Anda di halaman 1dari 48

Case Report: Abses Bartolini

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNGARAN


KABUPATEN SEMARANG
2018
Dokter Pendamping II
Dokter Pendamping I
dr. Windi Artant
dr. Widuri
Disusun Oleh:
dr. Kalih Rahmat Gust

Dokter Staf Ahli Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin:


dr. Rahayu Sri Peni, Sp.KK
- ANAMNESIS -
ANAMNESIS
• Nama : Ny. Y
• Tanggal Lahir :10 Mei 1984
• Umur : 33 tahun 10 bulan 20 hari
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status perkawinan: Menikah
• Pendidikan : SLP
• Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
•Alamat : Dusun Larangan RT 002/005 Lanjan
Sumowono, Kab. Semarang
• Tanggal masuk RS : Kamis, 22 Maret 2018 pkl. 08.00
• No. RekamMedis : 1949xx
KELUHAN UTAMA

• Muncul benjolan di samping kemaluan kanan sepert


udun terasa nyeri sejak 2 minggu SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
• 2 MSMRS : OS mengeluhkan muncul benjolan yang terus
membesar di samping kemaluannya. Kemaluan mengeluarkan
cairan berwarna puth dan berbau menyengat. Sudah periksa ke
bidan diberikan obat namun tdak membaik

• 1 BSMRS: OS awalnya muncul benjolan kecil di samping kemaluan


yang terus membesar dan terasa sangat nyeri hingga pasien sulit
untuk beraktvitas sepert berjalan. Kurang lebih 1 minggu
setelahnya dibelikan salep udun, namun tetap terus membesar. 2
minggu setelahnya benjolan pecah dan mengeluarkan nanah.
Namun pasien tetap belum periksa, karena berpikir jika nanah
sudah pecah nant akan sembuh sendiri. Beberapa hari berselang,
benjolan muncul kembali. Setelah itu baru pasien periksa ke bidan
dan diberikan obat.
4 TSMRS: OS mengaku sebelum munculnya benjolan,
pasien sering muncul keputhan di kemaluannya.

Keluhan lain : OS mengeluhkan badan terasa demam


(+), mual(-), muntah (-) nyeri kepala (-) keputhan
kemaluan (+)

Riwayat Terapi: pembersihan kemaluan sabun sumber


ayu, minum jamu, obat bidan (tdak tahu apa)
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat DM ada • Tidak didapatkan keluhan


• Riwayat HT ada serupa pada anggota
• Riwayat penyakit liver keluarga.
disangkal • Riwayat DM tdak tahu
• Riwayat penyakit ginjal • Riwayat HT tdak tahu
disangkal • Riwayat penyakit liver
• Riwayat penyakit jantung disangkal
disangkal • Riwayat penyakit ginjal
• Riwayat penyakit autoimun disangkal
lain disangkal • Riwayat penyakit jantung
• Riwayat alergi: makanan (-) disangkal
obat (-)
Riwayat Obstetri dan Ginekologi
• P2A0
– P1 = perempuan, 3000gr, lahir normal di bidan (11 tahun)
– P2 = perempuan, 4700gr, lahir vakum di RSUD, dirujuk
karena HT dan proses macet (4 tahun)

• Riwayat menggunakan KB suntk 3 bulan sejak


setelah melahirkan anak kedua

• Siklus menstruasi teratur, lama 5-10 hari, jumlah


dalam batas normal, nyeri diawal menstruasi.
- PEMERIKSAAN FISIK -
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos ments, GCS E4 M6 V5

