Anda di halaman 1dari 34

Hematuria et causa Batu

Buli
Pembimbing
dr. Deddy
Disusun oleh :
Puja Lina Ma’rufa, S.Ked.
21401101011

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


LABORATORIUM ILMU BEDAH
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM
MALANG
2019
 Nama : Tn. H
 Umur : 73 Tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : sudah tidak bekerja
 Agama : Islam
Satatus Pasien  Alamat : Talang Agung
 Status : Menikah
 Suku : Jawa
 Tgl MRS : 29 April 2019
 Tanggal pemeriksaan : 06 Mei 2019
Keluhan Utama

• Pasien mengalami kencing berdarah sejak tangl 28 april


2019

Riwayat Penyakit Sekarang

Tn H datang ke IGD pada tanggal 29 april dengan keluhan


Anamnesa kencing berdarah, kencing berdarah sudah terjadi sejak tanggal
28 april 2019. Kencing berdarah terjadi tiba-tiba dengan
karakteristik kencing awalnya bewarna merah segar, namun
lama kelamaan berubah menjadi warna merah gelap, kencing
tidak disertai dengan adanya gumpalan darah. Sebelumnya
setiap hari pasien mengalami rasa panas saat buang air kecil,
adanya rasa buang air kecil yang tidak tuntas, air kencing keluar
memancar namun sedkit sedikit, pasien sering bangun pada
malam hari untuk kencing kira-kira 10x dan pasien menyangkal
adanya rasa nyeri pada bagian abdomen.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien pernah mengalami BPH,

• Pasien Pernah mengalami sumbatan saluran kencing, pasien


pernah mengalami kebocoran saluran kencing hingga ke
skrotum.

Anamnesa
Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat penyakit serupa : disangkal


Riwayat Pengobatan

• Pernah menjalani oprasi BPH


• Pernah menjalani oprasi penyumbatan saluran
kemih
• Riwayat pemasangan kateter lebih dari 1 tahun
• Riwayat pemasangan sistostomi suprapubic
Anamnesa
• Riwayat minum obat dari poli (metrofloksasin,
metronidazole, asam mefenamat, ranitidine.

Riwayat Kebiasaan

• Pasien Meminum kopi


Anamnesa sistemik

Anamnesa
Keadaan Umum Urogenitalia

• Kesan : Keadaan umum cukup Pada skrotum terlihat adanya


• Kesadaran : compos mentis scar post pembedahan
• GCS : 456

Pemeriksaan
Abdomen
Fisik Vital Sign

Terdapat scar bekas luka


TD : 100/70 mmHg
pada daerah umbilical
Nadi : 79 kali/menit, regular
RR : 20 kali/menit
T : 36,4 oC
Tuan H datang ke IGD dengan keluhan kencing berdarah,, dengan
karakteristik kencing bewarna merah segar dan lama kelamaan
menjadi bewarna hitam/merah tua. Keluhan tidak disertai dengan
adanya nyeri saat kencing, kencing keluar dengan memancar,
sebelumnya pasien mempunyai keluhan nyeri yang tidak tuntas,
nayang-anyangen, sering kencing pada malam hari dan mengalami
panas saat buang air kecil.
Pasien memiliki riwayat BPH dan obstruksi saluran kencing, riwayat
Resume pengbatan pasin adalah melakuan oprasi BPH dan obstruksi saluran
kemih, pasien memiliki riwayat pemasangan kateter pada perut
kurang lebih 2 tahun dan riwayat leps pasang kateter.
Dari hasil pemeriksaan fisik di dapatkan GCS 456, TD 100/0 Nadi
79/menit, RR 20x/menit, suhu 36,4º. Pada pemeriksaan abdomen
didapatkan adanya scar bekar prasi, dan tidak didapatkan adanya
nyeri tekan, pemeriksaan bimanual dan ketok ginjal dalam batas
normal.
Working Diagnosis Hematuria et causa batu buli

Diagnosis Banding - Hematuria et causa trauma rupture uretra


- Hematuroa et causa urinary track infection
- Hematuria et causa hemorrhagic cystitis

Planing diagnosis - Pemeriksaan darah lengkap


- Pemeriksaan urin lengkap
- Pemeriksaan USG Urologi
- Pemeriksaan Rongent BOF
Hasil
Pemeriksaan
penunjang
BOF
USG
Diagnosis Definitif Hematuria et causa batu buli-buli

Planing terapi - Non Medika mentosa : Pemasangan kateter, edukasi pasien


mengenai penyakit
- Medika mentosa : kalnex, antrain
- Operatif : konsul spesialis urologi (Vesiculotomy)

Prognosis Ad vitam : Bonam


Ad Functional : Bonam
Ad Sanationam : Bonam
Follow up
pasien
Nama : Tn. H
Diagnosa : Hematuria

et causa Batu buli


 Cystoscopy + Biopsi Vesiculotomy
 Anastesi RA
 Cystoscopy : Mukosa ureter dekstra sinistra normal, terdapat
batu buli-buli besar dengan ukuran 8x7 cm, masa buli –
 Open Vesiculotomy : insisi infra umbilical, perlengketan hebat,
perdalam lapis demi lapis, identifikasi buli-buli, tegerl buli, insisi
buli, dilebarkan, batu buli-buli dikeluarkan, dan didapatkan
Laporan robekan peritonium ±3cm, test leakage buli (-), jahit lapis demi
lapis.
Oprasi  Tatalaksana post operasi :
Ceftriaxone 2x4
Antrain 3x1
Kalnex 3x1
Ranitidine 3x1
Laporan
Oprasi
Anatomi sistim urogenital

