DR. YAHYA ARI PRAMONO, SP.BS REZA MUCHLAS F., S.KED
KEPANITERAAN KLINIK MADYA
LABORATORIUM ILMU BEDAH SYARAF RSUD KANJURUHAN KEPANJEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2019 Judul Jurnal : Pediatric Traumatic Brain Injury: Characteristic Features, Diagnosis, and Management Penulis : Takashi ARAKI, Hiroyuki YOKOTA and Akio MORITA Abstrak : Cedera otak traumatis (TBI) adalah penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak. TBI Pediatrik dikaitkan dengan beberapa karakteristik khas yang berbeda dari orang dewasa dan disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologis yang berkaitan dengan usia, pola cedera berdasarkan kemampuan fisik anak, dan kesulitan dalam evaluasi neurologis pada anak-anak. Epidemiologi Diperkirakan 475.000 orang di A.S. dalam kelompok usia 0-14 tahun mempertahankan TBI setiap tahun, di mana hingga 90% kembali ke rumah dengan cedera ringan, 37.000 dirawat di rumah sakit, dan 2.685 meninggal karena cedera Karakteristik trauma berdasarkan usia dan penyebab Manifestasi klinis TBI bervariasi tergantung dengan keparahan trauma. GCS (Glasgow Coma Scale) digunakan untuk menilai kesadaran dan menentukan tingkat keprahan trauma. Tengkorak bayi yang lunak dan belum tertututp dengan rapat memungkinkan adanya gesekan kecil (mekanik) yang dapat mengakibatkan TBI Pada proses persalinan normal juga beresiko menyebabkan TBI karena adanya adanya kompresi dan traksi yang diberikan ke kepala bayi selama proses melahirkan Menggoyangkan anak juga dapat mengakibatkan peregangan dan cedera pada pembuluh darah dan parenkim otak Diagnosis dan Gambaran Klinis TBI primer Fraktur Tengkorak Pada kasus TBI cenderung melibatkan dua atau tiga tulang. Fraktur linier paling sering terjadi pada tulang parietal, diikuti oleh tulang oksipital, frontal, dan temporal tindakan bedah dalam kasus-kasus berikut: 1. Kebocoran cairan serebrospinal (CSF) jelas 2. deteksi benda asing 3. debridemen luka 4. luka yang terinfeksi 5. evakuasi hematoma diperlukan, dan 6. karena alasan kosmetik. Cedera Intrakranial Hematoma epidural akut (AEDH) Subdural hematoma akut (ASDH) a) Abusive Head Trauma (AHT) b) Akumulasi cairan subdural Traumatic Subarachnoid Haemorrhage (TSAH) Intraventricular hemorrhage (IVH) Memar otak Cedera aksonal difus (DAI) Perdarahan intraserebral (ICH) TBI SEKUNDER Diffuse cerebral swelling (DCS) Manajemen TBI Pediatrik Pemantauan tekanan intracranial : Penggunaan sensor tekanan intrakranial intraparenchymal (ICP) Tekanan perfusi otak : mempertahankan tekanan ICP Tatalaksana Penggunaan terapeutik obat penenang, analgesik, dan blokade neuromuskuler Terapi hyperosmolar Drainase cairan serebrospinal Hiperventilasi Barbiturat Pengatur suhu Dekompresif Kortikosteroid Manajemen nutrisi Antikonvulsan PENUTUP Trauma Brain Injury (TBI) adalah penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak. TBi pada anak sebanding dengan orang dewasa tetapi berbeda dalam patofisiologi dan manajemennya. Perbedaan ini disebabkan oleh struktur yang berkaitan dengan usia, dan kemampuan fisik, sehingga menimbulkan berbagai gejala klinis yang berbeda dan tatalaksana yang berbeda. Pengoptimalan perhatian dan perawatan pada bayi dan anak dengan TBI sangat dibutuhkan. Setelah evaluasi awal, diagnose yang tepat, dan manajemen hipertensi intrakanial diperlukan untuk meminimalkan kerusakan pada otak yang sedang berkembang. Manajemen TBI anak memberikan tantangan karena perbedaan mekanisme dasar cedera. TERIMAKASIH