Tanda Vital
• Tekanan Darah : 120/90 mmHg
• Nadi : 112 x/menit, reguler, cukup,
• Suhu : 36,6 °C
• Pernapasan : 24 x/menit, teratur
• Saturasi oksigen : 98 %
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata:
• Kepala : Normosefali, jejas (-), rambut warna hitam, distribusi
merata, tdak mudah dicabut
• Mata : CA (-) SI (-)
• Hidung: Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping
hidung -/-, sekret -/-,
• Mulut : Bibir merah muda, kering (-), sianosis (-), trismus (-),
halitosis (-), mukosa intak (+)
• Lidah : deviasi (-), kotor (-), tremor (-)
• Tonsil : T1/T1, hiperemis (-), detritus (-)
• Tenggorokan : faring hiperemis (-), jaringan granulasi (-)
• Leher : KGB tdak membesar, kelenjar troid tdak teraba
membesar, trakea letak normal,
• Thorax
Paru
– Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, pulsasi abnormal (-), gerak
pernapasan simetris, irama cepat, tpe abdomino-thorakal, retraksi (-),
– Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
– Perkusi : Sonor di semua lapang paru
– Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
– Inspeksi : Ictus cordis tdak tampak
– Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)
– Perkusi : Kesan tdak ada pembesaran ruang jantung
– Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)
• Abdomen
– Inspeksi : Datar, warna kulit sawo matang
– Auskultasi : Bising usus (+) normal
– Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
– Palpasi : Teraba supel, nyeri tekan ulu hat (-)
• Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT kurang dari 2 detk
STATUS LOKALIS

Pada regio vagina tampak benjolan jumlah 1, letak di lateral labia


mayor dextra, berbentuk bulat, ukuran 15 cm x 10 cm x 5 cm,
permukaan berwarna merah dari pada kulit sekitarnya, nyeri tekan
(+), teraba kenyal dg undulasi (+) KGB inguinal (-), sekret
mukopurulen, bau amis menyengat.
DIAGNOSIS BANDING

• Hidradenoma papiliferum
• Ca kelenjar bartholini
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• EKG : tdak dilakukan
• GDS : 204 mg/dL
• Hematologi: Darah Rutin
• Kimia klinik

 Pemeriksaan sekret vagian


Resume Anamnesis
• Pasien perempuan 33 tahun datang ke
RS dengan keluhan muncul benjolan di
samping kemaluannya yang terasa nyeri
dan terus bertambah besar sejak 1 bulan
SMRS. Benjolan sempat pecah dan
periksa ke bidan namun tdak membaik,
hingga akhirnya pasien datang ke IGD
RSUD Ungaran
Resume Pemeriksaan Fisik
• KESAN UMUM DAN TANDA VITAL
Saat datang ke IGD keadaan umum sakit sedang, kesadaran
Compos Ments (GCS 15). Tanda Vital Tekanan darah 120/90
mmHg, HR: 112 kali/menit, Suhu 36,6oC, RR: 20 kali/menit.
Pemeriksaan status generalisata dalam batas normal.

• STATUS LOKALIS
Pada regio vagina tampak benjolan jumlah 1, letak di latereal
labia mayor dextra, berbentuk bulat, ukuran 15 cm x 10 cm x 5
cm, permukaan berwarna merah dari pada kulit sekitarnya,
nyeri tekan (+), teraba kenyal dg undulasi (+) KGB inguinal (-),
dischare mukopurulen, bau amis menyengat.
Resume Pemeriksaan Penunjang

•Leukositosis
•Kandidiosis (+)
•Kuman gram negatf : positf
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
1. Abses Bartolini
2. Vulvovaginits Kandidiosis
3. Diabetes Mellitus tpe II
PENATALAKSANAAN
TERAPI ON ADMISI (IGD)
• Infus Ringer Lactate 30 tpm
• Inj. Ranitdine 1 Ampul / 12 jam
• Inj. ketorolac 30 mg / 12 jam
• Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
EDUKASI
Rencana Edukasi:
• Informasikan kepada keluarga dan pasien tentang diagnosa
penyakit yang diderita pasien adalah abses bartolini yang
merupakan keadaan infeksi, dan terapi yang akan dilakukan
memperbaiki gejala sistemik dan minimalisasi resiko
komplikasi sitemik dengan marsupialisasi
• Mempertahankan higienitas pasien post marsupialisasi
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functonam: dubia ad bonam
• Quo ad sanatonam : dubia ad bonam
TERAPI BANGSAL (FOLLOW-UP)
TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
Abses Bartolini
DEFINISI