Tinjaun
Pustaka
Mikroskopis Glomerular
Hematuria
Makroskopis Non Glomerular
• Infeksi/inflamasi antara lain pielonefritis, glomerulonefritis,
ureteritis, sistitis, dan urethritis
• Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor Wilm, tumor

Etiologi dan Grawitz, tumor pielum, tumor ureter, tumor buli-buli, tumor
prostat, dan hiperplasia prostat jinak.
Faktor risiko • Kelainan bawaan sistem urogenitalia, antara lain: kista
ginjal dan ren mobilis
• Trauma yang mencederai sistem urogenitalia.
• Batu saluran kemih.
 episode hematuria terjadi
 tanda-tanda vital, kemudian
 menanyakan mengenai
melakukan adanya palpasi
warna urine yang keluar,
bimanual
 keluarnya bekuan bekuan
 pemeriksaan radiologi IVP,
darah, dan pada bagian
kemudian pemeriksaan USG.
manakah miksi
Daignosis
Menghentikan perdarahan

Mencari penyebab

Tatalaksana
Tatalaksana Penyebab
Adanya batu yang terdapat pada saluran kemih baik pada ureter,
buli-buli ataupun dapat terjadi pada ginjal

Urolithiasis
Faktor intrinsik itu antara lain
adalah:
 Hereditair (keturunan):
penyakit ini diduga  faktor ekstrinsik diantaranya
diturunkan dari orang tuanya adalah:

Etiologi dan  Umur: penyakit ini paling


sering didapatkan pada usia
 Geografi:
 Iklim dan temperature
faktor risiko 30 – 50 tahun
 Asupan air: Diet:.
 Jenis kelamin: jumlah pasien
laki-laki tiga kali lebih banyak  Pekerjaan:
dibandingkan dengan pasien
perempuan.
Batu terdiri atas kristal-kristal yang tersusun oleh bahan-bahan organik maupun
anorganik yang terlarut di dalam urine. Kristal-kristal tersebut tetap berada dalam
keadaan metastable (tetap terlarut) dalam urine jika tidak ada keadaan-keadaan
tertentu yang menyebabkan terjadinya presipitasi kristal. Kristal-kristal yang saling
mengadakan presipitasi membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian akan
mengadakan agregasi, dan menarik bahan-bahan lain sehingga menjadi kristal
yang lebih besar. agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih
(membentuk retensi kristal), Kondisi metastabel dipengaruhi oleh suhu, pH
Patofisiologi larutan, adanya koloid di dalam urine, konsentrasi solut di dalam urine, laju aliran
urine di dalam saluran kemih, atau adanya korpus alienum di dalam saluran
kemih yang bertindak sebagai inti batu. Lebih dari 80% batu saluran kemih
terdiri atas batu kalsium, baik yang berikatan dengan oksalat maupun dengan
fosfat, membentuk batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat; sedangkan sisanya
berasal dari batu asam urat, batu magnesium amonium fosfat (batu infeksi),
batu xanthyn, batu sistein, dan batu jenis lainnya
yaitu kurang lebih 70 – 80 % dari seluruh batu saluran kemih.
Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium
fosfat, atau campuran dari kedua unsur itu.

Batu Kalsium Faktor terjadinya batu kalsium


• Hiperkalsiuri
• Hiperoksaluri
• Hiperurikosuria
• Hipositraturia
• Hipomagnesuria
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena
terbentuknya batu ini disebabkan oleh adanya infeksi saluran
kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah kuman golongan
pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim
urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui
Batu Struvit hidrolisis urea menjadi amoniak

batu jenis ini dikenal sebagai batu triple-phosphate. Kuman-


kuman yang termasuk pemecah urea di antaranya adalah:
Proteus spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas
dan Stafilokokus. Meskipun E coli banyak menimbulkan infeksi
saluran kemih tetapi kuman ini bukan termasuk pemecah urea.
 Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran
kemih. Di antara 75-80% batu asam urat terdiri atas asam urat
murni dan sisanya merupakan campuran kalsium oksalat.
Batu Asam Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-pasien
penyakit gout,
Urat

Jenis Batu Radio- Opasiti


Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/ sistin Lucen
Batu buli-buli atau vesikolitiasis sering tejadi pada pasien
yang menderita gangguan miksi atau terdapat benda asing
di buli-buli. Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien
hyperplasia prostat, striktura uretra, divertikel buli-buli,
atau buli-buli neurogenik. Kateter yang terpasang pada
BATU BULI- buli-buli dalam waktu yang lama, adanya benda asing lain
yang secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam buli-buli
BULI seringkali menjadi inti untuk terbentuknya batu buli-buli.
Selain itu batu buli-buli dapat berasal dari batu ginjal atau
batu ureter yang turun ke buli-buli.
 Diagnosis dari adanya batu
saluran kemih adalah dengan
menggunakan anamnesa
mendalam mengneai
Diagnosis symptom dan riwayat
penyakit terdahulu.
Pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
 Foto Polos Abdomen
Pemeriksaan  Pyelografi intravena
penunjang  Ultrasonografi
 Medikamentosa
 ESWL → Extracorporeal
shockwave lithotripsy
 Endurologi
PNL

Tatalaksana Litotripsi
Uteroscopy
Ekstraksi domia
 Bedah Laparoskopi
 Bedah terbuka
 Telah diperiksa seorang pasien laki-laki dengan usia 73 tahun datang
ke IGD RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada tanggal 29 April 2019. Dari
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik disimpulkan bahwa diagnosis dari
pada Tn. H adalah hematuria et causa batu buli-buli . Dalam
Kesimpulan penatalaksanaan kasus ini diberikan terapi operatif utntuk
pengangkatan batu buli.

Anda mungkin juga menyukai