
21
TUJUAN INTUBASI
Mempermudah pemberian anesthesia.
23
24
25
26
INTUBASI ENDOTRAKEAL
27
INTUBASI NASOTRAKEAL
28
29
TERIMAKASIH
30