Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

Tn. S dengan CA COLON


DI RUANG KENANGA 2 RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU

CLINICAL INSTRUCTUR
WAN EKA RAHMA, STr. Keb

DI SUSUN OLEH
SITI NURBAITI (2015201033)

FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI

UNIVERSITAS ABDURRAB

2024
BAB I

PENDAHULUAN

Kolon adalah bagian terbesar dari usus besar. Panjangnya hampir 5 kaki. Kolon
memiliki empat bagian yaitu kolon ascending, transverse, descending, dan sigmoid.
Dindingnya memiliki empat lapisan utama yaitu mukosa,submukosa, muskularis propia,
dan serosa atau adventitia. Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan
sel yang abnormal, bila hal ini terjadi di usus besar atau rectum maka disebut kanker
kolorektal (American Cancer Society,2017).
American Cancer Society(2016), menjelaskan bahwa kanker kolorektal adalah
kanker yang dimulai di usus besar atau rektum. Kanker ini juga bisa disebut kanker usus
besar atau kanker rektum, tergantung tempat bermulanya. Kanker usus besar dan kanker
rektum sering dikelompokkan bersama karna memiliki banyak kesamaan.
Kanker kolon atau usus besar merupakan kanker yang menyerang daerah usus
besar. Perkembangan kanker ini sangat sangat lambat, sehingga serin diabaikan oleh
penderita. Pada stadium ini, sering sekali tidak ada keluhan dan tidak ada rasa sakit yang
berat. Penderita kanker jenis ini umumnya datang ke dokter setelah timbul rasa sakit yang
berlebihan (stadium lanjut), sehingga pengobatannya menjadi sulit (Mangan,2009).
Hampir semua kanker usus besar adalah adenokarsinoma. Adenokarsinoma adalah
kanker sel yang melapisi kelenjar dan dalam kanker usus besar, memproduksi lendir
(National Comprehensive Cancer Network, 2016). Awalnya kanker kolorektal dapat
muncul sebagai polip jinak tetapidapat menjadi ganas, menginvasi dan menghancurkan
jaringan normal dan meluas ke struktur sekitarnya (Smeltzer, 2015).
Penyebab kanker kolon sama seperti kanker lain pada umumnya masih belum jelas
hingga saat ini, namun telah dikenali beberapa faktor predisposisi. Faktor faktor yang
berperan antara lain: diet, penyakit kolon nonkarsinoma seperti colitis kronik atau
penyakit crohn, dan lainnya seperti obesitas, kosumsi aspirin atau NSAID yang terus
menerus. (Desen, 2011).
Resiko terkena kanker kolon untuk generasi pertama meningkat menjadi tiga kali.
Familial adenomatous polyposis (FAP) adalah kelainan yang diturunkan secara
autosomal dominan yang ditandai oleh ratusan hingga ribuan adenoma kolorektal pada
usia 20-30 tahun (Half, 2009). Colitis kronik atau penyakit Crohn, orang dengan kondisi
yangmenyebabkan peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit
Crohn) selama bertahun tahun memiliki risiko yang lebih besar (Black & Hawks, 2009).
Minuman beralkohol, khususnya bir usus mengubah alkohol menjadi asetilaldehida yang
meningkatkan risiko menderita kanker kolon. Faktor diet umumnya disebabkan karena
kosumsi makanan tinggi protein hewani, lemak dan rendah serat. Makanan menjadi
menjadi faktor insiden yang tinggi terjadinya kanker kolon. Masukan tinggi lemak akan
merangsang lebih banyak sekresi empedu, hasil uraian asam empedu yang banyak dan
aktifitas bakteri anaerob dalam usus meningkat sehingga karsinegen sebagai pemicu
karsinogenesis dalam usus bertambah dan mengarah timbulnya kanker kolon (Black &
Hawks, 2009). Pengolahan dengan suhu tinggi hingga mencapai 150 celcius dan
makanan berwarna terlalu kecoklatan semakin meningkatkan risiko karena terbentuknya
mutagenic heterocyclic amines (Kizil, 2009).
BAB II