• Abses Bartolini  penumpukan nanah yang membentuk


benjolan (pembengkakan) di salah satu kelenjar Bartholin
yang terletakdi setap sisi lubang vagina.
EPIDEMIOLOGI

• Wanita kulit puth dan kulit hitam cenderung


lebih mungkin mengembangkan abses
daripada wanita hispanik.
• Wanita dengan paritas tnggi memiliki risiko
terendah
• Cenderung lebih sering pada wanita lajang
usia reproduktf, usia 20-29 tahun
PATHOGENESIS
Apabila saluran kelenjar ini
mengalami infeksi maka saluran
kelenjar ini akan melekat satu sama
lain dan menyebabkan tmbulnya
sumbatan. Cairan yang dihasilkan
oleh kelenjar ini kemudian
terakumulasi, menyebabkan
kelenjar membengkak dan
membentuk suatu kista. Suatu
abses terjadi bila kista menjadi
terinfeksi.
MANIFESTASI KLINIS
• Nyeri yang akut disertai pembengkakan labial
unilateral.
• Dispareunia
• Nyeri pada waktu berjalan dan duduk
• Nyeri yang mendadak mereda, diikut dengan
tmbulnya discharge ( sangat mungkin
menandakan adanya ruptur spontan dari
abses)
Manifestasi Klinis
• Pada perabaan teraba massa yang tender,
fluktuasi dengan daerah sekitar yang eritema dan
edema.
• Dalam beberapa kasus, didapatkan daerah
selulits di sekitar abses.
• Demam, meskipun tdak khas pada pasien sehat,
dapat terjadi.
• Jika abses telah pecah secara spontan, dapat
terdapat discharge yang purulen.
KOMPLIKASI
Life threatening:
• Sepsis
DIAGNOSIS BANDING
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan laboratorium darah rutn


• Kultur spesimen abses
• Preparat langsung sekret
Diagnosis

Anamnesis, px. Fisik dan px. Penunjang


TATALAKSANA
• Farmakologi
– Antbiotk Spektrum Luas (berdasarkan kultur)
– Simptomatk  NSAID

• Non farmakologi
– Marsupialisasi
– Ablasi dengan silver nitrat
– Ablasi dengan laser karbondioksida
– Insisi dan drainase
– Kateter word
– eksisi
Marsupialisasi
REFERENSI
• APipingas, Y Dangor, F Radebe HG Fehler, S Khumalo, L De Gouveia Microbiological in
investgaton og Bartholin’s gland abscess in urban women in johannesburg. African 2007; p
18-22
• Bora SA, Condous G. Bartholin’s, vulval and perineal abscesses. Best Pract Res Clin Obste
Gynaecol 2009, 23(5), 661-6.
• Chen KT. Disorders of Bartholin gland. 2015: 1-10.Available from : www.uptodate.com.
• Clifford R. Wheeless, Jr., M.D. and Marcella L. Roenneburg, M.D.
• Endang tri Wahyuni, Muhammad Dali Amiruddin, Alwi Mapiasse.Bartholin’s abscess caused
by Escherichia Coli.vol 1. P 68-72.
• Heller DS, Bean S; Lesions of the Bartholin gland: a review. J Low Genit Tract Dis. 2014
Oct;18(4):351-7. doi: 10.1097/LGT.0000000000000016.
• Kaufman RH. Benign diseases of the vulva and vagina. 4th ed. St Louis: Mosby, 1994:168-
248
• Markusen TE, Barclay DL. Benign disorders of the vulva and vagina. In: DeCherney AH,
Nathan L, editors. Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and Treatment. 9th ed. Los
Angeles: McGraw Hill 2003, 651-76.
• Marzano DA, Haefner HK. The Bartholin gland cyst: past, present and future. J Low Genit
Tract Dis 2004, 8, 195-204.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai