Anda di halaman 1dari 10

3

BAB II
PEMBAHASAN

Distosia Kelainan Janin

Yang dimaksud dengan distosia adalah persalinan yang sulit ditandai dengan
adanya hambatan kemajuan dalam persalinan. Persalinan yang normal ( Eutocia )
ialah persalinan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung spontan
didalam 24 jam, tanpa menimbulkan kerusakan yang berlebihan pada ibu dan anak
(Mochtar,Rustam,1998 )
Penyebab distosia dapat dibagi dalam 3 golongan besar yaitu :
1. Distosia karena kekuatan-kekuatan yang mendorong anak yang tidak memadai,
yaitu : Kelainan HIS, kekuatan mengejan kurang kuat
2. Distosia karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik janin.
3. Distosia karena adanya kelainan pada jalan lahir.
( Mochtar,Rustam,1998 )

A. Bayi besar
Yang dikatakan bayi besar ialah bayi yang lebih berat dari 4000 Gr. Menurut
kepustakaan bayi yang besar baru dapat menimbulkan distosia jika beratnya melebihi
4500 Gr.
Penyebab bayi besar yaitu :
1. Diabetes Melitus
2. Keturunan ( Orang tuanya besar )
3. Multiparitas
4. Kehamilan serotinus
Diagnosis bayi besar :
Dengan mempertimbangkan faktor resiko, menghadapi bayi besar dapat dilakukan
dengan perkiraan berat badan bayi dengan menggunakan:
4

1) Pengukuran berat badan bayi dengan rumus Johnson


2) Pengukuran dengan mempergunakan ultrasonografi:
a. Pengukuran panjang tulang femur
b. Pengukugran lingkar kepala janin
c. pengukuran lingkaran abdomen
3) Memperhatikan tinggi fundus uteri
a. Pada minggu ke-36 fundus uteri umumnya telah turun, karena bagian
terendah janin sudah masuk ke PAP
b. TFU dapat cdiguna kan untuk memperkirakan kemungkinan bayi
besar
Kesukaran yang timbul dalam persalinan karena besarnya kepala atau
besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar,
dapat timbul inersia uteri dan kemungkinan perdarahan pascapartum akibat
atonia uteri juga lebih besar.
Pada panggul normal janin dengan berat badan 4000-4500 Gr umumnya tidak
menimbulkan kesukaran persalinan. Distosia akan diperoleh jika janin lebih
besar dari 4500-5000 Gr atau pada kepala yang sudah keras ( Postmaturitas )
dan pada bahu yang lebar ( Bayi kingkong ). Apabila Disproporsi sefalo
Pelvis atau feto pelvis ini dibiarkan maka terjadi kesulitan baik pada ibu
maupun pada janin.
( Mochtar,Rustam,1998 )
5

Penanganan :
1. Pada Disproporsi sefalo pelvis dan feto pelvis yang sudah diketahui dianjurkan Sc.
2. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup
lebar dan janin diusahakan lahir, setelah dilahirkan dijahit kembali dengan baik.
3. Apabila janin meninggal lakukan embriotomi. (mochtar,Rustam,1998)

B. Hidrosefalus
Pada hidrosefalus terdapat kebanyakan atau penimbunan cairan dalam
ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar serta ubun-ubun menjadi lebar, jumlah
cairan besar bisa mencapai
1.5 liter bahkan ada yang sampai 5 liter.
Hidrosefalus sering dosertai cacat bawaan lain, seperti spina bifida. Hidrosefalus
sering pula menimbulkan distosia bahkan ruptura uteri dan anak lahir dalam letak
sungsang karena kepala terlalu besar untuk masuk kedalam PAP.
( ELSTAR OFFSET,1991 )
6

Penyebab :
Belum jelas, tetapi salah satu diantaranya ialah toksoplasmosis.
( ELSTAR OFFSET,19991 )

Diagnosis :
Pada janin letak kepala adanya hidrosefalus dapat dikenali dengan :
1. Palpasi
Teraba ukuran kepala yang besar diatas symfisis dan kepala tidak
memasuki Pintu Atas Panggul.
2. Pemeriksaan dalam
Teraba kepala yang besar dengan sutura yang dalam dan ubun-ubun
yang luas, tulang kepala teraba tipis sekali sehingga dapat ditekan
kedalam seperti menekan bola pingpong.
3. Rontgen foto
Akan memberikan bayangan tengkorak kepala yang besar sekali .
7

4.Ultrasonografi
Tampak kepala yang besar dengan ukuran diameter biparietalis yang
lebar.
( ELSTAR OFFSET,1991 )
Prognosa :
Partus akan berjalan sulit dan bila tidak segera ditolong dapat terjadi
rupture uteri, disebabkan kepala yang besar meregang SBR,prognosa
untuk janin jelek.
( ELSTAR OFFSET ,1991 )
Penanganan :
Kepala janin yang besar dikecilkan dengan jalan melakukan fungsi
sisterna pada pembukaan 3-4 Cm. Caranya adalah dengan
menggunakan jarum spinal yang besar, cukup dikeluarkan sebanyak
mungkin dari dalam ventrikel. Jarum dimasukkan dengan tuntunan
tangan supaya tidak salah jalan atau melukai jalan
lahir. Dengan fungsi, tengkorak mengecil dan selanjutnya persalinan
dapat berlangsung spontan.
Pada anak yang mati dapat dilakukan perforasi. Namun, setelah anak
lahir selalu harus dilakukan eksplorasi kavum uteri ( ELSTAR
OFFSET,1991 )

C. Anencepalus
Yaitu kelainan pembuluh syaraf yang menyebabkan otak dan tengkorak
caccat, kebanyakan ank-anak meninggal pada saat kelahiran.
Anencephalus merupakan cacat lahir bawaan yang terjadi pada 1 orang dalam
setiap 1000 kehamilan.Anencephalus merupakan kecacatan bumbung syaraf
seperti halnya spina bifida dimana kondisi tulang punggung terbuka. Harapan
hidup untuk bayi anencaphalus setelah lahir hanya beberapa jam atau paling
lama beberapa hari.
8

Kelainan sang bayi biasanya diketahui oleh orang tua saat melakukan USG
pada ibu yang mengandung. Orang tua bayi menghadapi keputusan antara
hidup dan mati untuk bayi mereka. Keputusan sering dilakukan dalam
keadaan tergesa-gesa dengan kurang adanya informasi tentang pilihan yang
tersedia bagi bayi mereka.

Diagnosa :
1. Pada palpasi tidak dapat diketemukan dimana letaknya kepala, kedua ujung
badan lunak.
2. Pada hydramnion harus dibuat roentgen foto mengingat kemungkinan
anencephalus.
3. Tekanan pada tengkorak waktu toucjer menyebabkan pergerakan yang
sekonyong-konyong dan bunyi jantung menjadi lambat.
( Ilham,2009 )

Pengaruh anencephalus pada persalinan :


1. Sering menimbulkan kehamilan serotin
2. Biasanya disertai hydramnion
3. Anak sering lahir dengan letak muka
4. Badan anak kadang-kadang besar dan menimbulkan kesukaran waktu bahu
lahir.
Penanganan:Pembedahan

d. Kembar siam (double monster)


Kembar siam adalah keadaan anak kembar yang tubuh keduanya bersatu. Hal ini
terjadi apabila zygot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna
( Wiki,2010 )
9

Gambar kembar siam


kraniofagus.

pembagian jenis kembar siam bisa berupa :


1. kraniofagus : yang melekat kedua kepala
2. pipofagus : kedua panggul melekat
3. diprofagus atau difagus : bila kedua janin berhubungan tidak lengkap sebagian
di badan atas dan sebagian lagi di badan bawah.
4. torakofagus : penyatuan pada bagian dada Jantung terlibat dalam kasus ini,
ketika jantung hanya 1, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah
rendah.
5. omfalofagus : penyatuan pada bagian perut .Umumnya masing-masing tubuh
memiliki jantung masing-masing,tetapi biasnya kembar siam jenis ini hanya
memiliki 1 hati, system pencernaan, diafragma dan organ lain.
6. Xiphopagus : Kedua tubuh bersatu di bagian Xiphoid Cartilage
7. Cephalopagus : Bersatu dikepala dengan sutura yang terpisah.
Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan
serius di otak.
10

8. disefalus : penyatuan seluruh tubuh dengan 2 kepala,1 tubuh dengan 2 kaki


dan 2 atau 3 atau 4 lengan.
9. Ischiopagus : Kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh.
10. Ischio phalopagus : Kembar siam bersatu dengan tulang belakang. Mereka
memiliki 4 lengan dan biasanya 2 atau 3 kaki. Jenis ini biasanya memiliki 1
sistem reproduksi dan system pembuangan.
11. Parapagus : Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan
jantung yang sering kali dibagi
12. Diprosofus : 1 kepala dengan wajah pada arah berlawanan.
13. sinsefalus : penyatuan tubuh dengan 1 kepala.
Penyebab :
Banyak faktor diduga sebagai penyebabnya, selain faktor genetic, obat penyubur
yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga
ikut memicu terjadinya bayi kembar ( Wiki,2010 )

Proses :
Secara garis besar,kembar dibagi 2 yaitu :
Monozigot : Kembar yang berasal dari 1 telur
Dizigot : Kembar yang berasal dari 2 telur
Dari seluruh jumlah kelahiran kembar,1/3 nya adalah monozigot. Kembar dizigot
berarti 2 telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya,
ke 2 sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar
monozigot berarti 1 telur yang dibuahi sperma, lalu membelah 2. Masa pembelahan
inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam 4 waktu yaitu : 0-72 jam, 4-8 hari, 9-12
hari, 13 hari atau lebuh.
Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamnotik yaitu rahim punya 2 selaput
ketuban dan
11

dikorionik atau rahim punya 2 placenta.


Pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap 2, tapi rahim hanya 1 placenta.
Pada kondisi ini bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat banyak makanan,
sementara bayi
satunya tidak, akibatnya perkembangan bayi bisa terhambat.
Pada pembelahan ke 3, selaput ketuban pada placenta masing-masing hanya sebuah,
tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan ke 4, rahim hanya punya 1 placenta dan 1 selaput ketuban, sehingga
kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya pada waktu
pembelahannya kelamaan, sehingga sel telur keburu berdempet.
Jadi kembar siam biasnya terjadi pada monozigot yang pembelahannya 13 hari.
Dari ke 4 pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama.
Karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun ke 4 pembelahan ini tidak bisa
diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi pembelahan dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi,
kurang gizi dan masalah lingkungan ( Wiki,2010 )
Penanganan :
Dilakukan pemisahan ( operasi ) (Wiki,2010 )

E. Gawat janin
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 cukup sehingga mengalami
hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik atau akut.
Adapun janin yang beresiko tinggi untuk mengalami hipoksia adalah :
1. Janin yang pertumbuhannya terhambat
2. Janin dari ibu dengan diabetes
3. Janin praterm dan posterm
4. Janin dengan kelainan letak
5. Janin kelainan bawaan atau infeksi
Gawat janin dalam persalinan dapat terjadi bila :
12

1). Persalinan berlangsung lama


2). Induksi persalian dengan oxytosin
3). Ada perdarahn atau infeksi
Tanda gawat janin :
1. DJJ Abnormal
DJJ ireguler dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat kembali setelah
beberapa waktu, bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini
menunjukkan adanya hipoksia.
Takhikardi yang terjadi diluar saat kontraksi atau tidak menghilang setelah
kontraksi menunjukkan adanya kegawatan janin.
Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya :
• Demam pada ibu
• Obat yang menyebabkan takhikardi ( Mis: obat tokolitik )
• Amnionitis
2. Mekoneum
Cairan amnion yang hijau kental menunjukkan bahwa air ketuban jumlahnya
sedikit.Kondisi ini mengharuskan adanya intervensi. Intervensi tidak perlu
dilakukan bila air ketuban kehijauan tanpa adanya kegawatan lainnya atau pada
fase akhir suatu persalinan presentasi bokong.
( Saifuddin,2006 )

Anda mungkin juga menyukai