LAPORAN KASUS

Pasien Ca Colon Tn.S usia 63 tahun, di rawat di RSUD Arifin Achmad


Pekanbaru hari rawatan ke 15. Pasien di rawat sejak tanggal 29 Februari 2024 s/d
sekarang di ruang kenanga 2 Lt 3. Pengkajian pasien di lakukan pada tanggal 14 Maret
2024 di peroleh data subjektif pasien mengeluh badan lemas, nyeri perut, demam,
terdapat benjolan di perut bagian bawah sejak 1 hari ini, pasien post op ca prostat di RS
awal brosss 1 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik yang di dapat kan adalah
kesadaran composmentis, konjungtiva pucat, terpasang infus RL 20 tpm, terpasang
kateter pada saat pengkajian. Tekanan darah 120/62, nadi 108, suhu 36,2 derjat celcius
dan respirasi 21 x/menit. Hasil pemeriksaan labor yang didapat kan hemoglobin (9.7)
leuc (5.88) plt (76) albumin (2.7) CEA (2.8) skala nyeri 4 (VAS).

Pasien memiliki Riwayat ca prostat sudah menjalankan operasi ca prostat pada


1 bulan yang lalu di RS Awal Bross. Hingga saat ini pasien mengeluhkan sakit di bagian
perut, terdapat benjolan. Tidak ada Riwayat buang air kecil berpasir, ada riwayat buang
air kecil di sertai darah, terdapat riwayar nyeri punggung. Pasien memiliki Riwayat mual
muntah, tidak mau makan, dan memiiki Riwayat demam tinggi.

Riwayat penyakit sebelumnya, riwayat penyakit gula di sangkal, riwayat


penyakit tekanan darah tinggi di sangkal, riwayat penyakit asma tidak ada. riwayat
penyakit usus turun dan atau wasir tidak ada.

Penatalaksanaan yang di berikan kepada Tn.S dengan ca colon post op ca prostat


adalah di lakukan askep 2x24 jam di harapkan perfusi perifer efektif, suhu normal dan
nyeri hilang. Monitor TTV pantau adanya perdarahan, konsul dengan dokter bedah
digestif saat ini tidak ada Tindakan dari bedah. Follow up hasil ct scan ke dokter bedah
saat ini tidak ada tindakan dan rencana dari bagia urologi.
BAB III

PEMBAHASAN

• Pengkajian
Hari/tanggal : Jumat/14 Maret 2024
Nama mhs : Siti Nurbati
NIM : 2015201033
RS : RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
Ruangan : Kenanga 2
Jam : 12.30

• Data Subyektif
- Identitas
Nama : Tn. S No. RM : 01143393
Umur : 63 tahun Tgl. MRS : 29 Februari 2024
Jenis Kelamin :♂ Diagnosa : Ca. Colon
Suku/Bangsa : -/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Supir Truk
Pendidikan : Tidak di kaji
Alamat : Dusun Takolu
Tanggungan : BPJS

- Keluhan utama
Pasien mengatakan badan lemas, pucat, tidak mau makan, mual muntah, nyeri perut,
demam naik turun, benjolan di perut bagian bawah sejak 1 hari ini.

- Riwayat kesehatan yang lalu


Pasien mengatakan 1 bulan yang lalu operasi ca prostat di RS Awal Bross

- Riwayat penyakit keluarga


Pasien mengatakan dalam keluarga nya tidak ada yang menderita penyakit kronis,
tidak ada yang menderita penyakit menular bawaan.
- Riwayat kesehatan lingkungan
Pasien mengatakan hidup di lingkungan yang bersih.

- Riwayat kesehatan lainnya


Alat bantu yang dipakai:
Gigi palsu :  ya √ tidak
Kaca mata :  ya √ tidak
Pendengaran :  ya √ tidak
Lainnya (sebutkan) : Tidak ada

• Data Obyektif
- Keadaan umum : Pasien terlihat lemas, terpasang infus di tangan kanan
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-tanda vital
TD : 120/62
N : 108 x/menit
Suhu : 36, 2
Respirasi : 21
- TB/BB : 57/170
- Pemeriksaan fisik
Kulit : sawo matang, tidak ada kelainan pigmentasi.
Kepala : bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
Muka : simetris, tidak ada odema, pucat
Mata : simetris, konjungtiva anemis
Telinga : simetris, tidak ada gangguan pendengaran
Hidung : simetrid, tidak ada obstruksi polip
Mulut dan faring : tidak ada kelainan mulut dan faring
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar lymfe
Abdomen : massa et r lumbal dx
Paru : tidak ada kelainan paru
Jantung : tidak ada kelainan jantung
Genitalia dan anus : tidak ada ada kelainan genetalia dan anus
Ekstrimitas : tidak ada kelainan ekstremitas
- Pemeriksaan labor
Hemoglobin : 9.7 g/dL
Leukosit : 5.88
Trombosit : 76
Eritrosit : 3.39
Hematokrit : 29.8

• Anamnesa
Tn.S usia 63 tahun dengan Ca colon post op ca prostat.

• Planning
❖ 14 maret 2024
- Memberikan dukungan psikologis kepada pasien agar tetap sabar dalam menghadapi
cobaan penyakit yang di berikan kepada nya.
- Memberikan dukungan emosional berupa semangat kepada pasien agar tetap
memberikan asupan nutrisi makanan kedalam tubuh.
- Monitor pemberian nutrisi berupa cairan infus RL
- Monitor tanda tanda vital
- Pemantauan ada nya perdarahan
- Konsul dokter bedah dan doter urology
- Follow up hasil ct scan
- Cek dpl post pcr 2 labu

❖ 15 maret 2023
- Memberikan dukungan psikologis kepada pasien agar tetap sabar dalam menghadapi
cobaan penyakit yang di berikan kepada nya.
- Memberikan dukungan emosional berupa semangat kepada pasien agar tetap
memberikan asupan nutrisi makanan kedalam tubuh.
- Monitor pemberian nutrisi berupa cairan infus RL
- Monitor tanda tanda vital
- Pemantauan ada nya perdarahan
- Konsul dokter bedah dan doter urology
- Follow up hasil ct scan, follow up dokter bedah digestatif
❖ 16 maret 2024
- Memberikan dukungan psikologis kepada pasien agar tetap sabar dalam menghadapi
cobaan penyakit yang di berikan kepada nya.
- Memberikan dukungan emosional berupa semangat kepada pasien agar tetap
memberikan asupan nutrisi makanan kedalam tubuh.
- Monitor pemberian nutrisi berupa cairan infus RL
- Monitor tanda tanda vital
- Pemantauan ada nya perdarahan
- Konsul dokter bedah dan doter urology
- Follow up hasil ct scan
- Cek laboratorium dpl
- Intervensi di lanjutkan
BAB IV

KESUMPULAN

Kesimpulan yang dapat di ambil dari kasus ini adalah Tn.S usia 63 tahun dengan
Riwayat ca prostat post op 1 bulan yang lalu, kemudian tanggal 29 Februari pasien masuk
ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dengan diagnose dokter yaitu ca colon. Sampai saat
ini keadaan umum pasien lemah namun dengan kesadaran composmentis. Nafsu makan
berkurang, terjadi penurunan berat badan. Pada saat di RSUD pasien terpasang infus RL
dan terpasang kateter. Sampai saat ini pasien masih menjalan kan observasi dan berbagai
pemeriksaan labor, belum di lakukan tindakan bedah oleh dokter spesialis bedah karena
masih dalam tahap observasi, dan terus di lanjutkan intervensi setiap hari.

Asuhan yang dapat di berikan yaitu sesuai dengan planning yang telah di
tetapkan, kemudian memberikan edukasi dan dukungan kepada pasien dan keluarga agar
keadaan pasien semakin membaik sesuai yang di harapkan. Memfasilitasi asuhan yang
di butuhkan oleh pasien, mulai dari nutrisi dengan intravena, makanan hingga kebersihan
lingkungan. Pasien masih terus dalam pemantauan dokter dan terus di follow up untuk di
berikan tindakan sesuai yang di butuh kan oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai